Jessica sakit?

"Baiklah, aku tidak akan menanyakan itu lagi. Maafin Aisyah Mas, Aisyah hanya tidak mau Mas meninggalkan Aisyah. Aisyah mencintai mas Faris." Ucapan Aisyah dengan nada sedikit manja, karena Faris mengelus pucuk kepala Aisyah yang tertutup hijab.

Sebenarnya, Faris benar-benar ngga ngerti jalan fikiran Aisyah. Besok pasti dia meminta bertemu dengan membahas masalah ini lagi, seperti minggu kemarin. Aisyah membuat hidupnya tidak tenang ahir-ahir ini yang kian menuntut. Tapi Faris adalah laki-laki yang baik, dia terus sabar menghadapi Aisyah yang terkadang sering merajuk seperti ini.

"Iya sayang, maafin Mas juga ya. Tadi suara Mas sempat sedikit meninggi. Tolong jangan bahas itu lagi. Mas sedang mengusahakannya untukmu."

"Makasih mas." Batin Aisyah merasa melambung tinggi karena ucapan Faris barusan.

"Sudah sampai depan rumah, kamu masuk ya. Mas liatin kamu sampai kamu masuk kedalam." Titahnya, tangan Faris bergerak membuka kunci pintu.

"Baik Mas… ati-ati dijalan ya!" Membuka pintu dan melambaikan tangan pada kekasihnya.

"Iya sayang. Sampai jumpa lagi." Membalas ucapan Aisyah dengan menutup kembali kaca mobil.

***

Aisyah…

Selalu menuntut meminta dinikahinya secepat mungkin. Tapi Faris hanyalah seorang supir ojek online, dengan hasil pas-pasan. Tidak ada yang dia miliki selain cinta. Cinta? Bahkan Faris sendiripun tidak mengetahui apakah perasaan itu benar-benar cinta. Sekarang yang dia rasakan malah semakin ingin menghindar dari Aisyah yang selalu mencecarnya dengan banyak permintaan.

Seandainya Faris bukan pemuda yang baik, tentu sudah mengambil jalan pintas untuk menikahinya. Dan jalan terburuknya adalah berbuat zina. Faris terus menggelengkan kepalanya, tidak mungkin dia melakukan itu !

Semua terasa berat apa yang sedang dia jalani saat ini. Berkali-kali dia mengacak rambutnya frustasi. Menendang kosong tanah aspal.

Ingin rasanya dia berteriak kepada dunia bahwa dirinya tidak mampu lagi bernafas. Sekelebat bayangan cobaan hidup yang terus menimpanya, membuat dia seringkali merasa rapuh. Faris adalah sosok yang rapuh dibalik ketegarannya. Dia sudah rindu rasanya hidup bahagia bersama keluarga.

Hidup tanpa seorang ayah dan ibu sedari kecil, semua telah meninggalkannya sendirian. Hanya tersisa tanah kering yang mengubur keduanya.

Tidak ada harta benda apapun yang ditinggalkan, kecuali foto kenang-kenangan dari ibu panti asuhan yang sudah membesarkannya selama belasan tahun. Setelah itu, dia dilepas untuk hidup mandiri. Beruntung masih mempunyai tante dan om yang memodalinya mobil bekas. Hingga dia bertahan sampai sejauh ini dikontrakannya yang sudah dia huni lima tahun kebelakang. Dan sekarang usianya dua puluh empat tahun. Usia yang tergolong masih sangat muda, tapi Faris memang sudah dewasa sebelum waktunya karena keadaan hidup yang dia alami.

***

Waktu sudah menunjukkan pukul tengah malam. Wanita sexy dengan tinggi tak lebih dari 170 cm keluar dari hiburan malam dengan sedikit sempoyongan, tapi tidak separah kemarin saat dibopong oleh Faris.

"Ca !" Panggil Dave, dia mencegat kepulangan Jessica agar lebih lama lagi berada ditempat ini.

"Sorry Dave, aku benar-benar lelah. Ingin segera pulang." Tolaknya halus.

"Aku antar ya... " Tanpa jawaban, Dave terburu-buru mengambil kontak dan tasnya ditempat tadi dia duduk.

Tak menunggu lama, Dave keluar dengan terburu-buru lalu mengantar Jessica pulang.

Diperjalanan Jessica mengatakan keluhannya, "Dave, sepertinya aku demam. Besok jangan ajak aku kesini dulu ya !" Jessica memijat pelipisnya dengan gerakan memutar, membuat Dave khawatir.

"Sebentar lagi sampai Ca, tahan dulu ya? Atau mau diantar keklinik?" Tawar Dave menengok kesisi kiri melihat keadaan Jessica. Namun Jessica terlihat melemah dan berangsur-angsur terpejam begitu saja. Sebelum Dave menghentikan mobilnya. Dave berteriak memanggil- manggil namanya...

"Ica ! Banguun Ca...! Ca...!! Banguun..."

.

.

.

.

Like duluu sebelum next.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***