setelah lama mencari keberadaan ayah Dhea akhirnya Dhea menemukan ayahnya yang terbaring lemas tidak berdaya,Dhea menghampiri menghampiri ayahnya yang lemas tidak berdaya dan memegang tangan ayahnya sambil meneteskan air maya.
"Ayah bangun... Hu.. Hu... " kata Dhea sambil menangis, jika saja Dhea bisa bertukar posisi dengan ayahnya, Dhea pasti mau melakukan hal itu karena hanya ayah yang Dhea punya setelah kepergian ibunya.
jaru tangan ayah Dhea bergerak pelan itu tandanya ayah Dhea sudah siuman "Dhea... " panggil ayah Dhea sambil membuka matanya dengan pelan dan melihat Dhea yang sedang menangis lalu mengelus - elus kepala Dhea dengan pelan yang membuat Dhea menatap ayahnya sambil tersenyum.
" Ayah sudah sadar... Dokter... dokter"panggil Dhea namun ayahnya mencegah Dhea agar tidak memanggil dokter.
"tidak perlu Dhea, ayah sudah tidak tahan lagi, umur ayah sudah tidak lama lagi, jaga diri kamu baik - baik beritahu bibi mu kalau ayah ingin meminta maaf kepadanya kalau ayah banyak salah,setidaknya itu membuat ayah tenang diatas sana nanti" balas ayah Dhea sambil menahan rasa sakit.
" Ayah jangan katakan itu, ibu sudah meninggalkan ku, aku mohon ayah bertahanlah demi Dhea,Dhea mohon ayah, jangan mengatakan hal - hal yang membuat Dhea sedih.. " kata Dhea sambil terus mengeluarkan air mata.
"Ayah sudah tidak kuat nak, jaga dirimu baik - baik jangan sampai sakit dan jangan terlalu lama menangisi kepergian ayah, jangan cari orang yang sudah menabrak ayah, karena dia sudah bertanggung jawab dan mengakui semua kesalahannya ,berjanjilah ke ayah kalau Dhea tidak akan pernah dendam.... " ucap ayah Dhea dan tiba - tiba ayah Dhea sesak nafas, hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
"Dokter..... Dokter..... " teriak Dhea
dokter pun masuk kedalam ruangan itu dan memeriksa keadaan ayah Dhea.
"ayah kamu telah meninggal dunia!!..... " ucap dokter itu yang ternyata adalah kakak dari orang yang sudah membuat ayah Dhea seperti ini.
"gak..... itu gak mungkin dokter bercanda kan..... " kata Dhea sambil menggelengkan kepalanya, Dhea masih tidak percaya kalau ayahnya akan meninggal dengan tragis seperti yang Dhea lihat sekarang, setidaknya itu yang terbaik agar ayah Dhea tidak mengalami sakit lagi.
"kamu yang sabar, saya akan urus pemakamannya "
ucap dokter itu lalu berjalan pergi dengan perasaan bersalah.
"gak..... ayah gak boleh pergi, jangan tinggalkan Dhea ayah...... " Dhea terus menangis sambil memeluk jenazah ayahnya, Dhea melepaskan pelukannya lalu menghapus air matanya. "Dhea janji ayah gak bakalan mencari siapa yang sudah membuat ayah seperti ini, Dhea janji ayah mungkin sekarang Dhea sudah tidak bisa melihat ayah lagi, tapi ayah bisa melihat Dhea kapanpun itu" kata Dhea.
sesuai kata dokter tadi mereka mau membantu Dhea mengurus pemakaman ayahnya,ayah Dhea dibawa ke rumahnya menggunakan ambulans, para warga mulai berdatangan setelah mendengar kabar kalau ayah Dhea sudah tiada ayah Dhea dimandikan lalu di sholatkan dan setelah itu dibacakan berbagai doa dokter Galang ikut serta dalam pemakaman ayah Dhea sebagai perwakilan dari Gilang.
Galang mencari keberadaan ibu Dhea tapi dia tidak pernah melihat ibu Dhea. "pak kalau saya boleh tau dimana ibunya Dhea? " tanya Galang ke salah satu warga, Galang tau nama Dhea dari suster yang mengabari kalau ayah Dhea sedang kritis.
"ibunya Dhea sudah meninggal 5 tahun yang lalu" bisik salah satu warga , Galang menjadi sangat sedih setelah mendengar kalau Dhea sekarang sudah menjadi yatim piatu walaupun Dhea memiliki tante tapi tetap saja itu berbeda dari orang tua yang sudah merawatnya dari kecil.
Setelah itu ayah Dhea dibawa ketempat peristirahatan nya yang terakhir kali, selesai menguburkan ayah Dhea, lalu Dhea menaburkan bunga diatas malam ayahnya. "ayah....semoga ayah tenang disana , ayah tidak perlu khawatir dengan keadaan Dhea, Dhea ini kan kuat" kata Dhea dalam hati sambil mencoba menghibur dirinya sendiri.
para warga mulai berpulangan dan tersisa Galang dan Dhea yang ada di situ, Galang melihat Dhea dengan perasaan bersalah. "maafkan saya" Galang membuka pembicaraan dengan Dhea
"bukan salah dokter kok, ini sudah takdir yang harus aku jalani terimakasih karena sudah membantu proses pemakaman ayah aku, maaf kalau aku lancang, aku minta dokter pergi dari sini karena aku mah bersama ayah disini" balas Dhea dan Galang mengganggun lalu pergi kerumah Gilang.
setelah menempuh beberapa kilo akhirnya sampai dirumah Gilang.
Dirumah Gilang
*tok.... tok... tok.... * suara ketukan pintu.
"Eh ada tuan Galang " ucap salah satu pembantu Gilang. "ayo silahkan masuk tuan, biar saya panggilkan nyonya dan tuan Gilang"
Galang pun duduk di kursi ruang tamu sambil menunggu adik dan ibunya.
" kak bagaimana keadaan nya"tanya Gilang yang sudah duduk di samping Galang.
"keadaan siapa?.... " tanya ibu Gilang yang tidak tau apa - apa tentang kecelakaan ayah Dhea
"keadaan orang yang Gilang tabrak tadi ma.... " balas Galang yang membuat Maya menutup mulutnya.
"apa...... Gilang nabrak orang, terus bagaimana keadaannya dia baik - baik saja kan.... " tanya ibu Gilang yang ikut khawatir kalau Gilang akan dipenjara setelah ini.
"dia meninggal dunia ma dan anaknya terlihat sangat terpukul atas kepergian ayahnya ,ibunya juga sudah meninggal 5 tahun yang lalu dan sekarang dia tinggal sendiri.... "jawab Galang
" Apa...... "Gilang berteriak tidak percaya
" innalillahi wainnailaihi..... kasihan sekali dia... Gilang kamu harus tanggung jawab, nikahi dia..."ucap Ibu Gilang dengan nada marah dan tanpa berpikir panjang karena takut Gilang akan masuk penjara " ibu akan pikirkan caranya"lanjut ibu Gilang.
"apa..... bagaimana mungkin aku menikahinya ma.... aku tidak mengenalnya... " kata Gilang yang mencoba membantah mamanya.
"mama tidak mau tau, kamu harus menikahinya atau mama tidak akan menganggap mu anak mama lagi dan kamu juga tidak akan mendapatkan warisan....... " tegas ibu Gilang
"baiklah ma....aku naik keatas dulu" ucap Gilang lalu meninggalkan mama dan kakaknya itu.
"ya udah ma.... kalau gitu aku juga mau pulang dulu!!.... " ucap Galang lalu melajukan mobilnya.
Gilang masuk kekamarnya dan bersiap untuk tidur.
"haruskah aku menikahinya, ah... aku ini bod*h sekali bagaimana bisa aku menabrak orang sampai meninggal, ya Tuhan maaf kan lah hambamu ini. sebaiknya aku turuti saja mau ibu dari pada aku harus kehilangan semua harta ku dan mamaku sendiri, tapi bagaimana caranya, ah..... mengapa aku yang bingung, kan mama yang akan memikirkan caranya, sebaiknya aku tidur.... " ucap Gilang Dalam hati lalu tidur.
Dirumah Dhea
Semua orang sudah pulang dan tinggallah Dhea dan tantenya dirumah.
"ya Allah secepat inikah engkau mengambil kedua orang tua ku, jika ini yang tergolong baik aku akan menerima nya ya Allah, sebaiknya aku tidur, ya Allah jagalah ayah dan ibu ku di surga mu ya Allah....... " ucap Dhea dalam hati sambil mengeluarkan air mata.
"Dhea sudahi lah tangisan mu itu, kedua orang tuamu juga akan sedih jika kamu seperti ini!!..... " kata tante Dhea yang bernama Siti.
"Iya tante,oh ya sebelum ayah menghembuskan nafas terakhir nya ayah meminta maaf ke tante kalau banyak salah..... " jawab Dhea sambil tersenyum paksa.
"tidak ada yang perlu tante maafkan ayah kamu tidak pernah melakukan kesalahan,ya udah kalau gitu tante pamit dulu ya, assalamu'alaikum!!..... " ucap tante Dhea berpamitan.
"Wa'alaikum salam, hati - hati tante!!.... " Ucap Dhea lalu pergi kekamarnya.
"lebih baik aku tidur, besok aku harus pergi ke toko ayah dan mengurusnya sendiri..... " kata Dhea dalam hati lalu terlelap.
***Bersambung*..............
jangan lupa like, comment and vote 😄😄😄😄**
biar author makin semangat upnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Affandi
Hai author 👋
Aku mampir yak
2020-12-19
1
DeputiG_Rahma
untuk episode awal ringan banget jadi nyaman bacanya...
hay hay kak
salam kenal ya dari DEBU ORBIT
mampir jika berkenan🙈🙈
2020-11-22
0
Ruby_
likeee
2020-11-21
0