5. PHSC NEW

Kesibukan menjelang akhir bulan, apalagi Kevin selaku pimpinan perusahaan turut dipenuhi dengan jadwal rapat yang sangat padat.

Fira beberapa kali berusaha mengajak Kevin untuk berbicara berdua, namun Kevin selalu menolaknya. Perasaan kuat tentang Kevin yang berubah membuat Fira curiga kalau ada sesuatu yang sudah terjadi namun tidak ia ketahui.

“Arghhh Vin, kenapa sih kamu menjauhi aku. Salah aku apa?” meja menjadi sasaran kekesalan Fira. Berulang kali ia menggebrak benda terbuat dari kayu itu untuk meluapkan amarahnya.

Hampir sebulan berlalu, ia tidak sedikit pun mendapat waktu untuk berduaan dengan Kevin. Ia bingung, banyak pertanyaan yang bersarang di kepala tapi tak bisa ia utarakan karena si empunya selalu menghindar.

•••

Mama Linda di kediamannya disibukkan dengan tamu arisan bulanan. Selaku tuan rumah yang terpilih di bulan lalu, kini tiba giliran Linda melayani kedatangan teman-temannya itu dirumahnya.

Bibi dan beberapa art lainnya terus menghidangkan makanan untuk menjamu para tamu majikannya. Keriuhan para wanita berusia senja itu larut dalam obrolan yang bercabang ke mana-mana.

“Eh jeng Linda, kapan kau akan menyusul ku. Anakku Toni dalam waktu dekat ini akan segera menikah. Ardy, anak pertamaku juga baru saja mengabarkan kehamilan ke tiga istrinya. Jangan sampai anakmu si Kevin itu menjadi bujang lapuk,” sindir Helda. Teman Linda yang satu ini memang terkenal julid dan biang gosip.

“Anaknya Linda lagi proses PDKT dengan anak ku, Da. Linda kan berniat untuk mengenalkan anak ku dengan anaknya si Kevin. Kau ini juga jangan terlalu mengurusi keluarga orang, anak mu Ardy dulunya pun menikah di usia yang hampir berdekatan dengan umur Kevin sekarang,” bela Agustin pada keluarga Linda.

“Sudah-sudah, sekarang lebih baik kalian cicipi hidangan ku, ini semua dibuat spesial untuk menjamu kedatangan kalian,” lerai Mama Linda sekaligus mengalihkan obrolan teman satu arisannya itu.

Kepulangan Kevin langsung disambut wajah sebal Mama. Orang tuanya itu memasang wajah juteknya pada sang anak.

“Berani pulang juga kamu, Vin. Besok sudah genap sebulan dan kamu nak, masih tidak menemukan wanita untuk diajak membangun hubungan. Kau ini sebenarnya sayang tidak dengan Mama mu ini, Vin.”

“Sore tadi teman arisan mama? Kamu tau bukan Mama nya Toni, teman kuliah kamu dulu. Tadi sore dia mengolok mama karena kamu yang tidak ada keinginan menikah. Kamu bahkan disebut sebagai bujang lapuk,” omel Mama meledak-ledak.

“Ma.. Mama tenang dulu. Iya, Kevin minta maaf, karena Kevin mama jadi bahan pembicaraan teman Mama. Mama juga tidak perlu khawatir dengan perkataan mamanya Toni yang bilang kalau Kevin akan menjadi bujang lapuk.”

Bujukan Kevin pada mamanya itu ditonton Nayla yang baru saja memasuki pintu besar rumah orang tua Kevin.

“Kevin sudah membawa orang yang selama ini Mama tunggu. Sebelumnya maaf karena sudah membuat Mama menunggu lama, dan baru sekarang pula Kevin berani mengenalkan seseorang yang akan menjadi pendamping hidup Kevin, Mah,” ucapan Kevin barusan membuat keterkejutan di wajah Mama. Netra beliau pun ikut membola saat mendapati seorang wanita sudah berdiri dipunggung belakang Kevin.

“Ha—hallo tante, saya Nayla kekasihnya Kevin,” seru Nayla berucap tegang. Disusul Kevin yang langsung merangkul pinggangnya mesra.

“Kenalkan Ma, ini Nayla, calon istri Kevin,” sambung Kevin memperjelas lagi ucapan Nayla.

“Ini beneran kan! Kamu tidak lagi membohongi Mama kan, Vin?” tanya mama Linda masih tak menyangka.

•••

Nayla dibawa memasuki kamar utama Mama Linda dan Papah Mahardika. Ia diperintah duduk di atas ranjang sembari menunggu si pemilik kamar menggeledah isi lemarinya.

Setelah pengakuan Kevin akan status Nayla. Gadis itu langsung diculik mama Linda. Ia juga diberikan makan sebelum terperangkap dengan calon ibu mertuanya dikamar pribadi wanita berusia senja itu.

“Lihat perhiasan ini, Nak, cobalah kau pakai kalung yang ini,” tunjuk Linda memperlihatkan banyak koleksi perhiasan mewahnya.

“Tapi untuk apa tante, rasanya Nayla tidak pantas mengenakan hiasan mahal ini. Nayla—”

“Coba kenakan ini, sini biar tante bantu kau memakai kalungnya,” sela Linda langsung mencomot perhiasan yang masih terbungkus dikotaknya.

“Semua akan cocok dipakai jika tidak berlebihan. Tidak ada pembeda siapa yang lebih pantas berhias dengan benda ini Nayla. Kita ini sama saja,” tegur Mama Linda bijak.

“Pilih yang mana kau suka, tante akan memberikan perhiasan tante ini untuk mu, nak Nayla.”

Nayla melirik kotak beludru berwarna biru malam yang ia letakan di meja. Harusnya ia tidak membawa perhiasan milik Mamanya Kevin. Beliau memang memberikannya dengan cuma-cuma, namun yang sekarang Nayla rasakan seperti ada tanggung jawab besar yang dilimpahkan akan perhiasan yang baru saja ia terima.

“Mama nya Kevin baik. Tapi aku rasa ini sangat berlebihan. Perhiasan ini sebaiknya ku kembali kan saja, aku sangat tidak enak sudah mengambil harta yang bukan hak ku,” kebimbangan Nayla terus berlarut setelah keluar dari rumah orang tua Kevin.

Apalagi ia keluar dengan membawa harta milik wanita yang sudah melahirkan dan membesarkan Kevin. Lelaki yang semakin hari membuat Nayla nyaman akan keberadaannya.

Nayla seakan menggantungkan separuh jiwa dan raganya pada pria yang baru ia kenal sebulan belakangan. Terbukti dengan Nayla yang terus menanyakan kabar Kevin saat pria itu tidak bermalam di apartemen milik Kevin sendiri yang sekarang masih beberapa kali ditempati Nayla.

•••

Sebelum berangkat kerja, Kevin dengan sang Papah menikmati santapan pagi yang kini dimasak langsung oleh Mama Linda. Bukan karena Mama yang membuat makanan di pagi ini yang menjadi sumber keheranan Kevin, akan tetapi menu hidangan wanita dewasa itu yang tidak biasanya menyajikan menu spesial kesukaan Papah dan Kevin.

“Tumben mama masak gulai sapi dan lontong kampung. Biasanya yang mama sering masak makanan yang mudah dibuat, bukan seperti hidangan kali ini yang dimasak cukup ribet dan lama,” ucapan Papah akan kebiasaan Mama memasak hari ini benar-benar membuat Kevin terheran-heran.

Setiap hari Mama memang berperan dalam dapur untuk menjamu anak dan suaminya di meja makan. Tapi tidak dengan hidangan yang perlu dimasak dengan waktu yang lama serta  pembuatannya yang cukup ribet.

“Iya, tumben Mama bikin hidangan ini. Apalagi mama bikin lontongnya pakai daun pisang asli, merebusnya pasti semalaman kan Ma,” sambung Kevin. Hidangan lontong kampung khas kalimantan itu pembuatannya memang sedikit lebih lama untuk bagian perebusan. Jadi tidak heran kalau Kevin menyangsikan tingkah Mama yang begitu rajin untuk membuat hidangan ribet untuk disajikan di pagi ini.

“Makan saja tanpa berkomentar. Mama ini lagi bahagia, kalian cukup nikmati hidangan yang mama buat. Papah juga, mau nambah lagi, atau sekalian mama buatkan bekal untuk makan siang nanti di kantor,” seru Mama Linda menawarkan, dan Papah langsung membalas dengan mengiyakan ucapan istrinya.

•••

Sesuai pesan yang Nayla kirim untuk mengajak Kevin bertemu di jam makan siang. Ia kini sedang duduk menunggu di caffe yang tak jauh dari kantor Kevin berada.

Menu cake coklat dan minuman sudah Nayla pilih saat pramusaji menawarkan buku menu. Ia celingukan ke arah pintu luar demi melihat kedatangan Kevin yang belum juga muncul di tempat ini.

Seorang wanita cantik melewati meja dimana Nayla tengah duduk sekarang. Tak sengaja wanita itu menyenggol kaki Nayla saat berjalan hingga menumpahkan makanan yang ia bawa ke bajunya sendiri.

Noda dari hidangan yang terjatuh ke badannya membuat pakaiannya menjadi kotor. Wajah wanita itu seketika langsung memerah dengan kejadian tak terduga ini. “Heh lo! Lihat, ini gara-gara kaki lo yang sembarangan berselonjor, ngebuat gua jatuh. Pakaian gua juga kotor, lo harus ganti rugi semua yang terjadi sama gua,” ucap Fira marah.

Nayla bangkit dan berjalan mendekati wanita yang entah kenapa malah menyalahkannya. “Anda jangan asal tuduh. Baju anda kotor itu hasil dari ke teledoran anda sendiri. Makanya kalau jalan itu dilihat-lihat,” balas Nayla berani. Ia tidak suka dituduh padahal itu bukan murni kesalahan yang diperbuatnya.

“Malah nyolot, lo ya. Gua kaya gini itu karena kaki lo yang ngalangin langkah gua. Dengan lo duduk terus kaki lo yang makan tempat ini, itu yang bikin gue celaka,” ngeyel Fira merasa benar.

Kevin baru saja tiba di caffe yang Nayla janji kan. Saat memasuki bangunan itu, ia malah diperlihatkan keributan Nayla dengan seseorang yang akhir-akhir ini sangat ingin Kevin hindari keberadaannya.

“Ada apa ini,” sela Kevin berdiri tepat di samping Nayla.

Fira menolehkan pandangannya dan langsung menghambur memeluk Kevin. “Wanita ini jahat, Vin. Dia yang buat aku jatuh, jadinya baju aku kotor!” adu Fira menyembunyikan wajahnya di dada bidang Kevin. Suaranya pun dibuat-buat seakan menggambarkan ia adalah korban di sini.

“Lepas. Kau jangan seperti ini Fira, ini ditempat umum,” lerai Kevin yang tidak sama sekali membalas pelukan Fira. Ia malah enggan menyentuh dan di sentuh wanita yang sudah mengkhianatinya.

“Vin, kamu kenal sama wanita ini?” tanya Nayla terus memperhatikan gerak-gerik Fira yang menubruk Kevin mesra.

“Lo jangan sok akrab sama cowok gua,” semprot Fira membalas ucapan Nayla sebelum Kevin menjawabnya.

“FIRA!” geram Kevin langsung menyentak Fira hingga pelukan wanita itu terlepas dari tubuhnya.

“Kamu jangan bersikap tidak sopan Fira. Dia ini Nayla, calon ISTRIKU! Kau juga harusnya ingat kita bukan lagi sepasang kekasih. Kau itu hanya mantan!” tegas Kevin penuh akan penekanan.

“Apa? Aku gak salah dengar barusan kan. Kamu tadi bilang, wanita ini calon istri kamu! ISTRI?” ulang Fira tak percaya.

“Oh jadi ini alasan kenapa akhir-akhir ini kamu hindari aku. Kamu mutusin aku cuma buat selingkuhan yang akan kamu nikahi ini. Cih dasar pelakor murahan—”

“FIRA! Jaga bicara mu Fir. Harusnya kau yang introspeksi diri, kamu ingat-ingat kembali apa yang sudah kamu buat dibelakang ku, sampai aku akhirnya memutus hubungan di antara kita!” gertak Kevin menyentak Fira marah.  

Kevin lalu menarik lengan Nayla, ia juga sudah menaruh dua lembar uang pecahan seratus ribu di meja yang masih terhidang makanan yang belum sama sekali disentuh Nayla.

Mereka berdua keluar dari caffe dan meninggalkan Fira yang berdiri kaku. Matanya berkaca-kaca melihat kepergian Kevin dengan wanita lain.

“Dasar pelakor gatal kau ya,” geram Fira memekik keras. Ia tidak peduli dengan keadaan sekitar, mengabaikan lirikan penuh rasa penasaran para pembeli yang sedari tadi menyaksikan perdebatannya dengan Nayla.

 

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

Ila Lee

Ila Lee

kamu yg murahan Fida org lain yg kamu tuduh dasar selikoh

2024-10-26

0

Lilik Soelistyawati

Lilik Soelistyawati

hhhmmmmm lamaran ndandak an,, semangat thor 💪

2022-06-26

0

Radema Putri Sinabariba

Radema Putri Sinabariba

eee

2022-06-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!