11

bar-bar up

#KENAYA (Ken dan Aya)

#Part11

Aya merasa senang setelah VC berjam-jam dengan suaminya. Lalu, ia memutuskan untuk ke rumah mertuanya.

“Kamu menginap saja di sini,” ujar Dewi kepada menantunya.

“Iya, Ma,” jawab Aya. Ia membantu Dewi memasak. Daripada ia di kamar dan memikirkan Ken terus.

Sampai seseorang muncul dengan wajah lelahnya. Aya sampai berdiri melihat suaminya. Rasa senang langsung membuncah di hatinya.

“Aaaa Ken!” Dia menubruk tubuh Ken karena senang akhirnya guling bernyawanya pulang cepat. Ken membalas pelukan istrinya.

Ken ketar-ketir mengerjakan tugasnya karena otaknya terus memikirkan istrinya yang menangis.

Beruntung di sana ada Asistennya yang bisa hendel pekerjaannya. Membuat sore ini Ken pulang.

“Badan kamu panas,” ujar Aya. Ken menarik istrinya ke atas.

“Kamu sakit Ken?” tanya Aya. Dia mengulurkan air ke arah Ken. Dengan senang hati Ken menerimanya.

“Sedikit,” kata Ken serak khas orang sakit. Melihat suaminya sakit dan matanya terlihat sayu, Aya tidak tega. Andai saja dia tidak VC Ken, pasti suaminya tidak akan secapek ini.

“Kamu istirahat dulu. Pasti capek banget,” kata Aya. Ia menarik selimut. Mata Ken terpejam. Pusing dan badannya terasa lemas.

Aya turun ke bawah. Ia akan membuat Ken sup panas. “Ma, Ken demam,” ujarnya.

“Kayaknya suami kamu kecapean,” gumam Dewi. Mengingat putranya bahkan sore-sore saja sudah mengisi bersama menantunya. Apalagi anaknya langsung pulang ke sini tanpa jeda perjalanan.

“Mungkin, Ma. Apalagi  Ken juga sering mandi malam. Mungkin masuk angin juga,” rutuk Aya. Pernah sekali ia bangun dan melihat Ken tak ada di sisinya. Ternyata suaminya mandi.

Alasan Ken saat ditanya gerah. Jadi, Aya membiarkannya saja.

“Ha? Ken mandi malam?” tanya Dewi. Putranya kenapa jadi mandi malam?

“Kamu datang bulan?” tanyanya cepat.

“Tidak, Ma,” jawab Aya, “kenapa tanya soal bulananku?” Wajah keponya mulai muncul.

“Mama kira Ken mandi malam karena tidak dapat jatah,” jelas Dewi.

“Jatah?” beo Aya. Apa lagi jatah?

Dia segera membuat Sup saat mertuanya mengajaknya memasak.

Aya akan mencari tahu. Jatah apa yang tidak didapatkan suaminya. Setelah supnya telah matang, ia kembali ke kamar Ken dengan nampan berisi air dan sup.

Ken masih terlelap. Tangan Aya terulur menyeka keringat Ken. Ken bela-belain pulang cepat demi dia.

“Kayaknya aku cari di google saja,” gumamnya. Ia mencari tasnya dan mengambil ponselnya. Lalu, dengan cepat ia mencari mbak google.

Pipi Aya terasa panas melihat gambar yang menurutnya sangat vulgar. Kenapa juga mbak google membawanya ke sini.

“Ha? Jatah malam, jatah bikin adek-adek.” Matanya membulat. Pipinya sudah berganti warna. Aya segera menekan tombol kembali.Kalau bikin adek-adek, dia ngerti maksudnya.

Ia jadi panik sendiri. Kenapa juga dia harus memberi jatah kepada Ken. Otanya blank seketika.

“Jadi, Ken mandi malam gara-gara aku enggak kasih jatah,” resahnya. Ia juga kasihan, tetapi malu di waktu bersamaan.

Memikirkannya saja membuat jantungnya berdebar tidak karuan. “Duh, jadi selama ini, isinya bukan isi makanan maksud Mama. Huwaa maluuuu,” rengeknya. Menyadari kebodohannya sendiri.

***

Malamnya suhu tubuh Ken masih belum turun. Aya sudah memanaskan kembali supnya. Dia menyuapi Ken yang bersandar di kepala ranjang.

Melihat Aya gugup, alis Ken terangkat ke atas, “Tumben kamu enggak banyak bicara. Seriawan?”

Aya gelagapan saat ditanya. Dia diam karena malu dan merasa bersalah kepada Ken. Suaminya selama ini selalu menurutinya.

Pulang di tengah rasa capeknya. Memberi uang jajan kepadanya. Mengurusnya saat sakit, sementara dia? Dia malah membuat Ken sakit karena menahan hasrat.

“Ken,” lirihnya.

“Ya,” sahut Ken.

“Ak—aku ... emm ... ka—kamu.” Aya merasa gugup sekali. Selama ini, dia merasa bebas melakukan apa saja karena yang menjadi suaminya adalah Ken sahabatnya. Ia tidak sungkan sampai ia lupa bahwa di depannya adalah suaminya yang pasti mau melakukan hubungan suami-istri pada umumnya.

“Apa?” Ken melihat Aya semakin gugup.

“Ka—kamu jangan mandi-mandi malam lagi,” larangnya. Pipinya sudah memanas. Ia memandang Ken dengan malu.

Ken menghela napas. Ia tidak bisa tidak mandi karena ia akan merasa tersiksa. Setiap malam, istrinya memeluknya erat. Jangan lupa tangan Aya sering menyentuhnya tanpa sengaja. Apalagi deru napas Aya yang teratur mengenai ceruk lehernya. Lengkap sudah penderitaannya.

Sekarang, istrinya meminta ia tidak mandi malam?

“Enggak bisa, dong. Aku butuh mandi karena ak—“ Aya memotong ucapan Ken.

“Engga boleh. Kamu nanti sakit lagi!”

Ken mengusap wajahnya. Sampai ia dikejutkan dengan ucapan istrinya, “Kamu boleh, kok, ambil jatah kamu.”

Ken menatap Aya tidak percaya. Ditatap begitu intens dengan Ken. Aya semakin malu.  menunduk menyembunyikan wajahnya.

Ken tersenyum lebar. Akhirnya penantiannya berbuah manis. Akan tetapi, ia harus memastikan.

“Bener? Kamu tahu artinya jatah?” tanya Ken. Istrinya ini ‘kan suka sekali salah mengartikan kata. Dia tidak mau berharap banyak. Istrinya bisa saja membuatnya melayang dan jatuh.

Dengan wajah malu-malu Aya menjawab, “Bikin adek-adek.”

Ken menggigit bibir bawahnya. Boleh bungkus, Aya, nggak?

***

TBC

Terima kasih jejaknya.

Terpopuler

Comments

Maryana Fiqa

Maryana Fiqa

ha..ha bikin adek adek.....

2021-12-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!