Penjara Hati Sang CEO
Kevin mengemudi mobilnya dengan pesat, kelihaian berkendara memudahkannya di jalanan. Wajahnya teramat murka dengan kejadian beberapa waktu lalu di hotel.
Setelah pertemuan dengan relasi bisnis dan mendapatkan kesepakatan besar yang menguntungkan perusahaan, ia juga malah mendapatkan jackpot sang kekasih.
Wanita yang lebih dari 3 tahun sudah menjalin hubungan dengannya malah ketahuan bermain belakang. Kevin masih berpikir positif saat mendapati Fira bersama seorang lelaki. Mungkin saja itu teman lelaki Fira atau rekan kerja di kantor, karena setahu Kevin, Fira cukup digandrungi karyawan dibawah kepemimpinannya di perusahaan.
Namun pikiran positif itu musnah saat mendapati Fira yang mengecup bibir pria itu mesra.
"Argghh.., gila! Bisa-bisanya aku dibodohi," geram Kevin emosi. Ketenangan hidupnya hancur dengan satu kebenaran.
Keinginannya untuk segera membina rumah tangga lenyap dengan sebuah fakta perselingkuhan yang dilakukan Fira. Percintaan yang sudah terjalin cukup lama tidak membuat perasaan diantara mereka menguat, faktanya Fira berani main serong dengan lelaki lain padahal statusnya masih pacar seorang Kevin.
Jalanan yang ramai pengendara membuat Nayla kesusahan menyeberang. Andai kata ia mempunyai nyawa sembilan seperti kucing sudah pasti Nayla main serobot menyeberang ke jalanan.
Tak jauh dari posisi Nayla yang gelisah di pinggiran trotoar, sekumpulan pemuda berbaju serba hitam terus menunjuk-nunjuknya.
"Itu dia— cepat tangkap wanita itu," beritahu salah seorang pengawal yang menandai Nayla dari kejauhan.
Nayla panas dingin ditempatnya, bukan tidak sayang nyawa tapi keberadaannya sekarang juga terancam. Entah ketiban sial atau musibah, intinya sama saja.
Kesusahan ini membuat tekad Nayla bulat. Memberanikan diri meringsek ditengah padatnya jalanan. Gumaman batinnya berdoa semoga nyawanya masih bisa selamat dengan melawan maut.
"Awwhhhh..," pekik Nayla nyaring sambil memejamkan matanya. Nasibnya hanya ada dua, kemungkinan tertangkap atau tertabrak. Dengan kedua netra yang terpejam, Nayla masuk dalam kubangan maut yang dicarinya sendiri.
Satu detik
Dua detik
Lima detik
Ckittttt...
Jantung Nayla dag dig dug. Bunyi gesekan ban yang direm mendadak itu menusuk gendang telinganya.
Helaan nafasnya pun teramat kasar, masih betah dengan mata terpejam Nayla merasai sakit ditubuhnya. Namun, hasilnya, ia tidak merasakan apapun.
"Dasar cewek gila! Mau cari mati kamu di jalanan begini hah!" tuduhan dengan suara menggertak. Nayla perlahan membuka matanya. Merotasi kan pada benda besar sang pengendara yang jaraknya sangat dekat, hanya terhalang beberapa senti dari bagian tubuhnya.
Keterkejutan itu membuat tubuh Nayla menjadi kaku sesaat. "Minggir.. Atau mau saya tabrak!" hardiknya lagi menyadarkan Nayla. Kepala lelaki itu men-nyebol dari jendela mobil, mulutnya pun masih berceloteh mengusir Nayla yang betah berdiri kaku di depan mobilnya.
Sapuan netra Nayla malah berkebalikan memandang, lirikannya tertoleh ke belakang. Beberapa pengawal berbaju hitam sudah turun ke jalanan menyusulnya. Nayla melewati awak depan mobil, berjalan terburu-buru mendekati pintu mobil pria yang hampir menabraknya.
"Tolong saya Pak. Tolong..." Nayla menangkup kedua telapak tangannya. Wajah gelisahnya menoleh ke dua arah. Bukanya meminta maaf Nayla malah mengemis pertolongan.
"Bantu saya, Pak! Saya dikejar orang, itu—lihat disana beberapa orang itu tengah mengejar saya. Saya mohon, tolong saya Pak," jelas Nayla cepat. Wajahnya ketar-ketir, jaraknya hanya sepuluh langkah, teriakan orang itu juga terdengar memerintah agar Nayla tak bergerak dari posisinya.
Kevin melirik sejenak, memastikan kebenaran ucapan wanita yang tidak dikenalnya itu. "Masuklah.."
"Hey! Kalian, jangan kabur—Hey berhenti," teriakan nyaring disusul dengan sebagian pengawal yang berlari menjangkau mobil yang menolong Nayla.
•••
Terbebas dari musibah Nayla sedikit bisa bernafas lega. Pengendara yang menolongnya masih terus melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Keheningan tercipta, hanya terdengar deru suara mesin mobil dan nafas yang berembus mengisi pendengaran. "Terima kasih, Pak—"
"Mau diturunkan dimana?" potong Kevin membalas cepat sebelum Nayla selesai berbicara.
"Dimana?" ulang Kevin dingin. Suasana hatinya masih panas akan kejadian di hotel. Menahan diri sekarang, dengan berlaku baik pada wanita asing bukanlah sikap Kevin.
"Berkat bantuan anda, saya akhirnya selamat. Saya berhutang nyawa dan saya sangat-sangat berterimakasih dengan pertolongan anda, mungkin kalau anda tidak membantu saya. Say-"
"Sudah cukup bicaranya! Sekarang kamu mau saya menurunkan mu dimana? Saya sangat sibuk, tidak bisa meladeni anda lebih lama lagi," pungkas Kevin membungkam Nayla.
Nayla mengumpat kesal dalam hatinya, rasanya sangat jengkel saat ucapannya terus dipotong sebelum selesai berbicara. Rasa kesalnya pun terpaksa Nayla pendam karena yang ia hadapi sekarang, adalah orang yang telah menolongnya.
"Sa—"
Drett
Drett...
Suara dering ponsel mengambil alih atensi Kevin. Tangan pria itu langsung terangkat memberi kode agar Nayla diam dan tanpa disadari untuk ketiga kalinya pula, ucapan Nayla terpotong.
"Sinting," umpat Nayla membatin kesal.
Kevin juga menghentikan sebentar mobilnya di tepi jalan dan sapuan layar yang digeser langsung disambut suara nyaring dari si penelepon. Tanpa di speaker dan dengan keadaan di dalam mobil suara itu dapat di dengar jelas ditelinga Nayla.
"Kamu dimana sekarang Vin? Lupa dengan obrolan semalam. Mama sudah peringati kamu, dengan kedatangan para anak teman arisan mama yang akan mama jodohkan dengan kamu hari ini."
"Pulang sekarang, temui dulu anak-anak teman mama ini," semprot Mama sekaligus perintah agar Kevin pulang ke kediaman orang tuanya. Suara dari balik ponsel itu terdengar jelas, Nayla mengambil kesimpulan besar, bahwa lelaki yang berada di samping ia duduk itu tengah dijodoh-jodohkan oleh orang tuanya.
Kesempatan pula, Nayla buru-buru memberondong dengan berucap jelas dan cepat.
"Saya sebenarnya tidak punya tempat untuk pulang, Pak. Keluarga saya di kota ini hanya nenek saya, dengan masalah yang sedang menimpa saya sekarang, tidak memungkinkan untuk kembali ke rumah nenek saya, karena itu akan membahayakan beliau," sergah Nayla membeberkan musibah yang sedang dihadapinya.
Kevin memijat pangkal hidungnya, kepalanya pun mendadak pening. Hari berat dengan serangkaian masalah yang bertubi. Fakta tentang sang kekasih yang bermain belakang, desakan Mama dan sekarang harus berhadapan dengan wanita asing yang baru ia kenal, itu pun lantaran Kevin yang hampir menabraknya dan malah berujung menolong wanita yang tengah terlibat masalah besar itu.
"Kamu ikut denganku saja. Untuk sementara waktu saya akan memberikan tumpangan di unit apartemen yang jarang saya tempati," pungkas Kevin berbaik hati. Suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja, tapi Kevin juga merasa kasihan dengan penumpang perempuan di mobilnya ini.
•••
Baru terbangun dari tidur panjang semalaman, dan menyalakan ponsel, bunyi notifikasi sudah bersahutan. Deretan teratas terselip nama sang Mama. Pesan yang dikirim hampir mencapai seratus chat.
Teror di pagi buta yang membuat Kevin semakin malas beranjak bangkit. Kalau bukan tanggung jawab dengan pekerjaan kantor, Kevin sangat ingin kabur dan mencari ketenangan sesaat agar ia bisa merasa damai.
Menginjak umur ke 28 tahun, yang tidak bisa dikatakan muda lagi, membuat sang Mama semakin gencar mencari wanita dari kalangan anak teman arisan untuk dijodohkan dengannya.
Hubungannya dengan Fira sebelumnya, memang tidak pernah Kevin beritahu pada orang tuanya. Saat ia sudah menyelesaikan pendidikan S2 di umur 23 tahun, dan awal pemegangan penuh perusahaan sang Papah, selama 2 tahun penuh pula Fira mendampingi Kevin. Jabatan Fira yang diangkat menjadi sekretaris untuk meringankan pekerjaan Kevin sedikit banyak menumbuhkan rasa suka dan berlanjut dengan kenyamanan.
2 tahun bekerja Fira selalu menunjukkan sikap profesionalnya, keuletan serta kegigihan Fira saat bekerja membuat Kevin menyukainya. Itu pula yang membuat Kevin akhirnya berani menjatuhkan hatinya pada sang sekretaris.
Mungkin awal hubungan itu dibangun bukan atas kehendak Kevin. Fira-lah yang lebih dulu berani mengutarakan rasa sukanya, bak gayung bersambut Kevin menerima perasaan Fira. Mereka akhirnya menjalin hubungan pacaran secara diam-diam. Tetap profesional saat bekerja dan berpacaran saat tidak di lingkungan kantor.
"Iya, Ma, maaf. Kevin semalam kecapekan. Mama tenang saja, secepatnya Kevin pasti akan menikah. Tolong jangan menyiksa Kevin dengan mencari-carikan pasangan lagi, Kevin sudah dewasa Ma, Kevin bisa mencari pasangan sendiri, tolong ngertiin Kevin," balas Kevin dengan pesan suara. Semalam Kevin memang tidak pulang ke rumah. Ia tidak mungkin pulang dengan membawa wanita asing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Ila Lee
itu jodoh kamu lh Kevin nayla
2024-10-26
0
Niarnya Julfan
deeerrr.... boleh dong intip" klu seru dilanjut
2022-11-23
0
𝐀⃝🥀~Arra~☆
mampir kak
2022-09-11
1