“Ra Toba putraku yang tampan nan gagah,sang panglima perang kerajaan calon pewaris tahta Suhu kerajaan Kawaratu”,sambut Maluku menyanjung putranya yang baru saja tiba di istana.
“Iya Ibundaku yang tercantik nan anggun…tiada dua…tiada yang lain…hanya satu sejagat Alian”,timpal Ra Toba balik menyanjung.
Ra Toba yang baru saja pulang dari aktifitas rutinnya yaitu berpatroli mengelilingi semua penjuru kerajaan untuk memastikan keamanan Kawaratu dari serangan musuh,lalu melihat sesosok gadis muda nan cantik yang ada disamping Maluku dengan penasaran lalu ia bertanya…
“Siapakah gerangan gadis cantik yang ada dihadapanku ini?”,Tanya Ra Toba.
“Putraku Raden Toba,kenalkan…. ini Samarinda,dia yang akan mengajarimu banyak hal sekaligus menjadi penasihatmu”,sahut Maluku memperkenalkan.
“Hoho…bunda ini bisa saja bergurau,masa gadis cantik nan lugu seperti ini disuruh menjadi guruku….??,menasehatiku..??tidak cocok! ,hmmm….kalau kujadikan selir saja bagaimana pendapat ibunda?,lebih cocok kan?”,ucap Ra Toba
“Bagaimana pendapatmu gadis cantik…?,mau kah jadi selirku?”,Tanya Ra Toba menyeringai sembari menghampiri lalu tangannya hendak menyentuh pipi Samarinda,belum sempat menyentuhnya seketika Samarinda menangkis tangan Ra Toba… duel perkelahian antara Ra Toba dan Samarinda pun terjadi….
Perkelahian berlangsung seru,awalnya kekuatan mereka berdua terlihat berimbang namun setelah lama kelamaan Ra Toba mulai merasa lelah ternyata ilmu beladiri Samarinda lebih kuat dari Ra Toba, Maluku yang menyadari itu akhirnya menghentikan perkelahian tersebut.
“Cukup!!”,tegas Maluku,seketika mereka berdua berhenti berkelahi.
“Bagaimana putraku…??,pantaskah dia menjadi selirmu?”,Tanya Maluku tersenyum menyindir.
“Tak kusangka ternyata penampilannya jauh berbeda dengan kemampuannya,aku akui bunda… dia pantas menjadi guru dan penasihat untukku,maafkan aku bunda karena sebelumnya telah meremehkan pilihan bunda”,jawab Ra Toba terengah-engah.
“Aku memaafkanmu putraku…,tapi lain kali percayalah akan bundamu ini,sesungguhnya apa yang kulakukan hanya untuk kebaikan semua putra-putraku. Baiklah kalau begitu….,Samarinda!,mulai hari ini kau resmi menjadi pengajar dan penasihat untuk putraku,jalankan titahku ini dengan sebaik-baiknya”,ujar Maluku.
“Dengan segala hormat hamba,hamba sangat berterimakasih atas titah yang Suhu berikan ini dan hamba berjanji akan melaksanakan titah ini sebaik-baiknya”,ucap Samarinda bersimpuh.
Di sudut ruangan istana dua pasang mata terus memperhatikan gadis yang dibawa oleh Maluku adalah Ra Bali dan Ra bintan yang sepertinya mempunyai firasat yang tidak bagus akan kedatangan gadis itu ….
“Kak Bali…apakah kakak merasakan aura gelap gadis yang dibawa ibunda itu?”,Tanya Ra Bintan.
“Tidak,aku tak merasakan apa-apa,tetapi aku hanya sedikit merasa curiga…,tapi entah apa …ah mungkin hanya firasat saja”jawab Ra Bali.
“Tadi kau bilang apa ,dik?? Aura..?!,sejak kapan kau memiliki kemampuan membaca aura?”,ujar Ra Bali balik bertanya.
“Belum lama sih kak,aku baru belajar…paman Semarang yang mengajari,aku juga belum mahir kak,jadi bisa dibilang baru coba-caba”,jawab Ra Bintan.
“Tapi sepertinya perasaanku kuat kak,apa sebaiknya aku beri tahu saja ibunda ya?”sambung Ra Bintan lagi.
“Jangan…!!,bisa kacau nanti,malah-malah kita yang kena masalah…lebih baik kita terus pantau gadis itu”,jawab Ra Bali.
“Baiklah kalau begitu”,ujar Ra Bintan.
Hari demi hari berlalu…. Ra Toba yang kini setiap hari didampingi oleh Samarinda mulai memiliki rasa suka pada gadis yang menjadi gurunya itu,awalnya Samarinda tak memperdulikan itu namun dengan sifat Ra Toba berubah menjadi lebih perhatian dan romantis membuat hati Samarinda pun akhirnya luluh,hingga Ra Toba menemukan saat yang tepat.
“Samarinda mau kah kamu menjadi kekasihku”,Tanya Ra Toba setulus hati
“Gadis bodoh mana yang menolak cinta seorang Raden tampan nan gagah sepertimu”,jawab Samarinda.
“Jadi..??,kamu mau jadi kekasihku?”Tanya Ra Toba penasaran,dan Samarinda hanya menganggukkan kepalanya.
Mengetahui Samarinda menerima cintanya Ra Toba tersenyum sumringah lalu mencium tangan sang kekasih barunya itu.
“Mulai sekarang kamu akan kupanggil Dinda,sebagai panggilan sayang,bagaimana menurutmu?”,ucap Ra Toba .
“Memangnya apa arti nama Dinda?”,Sahut Dinda menanyakan.
“Dinda itu singkatan dari Dik Samarinda”jawab Ra Toba
“Hmmm…boleh juga”,Dinda setuju.
Ra Toba dan Samarinda menjalin hubungan asmara secara tertutup karena jika hal tersebut diketahui Suhu Madura,mereka berdua akan terkena murka sang Suhu dan mendapatkan hukuman berat karena hubungan mereka berbeda derajat yang antara seorang Raden pewaris tahta dan seorang perempuan pekerja berasal dari kasta rendah,hubungan seperti itu sangat diharamkan dan bisa mencoreng nama baik kerajaan Kawaratu,maka dua sejoli itu menjalani hari-harinya dengan terus berpura-pura seperti hubungan antara guru dan murid sewajarnya,sampai suatu hari…
“Ra Toba apakah kamu benar-benar mencintaiku?”,Tanya Dinda.
“Mengapa dinda mengatakan demikian?”,Ra Toba sedikit terkejut mendengar pertanyaan tersebut.
“Aku hanya merasa takut suatu hari kamu akan mencampakan aku begitu saja dan hanya menjadikanku seorang selir,sebenarnya aku sudah lelah menjalankan hubungan ini dengan sembunyi-sembunyi…aku sadar aku ini hanya orang biasa dari kasta rendah sedangkan kamu seorang Raden yang tak lain calon Suhu pewaris kerajaan, tapi jika kau memang benar-benar mencintaiku..buktikanlah bahwa cinta kita itu ada”,ucap Dinda meluapkan seluruh isi hatinya.
“Aku benar-benar mencintaimu Dinda,setulus hatiku…tetapi aku bingung bagaimana caranya agar hubungan kita dibenarkan oleh kerajaan?”,ujar Ra Toba dan bertanya.
“Secepatnya kamu harus menjadi Suhu kerajaan ini?”,jawab Dinda.
“Apa..??!!,bagaimana caranya?,tidak…tidak!,tidak mungkin aku membunuh ayahanda Suhu..kau gila..!!!”ucap Ra Toba sedikit marah.
“Bukan ayahanda mu Ra Toba,tapi paman mu “,ujar Dinda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments