16

Musibah apa yang ia alami sampai harus berurusan dengan dosen barunya. Andai saja dia tidak melakukan kesalahan. Mungkin dia tidak akan dilanda rasa panik.

Otaknya yang lambat mencerna setiap masalah yang datang membuatnya harus menerima risikonya. Selama pelajaran berlangsung, ia merasa di awasi.

Pasti kekesalan Mr. Arland masih ada soal kemarin. Apalagi ia merasa dipermalukan. Ia membenturkan jidatnya pelan di meja belajarnya. Kejadian itu terus berputar di kepalanya.

“Kamu kenapa?” tanya Ken saat keluar dari kamar mandi dan melihat istrinya bukan belajar malah membenturkan jidatnya.

Ken berjalan ke lemari. Mengambil satu set pakaian rumahannya. Kaus putih dan celana kain pendek. Ia mengusap rambutnya yang masih basah dengan handuk kecil.

Tatapannya mengarah kepada Aya yang tidak kunjung menjawab. Hanya menatapnya dengan tampang kusut.

“Kenapa, sih?” tanya Ken yang akhirnya mendekati istrinya. Tangannya mengusap puncak kepala Aya.

“Ken, aku dalam masalah. Kemarin saat beli lingerie, enggak sengaja timpuk muka orang. Dia itu Dosen di kampus. Dosen baru pengganti Pak Danu,” ujarnya. Matanya meredup. Mengadu pada Ken membuat ia sedikit tenang.

“Kamu sudah minta maaf?” Aya menggeleng. Bagaimana ia meminta maaf karena Mr. Arland lebih dulu memaki-makinya dengan bahasa inggris. Dia tentu saja tidak tahu. Ditambah ditanya soal kewarasannya. Sontak ia menjawabnya karena kesal.

“Kalau salah, harus berani meminta maaf,” ujar Ken setelah mendengar semua cerita istrinya secara lengkap.

“Terus aku harus minta maaf begitu sama dia?” tanya Aya. Ken mengangguk mantap. Setiap kesalahan, kecil atau besar hendaknya minta maaflah, karena meminta maaf bukan hal yang memalukan.

“Kapan belajar bahasa Inggris?” tanya Ken.

“Lusa baru belajar lagi,” ujar Aya. Tangannya memainkan ujung baju Ken.

“Mau ditemani?” Aya menggeleng.

Ia tidak mau dicap penakut, walau pada dasarnya dia memang penakut. Akan tetapi, ia tidak mau sampai dipandang rendah atau segan karena menjadi istri Ken.

Apalagi suaminya populer meski sikapnya begitu kejam kepada mahasiswa dan mahasiswi. Tidak segan membuat mereka akan mengulang semester. Parahnya Ken pernah membuat satu sampai tiga orang tidak masuk kelasnya.

“Belajar sebelum tidur.” Ken selalu mengingatkan istrinya agar belajar sebelum tidur. Biasanya Aya akan langsung tidur tanpa membuka buku. Bahkan tugas-tugasnya kadang terbengkalai, beruntung Ken selalu memeriksa tugas-tugas Aya sebelum ia ikut tidur.

“Iya.” Saat Ken ingin beranjak ke sofa. Aya menahan tangannya. Membuat Ken menoleh. Melihat istrinya mengetuk bibirnya berkali-kali. Ken mengulum senyum.

Ia menunduk karena posisi Aya sedang duduk. Mendaratkan kecupan singkat. Kebiasaan baru istrinya saat ingin belajar. Katanya untuk mengisi energi dalam berpikir.

***

Setelah menghela napas berkali-kali dan membaca doa keselamatan. Aya melangkah ke ruangan Mr. Arland. Ia memberanikan diri menemui Dosen barunya.

Tok tok tok.

“Masuk.” Terdengar suara itu begitu dingin dan tegas. Siapa pun akan setuju jika pemilik suara itu berhati dingin.

Tangan Aya berkeringat saat ia mencapai ganggang pintu. Jantungnya tak berhenti berdetak kencang. Apalagi sepasang mata silet itu kembali menatapnya. Ini pertemuan ketiga mereka.

Aya meneguk ludahnya kasar. Ia mendekat dan menatap Mr. Arland yang terlihat menunggunya menyampaikan maksudnya.

“Sa—saya—“ Aya merutuki dirinya yang gugup bicara. Ia kembali bersuara, “Im so sorry, Mr. Arland.” Ia bingung dengan bahasa inggris selanjutnya yang akan ia gunakan.

“For lingerie emm ... mendarat to face you.” Aya menggigit bibir bawahnya.

Bahasa Inggrisnya kembali bercampur-campur. Jangan salahkan dia. Dia akan mengelak dan mengatakan dia sangat mencintai negaranya sehingga hanya bisa berbahasa Indonesia. Padahal sering Ken mendapatinya belajar bahasa Korea.Dasar Aya.

Mr. Arland berdehem. Ia tidak menyangka wanita di depannya akan datang meminta maaf. Kesal memang masih ada di dalam dirinya. Mengingat banyak orang menyaksikan mereka.

“Ya,” jawab Mr. Arland. Hanya satu kata, tetapi membuat Aya merasa lega. Ia tersenyum lebar membuat Mr. Arland menahan napas. Sungguh senyuman Aya terlihat manis sekali.

“Thanks, Mr.” Dia akhirnya pamit pergi. Membuat Mr. Arland masih terpaku di tempatnya. Bibirnya perlahan menyunggingkan senyum.

“Cute girl,” lirihnya.

***

Sore menjelang malam, Aya berkutat di depan meja riasnya. Ia memoleskan sedikit make up di wajahnya. Ken berjanji akan membawanya ke suatu tempat. Mengingat ia minta ditraktir.

Aya tidak sabar menanti kepulangan suaminya. Tas, dompet dan ponsel sudah lengkap. Lalu, sentuhan terakhir ia menyemprotkan parfum di tubuhnya.

“Assalamualaikum,” salam Ken ketika masuk kamarnya. Aya menoleh dan tersenyum. Ia menghampiri Ken dan meraih tangan suaminya.

“Duh, istri siapa, sih, ini? Cantik bener,” goda Ken membuat Aya tertawa. Aya memeluk suaminya erat. Selalu suka ketika Ken memujinya. Aya ingin egois, hanya ingin suaminya memujinya seorang diri.

“Istriya Kenan Rahardian,” jawab Aya malu-malu. Ken sampai tertawa dibuatnya.

“Aku mandi dulu. Tunggu sebentar,” ujar Ken melepas pelukan mereka.

“Aku sudah menyiapkan air hangat untukmu. Cepat, ya, Ken,” ujar Aya diangguki Ken. Ia cukup menunggu selama 15 menit sampai Ken keluar dengan handuk putih melingkar di pinggangnya. Aya senyum-senyum sendiri melihat Ken. Matanya selalu mencuri pandang ke arah perut suaminya.

Ken memakai baju yang disiapkan istrinya. Lalu, mereka keluar rumah dan menuju ke tempat yang Ken ingin tunjukkan pada istrinya.

Sesekali Aya bersenandung di dalam mobil. Sampai Ken ikut bersenandung. Akhirnya duetlah mereka. Tawa mereka pecah saat menyadari kekonyolannya.

“Waaaahhhhhh, Keeennnn!” pekik Aya saat mobil Ken berhenti di sebuah pantai yang indah. Aya segera turun. Matanya masih memandang takjub di depan.

Ombak-ombak dan deru angin seolah memintanya mendekat. Ken ikut keluar dan menggenggam tangan istrinya. Ia akan mengajak Aya ke tepi pantai menjelajahi makanan di jual pinggir pantai.

“Tahu di mana tempat ini, Ken?” tanya Aya. Ia mulai mencari makanan. Semua terlihat lezat di matanya. Inilah dimaksud Ken traktir ala definisi Aya. Membawa gadis itu di tempat penjual makanan yang berjejer.

“Aku mau ini, ini, ini, dan itu,” ujarnya semangat. Ken menuruti keinginan istrinya. Bahkan istrinya hampir membeli semua jenis makanan di sana.

“Ahhhh kenyang!” ujarnya saat duduk di pasir bersama Ken. Mereka memandang langit malam begitu lepas yang ditaburi bintang kecil.

Mereka mulai bercengkerama satu sama lain. Sesekali tawa mereka berderai. Walau mereka kadang juga berdebat, mwnjitak, tetapi selalu bisa di akhiri tawa mereka.

Sampai seseorang menghampiri mereka. Ken memasang wajah datarnya. Apalagi saat istrinya tersenyum.

“Eh, Mr. Arland.” Aya terkejut melihat kehadiran Dosennya di sini. Apakah dunia sempit sampai mereka bertemu di sini?

“Ya,” jawab Mr. Arland. Irit bicara sekali dia. Matanya menatap Ken dan Aya secara bergantian.

“Kenalin, ini Ken, Dosen juga di kampus kita,” ujar Aya membuat Ken merasa kecewa. Ia ingin Aya mengatakan jika ia adalah suami Aya. Mereka berkenalan singkat. Aya sendiri bercengkrama sebentar dengan Mr. Arland dan sesekali tertawa. Mereka terlihat akur setelah kerjadian tadi siang.

"Saya pergi dulu," pamitnya. Dia mengangguk sebentar ke arah Ken dan tersenyum tipis kepada Aya.

Sepeninggal Mr. Arland, Ken mendadak banyak diam. Aya sendiri tidak peka jika suaminya kecewa. Mungkin Ken juga cemburu karena melihat istrinya dan Mr. Arland bercengkerama. Ken tidak buta melihat ketertarikan di mata Mr. Arland kepada istrinya.

“Pulang.” Ken berdiri membuat Aya yang bercerita mengadakan kepala melihat suaminya. Wajah Ken terlihat tidak bersahabat. Aya tahu jika Ken sudah bicara dingin, pasti mood suaminya buruk.

“Mungkin Ken sudah mengantuk,” batinnya. Ia akhirnya meninggalkan pantai. Meski ia masih ingin di sana. Namun, mau bagaimana lagi kalau Ken sudah badmood.

Sampai di rumah suaminya langsung ke kamar dan tidur. Aya menghela napas. Ia tidak mengerti dengan Ken. Malam itu, Ken membuatnya susah tidur karena baru kali ini Ken tidak memeluknya lagi.

***

TBC

Nah, loh, Nyonya Rahardian kurang peka, hehehe.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!