4. PHSC NEW

Kedatangan Nayla yang di dampingi seorang pria, mengundang antusias Mami Angel.

“Wah, ada apa kau sampai mendatangi sarang ku ini, Nayla. Apa kau sudah menyerah menjadi simpanan pria kaya, hingga berani datang tanpa harus repot aku yang menangkap mu terlebih dahulu,” goda Mami Angel duduk dengan angkuh.

Kevin menggiring langkah Nayla yang melambat. Tangannya pun terulur menjangkau telapak tangan kecil Nayla yang langsung tenggelam dalam genggamannya. “Percaya padaku, kau akan segera terbebas dari perbudakan ini, Nayla,” bisik Kevin menenangkan.

“Langsung saja Angel. Berapa uang yang kau butuh kan untuk melepas Nayla pada ku?”

Tepukan riuh tangan Mami Angel menggema seisi ruangan. “Wah hebat sekali pria mu ini, Nayla. Kau memang kaya tuan, tapi aku tidak segampang itu menyerahkan pekerja ku ini padamu.”

“Aku belum mendapatkan keuntungan sedikit pun dari gadis murahan yang tidak tahu diuntung ini—”

“Hey! Jaga bicaramu, Angel!” gertak Kevin memotong pembicaraan Mami Angel.

“Dengar dulu tuan. Selesaikan dulu aku berbicara, baru kau bisa menggertak ku. Lihat—dia, wanita yang berdiri di samping mu itu. Sudah baik aku membayarnya mahal pada Erni, dia malah tidak pernah bekerja untuk mengembalikan uang ku,” tunjuk Mami Angel pada Nayla yang semakin merapatkan tubuhnya ke belakang punggung Kevin.

Datang hanya berdua ke sarang motel Mami Angel, adalah kebodohan yang Nayla sesali dengan menyetujui ucapan Kevin tadi malam. Ia pikir, cara lelaki ini untuk membebaskannya adalah dengan jalur dari orang ke dua.

Ternyata malah mereka sendiri pula yang harus berhadapan langsung dengan siluman ular medosa itu. Tapi Nayla akui, cara Kevin ini sangatlah gantle dan berani. Kalau ada lelaki lain yang berniat menolongnya, mungkin tidak akan seberani Kevin yang langsung menuntas akar dari seluruh masalah yang di hadapi Nayla.

Obrolan berlangsung panjang, Mami Angel tetap dengan pendiriannya yang tidak mau menyerahkan Nayla dengan gampang. Mudah saja baginya untuk meminta tebusan berkali-kali lipat, namun Angel tidak bodoh, baginya Nayla adalah aset berharga. Terlebih lagi yang ia tahu Nayla masih perawan.

Sudah lama Angel menargetkan Nayla, untung ia bisa memperdaya Erni dan membuat wanita itu gelap mata hingga menjual sang keponakan sendiri.

“Mau kau apa? Aku bisa membayarmu berapa pun, asal kau serahkan Nayla sepenuhnya,” Kevin lelah berbasa-basi. Mami Angel terus saja memutar obrolannya. Seakan mau namun pada ujungnya berubah pikiran.

“Kevin, aku—”

“Tenanglah, aku pastikan setelah kita keluar dari motel ini, kau sudah bebas dari kekangan Angel,” sela Kevin memotong keraguan Nayla akan usahanya yang terus dipermainkan Angel.

Pada akhirnya Kevin harus menggunakan cara lain. Ia berlalu untuk menghubungi seseorang. Mungkin hanya dengan cara ini agar Angel dengan sukarela mau menyerahkan Nayla tanpa terus-menerus mempersulitnya.

Sekitar dua puluh menit, orang yang tadi di telepon Kevin menampakkan batang hidungnya. Bukan datang seorang diri, namun beberapa orang lainnya turut ikut mengawal teman Kevin tersebut.

“Sudah lama aku tidak mengurusi para tikus nakal yang masih saja beroperasi ilegal. Senang mendengar kau membutuhkan ku untuk memberantas para hama ini Vin,” Niko menampakkan wajah senangnya mendapati kasus kriminal motel-motel haram yang menjual para gadis muda untuk melayani para pria kaya si penjahat kelamin.

Angel terpaku, kedatangan segerombol aparat negara itu membuat ia panas dingin. Memang salah jika ia bersikeras melawan lelaki pahlawan yang berusaha membebaskan Nayla.

Nasib bisnis haramnya kini hanya tinggal menghitung hari lagi sebelum kehancuran nyata menyerangnya balik. Bukan hanya bisnisnya saja  yang hancur, ia pun pasti akan ikut tenggelam dalam kebodohannya itu.

“Pa—pak polisi,” seru Angel terbata. Niko balas menatap dengan wajah tegasnya.

“Siap untuk menempati sel penjara, Mami Angel? Sebelum itu terjadi, kau harus melihat dulu kehancuran bisnis mu ini,” cengiran Niko tersenyum meremehkan.

“Cih, tidak usah belaga takut. Kau seharusnya tahu konsekuensi bisnis haram mu ini, Angel. Kira-kira berapa denda yang harus kau bayar dan berapa tahun hukuman yang pantas untuk manusia serakah seperti mu itu.” Niko sudah pasti akan membawa kasus ini ke meja hukum. Bukan hanya laporan Kevin saja yang membuat ia tegas dengan pengusaha nakal. Namun pekerjaannya sebagai polisi memang seharunya mengabdikan diri pada negara dan membantu sesama masyarakat.

Mami Angel menegang, takut-takut akan  ucapan anggota polisi itu yang akan benar terjadi, terlebih ia sangat mengenal Niko, seorang anak Jaksa hukum pengadilan negeri.

“Tuan.., tolong jangan hancurkan bisnis saya. Kau mau wanita ini bukan,” tujuk Angel pada Nayla. Ia mendekati Kevin dan mengemis agar jangan melaporkannya ke polisi.

“Kau boleh membawa Nayla. Ku serahkan wanita ini dengan sukarela, asal kau tidak melakukan apapun pada ku dan bisnis ku, mohon tuan. Anda juga pak polisi, tolong jangan tangkap aku,” pasrah Angel akhirnya kalah dalam permainannya sendiri. Karma dibayar lunas atau karma super jet yang di dapatkannya. Baru saja beberapa saat bersikap angkuh tak terkalahkan, sekarang nasibnya malah menjadi kacau seperti ini.

•••

Senyum merekah terus menghiasi wajah manis Nayla. Puja puji dalam hati terus ia gumamkan dengan sosok Kevin yang telah benar-benar membebaskannya.

Sekarang tidak akan ada lagi yang berani mengganggu hidupnya. Tidak Mami Angel ataupun tante Erni, karena dua wanita serakah itu sudah mendapatkan tuntutan hukum dan pastinya akan mendapatkan hukuman yang berat.

“Aku bebas? Akhirnya aku bisa lega. Ahh senang sekali,” Nayla teramat gembira. Ia meloncat-loncat kegirangan.

Kevin menahan senyum dengan euforia Nayla. Tingkahnya lucu, bak anak kecil yang diberi permen. Kevin tanpa sadar terus memperhatikan gerak-gerak gadis itu, Nayla kalau di lihat-lihat sangat menggemaskan di mata Kevin.

Segera Kevin menggeleng dengan pemikirannya barusan. Apa yang sudah terjadi dengan nya, bisa-bisanya ia terpesona hanya dengan tingkah kekanakan seorang wanita penghuni apartemennya. Untuk seorang pria yang baru saja diselingkuhi sang kekasih, sangat tidak masuk akal jika ia bisa pindah ke lain hati secepat ini.

Nayla membalikkan badannya, ke bahagiaannya yang sudah terbebas dari jeratan para siluman ular membuat ia lupa akan dimana keberadaannya sekarang.

Matanya lekat menatap wajah tampan Kevin. Entah mengapa setelah pria itu beberapa kali menyelamatkannya, Nayla malah mengagumi Kevin dengan sadar diri.  

“Apa kau senang sekarang? Kau sudah bebas Nayla. Mulai sekarang tidak akan ada yang berani mengganggu mu lagi,” seru Kevin berlalu.

Nayla mengekori pria itu sampai masuk ke dalam kamarnya. Ia sadar dengan kelakuannya yang sudah berani memasuki ranah pribadi milik pria yang sudah menolongnya itu.

“Ini semua berkat bantuan kamu Vin. Teman kamu yang polisi itu juga. Aku tidak pernah menyangka akan ada dimana semua beban ku di angkat. Semua masalah hidupku terhempas dengan bantuan mu Kevin, yang mungkin tidak bisa aku balas hanya dengan ucapan terima kasih,” Nayla terus mengekor. Punggung besar dan tubuh tinggi menjulang Kevin membuat Nayla terlihat pendek saat berdampingan.

Kerah bajunya ia buka, serta dasi yang sudah melingkar di leher Kevin beberapa jam lamanya. “Sesuai janjiku, aku akan tetap mengusahakan kebebasan untuk mu, sesulit apa pun jalannya,” balas Kevin dilanjut dengan mepreteli dua kancing baju teratasnya.

“Jadi harus dengan apa kau sekarang akan membalas budi padaku, Nayla?” goda Kevin bercanda. Setelah melewatkan beberapa hari ini, Kevin tidak lagi menganggap ucapannya tempo lalu serius, dengan memberi syarat yang harus disetujui Nayla, sebagai bayaran atas kebebasannya.

Mungkin seharusnya Kevin memang menurut saja akan keinginan Mamanya yang bersikeras menjodoh-jodohkannya. Lagi pula, tidak semua pilihan orang tua itu buruk, mungkin dengan berjalannya waktu Kevin kembali akan merasakan jatuh cinta. Hanya perlu keberanian untuk mencoba. Ia pasti bisa bahagia dengan pasangan yang disiapkan sang Mama.

“Kevin.. Emm sebenarnya aku? Persyaratan kemarin itu masih berlaku bukan? Aku— aku bersedia menjadi calon istri mu Kevin,” ucap Nayla mengejutkan Kevin.

Ia tidak berharap lagi akan melanjutkan kesepakatan hubungan yang lalu dengan Nayla. Respond gadis itu pula yang membuat Kevin tidak bisa egois. Sudah banyak kepahitan yang Kevin tahu mengenai Nayla. Ia tidak mau menjadi bagian siluman jahat yang memanfaatkan kelemahan wanita itu akan kesepakatan hubungan yang ia buat demi ke damaiannya yang terus direcoki sang Mama.

“Aku bersedia menikah dengan mu Kevin. Keputusan ku sudah bulat, ini aku lakukan bukan menyangkut balas budi saja, Vin. Tenang saja aku juga bukan wanita matre yang setelah tahu kekuasan yang kamu miliki, sampai membuat aku berubah pikiran untuk menjadi bagian hidup mu, Vin,” jelas Nayla lagi meyakinkan.

“Aku—entalah aku bingung menjelaskan perasaanku sendiri. Namun setelah aku mengenal mu Vin, rasanya ada keinginan untuk terus hidup bersama dengan mu itu, Kevin. Mungkin bisa dibilang, aku menyukai dirimu saat ini,” ucap Nayla malu. Keberanian dengan mengungkapkan kejujuran perasan yang setelah mengenal Kevin terus menggagunya sudah Nayla beritahukan.

Nayla bukan wanita yang memiliki gengsi tinggi. Jika ia membenci maka jelas akan ia katakan dengan jujur dan sebaliknya jika ia suka dengan seseorang Nayla sudah pasti akan mengutarakannya. Menurut Nayla tidak ada yang salah dalam hal menyangkut perasaan. Ia tidak takut dengan keberaniannya itu akan membuahkan hasil atau malah penolakan. Intinya Nayla sudah pernah mencoba, sisa nya tergantung si pemilik hati entah mau merespond atau mengabaikannya.

“Apa kau yakin? Hubungan bukan suatu permainan yang bisa dicoba lalu ditinggalkan begitu saja. Aku akan mengikatmu seumur hidup, kau akan hidup, menua bersama ku Nayla, apa kau mampu? Aku tidak main-main saat memberikan syaratku dengan mengajak mu untuk menjalin hubungan. Coba kau renungan dulu sebelum mengambil keputusan.”

“Rasa suka mu itu? Mungkin hanya ketertarikan sesaat karena aku sudah banyak menolong mu. Aku tidak mau kau menyesal dikemudian ha—”

“Aku tidak akan menyesal. Kalau belum dicoba mana kita bisa tahu kedepannya akan seperti apa. Disini keputusannya hanya ada padamu. Mau menerimaku atau tidak,” sela Nayla mempertegas keputusannya.

“Kalau itu yang kau mau. Aku tidak bisa lagi untuk menolak. Jangan sesali keputusan yang sudah kau ambil Nayla. Ku pastikan mulai saat ini kau tidak akan bisa mundur lagi!” tegas Kevin mewanti. Ini yang di inginkan Nayla maka ia akan menepatinya dengan senang hati.

Senyum tipis tergambar disudut bibir Kevin dengan tubuh Nayla yang berangsur keluar dari kamarnya. Keberuntungan memang selalu akan berpihak pada orang yang kesulitan. Dengan persetujuan Nayla yang mengiyakan menjadi istrinya, itu berarti ia akan terhindar dari cecaran Mama yang terus menginginkan seorang menantu. Karena sebentar lagi keinginan wanita tua itu akan Kevin kabulkan.

 

 

 

 

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

Radema Putri Sinabariba

Radema Putri Sinabariba

kkk

2022-06-20

0

Imah Aulia

Imah Aulia

bakal d'jadiin bini'y ini,,meski pura2

2022-05-05

0

Martini

Martini

aq juga suka sih ceritanya

2022-03-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!