3. PHSC NEW

Seminggu berlalu sejak Kevin menawarinya kebebasan, tentu dengan syarat Nayla yang harus menyetujui permintaan yang Kevin buat terlebih dahulu.

Meskipun sedikit tidak masuk di akan pikiran Nayla, karena mana mungkin suatu hubungan bisa dimulai dari dua orang asing dengan mudah. Tapi ia juga tidak sebodoh itu untuk tidak memahami maksud Kevin yang menawarinya menjadi calon istrinya.

Mengulang kembali saat pertama kali bertemu Kevin, jelas Nayla masih mengingat obrolan pria itu dengan orang tuanya lewat sambungan telepon.

Mungkin tujuan Kevin mengajak Nayla menjalani hubungan simbiosis mutualisme agar mereka berdua saling diuntungkan. Nayla terbebas dari deretan masalah yang di perbuat tantenya dan Kevin terbebas dari tuntutan Mamanya yang menginginkan Kevin agar segera menikah.

Menjelang sore, jam kerja di butik juga sudah selesai untuk sift pagi. Nayla bersiap pulang, dengan menyambangi taksi, ia berangkat menuju unit apartemen milik Kevin.

Rutinitas hariannya sudah kembali normal, hanya saja ia masih belum bisa kembali ke kediaman sang nenek. Erni belakangan ini memang tidak menghubungi Nayla lagi. Tapi Nayla juga tidak bisa menganggap keberadaannya sudah aman.

Saat memasuki lantai gedung apartemen. Berpapasan dengan satpam yang bertugas, Nayla sesekali membalas sapaan ramah dengan memasang senyum termanisnya.

Ia menggesekkan card kunci kamar Kevin. Gerakannya santai, namun entah firasat atau hanya pikiran Nayla yang terlalu berlebihan. Sedari kedatangannya ditempat ini, ia seperti merasakan ada mata-mata yang terus memperhatikannya.

Sebelum memasuki ruangan, netra nya liar menyoroti keadaan sekitar. Merasa aman Nayla lalu masuk dan lekas mengunci rapat kamarnya.

Knock.

Knock...

“Astaga, itu siapa sih. Iseng banget ngerjain orang,” dengus Nayla kesal. Sudah berulang kali gedoran pintu kamarnya berbunyi. Yang membuat Nayla kesal, setiap ia membuka pintunya dan mencari pelakunya. Ia malah tidak mendapati siapa pun diluar.

Kesendiriannya ditempat ini membuat Nayla merasa takut. Sejak kemarin ia terus mendapati teror seseorang yang iseng memainkan pintu kamarnya nakal.

“Woy, siapapun yang gangguin diluar. Lebih baik lo munculin diri di hadapan gua. Kalau setan gua maklum, tapi kalau manusia, dasar kurang kerjaan banget lo,” geram Nayla berbicara dihadapan pintu.

Sengaja suaranya dikeraskan agar manusia atau setan diluar mendengar ucapan Nayla yang kesal dengan perbuatannya itu.

Knock.

Knock...

“Tertangkap lo ya, sekarang.”

“Hai? Senang akhirnya bisa menemukan mu, cantik!” seringai licik wanita dewasa dengan dandanan mencolok.

Nayla tergagap, mulutnya terkunci rapat. Di hadapannya sekarang berdiri bos germo yang anak buahnya kemarin terus mengejar-ngejar Nayla.

“Gimana sayang, pelarianmu beberapa hari ini. Apa menyenangkan hmm?” Langkah Mami Angel kian mendekat, kakinya yang terbalut sepatu hak tinggi meringsek masuk. Tangan tuanya pun bergerak menjangkau rambut Nayla yang terurai menjuntai.

“Bagus kau ya, bisa hidup tenang di tempat mewah seperti ini! Aku sudah banyak membuang waktuku berhari-hari untuk mencari mu, Nayla. Cih, merepotkan sekali berurusan dengan wanita sampah sepertimu!” Mami Angel menarik rambut Nayla kasar.

Leher Nayla pun tak luput dari cekikan tangan bos germo yang membelinya dari tante Erni. Air disudut mata Nayla terpancar jatuh merasakan penyiksaan yang di dapatkannya.

“Mam—mami, lep--lepaskan aku. Aku tidak bisa bernapas,” Nayla berusaha melepas cekalan  erat tangan tua yang membelit lehernya dengan kencang itu.

Brug...

Nayla terhempas dilantai. Mami Angel berdiri dengan keangkuhannya, di sekelilingnya pun berdiri pula beberapa pengawal yang selalu mengikuti ke mana pun wanita itu berjalan.

“Sudah berapa banyak uang yang kau hasilnya Nayla? Pasti kau bisa bukan mengembalikan uang yang sudah tantemu ambil dariku.”

“Pintar juga kau mencari mangsa Nayla, hingga diberikan tempat tinggal mewah seperti ini. Kira-kira berapa tarifmu semalaman? Jauh-jauh kau melarikan diri dariku, dan pekerjaan mu ini ternyata sama saja, melayani pria tua yang haus akan belaian dengan membuka selangkanganmu di hadapan pengusaha berdompet tebal. Dasar kau wanita murahan, tidak tahu diri,” maki Mami Angel penuh dengan hinaan.

“Anda itu yang pantas disebut murahan. Wanita licik yang menjajakan para gadis malam, dan jelas saya bukan salah satu wanita penghibur seperti anak buah yang anda pekerjaan itu,” geram Nayla membalas penuh amarah.

Adu cekcok Nayla dan Mami Angel terhenti dengan kedatangan beberapa staf pegawai apartemen dan satpam. Dengan enggan pulang tanpa membawa jaminan hutang Erni, Angel terus melayangkan kebenciannya serta mengancam sebelum pergi dari tempat dimana Nayla berada.

Duduk di pojok pintu, Nayla menelungkup kan tangannya memeluk tubuhnya. Tangisnya ditahan, karena akan sia-sia jika ia membuang air mata dengan penderitaan yang disebabkan tantenya itu.

“Ayah, Ibu, aku butuh kalian.”

•••

Mama Linda, lagi-lagi terus mendatangi Kevin di kantor. Belum ada sebulan seperti ucapan wanita tua itu yang memberinya batas waktu untuk membawa pasangan ke hadapannya.

“Mah, ya ampun ini baru seminggu. Mama jangan terus meneror Kevin seperti ini, Mah.”

“Kenapa? Tidak suka kalau mama terus mendatangi mu setiap hari, Vin. Kedatangan mama bukan hanya untuk mendesak mu saja, nak. Kamu itu anak mama. Mama juga butuh waktu luang bersama anak semata wayang mama ini,” balas Mama telak.

Walau ucapan Mama berkebalikan dari tebakan pemikiran Kevin, pada akhirnya wanita tua itu tatap saja kembali ke pasal satu. Tetap menggali sudah sejauh mana usaha Kevin untuk mencari pasangan.

Kevin juga sudah memutus hubungannya dengan Fira. Wanita itu terkejut saat dengan tiba-tiba atasannya sekaligus kekasihnya itu mengakhiri hubungan mereka yang sudah terjalin lama.

Fira bahkan bertanya-tanya, apa alasan Kevin memperlakukannya sepihak seperti ini. Bukan hanya putus hubungan, jabatannya sebagai sekretaris Kevin pun digantikan orang baru. Meskipun Fira tidak sampai turun jabatan, namun pemindahan tugasnya yang mendadak ini menimbulkan banyak tanda tanya besar di kepalanya.

•••

Kevin bertolak pergi menuju apartemennya. Kepulangannya ke tempat dimana Nayla berada dikarenakan informasi yang ia terima dari staf apartemen.

Ia memang sudah tidak bermalam lagi ditempat ini, karena tidak memungkinkan pula dua orang hidup satu atap tanpa adanya status hubungan yang jelas.

“Nayla, kau dimana?”

“Hey! Apa kau mendengar suaraku,” panggil Kevin malas berkeliling ruangan.

“Nayla! Nayla kau ada di rumah— aish. Mungkin wanita itu sedang bekerja sekarang,” Kevin tersadar saat melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 3 sore. Masih tersisa beberapa jam lagi untuk sift jaga Nayla berakhir.

Hidangan makanan siap saji menyambut ke hadiran Nayla yang baru saja tiba di apartemen sepulang bekerja.

Si pemilik rumah pun duduk santai menonton tayangan televisi. “Kau sudah pulang Nay. Bersihkan dulu tubuhmu, lalu temui aku kembali disini,” ucap Kevin bukan hanya sekedar bertanya namun disertai perintah.

Lauk yang dibeli Kevin untuk makan malam ini, rasanya susah untuk ditelan. Mata lelaki itu pun meskipun tidak secara gamblang menatap ke hadapannya, tapi Nayla sangat bisa merasakan  kalau ia sedang di perhatikan.

“Aku tau isi pikiran mu, Nayla. Habiskan dulu makananmu itu, lalu kita bahas pembicaraan ini setelahnya.”

“Habislah kau Nayla! Mungkin malam ini terakhir kali aku menginap di apartemen Kevin. Sungguh firasat ku berpikir pasti Kevin telah mengetahui keributan semalam atau jangan-jangan ia kesal menunggu jawaban ku yang mengulur-ulur waktu dengan persyaratan yang pernah ditawarkannya itu,” lirik Nayla sekilas dan membatin dalam hatinya.

“Jadi semalam yang datang ke sini itu siapa? Tante mu yang jahat itu atau keluargamu yang lainnya?”

“Nayla, kau tidak menyimak perkataan ku barusan? Hey! Aku sedang mengajakmu bicara!” gertak Kevin tegas. Gulungan ujung baju yang terus Nayla pilin reflek terlepas karena tersentak kaget.

“Ah—itu, iya yang kemarin itu wanita yang bermasalah dengan ku, Vin. Tapi, dia bukan bagian keluarga ku. Dia—maksudku MAMI ANGEL! Bos germo yang ingin menangkap ku,” terang Nayla jujur.

“Angel? Bos germo motel Revoulis night bukan?” tanya Kevin memastikan.

“Bersiaplah, aku akan segera membebaskan mu. Besok kau ikut denganku.”

“Iya, benar! Itu nama bisnis gelap milik wanita licik itu, Vin.”

 

 

 

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

Radema Putri Sinabariba

Radema Putri Sinabariba

hhh

2022-06-20

0

Anita Simanjuntak

Anita Simanjuntak

y

2021-07-26

0

S͠onya

S͠onya

berengsek entar cinta loh

2021-07-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!