"Kamu cantik" Dama memandangku dari pantulan cermin di hadapan kami. Aku sudah bersiap dengan pakaian dan kerudungku.
"Dasar gombal" Aku mencubit tangan Dama yang sedang memelukku.
"Memang cantik kok, aku gak ngegombal" Dama tersenyum, lalu mengecup pipiku sekilas.
"Udah mas, ayo antar aku ke kampus" Aku berbalik dan menggandeng lengan Dama.
Saat kami keluar rumah, aku terkejut saat melihat Firman sudah menunggu didepan mobilnya. Memandangku lalu beralih menatap Dama, seketika wajahnya berubah. Aku lupa kalau kemarin dia bersikukuh menjemputku hari ini.
"Mas..aku mau bicara dulu sama mas Firman" aku meminta ijin pada Dama. Dama mempererat pelukannya dipinggangku. Merapatkan tubuh kami. Aku malu, karna ada Firman yang sedang menatap kami.
"Jangan panggil dia seperti itu!" Dama menampakkan wajah tidak suka. Berjalan ke arah Firman sambil menggandeng tanganku. Tidak melepaskan agar Firman tau kalau aku miliknya.
"Andini" Firman memanggilku.
"i iya mas.." Dama langsung menatapku tak suka, aku keceplosan memanggil Firman dengan sebutan mas.
"e e..prof, maaf saya akan berangkat sendiri" kataku pada Firman.
"kenapa?" tanya Firman. Jelas jelas dia lihat sendiri aku sedang bersama Dama dan bergandengan tangan.
"Dia istriku, jangan lagi mendekati, mengganggu ataupun menggodanya!" Dama mengancam.
"Kata siapa dia istrimu? omong kosong" Firman tak percaya.
"Tanya saja pada Andini, aku suaminya atau bukan!" Dama beralih menatapku tersenyum.
"Maaf prof, mas Dama memang suami saya" Aku menunduk karna ini salahku juga karna sejak awal tidak berkata jujur.
"Apa? tapi kamu bilang, kamu tidak punya pacar?" Firman ingin memegang lenganku tapi ditepis Dama.
"Jangan sentuh istriku! apa tidak cukup dulu kau sudah merebut Anisa dariku? Pergi!" Dama berteriak dan menarikku, menyembunyikanku dibalik badan tingginya.
'Merebut? Anisa? siapa Anisa?' gumamku, aku sangat terkejut kalau mereka berdua saling mengenal.
"Brengsek..bug bug" Dama begitu kesal karna Firman tidak mau pergi, justru akan menarik tanganku. Bogem mentah Dama mendarat dipipi kanan dan kiri Firman.
"Masss...Mas Damaa" aku berteriak, terkejut dengan sikap Dama yang langsung meninju Firman.
"Jangan mas..sudah cukup" aku memegang lengan Dama yang akan melayangkan tinjunya kembali ke wajah Firman yang kini sudah tersungkur.
"Pergi dari sini. Jangan datang lagi. Jangan mengganggu istriku!!" Dama kembali masuk ke dalam rumah sambil menarikku.
Flashback on
Sore hari di cafe dekat kampus. Tiga sahabat yang sedang menikmati waktu santainya sambil sesekali saling melemparkan guyonan. Dama, Firman dan Candra duduk di sofa merah dengan pemandangan ke arah taman cafe tersebut. Dama melirik Firman yang duduk diujung sofa, memainkan handphonenya sambil senyum senyum layaknya orang sedang jatuh cinta.
"heh..lo ngapain? sibuk bener main hape dari tadi. Gebetan mana lagi?" celetuk Dama.
"Apaan sih lo Dam, sewot bener" jawab Firman sambil memasukkan handphonenya ke saku celana.
"Nah lo, semua digebet. Nyadar lo udah mainin perasaan anak orang" ketus Dama.
"Santai bro, kali ini gua beneran serius. Mau langsung gua lamar" jawab Firman yakin.
"Buahahaha...yakin lo? siapa gebetan lo? kenapa gak dikenalin ke kita?" sekarang Candra yang menyahut dengan tertawa keras bersama Dama.
"Seorang Firman seriusan mau ngelamar cewek? kiamat sudah dekat. Hahaha" Candra kembali meledek Firman karna tak percaya dengan sahabatnya yang playboy itu.
"Diem lo njing!" Firman emosi dan memukul punggung Candra.
"Brengsek lo...sakit goblok" Candra terpancing.
"Diem lo semua!" Dama melerai.
"Asal jangan lo embat tunangan gua aja Man" kata Dama memperingatkan Firman.
"Santai bro" jawab Firman.
Keesokan harinya Dama pergi menemani Bunda ke Mall. Ingin membelikan Anisa satu set perhiasan untuk hadiah pernikahan nanti. Saat Dama dan Bunda sedang memilih perhiasan, Dama mendengar suara yang dikenalinya. Suara Anisa dan Firman.
"Sayang, kamu pilih aja mau yang mana cincin untuk pernikahan kita nanti" kata Firman pada Anisa yang masih dia rangkul pinggangnya.
"Oke..yang ini bagus gak?" tanya Anisa pada Firman disebelahnya.
"Bagus"
"Mba yang ini ya" Firman mengatakan pada pegawai toko tersebut.
"Ooo gini kalian dibelakang gua?" suara Dama mengagetkan mereka berdua, saat Anisa sedang bergelayut manja pada Firman.
"Sa-yang Da-ma" Anisa terbata, sedangkan Firman hanya diam menatap Dama santai. Karna nantipun akan ketahuan juga.
"Bun, gak perlu beli perhiasan. Kita batalkan semua!" rahang Dama mengeras menggandeng Bunda keluar dari toko itu. Bunda juga sama kecewanya melihat calon menantunya justru berselingkuh dengan sahabat anaknya sendiri.
Flashback off
******
Aku dan Dama duduk diruang tengah. Aku meminta pada bik Susan untuk mengambilkan salep. Mengolesi lebam di tangannya.
'Pukulan pada Firman pasti sangat keras sampai lebam seperti ini' batinku.
Dama diam saja tanpa merasa sakit.
"Mas..maafin aku"
"Kenapa kamu minta maaf?"
"Aku gak tau kalau mas kenal dengan dia dan kalian ada masalah dimasa lalu"
"itu sudah masa lalu, tidak perlu dibahas lagi"
"tapi mas..Anisa itu siapa?" tanyaku penasaran.
"Dia tunanganku dulu saat kuliah. tapi si brengsek itu merebutnya dariku, menikah dengan Anisa" Dama mengepalkan tangannya.
"Anisa istri mas Firman?"
"Jangan panggil dia seperti itu Andini, aku sudah bilang tadi" Dama berkata lirih padaku.
"Maaf mas..tapi istrinya sudah meninggal saat melahirkan anaknya mas" saat aku mengatakannya, Dama terlihat kaget.
"Apa??" Dama terkejut.
"Iya mas, itu yang aku dengar dari cerita teman teman dikampus" Aku bisa tahu kalau Dama tidak mengetahui kalau Anisa sudah meninggal.
"Sudahlah jangan bahas itu lagi, itu sudah masa lalu. Sekarang aku denganmu" Dama meletakkan kepalanya diatas pahaku. Aku mengusap rambutnya, saling bertatapan dan Dama langsung menarik tengkukku, menunduk dan menciumku.
"Hari ini bolos kuliah aja ya, aku pengen seharian sama kamu"
"iya mas"
*******
Rania POV
Sore hari Dama mendadak langsung pergi pulang ke rumah. Dia bilang khawatir dengan Andini karna tidak bisa dihubungi. Aku rasa setelah ada Andini, Dama lebih sering bersamanya dari pada denganku. Sungguh menyebalkan. Kenapa semua harus kebetulan dan Andini selalu saja menggangguku bersama Dama.
Malam ini aku sendiri lagi, padahal Dama berjanji hari ini dan lusa bersamaku tapi lagi lagi pulang kerumah. Aku harus menyingkirkan Andini secepatnya, dia benar benar pengganggu.
Keesokan hari aku membuka handphoneku dan mendapati pesan dari Dama. Aku sudah sangat senang tapi saat kubaca isinya membuatku marah. Dia mementingkan Andini lagi. Aku harus bekerja bersama Kemal. Dasar parasit!! Menyebalkan!!
******
Karna bolos kuliah, aku dan Dama bersantai menikmati waktu berdua dikamarku menonton film. Duduk di sofa, menyenderkan kepalaku pada bahu Dama.
"Mas.."
"Hemm"
"Kalau aku hamil gimana?" aku mendongak menatap mata Dama.
"Ya gak gimana gimana. Kamu kan istriku, kenapa harus bingung?"
"Aku belum siap mas. Aku gak enak hati sama Mba Rania. Aku pasang KB aja ya mas"
"Aku gak setuju. Kenapa harus gak enak sama Rania?"
Belum sempat aku menjawab. Handphone Dama berbunyi tanda pesan masuk.
"Siapa mas?" tanyaku.
"Rania" jawab Dama singkat.
"Ada apa emangnya mas?" tanyaku lagi.
"Sebentar ya" Dama keluar dari kamarku dan langsung masuk ke kamarnya. Aku yang ingin tahu, mengikuti Dama ke kamarnya. Aku menguping pembicaraan Dama lewat telfon. apa yang harus dibicarakan sampai aku tidak boleh mendengar. Aku buka sedikit pintu kamar Dama. Dama sedang berdiri menatap luar jendela, membelakangiku.
"......."
"Kenapa bisa hamil? bukannya sudah minum pil KB?"
"......."
"Tapi aku belum siap mengatakan pada ayah dan bunda. Mereka bisa syok kalau tahu. Rahasiakan dulu kehamilanmu. Aku akan coba mencari jalan keluarnya. Malam ini aku ke apartemen"
"......."
"iya sayang, besok kita langsung ke dokter"
"......"
"iya sayang, bye"
tut tut tut
telfon ditutup
Aku kembali ke kamarku, duduk di sofa. Berpura pura tak mendengar pembicaraan itu. Sejujurnya ada rasa sakit mendengar saat ini Rania tengah hamil anak Dama. Apa aku harus ke dokter untuk pasang alat kontrasepsi tanpa sepengetahuan Dama?
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Eti Guslidar
ternyata firnanrak baik juga
2021-07-04
0
🔵🎯Tati
Andini, kamu sudah jadi seorang istri, jangn melakukan sesuatu tanpa ijin suami
2021-06-26
2
Momy
jangan* hamil nya itu bohongan atw klw ga anak orang lain bukan anak nya dama.. sok tahu yah aku🤣🤣
2021-06-15
1