7.Sarapan Bersama

Sampainya di kafe mereka langsung di sambut oleh pelayan kafe karena kafe tersebut milik keluarga permana. Setelah memilih tempat mereka memesan dan pesanan mereka berdua sama.

"kamu mencontek makanan yang kusuka" ucap Dhea

"Apa... " tegas Gilang sambil memukul meja

"tenang lah aku hanya bercanda.... "ucap Dhea yang agak sedikit ketakutan

" jangan bercanda jika bersama bersama ku"kata Gilang

"ok baiklah.... " ucap Dhea lagi.

makanan dan minuman yang mereka pesan pun datang .

minuman panas yang dipesan Gilang tumpah mengenai bajunya.

"maaf tuan saja tidak sengaja... " ucap pelayan wanita itu.

"ahh...kamu tau kan ini minuman panas,lihatlah tangan ku memerah seperti ini,buka maskermu... " kata Gilang

"tidak tuan saya sedang sakit.... " ucap pelayan itu lagi.

"sudah lah Gilang dia tidak sengaja..... mbak boleh pergi.... " kata Dhea

"Aku belum selesai bicara, mengapa kamu menyuruhnya pergi ,kamu tau ini panas kan.." tegas Gilang

"ais...itu cuma minuman lagipula dia tidak sengaja" kata Dhea

"tidak biasanya mereka membuat minuman sepanas ini, ini air yang baru saja mendidih" balas Gilang

Sementara itu pelayan wanita yang menumpahkan air tersebut tersenyum senang.

"hahahaha rasakan itu Gilang itu belum seberapa dengan penderitaan yang aku alami selama ini, tanpa hadirnya kedua orang tua ku, lihat saja pembalasan ku, kamu sudah tidak bisa menindas keluarga ku lagi seperti dulu karena aku sudah sukses sekarang hahahahaha...." ucap wanita itu dalam hati.

Selesai sarapan Gilang mengantar Dhea pulang.

"makasih Gilang, kamu sudah mengajakku sarapan dan mengantarkan ku pulang" ucap Dhea

"hmmm.... " kata Gilang

"*Ba**iklah , Gilang itu orang yang sangat cuek, pergilah sana cepat*....... "gumam Dhea

Gilang pun melajukan mobilnya dan Dhea hanya menatap mobil Gilang yang perlahan tidak terlihat.

Setelah melihat mobil Gilang yang sudah terlihat Dhea pun masuk kedalam rumahnya yang kosong itu.

" rumah ini sepi sekali semenjak kepergian ayah, jika saja masih ada ayah di sini mungkin saja aku tidak kesepian seperti ini, ayah.... ibu.... aku kangen huhuhuhuhu..... "gumam Dhea dalam hati sambil meneteskan air mata.

"ah.... sebaiknya aku mengerjakan tugas kampus dari pada aku terus sedih seperti ini.... " Dhea berbicara pada dirinya sendiri.

Sementara itu Gilang sudah sampai rumah dan langsung masuk kedalam kamarnya.

*tok... tok.. tok... *

"Gilang mama masuk ya.... " kata Maya

"masuk aja ma..... " ucap Gilang

"Gilang tangan kamu kenapa? seperti terkena air panas?.... " tanya Maya

"ada pelayan kafe yang menumpahkan air tadi" jawab Gilang

"tapi tidak biasanya mereka menyajikan minuman yang sangat panas ,biasanya tidak terlalu?"tanya Maya lagi.

"aku juga tidak tau ma" balas Gilang

"apakah ini salah satu pembalasan dari wanita itu.... semoga saja perkiraan aku salah... " gumam Maya

Seminggu sebelum kejadian

*kring... kring.... kring... *suara telepon rumah.

"biar saya saja yang angkat bi.... " ucap Mama Gilang

"Halo saya Maya permana... ini dengan siapa ya........ "

"kamu tidak perlu tau siapa saya, saya hanya ingin memperingatkan untuk keluarga anda agar berhati - hati, karena saya akan membalas kan dendam saya... hahahhaha..... " ucap wanita itu dibalik telepon.

"dendam apa...... aku tidak mengerti.... " tanya Maya

"ohh anda tidak mengerti, atau kalian terlalu banyak musuh, makanya anda tidak tahu hah....... " ucap wanita itu lagi dengan nada marah.

*tut... tut... tut... *telepon terputus

"Ma..... " suara Gilang membuyarkan lamunan Mamanya

"iya ada apa sayang..... " tanya Maya

"apa yang mama pikirkan.... " ucap Gilang

"tidak ada sayang, kalau gitu mama kebawah dulu ya..... " kata Maya lalu meninggalkan anaknya.

"apakah itu salah satu cara dia untuk balas dendam ke Gilang, semoga saja perkiraan ku salah, tapi kalau itu salah satu balas dendamnya mungkin saja dia menginginkan tubuh Gilang melepuh terkena air panas, ya Allah lindungi lah anak hamba.... " gumam Maya sambil menuruni tangga.