Bukan Siapa-siapa

"Bangun, Honey," ucap Leon dengan lembut sambil membelai wajah Becca yang masih terlelap. "Sudah siang," lanjutnya.

Becca masih terlelap dan tidak mendengar suara suaminya. Tadi malam mereka berdua begadang hingga pukul 2 dini hari. Oleh karena itu, pagi ini Becca masih terlelap dengan damainya.

"Kalau kamu tidak bangun juga, aku nakal, nih!" goda Leon masih dengan membelai wajah Becca.

Leon terus memandang wajah Becca yang terlelap dengan damainya. Becca memiliki wajah Arab. Keturunan dari ayahnya yang asli Arab. Hal itu yang membuat Leon tergila-gila dengan Becca. Ia sungguh terpesona akan kecantikan Becca.

"Kalau nanti kita punya anak, pasti cantik atau ganteng mirip kamu," gumam Leon sambil tersenyum lebar.

Perlahan-lahan Becca membuka matanya. Ia menyipitkan mata untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.

"Jam berapa, Mas?" tanya Becca yang masih setengah sadar.

"Jam tujuh," jawab Leon sambil turun dari ranjang lalu membuka tirai. "Bangun, Honey!" katanya lagi.

Cahaya matahari mulai masuk ke dalam kamar, membuat Becca mau tidak mau harus bangun.

Ia jalan perlahan-lahan menuju kamar mandi. Karena kesadarannya belum seutuhnya penuh.

Hari ini Becca merasa kalau ia telah menjadi wanita seutuhnya. Ia begitu bahagia saat bangun tidur bisa melihat wajah Leon. Laki-laki yang sejak dua bulan lalu ia cintai secara diam-diam. Dan pada akhirnya, kemarin ia dan Leon resmi menjadi pasangan suami istri.

Sejak awal Becca tahu kalau Leon telah memiliki istri. Namun ketika ia tahu kalau istri Leon tidak bisa hamil, Becca langsung beraksi untuk meluluhkan hati Leon.

Semua terjadi sejak dua bulan yang lalu. Saat Becca mendapat promosi jabatan di kantor cabang Leon. Ketika pertama kali melihat Leon, Becca langsung jatuh cinta. Namun setelah ia selidiki, ternyata Leon telah memiliki istri.

Harapan kembali timbul saat Becca mengetahui ternyata Arini sudah tidak bisa memiliki anak. Ia lalu memberikan perhatian-perhatian kecil terhadap Leon, dan ternyata berhasil.

Sebenarnya ia bukanlah perempuan yang jahat. Di satu sisi ia masih menghormati Arini sebagai istri tua Leon. Oleh karena itu, sebisa mungkin ia mencoba untuk ramah kepada Arini.

"Honey, jangan lama-lama mandinya! Kamu belum makan dari tadi malam. Nanti sakit," teriak Leon dari luar kamar mandi.

"Kamu sweet banget sih, Mas." Becca bergumam pelan sambil tersenyum lebar saking bahagianya.

"Iya, Mas," sahut Becca sambil terus melanjutkan mandinya.

Tak lama Becca telah selesai mandi dan bergantian dengan Leon yang menggunakan kamar mandi. Lalu setelah itu, mereka sarapan bersama.

Di meja ruang makan, telah tersaji banyak makanan yang di masak oleh asisten rumah tangga.

"Baru bangun, Ca?" tanya Rania sambil membawa tiga mangkuk salad dari arah dapur.

"Iya, Ma," jawab Becca sambil mengambil duduk di kursi meja makan.

Leon dengan sigap mengambilkan menu sarapan nasi goreng untuk Becca. "Makan yang banyak, Honey," kata Leon sambil tersenyum manis ke arah Becca.

Rania memperhatikan kedekatan Leon dan Becca seperti tidak ikhlas. Jujur saja, ia adalah satu-satunya orang yang menentang pernikahan Becca dan Leon. Bukan karena apa-apa, ia hanya tidak ingin anaknya menjadi pengganggu rumah tangga orang lain.

Rania tahu, perasaan Arini pasti luar biasa sakitnya mengetahui fakta suaminya harus menikah lagi. Karena ia pernah di posisi Arini, dan ia tidak sanggup. Akhirnya ia memilih untuk bercerai dan tinggal berdua saja bersama Becca sejak Becca berusia 15 tahun.

Namun mereka harus berpisah satu tahun saat Becca bekerja di luar kota, dan baru bersama lagi dua bulan lalu saat Becca di promosi jabatan ke kota kelahirannya.

"Mama ngelamun?" tanya Leon begitu melihat mertuanya hanya duduk termenung di meja makan.

"Ah, tidak," jawab Rania cepat. Ia lalu menyantap salad yang tadi ia bawa.

Sepanjang makan, Rania sangat tidak nyaman saat melihat Leon dan Becca bermesraan. Bukan karena ia lupa bagaimana rasanya muda. Hanya saja Rania bingung. Saat bermesraan dengan Becca, apa Leon tidak teringat Arini?

"Mama duluan. Mau langsung ke cafe," kata Rania. Ia langsung berlalu meninggalkan meja makan dan menuju kamarnya. Lalu tak lama pergi meninggalkan rumah menuju cafe yang telah ia bangun beberapa tahun lalu.

Sementara itu di meja makan, Leon dan Becca yang sedang di mabuk cinta terus saja bermesraan.

"Kita jadi honey moon ke Turki, Mas?" tanya Becca sambil bergelayut manja di pundak Leon.

"Jadi, dong Honey. Kan tiketnya sudah aku beli. Hari ini packing, besok kita berangkat," jawab Leon mengelus puncak kepala Becca. Tak lupa ia mendaratkan kecupan kecil di kening istrinya.

"Aku bahagia, akhirnya kita bisa menjadi pasangan halal," kata Becca sambil tersenyum lebar. Saking lebarnya, sampai matanya menyipit.

"Apalagi aku," sahut Leon. "Semoga kita cepat di beri momongan. Aku sudah tak sabar menjadi seorang ayah," lanjutnya.

"Aku juga. Tidak sabar untuk menjadi mamud."

"Mamud?"

"Mamah muda," kata Becca sambil tertawa renyah.

"Ish! Gemesin banget, sih." Leon mencubit hidung mancung Becca.

Becca hanya tertawa renyah.

"Salad ini aku kasih Mbak Yuli ya, Mas?" tanya Becca sambil menunjuk semangkuk salad yang masih utuh dan diangguki oleh Leon.

"Mbak Yuli!" panggil Becca pada asisten rumah tangganya.

Yuli yang merasa di panggil, jalan tergopoh-gopoh dari arah belakang. "Iya, Bu?"

"Salad ini yang buat Mama, ya?" tanya Becca menunjuk semangkuk salad yang masih utuh.

"Iya, Bu," jawab Yuli.

"Ini buat Mbak Yuli aja. Saya sama Mas Leon sudah makan satu mangkuk. Mubazir kalau di buang," kata Becca sambil memberikan semangkuk salad kepada Yuli. Dan langsung di ambil oleh Yuli. Setelah mengucapkan terima kasih, lalu di bawa ke dapur oleh Yuli.

Selesai sarapan, keduanya lalu mempersiapkan barang-barang untuk honey moon. Becca memang sudah membelikan banyak pakaian untuk Leon. Agar saat suaminya menginap di rumahnya tidak perlu membawa pakaian dari rumah Arini.

"Kamu chat Mbak Arini, gih! Bilang kalau kamu belum bisa pulang sekarang. Kasih tahu dia, jangan nungguin!" kata Becca sambil memasukkan bajunya ke dalam koper.

Bagai kerbau yang di cucuk tanduknya, Leon langsung menuruti perintah Becca.

***

Arini sedang menyesap secangkir latte sambil menikmati pemandangan bangunan pencakar langit dari dalam kamar apartemennya.

Ponsel yang ada di sampingnya berdering menandakan ada sebuah chat masuk.

Ia lalu memeriksanya. Dan ternyata itu adalah sebuah chat dari Leon.

Leon

Sayang, aku tidak pulang sampai beberapa hari. Karena akan honey moon ke Turki.

Arini menghembuskan nafas berat sambil memejamkan mata kuat-kuat. Ia tak berniat membalas pesan dari Leon.

Bel di apartemennya berbunyi. Arini lalu turun ke lantai bawah untuk membuka pintu.

"Papa...," gumam Arini begitu melihat ayah dan adiknya.

"Kamu sendirian?" tanya Hamdani sambil berjalan menuju sofa.

"Iya, Pa," jawab Arini. Ia lalu menuju dapur untuk membuatkan jus strawberry kesukaan ayah dan adiknya.

Tak lama Arini kembali lagi dengan membawa dua gelas jus strawberry.

"Papa mau ngomong serius," kata Hamdani memasang wajah serius.

Arini mengangguk lalu duduk di hadapan ayahnya.

"Kamu yakin, sanggup di madu?" tanya Hamdani.

"Yakin, Pa," jawab Arini pura-pura tegar.

Hamdani hendak bersuara lagi, tapi di cegah oleh Aldi.

"Sudahlah, Pa. Percaya saja sama Rini. Semua keputusan dia, pasti yang terbaik buat dirinya sendiri," kata Aldi yang sedari tadi hanya diam saja.

Hamdani menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ia sangat tidak terima anaknya di madu. Apalagi enam bulan yang lalu Arini baru mengalami musibah kehilangan rahim.

"Di minum, Pa!" kata Arini dengan suara bergetar hampir menangis. Namun ia masih beruntung, karena tidak sampai menangis.

Hamdani dan Aldi lalu mengambil jus yang telah di sajikan Arini, lalu meminumnya.

"Kapan kamu terbang, Rin?" tanya Aldi sambil menaruh gelas di atas meja.

"Besok," jawab Arini.

Hamdani dan Arini adalah seorang captain pilot di maskapai yang berbeda. Sedangkan Aldi, ia masih menjadi co-pilot di maskapai yang sama dengan ayahnya.

Arini sendiri hanya memiliki ayah dan seorang adik. Ibunya sudah meninggal sejak Arini masih berusia 10 tahun dan Aldi 7 tahun. Dan sejak saat itu hingga sekarang, ayahnya tidak berniat menikah lagi.

Hamdani dan Aldi tidak bisa berlama-lama di apartemen Arini, karena mereka harus segera ke bandara. Hari ini keduanya mendapatkan jadwal terbang bersama. Sebuah momen yang sangat langka. Dan baru akan terjadi sekali nanti.

Sepeninggal ayah dan adiknya, Arini kembali termenung. Ia duduk menatap layar televisi mati dengan pandangan kosong.

***

"Honey, aku ke supermarket sebentar, ya! Mau beli beberapa perlengkapan kita yang kurang," kata Leon saat melihat kaus kakinya kurang.

"Aku ikut, ya?" rengek Becca sambil bergelayut manja di pundak Leon.

"Di rumah saja, ya! Aku sebentar, kok. Tidak lama," bujuk Leon.

Akhirnya dengan terpaksa Becca mengangguk dan rela di tinggal sebentar.

"Jangan ke apartemen Mbak Arini loh, Mas! Kalau kamu ke sana aku marah, loh!" teriak Becca saat Leon hendak membuka pintu.

"Iya, Honey," sahut Leon mantap.

Sesampainya di supermarket, Leon langsung membeli beberapa kebutuhan yang ia perlukan. Seperti kaus kaki dan beberapa kebutuhan lainnya.

Namun saat ia hendak ke kasir, ia melihat Calina--- mantan pacarnya saat SMA yang sekarang sudah menjadi artis ibu kota yang sedang naik daun.

"Calina!" panggil Leon.

Calina yang sedang memilih kaus kaki langsung menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke belakang.

"Leon! Kau kah itu?" seru Calina antusias. Ia lalu menghampiri Leon dan langsung cipika-cipiki. "Apa kabar? Kita sudah lama tidak ketemu. Apa kau tidak merindukan aku?" goda Calina sambil mengerlingkan matanya jahil.

"Tentu saja aku sangat merindukanmu," sahut Leon dengan antusias.

"Bagaimana jika kita makan es krim? Kau masih suka es krim cokelat, bukan?" tawar Calina dan langsung di iyakan oleh Leon.

"Tentu saja aku masih menyukainya."

Mana mungkin Leon bisa menolak ajakan Calina. Ia sangat rindu mantan pacarnya yang satu ini. Karena sudah sangat lama mereka tidak bertemu.

Setelah membayar belanjaan di kasir, keduanya langsung menuju toko es krim langganan mereka yang terletak tak jauh dari supermarket.

Calina yang sekarang sedang naik daun, harus mengenakan topi dan kaca mata hitam serta masker supaya bisa berjalan dengan bebas.

Walaupun Calina sedang dalam penyamaran, Leon tetap mengenali Calina dari bentuk tubuhnya.

"Bagaimana kau tahu kalau ini aku? Padahal aku sedang dalam penyamaran. Bagaimana jika ini bukan aku? Pasti kau malu," kata Calina sambil tertawa renyah saat keduanya sudah duduk sambil menunggu pesanan mereka.

"Tidak akan. Aku tidak mungkin salah mengenalimu," sahut Leon percaya diri.

Obrolan keduanya sempat terjeda sejenak saat pelayanan datang membawakan es krim pesanan mereka. Es krim cokelat dengan toping beraneka macam.

"Kau tambah cantik. Suaramu tambah bagus. Aku selalu memutar lagumu saat berkendara," kata Leon sambil menikmati es krimnya.

"Benarkan?"

"Iya. Semua lagu-lagumu cocok di telingaku. Aku akan membeli albummu jika kau mengeluarkannya nanti," kata Leon sambil tersenyum lebar.

"Rencananya tiga bulan lagi aku akan mengeluarkan album. Kau janji akan membelinya?"

"Tentu saja."

Keduanya terus terlibat obrolan sambil menikmati es krim kesukaan.

Tanpa Leon sadari, Arini melihat ke akraban keduanya hampir mengeluarkan air mata.

Arini pernah membaca sebuah artikel, bahwasanya ketika kita sedang bad mood, es krim mampu membuat kita sedikit membaik. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk jalan kaki menuju kedai es krim yang tak jauh dari apartemennya.

Arini tidak tahu pasti artikel tersebut benar atau tidak. Tapi ia ingin mencobanya saja agar tahu kebenarannya.

Namun kejadian tak terduga membuatnya begitu sakit. Suaminya sedang tertawa bahagia dengan perempuan yang ia tahu sebagai penyanyi pendatang baru yang sedang naik daun.

Apa hubungan mereka? Teman? Pacar? Calon istri? Atau hanya sekedar kenalan saja?

Arini juga ingat. Saat di mobil, suaminya selalu memutar lagu Calina yang beraliran dangdut koplo. Padahal sebelumnya Leon tidak menyukai dangdut.

Atau jangan-jangan, itu calon istrinya lagi? tanya Arini dalam hati.

Arini hendak berputar arah dan kembali pulang ke apartemennya. Namun lebih dulu Leon melihat keberadaannya. Akhirnya Arini menunda keinginannya untuk pulang agar mengetahui bagaimana reaksi suaminya.

Arini berharap Leon akan menghampirinya dan mengatakan apa saja. Namun kenyataannya Leon hanya diam saja dan pura-pura tidak menyadari keberadaan Arini.

Mengetahui harapannya takkan pernah terwujud, Arini langsung pulang. Sepanjang jalan ia menangis. Pandangannya sempat mengabur dan ia harus berhenti sejenak untuk menghapus air matanya.

Beberapa kali ia di klakson oleh pengguna jalan karena jalannya yang serampangan.

"Kalau jalan yang benar, Mbak! Jangan ke tengah!" teriak seorang pengendara sepeda motor saat tanpa sengaja Arini hampir ke tengah jalan.

Arini berhenti sejenak untuk menenangkan fikirannya. Ia mengambil nafas perlahan-lahan lalu menghembuskannya dengan pelan.

Ia tak perduli menjadi perhatian pengguna jalan lain.

Setelah ia merasa dirinya sedikit membaik, Arini lalu berjalan lagi menuju apartemennya.

Sesampainya di apartemen, sebuah pesan chat masuk di ponselnya.

Leon

Sayang, kamu jangan salah faham. Calina itu bukan siapa-siapa. Dia teman SMA-ku. Aku sayang kamu.

"Omong kosong," gumam Arini sambil mengunci ponselnya lalu menaruhnya di atas nakas.

"Kalau bukan siapa-siapa, mengapa tidak berani menemuiku?" lirihnya sambil menangis pilu.

Terpopuler

Comments

Noni Kartika Wati

Noni Kartika Wati

diracun aja

2022-11-15

0

Bu'D Paijem Paijem

Bu'D Paijem Paijem

kalo aq di posisi Arini suwami macam Leon tak siyapin siyanida😡😡

2021-06-14

0

Ima

Ima

golok mana golok pengen gue tebas leher si leon😡😡😡⚔️⚔️

2021-05-29

0

lihat semua
Episodes
1 Menghadiri Pernikahan Suami
2 Bukan Siapa-siapa
3 Mengantar Suami dan Madu Honey Moon
4 Gosip Artis
5 Kedatangan Mertua Secara Tiba-tiba
6 Menolong
7 Dingin
8 Godaan
9 Leon!
10 Hambar
11 Becca Hamil
12 Menikah Lagi
13 [Pengumuman]
14 Ngidam
15 Maaf
16 Traktiran
17 Calina Hamil
18 Diana Hamil?
19 Becca Murka
20 Galau
21 Curhat
22 Terpaksa Menikahi Diana
23 [Pengumuman 2]
24 Diana
25 Lembek
26 Marah
27 HBD Arini
28 HBD Arini (2)
29 Perempuan Luar Biasa
30 Perihal Diana
31 Kecewa
32 Bayi Perempuan
33 Berita Bahagia
34 Dinner
35 Arjuna Anlacaleo
36 Innalilahi wa inna ilaihi roji'un
37 Diana Sang Pelaku Kejahatan
38 Penjara
39 Satu Atap
40 Gangguan Jiwa
41 Cemburu
42 New Single
43 Meninggal Dunia
44 Mulai Membaik
45 Arini Hamil
46 Jelous
47 Dalam Pengawasan Ketat
48 Sembuh Total
49 Viral
50 Takdir Tuhan
51 Rumah Impian
52 Orang Tua Leon
53 Es Krim
54 Prioritas Pada Anak
55 Pertanyaan Menyebalkan
56 Curiga
57 Belajar Jalan
58 Drop
59 Hadiah Untuk Calina
60 Pertengkaran
61 Problem
62 Bercerai
63 Bayi Laki-laki
64 Resmi Bercerai
65 Alasan Bertahan
66 Mertua
67 Pesta
68 [Pengumuman 3]
69 JI 2 - Rumah Baru
70 JI 2 - Gosip Sinta dkk
71 JI 2 - Diary Becca
72 JI 2 - Bully
73 JI 2 - Emosi
74 JI 2 - Retno Resign
75 JI 2 - Kasih Sayang Seorang Ibu
76 JI 2 - Surprise
77 JI 2 - Gengsi
78 JI 2 - Quality Time
79 [Pengumuman 4]
80 JI 2 - Hutang
81 JI 2 - Jual Rumah
82 JI 2 - Pindah Rumah Lagi
83 JI 2 - Ngopi
84 JI 2 - Curhatan Jasmine
85 JI 2 - Culik
86 JI 2 - Bukan Ular Berbisa
87 JI 2 - Omelan Ibu
88 JI 2 - Culik Lagi
89 JI 2 - Piknik
90 JI 2 - Soal Jasmine
91 JI 2 - Bully Fisik
92 JI 2 - Peduli Jasmine
93 JI 2 - CCTV
94 JI 2 - Bertemu Yuna
95 JI 2 - Pengacara Veronica
96 JI 2 - Sinta dkk
97 JI 2 - Uang
98 JI 2 - Leon Drop
99 JI 2 - Lumpuh
100 JI 2 - Perawat David
101 JI 2 - Penjara
102 JI 2 - Penagih Hutang
103 JI 2 - Mulai Membaik
104 JI 2 - Makan Tidak Bayar
105 JI 2- Kelelahan
106 JI 2 - Boneka
107 JI 2 - Sekolah Rumah Pohon
108 JI 2 - Menanam Modal
109 JI 2 - Pantai
110 JI 2 - Pantai (2)
111 JI 2 - Pesta Bintang
112 JI 2 - David dan Devi
113 JI 2 - David dan Wulan
114 JI 2 - Mulai Membaik
115 JI 2 - Frans
116 JI 2 - Hujan
117 JI 2 - Malam Romantis
118 JI 2 - Hari Terakhir
119 JI 2 - Dua Garis Biru
120 [Pengumuman 5]
121 [Pengumuman 6]
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Menghadiri Pernikahan Suami
2
Bukan Siapa-siapa
3
Mengantar Suami dan Madu Honey Moon
4
Gosip Artis
5
Kedatangan Mertua Secara Tiba-tiba
6
Menolong
7
Dingin
8
Godaan
9
Leon!
10
Hambar
11
Becca Hamil
12
Menikah Lagi
13
[Pengumuman]
14
Ngidam
15
Maaf
16
Traktiran
17
Calina Hamil
18
Diana Hamil?
19
Becca Murka
20
Galau
21
Curhat
22
Terpaksa Menikahi Diana
23
[Pengumuman 2]
24
Diana
25
Lembek
26
Marah
27
HBD Arini
28
HBD Arini (2)
29
Perempuan Luar Biasa
30
Perihal Diana
31
Kecewa
32
Bayi Perempuan
33
Berita Bahagia
34
Dinner
35
Arjuna Anlacaleo
36
Innalilahi wa inna ilaihi roji'un
37
Diana Sang Pelaku Kejahatan
38
Penjara
39
Satu Atap
40
Gangguan Jiwa
41
Cemburu
42
New Single
43
Meninggal Dunia
44
Mulai Membaik
45
Arini Hamil
46
Jelous
47
Dalam Pengawasan Ketat
48
Sembuh Total
49
Viral
50
Takdir Tuhan
51
Rumah Impian
52
Orang Tua Leon
53
Es Krim
54
Prioritas Pada Anak
55
Pertanyaan Menyebalkan
56
Curiga
57
Belajar Jalan
58
Drop
59
Hadiah Untuk Calina
60
Pertengkaran
61
Problem
62
Bercerai
63
Bayi Laki-laki
64
Resmi Bercerai
65
Alasan Bertahan
66
Mertua
67
Pesta
68
[Pengumuman 3]
69
JI 2 - Rumah Baru
70
JI 2 - Gosip Sinta dkk
71
JI 2 - Diary Becca
72
JI 2 - Bully
73
JI 2 - Emosi
74
JI 2 - Retno Resign
75
JI 2 - Kasih Sayang Seorang Ibu
76
JI 2 - Surprise
77
JI 2 - Gengsi
78
JI 2 - Quality Time
79
[Pengumuman 4]
80
JI 2 - Hutang
81
JI 2 - Jual Rumah
82
JI 2 - Pindah Rumah Lagi
83
JI 2 - Ngopi
84
JI 2 - Curhatan Jasmine
85
JI 2 - Culik
86
JI 2 - Bukan Ular Berbisa
87
JI 2 - Omelan Ibu
88
JI 2 - Culik Lagi
89
JI 2 - Piknik
90
JI 2 - Soal Jasmine
91
JI 2 - Bully Fisik
92
JI 2 - Peduli Jasmine
93
JI 2 - CCTV
94
JI 2 - Bertemu Yuna
95
JI 2 - Pengacara Veronica
96
JI 2 - Sinta dkk
97
JI 2 - Uang
98
JI 2 - Leon Drop
99
JI 2 - Lumpuh
100
JI 2 - Perawat David
101
JI 2 - Penjara
102
JI 2 - Penagih Hutang
103
JI 2 - Mulai Membaik
104
JI 2 - Makan Tidak Bayar
105
JI 2- Kelelahan
106
JI 2 - Boneka
107
JI 2 - Sekolah Rumah Pohon
108
JI 2 - Menanam Modal
109
JI 2 - Pantai
110
JI 2 - Pantai (2)
111
JI 2 - Pesta Bintang
112
JI 2 - David dan Devi
113
JI 2 - David dan Wulan
114
JI 2 - Mulai Membaik
115
JI 2 - Frans
116
JI 2 - Hujan
117
JI 2 - Malam Romantis
118
JI 2 - Hari Terakhir
119
JI 2 - Dua Garis Biru
120
[Pengumuman 5]
121
[Pengumuman 6]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!