17

#KENAYA (Ken dan Aya)

#Part17

Sudah memasuki hampir empat bulan pernikahan Ken dan Aya. Baru kali ini Aya melihat gelagat aneh Ken. Bahkan sampai menghindari kontak fisik dengannya.

Aya sudah tidak tahan melihat sikap suaminya yang sejak pulang dari pantai berubah. Diabaikan Ken sangat sakit dan Aya tidak mau harus tidur tanpa memeluk guling bernyawanya.

“Emm ... kamu marah?” cicitnya sambil memeluk suaminya dari belakang. Ken tidak menoleh. Menatap lurus pemandangan di hadapannya di atas balkon.

Wajarkah Ken merasa kesal melihat istrinya bercengkerama dengan laki-laki lain? Padahal sewaktu mereka bersahabat, Ken tidak terlalu membatasi pertemanan Aya. Membiarkan Aya kenalan dengan siapa pun. Akan tetapi, istrinya tetap mengikutinya. Katanya lebih nyaman bareng-bareng sama Ken.

“Dosa, loh, mengabaikan istri,” ujarnya. Ken membalikkan badannya. Aya tersenyum melihat suaminya berbalik. Wajah Ken terlihat kesal.

“Kamu tahu kalau Mr. Arland menyukaimu?” tanya Ken dengan kesal. Apalagi istrinya dengan mudah tertawa dengan laki-laki lain. Mana statusnya hanya dikenalkan sebagai dosen saja.

“Hehehe ... kamu cembokor?” tanya Aya sambil menyengir. Ken menjitak kepala Aya pelan. Bisa-bisanya istrinya menyengir saat dadanya terasa panas.

“Masih tanya,” kesalnya. Aya jadi gemas melihat Ken cemburu. Ternyata rasanya enak dicemburui. Berasa paling dicintai.

“Ih, maaf, ya, suamiku sayang. Aku enggak cinta sama siapa pun. Aya cintanya sama Ken,” ujarnya membuat Ken mau tak mau menerbitkan senyumnya.

“Jangan lirik cowok lain,” pesan Ken diangguki Aya. Dia tidak pernah melirik cowok lain.

“Aku enggak pernah lirik cowok lain, kok. Aku lebih suka menatapnya langsung daripada lirik,” ujarnya membuat Ken mengusap wajahnya kasar. Itu lebih parah lagi.

“Enggak boleh,” ujar Ken membuat istrinya cemberut. Sepertinya salah melulu. Ken sensi seperti orang PMS saja.

“Iya ... iya ... ya, sudah. Masuk ke dalam, yuk. Di sini dingin,” ujar Aya. Ia menarik suaminya masuk ke dalam. Seperti biasa cuaca dingin sangat membantu, karena Ken pada akhirnya menarik istrinya ke kasur. Melakukan kegiatan favoritenya. Apalagi mereka baru saja berdamai.

***

Sebiasa mungkin Aya menjaga jarak dengan Mr. Arland. Demi keutuhan rumah tangganya. Ia akan melakukan apa saja, termasuk menjauhi dosennya sendiri.

“Kenapa kamu menunduk?” tanya Mr. Arland saat bertemu Aya. Hubungan mereka cukup baik setelah insiden Aya meminta maaf. Akan tetapi, Aya harus menjaga hati suaminya, seperti Ken menjaga hatinya untuk Aya.

Melihat Aya melamun. Mr. Arland melambaikan tangan di depan wajah Aya. Wanita itu tersentak kaget. Matanya kembali menatap lain saat tanpa sengaja menatap Mr. Arland.

“Jangan lirik cowok, jangan tatap cowok,” batinnya mengsugesti dirinya.

“Bagaimana, Mr. Apakah saya sudah boleh pergi?” tanyanya. Jujur saja hati Mr. Arland kecewa melihat Aya menghindarinya. Ia kira bisa berdekatan dengan wanita di depannya.

Tidak mau kesempatan emasnya pergi. Mr Arland bertanya perihal Ken kepada Aya. Bukan sekali ia merogoki Aya ke ruangan Ken.

“Apakah secara kebetulan kamu dan Pak Ken kerabat dekat?” tanyanya.

Mata Aya membulat. Ia tidak menyangka ditanya mengenai hubungannya dengan Ken. “Pak Ken adalah suami saya,” ujarnya membuat Mr. Arland menahan napas. Apakah dia baru saja menyukai istri orang lain? Astaga, dia tidak percaya wanita di depannya sudah menikah. Tidak ada cincin melingkar di jari manis Aya.

Ia memasang senyum palsu. Menutupi luka yang baru saja menggores hatinya. Baru ia merasakan jatuh cinta, hari itu patah juga. Daya tarik wanita di depannya membuat ia terjerat dengan perasaan yang tak seharusnya. Namun, ia cukup tahu diri. Pendidikannya tinggi, dan dia tidak akan merebut istri orang lain.

“Saya harap Anda menjaga privasi saya, Sir,” ujar Aya. Lalu, ia pamit pergi. Mr. Arland mengusap dadanya yang berdenyut sakit.

***

Seperti biasa kegiatan Ken dan Aya tak lain adalah mengurung diri di kamar. Ken menyelesaikan pekerjaan kantornya dan Aya memainkan ponselnya.

Tidak ada yang membuka percakapan. Aya sendiri tidak mau mengangguk pekerjaan suaminya. Biarkan Ken pacaran dulu dengan kertas-kertasnya.

“Hoam.” Aya sudah mengantuk sekali.

“Aya, ingat belajar sebelum tidur. Kamu ulangan matematika besok. Jangan sampai ada alasan tidak tahu,” ujar Ken kembali memperingati istrinya, tanpa mengalihkan atensinya dari monitor hadapannya. Sudah empat kali iya memperingati istrinya.

Namun, terlambat. Kelopak mata istrinya tertutup rapat. Terbang menuju mimpi. Entah buruk atau indah, karena besok menantinya.

Ken sendiri larut dalam pekerjaannya. Saat selesai ia sudah lelah dan mengantuk. Ikut tidur di dekat istrinya. Ken kira Aya sudah belajar sehingga tidur tengkurap saking kelelahan.

Membalik tubuh istrinya dengan pelan dan memeluknya seperti biasa.

***

Aya dengan semangat memasuki kelasnya. Namun, sayang setelah mendengar ia akan ulangan matematika, semangatnya pudar.

Ken selalu mengingatkannya untuk belajar? Lalu, kenapa tadi malam tidak? Aya hanya lupa dan tidak mendengar karena memakai erphone.

“Dari mana kamu tahu?” tanyanya. Ken selalu memberikan ulangan dadakan. Membuat mereka benar-benar memperhatikan pelajaran dosen matematikanya.

“Ini hanya di dengar karena tidak sengaja menguping pembicaraan Pak Ken dengan Dosen lain. Dia bilang tidak bisa ikut entah ke mana karena ada ulangan untuk kelas kita,” jelas teman kelasnya.

Aya segera keluar dari kelasnya. Ada waktu 20 menit untuk ke ruangan Ken. Ia sudah kesal karena ada ulangan dan dia tidak belajar. Bisakah Ken membatalkannya?

***

TBC

Terpopuler

Comments

Bee mi amore

Bee mi amore

😂😂😂😂😂😂😂😂

2022-06-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!