Amerika

Sesampainya dari perjalanan panjang saya segera mengistirahatkan diri di ruangan 5x7 meter ini, besok saya akan memulai kelas pertama saya.

Jam weker saya sudah berbunyi itu artinya saya harus segera mandi dan bergegas, tidak melupakan sarapan saya mengambil air mineral di lobby asrama dengan sebuah pancake yang akan menemani saya menjalani hari.

Kelas pertama di mulai, dosen yang mengajar hari ini adalah Mr Edward, dia dosen yang cukup muda dan tampan, tapi kenapa saya selalu suka melihat pria dengan mata tajam seperti itu? tenanglah saya masih menyukai wanita, mungkin karena mata saya tidak setajam pria itu.

Perjalanan kembali di mulai saat salah satu teman yang baru saja saya kenal mengajak saya untuk datang ke salah satu party di apartemen teman lainnya, berusaha menghormati ajakannya saya datang ke pesta itu.

Saat baru membuka pintu apartemen Joe, Joe adalah teman yang mengadakan pesta, saya terkejut, bagaimana tidak? Banyak sekali wanita yang memakai baju minim di sini, saya masuk dan duduk di sudut sofa dengan bentuk leter L itu.

Menatap ke arah depan tepat di mana seorang perempuan imut berdiri dengan sempoyongan, dia berbeda dari yang lain, baju yang ia kenakan bukanlah baju terbuka, dia mengenakan gaun selutut, dengan tangan panjang, dia terlihat polos dan lugu.

"Audrey... jangan menatapi Blevin seperti itu, dia akan menusuk mata mu jika kau ketauan menatapinya." ujar Joe yang mengulurkan minuman kepada saya.

Apa kata Joe tadi? dia akan menusuk mata ku, jika dia tau aku sedang menatapnya? lihatlah siapa pria yang tidak akan tergoda pada perempuan yang tengah malam keluar rumah dengan mabuk seperti itu?

Setelah pesta selesai, saya hendak pergi dari apartemen milik Joe, tapi pergerakan saya terhenti saat melihat perempuan tadi hampir saja di cumbu oleh seorang pria, perempuan itu berteriak dan memukul dengan sebisanya.

"Hentikan!!!" teriak saya, saya segera memukul pria tadi dan membawa perempuan itu pergi.

Joe dan Sam datang menolong saya membawa perempuan itu kembali ke rumahnya, di rumah perempuan itu kami di sambut hangat bahkan para penjaga di rumah besar seperti istana itu, memperlakukan kami sama seperti majikannya.

Dan turunlah sang tuan rumah, pria tua yang saya kira diawal adalah ayahnya, namun saya salah.

"Terimakasih sudah mengantar cucu ku kembali di rumah, sedari tadi para pengawal mencarinya dan tidak menemukan dirinya, izinkan saya memperkenalkan diri, Saya adalah Ferdinand Clark, kalian dapat memanggil saya dengan sebutan kakek." ujar pria tadi.

"Perkenalkan nama saya Joe, kakak tingkat Blevin, ini teman saya Sam dan Audrey."

"Senang bertemu dengan kalian, dan sebagai ucapan terimakasih saya menawarkan hadiah untuk kalian, kalian mau apa untuk hadiahnya?" tawar sang kakek.

"Tidak tuan, kita adalah sesama manusia sudah menjadi kewajiban untuk saling menolong, jadi saya pikir..." belum sempat bicara banyak, ucapan ku terputus oleh tuan Ferdinand.

"Tidak anak muda, saya akan memberikan hadiah untuk mu, Joe dan Sam teman mu menolak, jadi apakah kalian mau menerima sesuatu dari ku?" tawarnya lagi pada Sam dan Joe.

"Bagaimana jika sebuah Ferrari dengan desain terbaru, kek sepertinya hebat." ucap Joe yang memang mata duitan.

"Baiklah, dua buah mobil Ferarri terbaru akan terparkir di depan rumah mu segera." ujarnya tidak main-main, saya jadi tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu.

"Lalu bagaimana dengan anda Audrey?" tawarnya lagi.

"Baiklah kek, bisakah anda mempekerjakan saya saja? saya membutuhkan pekerjaan saat ini." ucap ku, dari pada meminta sesuatu yang tidak akan berkepanjangan mending minta pekerjaan kan?

"Kau mau bekerja sebagai apa?" tawarnya.

"Apa saja, yang jelas semua di lakukan secara halal dan tidak menggangu aktifitas kuliah saya saat ini." jawab ku.

"Baiklah, bagaiman jika menjadi supir pribadi Blevin, kau hanya mengantar dirinya ke kampus dan mengantar dirinya kembali ke rumah dengan selamat." ucapnya.

"Baiklah tuan besok saya akan mulai menjemput nona, jika boleh saya tau apakah saya di izinkan untuk libur?" tawar ku lagi.

"Libur? tentu kau mendapatkan libur, saat Blevin tidak membutuhkan mu maka itu adalah jam libur mu, Audrey saya percayakan Blevin pada mu." ujarnya, bagaimana bisa dia begitu percaya pada ku, sementara kita baru saja bertemu.

"Kau pasti bertanya mengapa saya begitu mempercayai mu, benar begitu?"

"I...iya tuan."

"Itu karena kesan pertama mu adalah berusaha bukan meminta, jarang sekali ada anak seperti mu di jaman seperti ini, saya harap kamu bisa bekerja sama dengan baik, melaporkan seluruh kegiatan Blevin pada saya." ucapnya menyebutkan tugas yang harus saya emban.

"Jadi selain menjadi supir saya juga harus memantau kegiatan nona tuan?" jelas ku.

"Tentu, Blevin adalah cucu perempuan ku yang paling ku sayang, aku tidak mau dirinya menyesal suatu hari nanti."

"Baiklah tuan saya menerima tawaran anda." Ucap ku matang.

"Kita belum membicarakan tentang payment?" ujar tuan Ferdinand.

"Saya percaya pada tuan, tuan akan memberikan yang terbaik untuk setiap keputusan bukan?" dengan yakin saya berujar.

"Kau akan di gaji sebesar satu mobil yang dimiliki oleh Sam dan Joe dalam setiap dua bulan." ujarnya.

Ide bisnis ku mulai muncul untuk apa menolak, maka aku berjanji untuk menjadi informan yang bertanggung jawab dan Jujur.

"Saya setuju tuan, dan mulai besok saya akan memulainya."

"Baiklah sekarang sudah terlalu larut, kembalilah ke asrama mu dan bersiap untuk besok."

Saya pergi dari rumah mirip istana itu, sesampainya di asrama saya memilih untuk membersihkan diri dan istirahat.

Hari pertama saya di Amerika menjadi pelajaran teraneh dalam hidup saya, bagaimana tidak baru saja memulai, saya sudah mendapatkan hal tidak terduga seperti saat ini.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!