Riko

Pagi ini kami sudah siap dimeja makan untuk sarapan bersama. Menu nasi goreng ayam dengan telur mata sapi dan kerupuk udang tersaji di masing masing piring. Menikmati sarapan sambil sedikit berbincang. Ayah dan ibu terlihat senang akan kehadiran suamiku Dama. Dama terus saja menggenggam tangan kiriku diatas meja tanpa malu dilihat langsung ayah dan ibu.

Selesai sarapan, aku membantu ibu membereskan meja makan lalu membuatkan teh untuk Ayah dan Dama. Mereka berdua asik ngobrol diteras rumah yang kecil.

"Assalammualaikum om Andika" suara laki laki yang sangat aku kenal. Abang Riko, tetangga kami. Walaupun rumahnya lumayan jauh, ada didepan jalan besar tapi masa kecil kami sering bersama, bermain dengan kawan kawan lain. Riko tumbuh besar dan kini menjadi TNI AD dan baru saja kembali setelah satu tahun bertugas di Libanon.

"Walaikumsalam..Eh Riko. Kapan kamu pulang?" Riko mencium punggung tangan ayah, lalu berjabat tangan dengan Dama.

"Kemarin om" Riko langsung duduk dikursi yang baru saja diambil Ayah.

"Ibu, Andini...ada nak Riko" ayah memanggil aku dan ibu yang sedang didapur. Kami berdua berjalan ke teras rumah.

"Eh nak Riko, lama gak ketemu" Riko mencium punggung tangan ibu.

"Iya tante" Riko mengangguk lalu menatapku lekat.

"Abang..." aku tersenyum dan berjabat tangan. Dama menatap kami sedari tadi.

"Dek, gimana kabarnya?" Dama mengernyitkan alisnya mendengar Riko menyebutku dengan sebutan dek.

"Alhamdulillah baik bang" aku mengangguk dan tersenyum. Riko melihat Dama, mungkin dia penasaran siapa laki laki yang baru dilihatnya.

"Oh iya, kenalin ini Dama, suami Andini" ucap Ayah dan langsung membuat Riko terkejut.

"Su..suami?" Riko terbata.

"Iya bang, ini suami Andini. Mas Dama" Aku langsung berdiri disebelah Dama. Dama mengulurkan tangannya.

"Saya suami Andini, Dama Sakti" dibalas senyuman oleh Riko.

Maaf mas Riko, bukan aku menghianatimu. Tapi ayah dan ibu yang menerima lamaran orangtua mas Dama. Aku tidak bisa menolaknya. Batinku.

Flashback on 1 tahun yang lalu

Di Taman Kota dekat rumah, aku dan Riko bertemu. Duduk di kursi taman, masih sama sama diam tidak mengeluarkan sepatah kata. Padahal kami hanya sebatas teman, bukan memiliki hubungan layaknya orang berpacaran atau tunangan.

"Andini"

"Iya abang"

"Aku ingin mengatakan sesuatu"

"Apa bang?"

"Lusa abang akan terbang ke Libanon. Sepertinya lebih lama dari tugas sebelumnya. Satu tahun"

"Jauhnya bang. Abang baik baik ya disana"

"Emm...Abang mau kamu menunggu abang kembali nanti"

"Menunggu? maksudnya bang?"

"Tunggu abang kembali satu tahun lagi dan abang akan datang melamarmu dek"

"Me melamar?"

"iya..kamu mau kan dek menunggu abang?" Aku tidak menjawab iya ataupun tidak. Aku hanya diam.

Flasback off

Raut wajah Riko terlihat kecewa akan kenyataan saat ini aku sudah menikah. Penantiannya selama satu tahun terasa sia sia. Maafkan aku Abang.

*****

Karna hari sudah siang, Aku dan Dama berpamitan pulang pada Ayah dan Ibu. Menggandengku berjalan menuju mobil yang masih terparkir di halaman rumah tetangga. Sepanjang jalan, tetangga semua menyapa kami. Ya siapa juga yang tidak terpukau dengan ketampanan Dama. Tinggi badan 180an, putih bersih, badan sixpack, rambut rapih dan wajah bersih tanpa ada bulu bulu halus. Aku yang hanya sebatas bahunya terlihat mungil saat berjalan berendengan.

Dama membukakan pintu mobil untukku. Hal yang membuatku terkejut, jarang sekali dia melakukannya, hanya pada Rania.

"Kenapa melamun? ayok masuk" aku langsung masuk ke dalam mobil dan Dama lagi lagi bersikap romantis. Memasangkan safetybelt untukku.

Klik

Cup

Dama mengecup bibirku sekilas. Aku membelakakan mataku sempurna.

"Mas..kalau ada yang lihat gimana?" aku memukul bahu Dama.

"Emang kenapa? suami sendiri" Dama meringis lalu mengusap pipi kananku.

Dama langsung menjalankan mobilnya membelah keramaian jalan ibukota. Aku menyandarkan kepalaku ke bahu kiri Dama, menautkan jemari kami. Aku mengecup punggung tangannya berulang ulang. Dama tertawa lalu membalasnya juga.

"I love you mas, Cup" aku mengecup pipi kiri Dama.

"I love you too honey, Cup" tepat lampu merah menyala, Dama mencium bibirku dalam. Serasa dunia ini hanya milik kita berdua tanpa perduli ada banyak pasang mata yang melihat diluar sana.

"Mas"

"Hemm" Dama fokus kembali menyetir.

"Kenapa sekarang jadi honey? kemarin panggil aku sayang"

"Kamu manis kaya madu"

"Ih gak nyambung"

"Beneran honey..bibir kamu manis kaya madu. Kamu gak suka panggilan itu?" Dama mencubit pipiku pelan.

"Suka kok mas" aku tersenyum manis.

"Atau kita belok aja ke tempat itu?" Dama menunjuk gedung tinggi yang tak jauh dari mobil kami yang sedang melaju. Hotel X.

"Ih apa sih mas. Kita pulang!"

"Habisnya senyummu menggoda imanku honey"

"Dasar gombal" aku mencubit lengan Dama. Dama tergelak.

*****

Riko POV

Masuk ke dalam rumah dengan membawa kekecewaan didalam hatiku. Berjalan melewati papa mama dan Irma yang sedang duduk santai didepan televisi. Aku tak menghiraukannya, terus berjalan masuk ke dalam kamar. Merebahkan tubuhku kasar diatas kasur.

Sia sia sudah penantianku selama ini. Kenapa harus seperti ini? Seandainya waktu itu aku langsung melamarmu, pasti saat ini kau ada disampingku, menyambut kepulanganku dengan senyuman termanismu Andini.

Aku duduk dan membuang nafasku kasar, mengusap wajahku, mengacak acak rambut cepakku.

"Abang" Irma masuk ke dalam kamarku.

"Apa sih dek? kenapa gak ketuk kamar dulu?"

"Aku udah ngetuk dari tadi, tapi abang diam saja. Jadi aku langsung masuk. Ada apa sih bang? tadi pamit ke rumah Mba Andini cerah banget mukanya tapi kenapa sekarang ditekuk gitu? Abang ditolak?" Irma justru menertawakan keadaanku.

"Diam kau dek, abang lagi pusing nih!"

"Sabar kali bang, jangan marah marah sama aku. Coba kasih tau kenapa pusing gitu?" Irma duduk disampingku.

"Andini sudah nikah dek. huftt" aku menunduk lemas.

"Hah?? kapan? kok aku gak tau bang"

"Belum ada satu bulan mereka menikah dek"

"Tapi gak ada pesta kok bang. Kalau benar mereka sudah menikah, pasti papa mama diundang dong"

"Tadi suaminya ada disana dek. Mereka memang tidak mengundang banyak orang. Semua yang mengurus pihak suaminya"

"Ya ampun bang, kasihan kali kau. Sabar abang. Nanti pasti ada penggantinya"

"Tapi abang gak bisa dek, kamu tahu sendiri dari kita kecil, abang sudah suka dengan Andini"

"iya tau bang, tapi dia sekarang udah jadi istri orang. Abang harus move on" Aku terus saja diam. Entahlah, sangat sulit untuk melupakan Andini.

******

15 menit kami sampai dirumah. Aku langsung naik ke lantai 2, ke kamarku.

"Mas kenapa ke kamarku? sana gih keluar. Aku mau mandi" Aku langsung masuk ke dalam kamar mandi, saat akan menutup pintu, Dama dengan cepat ikut masuk.

"Ihh..kenapa ikut masuk sih?" Aku mendorong Dama agar keluar tapi usahaku sia sia, dia tidak bergeser satu incipun. Buang buang tenaga saja, huhhh...

"Kita mandi bareng lagi" Dama mengedipkan mata kanannya genit.

"Ini beneran mandi aja lho mas, awas ya kalau lebih dari itu" aku mengancam Dama, Dama malah tertawa.

"Siapa juga yang mau lebih, kamu kepedean" Dama langsung melepas semua pakaiannya dan langsung berdiri dibawah guyuran shower. Aku menggeleng gelengkan kepalaku melihat tingkah suamiku yang tanpa malu melewatiku tanpa sehelai benangpun.

"Kenapa diam aja? gak mau mandi?"

"Iya mas" Aku melepaskan semua pakaianku.

"Kenapa diam lagi?" Dama langsung menarikku, berdiri bersama dibawah guyuran shower. Dama mengusap kedua lenganku dari belakang. Mengecup bahuku.

"Mas..tadi janjinya apa? kita mandi doang, gak lebih" dasar bebal, Dama tak menghiraukan kata kataku. Kami lebih dari sekedar mandi.

Bersambung...

******

Riko (30th)

Terpopuler

Comments

MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"

MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"

aduhhh

2023-04-09

0

Djie Marwati Laissa

Djie Marwati Laissa

waduhh lelaki d sekitar Andini bnyak yahhh SM dama cmn d jadikan yg k 2 hadehhh nasib n takdir author gak bs d tebak🤣🤣🤣

2023-02-02

0

Eti Guslidar

Eti Guslidar

banyak yg cinta sama andini... semoga bahagia selalu. cuma kecewa aja dama udah nikah duluan.... sebel.. mending sama riko bujangan

2021-07-04

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!