18

" Nona, anda yang salah, anda melamun sambil jalan,  itu tidak baik lo nona " ucap lelaki misterius itu tampa ekspresi.

" Ah..  Males, saya lagi gak ingin debat presiden " Aran kembali menuju kediamannya.

' Baiwang menanti mu ' setelah itu ia menghilang dalam kerumunan.

Aran sedang berada di atap kediamannya ia melihat bintang yang bertaburan,  ia sedang memikirkan rencana selanjutnya untuk menyelesaikan misinya, ia juga sudah sangat bosan tinggal di dini.

' Saya akan buktiin kalau saya itu gak lemah,  di anjang bakat yang di seranggarakan di akademik, setelah itu mencari pedang kembar dan mencari kakek ku,  setelah selesai semuanya saya akan kembali, tapi kenapa hati ku beratnya saat memikirkan akan kembali. '  batin Aran berucap dengan sedu.

" Istri kau sedang memikirkan apa ?" tanya Zio datang secara mendadak yang sudah duduk di sampingnya.

Aran yang lagi males berdebat hanya diam saja.  Ia tidak ingin mengeluarkan kata - kata mutiaranya.

" Istri kenapa kau diam saja, Zhen sedih lo " ucap Zio pura - pura sedih dengan menampakan wajah sedihnya bualanya.

" Cih... "

Aran hilang tampa mengatakan apapun, ia sedang tidak ingin berbicara sama siapapun.

" Istri kau sangat kejam , tapi Zhen akan tetap berusaha menaklukkan hati istri " dengan senyum yang penuh siasat .

" Pengawal pangilkan putri untuk makan bersama " ucap kaisar kepada pengawal yang ada di sampingnya.

" Baik yang mulia " pengawal itu pergi kekediaman putri,  untuk memberitahu titahnya.

Aran yang sudah mengetahui dari kamera pengintainya, ia langsung pergi ke jamuan makan malam.

" Salam Putri and... " ucap pengawal itu terpotong dengan kata yang di lontarkan Aran.

" Aku sudah tau " Aran berlalu meninggalkan pengawal dan berlanjut berjalan.

Penjaga di depan sudah mengumumkan kedatangan Aran,  Aran duduk di kurinya tampa Ucapan salam atau apapun ia langsung memakan makanannya.

Hal itu membuat rasa bersalah yang besar di hati mereka. Katena putrinya mengabaikan mereka.

" Apa kalian hanya ingin memandang makanannya saja ?"

"Hm tidak putri ku, bagaimana kau di akademik apa kau senang ? " ucap basa basi kaisar untuk bisa berbincang bersama putrinya.

" Biasa saja, dan setelah menguji bakat aku akan pergi dari sini untuk menyelesaikan misi yang di berikan nenek pada ku " ucap Aran tampa ekspresi.

" Apa kau sangat membenci kami nak ?"

Ucap permaisuri dengan mata berkaca - kaca karena hatinya sangat sakit karena putrinya mengabaikannya.

" Saya tidak membenci kalian tapi aku ingin membuat kalian tau bagaimana rasa saat orang yang kamu sayangi membenci dan mengabaikan mu dan juga kalian sepertinya sudah sadar tapi kesadaran kalian sudah terlambat kalau aku gak masalah karena kalian bagaimanapun masih ada darah daging kalian didiri ku  jadi aku tidak berani membenci kalian " dengan mengandung berjuta makna di dalam katanya.

" Apa kau memaafkan kami nak ?,  kami sangat menyesal akan kesalahan kami,  yang seharusnya menjaga mu dari terpuruknya kamu malah kami mengabaikan mu juga, maafkan kami nak, ibu sangat menyesalinya " Permaisuri sudah tak tahan untuk menahan tangisnya sehingga ia menangis tersedu - sedu.

" Ya, baiklah tapi sifat asli ku emang seperti ini,  aku tidak tau bagaimana berkata dengan baik atau apapun,  aku hanya tau seperti apa perasaan dan apa yang di maksud dengan itu,  tapi aku berat untuk merubah sifat ku jadi wajarkan saja,  kalau begitu aku pergi dulu " Aran berdiri dan melangkahkan kakinya keluar.

" Sayang aku sangat sedih,  apa putri kita tidak tau seperti apa berkata dengan baik dan bersifat lembut " permaisuri dengan tangis pilunya memandang sosok Aran yang semakin menghilang dari pandangannya.

" Kita akan membuat putri kita tau akan cinta dan kasih sayang. " kaisar mengelus rambut istrinya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***