15

' Ah dimana aku ?, kenapa semuanya hanya putih ?'tanya Aran prustasi dan ia melihat sekelilingnya hanya ada kabut putih yang tak berujung.

Tiba - tiba saja ada cahanya putih yang sangat terang membuat Aran tidak bisa melihat sosok itu. Aran menutup matanya dengan tangannya.

Sosok dalam cahaya itu berkata dengan lembut yang mengisi semua ruangan dengan suaranya.

" Nak kau harus merubah sifat mu, nenek tau kau memiliki hati dan perasaan, kau bukan orang yang bukan berhati nurani, yang hanya tau membunuh dan juga melihat orang menderita. " ucap sosok dalam cahaya itu dengan lembut.

" Cih apa urusan mu ? "tanya Aran dengan sinis .

" Nak sampai kapan kau menyembunyikan perasaan mu, aku melihat dari mata mu ada kehampaan dan kesendihan yang mungkin orang tidak mengetahuinya, jika di lihat lebih jelas maka kelihatanlah kehampaan itu. "

" Tau apa kau, saya tidak punya hati " Aran masih menahan sisi lemahnya.

" Tidak ada orang yang tidak memiliki hati, semua orang pasti ada, jika kau merasakan kemarahan, kebencian dan kesedihan maka itulah perasaan yang di keluarkan hati mu nak "

Aran hanya diam menatap sosok seorang wanita yang tidak telalu jelas wajahnya tapi, Aran yakin wanita itu sangat cantik dan baik.

Perasaan Aran berkecamuk antara lemah, sedih, marah, benci dan lainnya Aran tidak bisa mengungkapkannya.

Aran yang sudah di tinggal orang tuanya dari sejak umurnya 3 tahun dan umurnya yang kedua tahun Aran sudah di latih kejam dan juga tidak boleh memiliki hati dan perasaan.

Jadi ia tak terlalu tau akan perasaan, Cinta, dan kesedihan.

Bahkan ia tak pernah merasakan kasih sayang dan cinta. Hanya ada dendam dan balas dendam.

" Cobalah buka hatimu nak, masih banyak orang di luar sana yang menyayangi mu,  masih ada orang yang menjagamu. Kau tidak sendiri nak." banyangan dalam sosok itu mengelus rambut Aran dengan lembut.

Aran tidak pernah merasakannya,  ia hanya pernah melihat anak bersama orang tuanya saat si orang tua mengelus rambut anaknya.

'Teryata rasanya sehangat ini ' Aran terdiam dan menikmati elusan yang lembut di rambutnya.

" Rubahlah sikap mu nak, "

Ucap sosok itu dengan seyum  dan hilang dari hadapan Aran .

Aran merasakan ada yang menarik Aran setelah itu terbagunlah Aran dari tidurnya. Dengan deru nafas yang tak beraturan.

" hah itu hanya mimpi,  tapi saya rasa kanya nyata  hati ku masih berkecamuk dan tak tau kenapa? ,  ahhh...,  udah lah gak usah di pikirin " Aran kembali tertidur dengan pikiran yang masih memikirkan kata - kata yang di ucapkan sosok itu.

" Eh kok saya gak bisa tidur - tidurnya. Huhhh gara - gara orang itu , jadi memikirkannya,  tapi bagaimana , bisa ubah sikap ?, aku aja gak tau bersikap lebut gimana ?,  orang - orang semua hanya bersikap baik saat orang itu kuat kalau tidak di remehkan dan tidak di pedulikan , sama seperti yang ku alami ini,  saat aku kuat, tu orang tua pada minta maaf dan rasa sok salah juga padahal kalau gak ada aku di sini, masih jiwa tubuh ini sampai mati pun ni tubuh gak ada yang peduli " Aran yang mendumel  sendiri karena tak tau apa yang terjadi di pikiran dan hatinya yang saat ini masih berkecamuk .

Aran pergi keruang jiwanya.

Yang terlihat masih sama seperti saat terakhir kalinya datang ke sini. Tak terasa sudah lama Aran tidak pernah ke ruang jiwanya, karena sibuk mengontol saja.

" Salam tuan, sudah lama sejak anda datang kesini akhirnya anda berkunjung juga "

" Hmhmhm "

"Saya mau nanya "

" Tuan ingin bertanya apa!"

" Ini masalahnya saya gak tau gimana cara saya ungkapinnya " Aran prustasi karena ia tak bisa ungkapin perasaannya dan juga gak tau gimana cara ungkapin apa masalahnya,  karena ia tak pernah bertanya tentang hati sama orang.

Kenzo bingung, karena ia tak pernah melihat wajah prustasi Aran. Biasanya hanya kedinginan dan kelicikan yang terpampang di wajahnya.

" Hm....  Itu.... emang gimana cara bersikap baik dan membuka hati " tanya Aran dengan suara kecil. Tapi masih terdengar oleh kenzo.

Kenzo ingin tertawa akan kebodohan tuannya ini.  Tapi ia masih diam.  Ia juga pernah saat tuan terdahulunya bertanya tentang cinta. Apa tuannya yang sekarang sedang jatuh cinta.

" Tuan apa tuan sedang jatuh cinta "

" Dasar bodoh saya tanya bukan Cinta tapi  membuka hati dan perasaan dasar ******,  ah...  Melas ah...  Ngomong sama orang yang gak punya teman dan gak tau dunia luar " Aran kesal karena Kenzo tak mengerti akan ucapan Aran. Aran sudah membuang gengsinya untuk bertanya itu, malah kebodohan yang di dapatnya.

' Apa bedanya cinta sama membuka hati ? , haduh tuan yang ini sulit di tebak' kenzo hanya bisa pasrah dengan taunnya ini biarkan waktu yang menjelaskan .

Aran pergi dengan kesal dari hadapan Kenzo,  jika ia melihat wajah cegok Kenzo nanti ia bisa tambah kesal dengannya dan merusak habis wajahnya hingga tak berbentuk.

Aran merebahkan tubuhnya di rumput yang harus dan mulus yang membuatnya tenang dan di tambah angin yang membelai pipi seakan angin merasakan perasaan Aran saat ini.

" Saya teringat saat tu sosok berbicara seperti itu, dulu saat aku bahkan di anggap hanya boneka untuk membasni. Bahkan aku gak pernah tu merasakan kasih sayang, cinta ah...  aku gak tau lah..... aku juga gak terlalu ingat si saat umur 3 tahun itu, tapi yang ku ingat orang tua ku sibuk terus dengan pekerjaan. waktu untuk ku aja gak ada jadi mana tau saya kasih sayang sama cinta,  saya aja baru tau ada namanya kasih sayang sama cinta aja pas umur aku 18 tahun "

Aran merentangkan tangannya kedepan,  yang telihat bintang - bintang yang berserakan. 

Coba aja kalinya buat baik,  kan ini bisa jadi kekuatan ku untuk melemahkan musuh saat udah terbuai dengan kebaikan dari ku hehehe " kekehan Aran saat memikirkan rencana liciknya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***