Nayla duduk di balkon kamar. Melihat pemandangan jalanan dari atas gedung tempat ia bermalam. Sejenak ia bisa merasakan lega, hanya saja pikirannya pun tetap dipenuhi dengan beban. Neneknya dirumah pasti sangat menghawatirkannya yang tidak pulang.
Selesai berpakaian, Kevin melenggang menuju penghuni kamar sebelah. Ia memang jarang pulang ke apartemen, namun karena semalam ia dipertemukan dengan Nayla. Jadilah Kevin ikut pula bermalam ditempat ini dengan tujuan mengenalkan seluruh sudut apartemennya.
Tok.. tok “Nayla, bisa buka pintunya,” panggil Kevin menggedor pintu pelan.
Kevin sudah mengetahui nama wanita yang ia selamatkan. Nayla juga sudah menjelaskan semua runtut masalahnya pada Kevin. Tujuan wanita itu hanya minta agar diberi tempat tinggal sementara waktu, dan tempat untuk bersembunyi dari orang-orang jahat yang mengincarnya.
“Nayla..” suara panggilan ke sekian kali. Nayla menoleh, langkahnya pun ikut terbawa mendekati pintu kamar.
“Maaf.. Maaf, saya tidak mendengar suara anda barusan, Pak.”
“Kenapa memanggil saya? Apa anda butuh penjelasan lainnya, Pak,” seru Nayla berdiri saling berhadapan.
Kevin melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Waktunya hanya tersisa setengah jam lagi untuk berangkat ke kantor.
“Bukan. Aku akan keluar. Jika butuh sesuatu kau bisa menghubungi ku,” ucap Kevin menyerahkan kartu namanya.
Nayla memegang kertas itu. “Iya, sekali lagi terima kasih banyak atas bantuannya, Pak.”
“Sama-sama. Kau juga tidak perlu terus-terusan memanggilku dengan formal. Panggil nama saja. Aku pergi dulu. Untuk kebutuhan mu, nanti akan aku kirim barangnya ke sini.”
•••
Mama mendatangi kantor saat jam makan siang. Tujuan wanita dewasa itu, untuk mengunjungi suami sekaligus anaknya yang jarang pulang ke rumah.
Kevin memang terbiasa hidup mandiri sejak kuliah. Rumah dan apartemen ia miliki dari hasil kerja kerasnya sendiri saat bekerja di perusahaan sang Papah dengan jabatan yang dulu hanya sebatas staf marketing.
Kini berkat kerja kerasnya bertahun-tahun, Kevin bisa menikmati kesuksesannya sekarang dengan jabatan sebagai CEO.
Ketikan jemarinya di keyboard laptop terhenti saat Mama menghampirinya. Kevin menatap wajah Mama yang masih terlihat cantik di usia senja itu.
“Mama, mau ngajak Kevin makan bareng Mah? Atau Mama butuh bantuan Kevin untuk mengajak Papah keluar dari kantor?” Kevin memberondong Mamanya dengan semua kebiasaan yang sering wanita dewasa itu lakukan tiap berkunjung ke kantor.
“Bisa saja kamu ini mencari topik, Vin. Mama kesini, mau menagih janji kamu. Mana yang katanya akan mengenalkan calon istri. Kamu saja disini, sibuk terus bekerja! Kapan kamu akan mencari pasangan dan menikah, Vin,” curhat Mama sedih. Mempunyai anak semata wayang, yang betah hidup sendiri tanpa berniat mencari pasangan dan membina rumah tangga, membuat Mama was-was.
Banyak berita viral tentang lelaki yang kebanyakan gay di zaman sekarang ini. Mama takut jika Kevin sang anak, adalah salah satunya dari kaum homo sejenis itu.
“Dalam waktu dekat, kamu harus sudah membawa calon kamu ke hadapan Mama dan Papah. Kalau sebulan ini, kamu masih betah dengan kesendirian, jangan salahkan Mama yang akan semakin gencar mencarikan jodoh untuk kamu, Nak.”
Lirikan mata Kevin bersibobrok dengan netra Papah yang baru saja membuka pintu ruangan kerja Kevin.
“Dengar itu, Vin! Mama dan Papah sudah tidak muda lagi, di usia senja begini, kami sangat menginginkan kehadiran seorang menantu dan cucu. Jangan sampai menunggu kami sudah tidak sehat lagi, Vin,” nasehat Papah menambahi.
Kevin merasa tertampar dengan ucapan orang tuanya itu. Banyak waktu yang ia buang sampai mengesampingkan kebahagiaan Mama dan Papah yang hanya menginginkan hal sederhana agar ia segera mencari pasangan. Sekarang di saat umurnya sudah sangat matang, dengan kehidupan mampu malah hidupnya dibuat berantakan dengan fakta kekasihnya yang berselingkuh.
Mungkin ini balasan karena Kevin sudah menyembunyikan hubungannya. Padahal Mamanya sejak dulu sangat berusaha untuk mengenalkan ia dengan anak teman-temanya yang sayangnya tidak pernah Kevin tanggapi bahkan lirik sekalipun.
•••
Nayla membongkar beberapa dus bahan makanan yang baru saja tiba. Semua kebutuhan ini, diberikan Kevin untuk bekal Nayla sementara menumpang hidup di apartemennya.
Neneknya di rumah, sudah ia titipkan dengan tetangga yang sering membantu Nayla. Dengan usia neneknya yang sangat tua, Nayla hanya berdoa agar neneknya selalu sehat. Untuk sementara ini Nayla memang tidak bisa bertemu dan menemui sang nenek.
Ia sudah menebak dalang dari masalah yang tengah menimpanya. Semua ini pasti ulah sang tante yang haus akan uang.
Pesan penuh dengan kemarahan sang tante juga yang memperlihatkan kejahatannya itu. Meskipun Erni menyerangnya dengan obrolan yang berputar-putar, Nayla sangat yakin bahwa tantenya sendiri pelaku dari kejahatan yang ia tengah hadapi.
“Aku sudah membesarkan mu dengan susah payah, Nayla. Membalas budi saja kamu tidak bisa, apa susahnya kau menurut dengan keinginan ku, toh hidup mu juga akan tercukupi. Memangnya kau tidak mau jadi orang kaya! Belagu sekali. Cih, hidup saja masih menumpang di rumah ku,” deretan pesan dari tantenya yang masih di ingat Nayla.
Erni memang tidak secara gamblang menunjukkan kejahatannya. Namun Nayla tidak bodoh menilai seseorang. Hidup satu atap sejak kecil, Nayla kenal betul sikap tantenya yang sirik dengan kehadirannya yang lebih diperhatikan sang nenek.
Namun yang tidak disangka, tantenya itu tega menjual Nayla dan menjerumuskannya dalam pekerjaan penuh maksiat. Mungkin bukan sekali ini saja kejahatan yang dilakukan Erni. Dulu tantenya juga memaksa ia menikah dengan rentenir tempat Erni meminjam uang. Wanita dewasa itu tega mengorbankan keponakannya sendiri untuk membayar hutangnya.
“Aku salah apa tante. Kenapa aku bisa mempunyai bibi seperti nenek sihir. Perbuatan kejam tante kali ini sudah sangat keterlaluan. Aku benci tante!” dengus Nayla terbawa emosi.
Sekarang ia hanya sendirian, bersembunyi ditempat orang yang baru dikenal, sangat membuat Nayla canggung. Baru sehari saja Nayla harus menebalkan wajahnya, rasanya itu sangat membuat rontok harga dirinya dan terlebih sangat berkebalikan dari perilakunya.
Lalu harus berapa hari lagi Nayla menahan malu dan tak tahu diri menumpang gratis, dengan semua kebutuhan dan pakaian yang juga tentunya disediakan si pemilik tempat yang Nayla tumpangi.
•••
Kevin masuk ke apartemennya, netra nya berkeliaran melihat sekeliling dan tidak mendapati kehadiran penghuni baru di unit gedung tempat tinggalnya.
Tubuh Kevin kembali segar setelah keluar dari kamar mandi, dengan handuk yang masih terbalut di pinggang, Kevin lantas merebahkan tubuh basahnya di atas ranjang.
Nayla asyik menumis sayur. Ia juga tidak menyadari kehadiran si pemilik rumah yang sudah pulang.
Tidak mau tinggal gratisan, Nayla akhirnya menganggap dirinya sebagai asisten rumah tangga. Setidaknya ia menjadi penghuni baru yang tahu diri akan sebab keberadaannya ditempat ini.
Setelah kegiatan memasak selesai, Nayla melanjutkan aktivitasnya dengan bersih-bersih. Kamar Kevin, adalah ruangan pertama yang Nayla datangi, ia buka pintunya yang tidak dikunci itu, lalu masuk dengan sopan. Nayla menyapu beberapa figura foto yang tergantung, membersihkan hiasan itu dengan kemoceng.
Kevin keluar dari walk in closed. Masih dengan handukan yang dilapisi batrobe putih, ia menghampiri Nayla yang tiba-tiba sudah berada di dalam kamarnya tersebut.
“Ngapain kamu disini?” teguran Kevin mengagetkan Nayla.
Nayla membalikkan badannya, ia bahkan kembali terkejut dengan penampilan Kevin. Masih memakai handuk dengan batrobe yang talinya tidak di ikat, jelas memperlihatkan garis kotak-kotak yang ada di atas pusar dan naik sampai ke dada bidang pria itu.
Jiwa kegadisannya meronta dengan sajian indah tubuh atletis seorang pria. “Itu— aku sedang bersih-bersih, Pak- eh Kevin,” jawab Nayla salah tingkah.
Kevin berjalan mendekat, Nayla malah menahan nafas dibuatnya. “Aku tidak menyuruhmu jadi pembantuku, bukan! Jadi kenapa harus repot bersih-bersih disini.” Kevin menarik tangan Nayla, membawa tubuh pendek itu menuju pintu kamar.
“Tunggu diluar,” perintah Kevin. Lalu pria Itu menutup pintunya dan masuk kembali ke walk in closed untuk memakai bajunya.
Makan di meja hanya berdua begini, membuat Nayla malu. Sesekali Nayla melirik pria yang tinggal satu atap dengannya itu sejak kemarin.
“Aku sudah menyelidiki masalahmu. Kau dijual oleh seorang wanita dewasa. Apa itu ada hubungannya dengan keluarga mu, Nayla?” tanya Kevin memecah keheningan.
Nayla mengerjapkan matanya yang berkaca-kaca setelah mendengar ucapan Kevin. “Aku– aku hanya menduga, mungkin ini perbuatan tanteku sendiri,” Nayla malu menyampaikan kebenaran bahwa keluarganya sendiri, penjahat dari masalahnya.
“Aku bisa membebaskanmu Nayla. Mudah saja untuk ku menyingkirkan tantemu yang jahat itu. Hanya saja, ada syarat yang harus kamu penuhi jika ingin terbebas dari semua masalah mu itu,” ucap Kevin dengan penawaran.
Nayla tidak berpikir dua kali lagi, ia sangat ingin kebebasan. Sudah cukup ia selalu dalam tekanan sang tante yang menyulitkan hidupnya. “Aku mau, apapun syaratnya aku akan menyetujui itu.”
“Apapun?” ulang Kevin yang dibalas Nayla dengan menganggukkan wajahnya.
Senyuman miring terpatri di wajah tampan Kevin. “Baik, mulai sekarang kau akan menjadi calon istri ku.” Sontak mata Nayla langsung membulat.
“Calon i-istri?” gumam Nayla bingung tanpa suara. Dari gerak bibirnya Kevin dapat membaca ucapan wanita itu yang mengulang perkataannya.
“Iya. Kau sekarang calon istri ku!? Tapi.., tidak perlu mengambil keputusan dengan terburu-buru. Kau bisa memikirkan penawaranku barusan, mau menerima atau menolak syaratku. Ingat kesempatan tidak datang dua kali, jadi pikirkan matang-matang,” jelas Kevin, ia tidak bisa mengambil keputusan sepihak. Penawaran yang ia layangkan mempengaruhi kehidupan mereka berdua ke depannya. Kehidupan jangka panjang jika Nayla setuju akan syaratnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Ila Lee
terima sahaja nayla cinta akan datang sehiringnya waktu
2024-10-26
0
Lilik Soelistyawati
kevin yg lagi badmood ketemu cewek yang bawel 🤣🤣
2022-06-26
0
Imah Aulia
makin menarik thor ,,seruuuu critanya
2022-05-04
0