9. PHSC NEW

Nayla tengah diobati Kevin. Beberapa luka ia dapatkan hasil karena memberontak. Bukan luka dari pukulan orang-orang yang disuruh Akram, namun luka itu ia dapat hasil dari terjatuh dan terantuk kursi mobil.

Bagian dagu dan dahi Nayla tampak membiru. Kevin dengan telaten mengompres lebam tersebut dengan hati-hati. Nayla sesekali meringis saat kain hangat itu menyentuh luka-lukanya.

“Apa ada luka di bagian lainnya juga Nayla?” tanya Kevin. Ia harus menahan diri untuk tidak menyentuh Nayla lebih. Status mereka masih belum resmi.

“Iya, ada. Bagian kaki,” jawab Nayla. Kakinya ia angkat dengan rintihan. Kaki kiri menjuntai ke bawah, sedang kaki yang sakit di taruh Nayla berselonjor di atas tempat tidur.

Ia singsing celana panjangnya ke atas, memperlihatkan luka lain yang ia dapatkan. Di bagian mata kaki, sampai dengkul penuh dengan luka gores yang darahnya sudah mengering.

“Ini ngilu sekali, Vin. Kaki ku rasanya sakit, keram dan mati rasa,” jelas Nayla memelas sakit.

“Luruskan kaki mu dengan benar. Ini harus dibersihkan, kalau tidak nanti akan infeksi,” kasa kecil yang sudah di lumuri rivanol Kevin sapukan pelan ke beberapa luka gores di kaki Nayla.

Wanita itu sampai terpejam merasai setiap gerak Kevin yang mengobati lukanya dengan penuh ke hati-hatian. Saat Kevin sudah membubuhkan betadin dan melilitkan perbannya. Lelaki itu lalu bangkit hendak meninggalkannya.

“Mau ke mana?” cegah Nayla mencekal lengan Kevin.

“Kamu belum makan malam kan? Berbaringlah, aku akan mengambil makanan dengan cepat.”

Linda mengintip dari balik pintu kamar, ia memastikan kondisi calon menantunya itu dari jauh. Saat melihat anaknya keluar dari kamar Nayla, Linda lalu mengekorinya.

 

“Kenapa bisa jadi seperti ini, Nak. Nayla kenapa? Siapa yang sudah melakukan ini pada calon mantu mama.”

“Mama tenanglah, Kevin sudah mengurus pelaku yang sudah mencelakai Nayla. Sekarang mama tidur ya, ini sudah larut, tidak baik untuk kesehatan, dan papah juga,” canda Kevin. Ia tahu kedua orang tuanya sangat khawatir dengan kondisi Nayla sekarang.

•••

Kejadian saat Nayla hampir diculik membuat ia tidak diperbolehkan untuk leluasa keluar rumah. Penjagaan pun diperketat, wanita itu bahkan di awasi beberapa pengawal yang dibayar orang tua Kevin untuk menjaga Nayla.

Menjalani istirahat untuk penyembuhan luka-luka ditubuhnya itu pula menjadi alasan kenapa Nayla tidak diperbolehkan bepergian. Hampir dua minggu sudah Nayla terkurung di istana megah calon mertuanya.

Hari pernikahannya pun semakin dekat. Nayla merasa takut akan ada kejadian lagi yang akan mengganggu ketenangan hidupnya.

Selang beberapa hari kemudian, hari yang ditunggu-tunggu semua orang pun tiba. Tamu-tamu kian memenuhi aula gedung tempat sakral acara pernikahan Kevin dan Nayla akan dilangsungkan.

Gaun putih dengan ekor yang menjuntai itu memenuhi area jalan yang dilapisi karpet merah. Nayla dituntung mama Linda dan tante Mira ke altar pernikahan.

Kevin di tempatnya langsung berdiri menyambut kedatangan sang mempelai wanita. Kekaguman Kevin  saat melihat wajah wanita yang akan menjadi istrinya itu menghadirkan rasa deg degan.

“Apa aku mulai tertarik dengannya?” gumam Kevin menatap Nayla lekat. Ia sempat menyangkal akan rasa suka yang begitu cepat dengan orang yang baru. Namun setelah hubungan mereka resmi nanti, Kevin akan mulai membuka hatinya.

Nayla adalah wanita yang patut dicintai, wanita yang belakangan ini mengisi kekosongan hatinya akibat perselingkuhan sang kekasih.

Kedua mempelai kini duduk di meja pernikahan, kepala Nayla dan Kevin pun diselimuti kain putih tipis karena sebentar lagi akan melaksanakan ijab qobul. “Apa kedua mempelai sudah siap? Kalau sudah siap, mari kita mulai,” ucap sang penghulu.

Para tamu dan keluarga mempelai duduk khidmat ditempat masing-masing. Suasana pun berlangsung menjadi syahdu.

“Bismillahirrahmanirrahim.” Pak penghulu bersiap dengan Kevin yang sudah balas menjabat tangannya.

“Saya nikahkan engkau ananda Kevin Mahardika Sebastian bin Anthony Mahardika Sebastian dengan Nayla Sabrina Putri binti Muhammad Arif Saputra dengan mas kawin senilai 1.064,000 rupiah dibayar tunai.”

Tarikan napas dalam Kevin lalukan sebelum mengucap janji sakral pernikahan. “Saya terima nikahnya Nayla Sabrina Putri binti Muhammad Arif Saputra dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.”

“Bagaimana saksi, Sah?” tanya Pak Penghulu.

“Sah!”

“Berakallah,” sahut Pak Penghulu dilanjut dengan mendoakan mempelai pengantin yang kini statusnya sudah berganti menjadi sepasang suami istri, baik hukum maupun agama.

Nayla dengan malu mencium telapak tangan Kevin yang lalu di balas pria itu dengan mencium keningnya mesra.

Fira memicing melihat Kevin bahagia dengan pasangannya yang sekarang. Dalam hati ia bersungut marah, harusnya ia yang berada di posisi Nayla itu.

“Lihat, mantan mu itu sudah hidup bahagia sekarang,” teman kerja Fira menyenggol dengan sengaja. Saat dulu hubungan Fira dan Kevin masih baik-baik saja, wanita itu memang menyombongkan diri, karena Kevin begitu mencintainya.

“Cih, ternyata mantan tercintanya. Bisa dikalahkan juga dengan bu Nayla,” sindirnya lagi berlalu. Fira menandai wajah teman kerjanya itu.

“Sialan kau. Awas saja aku akan merebut Kevin ku lagi. Kau juga Nayla, tidak akan ku biarkan posisi ku kau gantikan dengan mudah!” sungut Fira manggeram marah.

Altar dipenuhi tamu yang ingin berfoto dengan pengantin. Mama Linda pun tak henti melebarkan senyuman manis di wajah senjanya. Akhirnya anak semata wayangnya kini sudah menikah.

•••

Pegal-pegal di kaki membuat Nayla tersiksa di tempatnya sekarang. Gaun yang ke sekian belum ia lepas, tubuhnya teramat lelah.

 

Nayla tiduran di ranjang, memejamkan matanya yang terkantuk-kantuk. Jadi pengantin sehari saja sudah membuat badanya seperti tidak bertulang lagi.

Kevin melonggarkan dasinya. Ia melirik Nayla yang sudah memasuki alam mimpi dengan masih memakai gaun pengantin. Ia biarkan wanita itu dan masuk ke kamar mandi.

Hampir setengah jam Kevin mandi, dan saat ia keluar Nayla masih tetap di posisinya. Di dekatinya wanita yang berstatus sebagai istrinya itu. “Hey, Nayla! Bangun.. Ayo bersihkan tubuhmu dulu,” panggil Kevin menggoyang badan Nayla.

Mata Nayla mengerjap terbuka tutup, suara pria yang terus memanggilnya seakan tak Nayla dengar. “Nayla. Istriku bangun!” bisik Kevin lagi.

Pergerakan tubuhnya Nayla yang tiba-tiba menghadirkan garis senyum di bibir Kevin. “Apa? Tadi kamu panggil apa Vin, barusan?” tanya Nayla beringsut duduk.

“Gak ada, cuma nyebut nama kamu aja. Ganti baju dulu Nayla, baru lanjut tidur,” seru Kevin berkilah.

Kevin kira Nayla tidak mendengar dengan jelas saat ia menyebut istriku. Nyatanya wanita itu memiliki pendengaran yang begitu tajam.

Mulai sekarang Kevin akan bersikap hangat dan romantis, ia juga akan melindungi Nayla, karena Nayla sudah menjadi tanggung jawabnya. Di malam pernikahan ini, mereka hanya tidur seranjang tanpa melakukan apa pun.

Kevin masih menahan diri, ia tidak akan menyentuh istrinya tanpa persetujuan dari Nayla sendiri. Sebelum benar-benar tertidur Kevin menyempatkan mengecup kening Nayla lagi. Kecupan dalam di malam pengantin.

 

 

 

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

Elvis bawangung

Elvis bawangung

lngsung nikah aja ,,,kn udah disetujui mamax kevin

2021-08-29

0

rintob

rintob

Nayla knp jual mahal sih....mujur dpt CEO dokter lagi...apa kurangnya sih.

2021-08-07

1

S͠onya

S͠onya

La sabar haha belum tempor udah klah.. nasib

2021-07-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!