"maaf sensei, ada yang mencari anda di depan" ucap salah satu anak didik paman Jo.
"siapa??" tanya paman Jo .
"saya kurang tau sensei, kelihatannya orang kaya" .ucap anak didik paman Jo.
paman Jo dan Dea bertatapan mata sebelum mereka bergerak menuju ruang tamu.
sesampainya diruang tamu, langkah kaki paman Jo terhenti, dan matanya membelalak melihat tuan yoga yang datang.
lama paman berdiri dengan mata yang memanas dan fikiran yang terbayang kembali oleh kejadian dimana mereka tidak dipercaya.
sampai suara Dea menghentikan lamunannya.
" paman !!", ucap Dea sambil menggoyangkan lengan paman Jo .
"eh yaa.. ehemm.. ", paman Jo berdehem sambil memandang Dea dan kemudian kembali memandang tuan yoga yang saat ini sudah berdiri dari tempat duduknya.
"silahkan duduk tuan yoga ", ucap paman Jo sambil berjalan kearah kursi tamu dan mendudukkan dirinya tepat berhadapan dengan tuan yoga.
"ada keperluan apa tuan datang ke sini", ucap paman Jo tegas bertanya kepada tuan yoga.
"aku ingin meminta maaf, atas kejadian berpuluh tahun yang lalu", ucap tuan yoga mantap.
"sudahlah tuan, semua sudah berlalu.. lagipula kami tidak ingin mengingat kejadian pahit itu", ucap paman Jo.
Dea datang dengan membawa cemilan yang baru siap d buat oleh Tante Rahma,
"silahkan dicicipi tuan", ucap Dea .
mata tuan Yoga tak lepas memandang wajah Dea, Dea pun merasa risih diperhatikan secara intens seperti itu. Dea pun permisi untuk kembali ke dapur..
tapi sebelum dia benar-benar sampai ke dapur, langkahnya terhenti karena mendengar namanya di sebut.
"apa dia Dea ??" tanya tuan yoga kepada paman Jo .
"tuan tidak perlu tau siapa dia, yang jelas kami sudah tidak ada hubungan apapun terhadap keluarga kalian" ucap paman Jo mantap.
"tidak .. tidak.. ini tidak benar.. semua ini harus kita perjelas, 23 tahun lalu, kami mencari kalian, tapi kalian sudah tidak ada lagi d sana. tolong, jangan begini bang Joko, saya tau, mami saya salah, tapi saya mohon, tolong maafkan lah dia. seharusnya saya bisa lebih cepat mendapatkan bukti, agar bang Joko dan bang Didi bisa kel.. " belum habis ucapan tuan yoga, tapi paman Jo sudah memotongnya duluan.
"hentikan, saya sudah muak dengan semua penjelasan yang diberikan oleh keluarga Artmaja". ucap paman Jo dengan nada yang sedikit kuat.
tuan yoga menarik nafas.a dalam, kemudian dia menghembuskannya pelan.
"Dea tetap keponakan saya", ucap tuan yoga dengan mantap, sambil menatap manik mata paman Jo.
________
matahari sudah tenggelam, jangkrik pun mulai bernyanyi di keheningan malam.
paman Jo tidak juga keluar dari kamarnya, semenjak kepulangan tuan yoga.
makan malam pun dilewatkan begitu saja dengan paman Jo. dari siang tadi dia belum makan apapun. dan dia tidak ingin berbicara dengan siapapun.
Dea masih bingung dengan apa yang terjadi.
'keponakan??, penjelasan??, penebusan dosa??, Oma meta?? apa maksud semua ini??' batin Dea.
drttt drrttt
Dea melihat hapenya yang bergetar diatas tempat tidur, di sebelahnya.
08** : "Dea, bisakah kita bertemu besok? di toko buku tempat kamu bekerja saja, jam 10. saya akan datang dan ingin menjelaskan sesuatu kepadamu".
isi pesan dari nomor yang Dea tidak ketahui siapa pemiliknya.
Dea tidak membalasnya, Dea mencoba menelpon nomor tersebut, tapi nomornya tidak dapat di hubungi.
'huuff, baiklah.. kita liat siap besok yang datang ke toko' . batin Dea
________
Dea bangun saat azan subuh, niatnya ingin solat subuh, tapi karena tamu.a belum sepenuhnya pergi, Dea mengurungkan niatnya untuk solat, dan dia turun kebawah untuk membantu Tante Rahma.
"Tante..", sapa Dea ..
"hai sayang, belum bisa solat??" , tanya Tante Rahma kepada Dea.
"belum Tante, tamu.a nakal, suka datang dan pergi, kemudian datang lagi", ucap Dea sambil nyengir...
Tante Rahma pun tersenyum mendengar penjelasan Dea
"eemm ... paman mana Tante?? apa paman masih mogok bicara??", bisik Dea ke Tante Rahma.
Tante Rahma melirik ke arah kamar mereka, kemudian berbisik kepada Dea, "paman mu semalam menangis, tapi Tante tidak tau sebabnya apa, yang jelas pamanmu memegang foto ayah dan mama mu", jawab Tante Rahma sambil mengangkat jari telunjuknya dan meletakkan di bibirnya untuk memberikan isyarat kepada Dea untk tidak bertanya lagi.
sesaat Dea termenung mendengar perkataan Tante Rahma, 'apa ini semua ada hubungannya dengan kematian ayahnya??' batin dea.
saat sarapan paman Jo masih belum keluar dari kamar, dan paman Jo juga menolak untuk berjumpa dengan dea ataupun Rian yang hanya sekedar ingin berpamitan dengannya.
jam sudah menunjukkan tepat pukul 10, jantung Dea tiba-tiba berdebar tidak karuan, karena mengingat bahwa dia akan bertemu dengan si pemilik SMS misterius itu.
klenteeng klenteng...
bunyi lonceng yang diletakkan di depan pintu, agar pemilik toko tau bahwa ada yang masuk atau yang keluar dari toko.
setiap lonceng berbunyi, Dea selalu melihat ke arah pintu, berharap orang yang di tunggunya datang, tapi sampai jam 2, yang di tunggunya juga tidak datang.
'aahhh, mungkin orang iseng', batin Dea..
Dea pun melamun dan ntah apa yang ada di fikirannya..
"hayoooo".. ucap Lula sambil menepuk bahu Dea dan membuatnya terkejut.
"apaan sih la ", kesal Dea kepada Lula dengan nada juteknya.
" lagi lamunin apa sih cin, lagi jalan d catwalk??, ha aha ha ah", gurau Lula Kepa Dea.
"bukan, tapi lagi lenggak lenggok d atas bara" ucap Dea kesal..
"duuhhhh anak mama lucu banget syiihhh, cini cini mama ciiuumm ciumm ", ucap Lula yang sambil mencubit manja pipi Dea dan memonyongkan bibirnya seakan ingin mencium Dea.
"iihh, mau dong d cium sama kakak chantikk" ucap Kevin yang baru masuk ke dalam toko dan menghampiri Dea dan Lula.
plaakk
"auuwhh, ni org kesambet setan x yaa.. gak bisa liat orang seneng aphaaahh!!", kesal Kevin kepada Rian yang lagi lagi memukul kepalanya dengan buku.
"lu genitnya gak liat umur, anak SD Lo embat", ucap Rian sambil melirik ke arah Dea.
"sembarangan aja kalo ngomong, kalo sirik bilaang, cewek kamu gak secantik kakak, cuma menang tinggi doang.. iiichhh", cibir Dea kesal kepada Rian..
tanpa memperdulikan ucapan Dea, Rian pergi ke spot bacanya yang memang sudah jadi langganan tempat dia bersantai. bukannya membaca buku, tapi Rian memainkan laptopnya dan ntah apa yang di kerjakannya dengan laptopnya, yang jelas Rian tidak menonton film dewasa.
jam sudah menunjukkan pukul 4, Dea bersiap ingin pulang, tetapi Rian mengajaknya untuk makan bakso dulu sebelum pulang. dan Disni lah mereka, sedang memakan bakso dengan nikmatnya, tanpa ada perbincangan sedikitpun.
haaii haiii haiii readers.. mohon kritik dan sarannya yang positif yaa...
dan Janngan lupa jempol dan votenya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Kohaku
A
2021-01-10
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
sehat dan like selalu💪😊
2020-12-25
1
Daratullaila🍒
Hai author aku mampir lagi membawa like, semangat up nya💪
Jangan lupa baca episode baru CIC
Salam dari Calon Istri Ceo☺💖
2020-12-15
1