Mengakuiku (Andini)

"Soni..lepaskan!! aw...sakittt" pergelangan tanganku masih diremasnya, bekas merah melingkar.

"Andini, jadilah istriku! please...jangan menolakku lagi" Soni melepas genggamannya dan beralih memegang kedua bahuku. Sudah berkali kali Soni menginginkanku menjadi istrinya tapi selalu kutolak.

"Maaf Soni, aku..."

"Cukup!! jangan katakan. Aku tidak ingin mendengar penolakanmu kembali. Setuju atau tidak, kau harus menikah denganku!!! Soni menarikku ke dalam pelukannya.

"Soni lepas..lepaskan aku. Aku tidak mau menikah denganmu!!" aku meronta agar dapat terlepas dari pelukan Soni yang erat.

Brakk

pintu ruangan Soni didobrak oleh orang yang sangat aku kenal. Dama

"Mas Dama, tolong aku!" aku berteriak karna Soni masih mencekalku.

"Brengsek!! Lepaskan Andini!" Dama berteriak pada Soni.

"Siapa kau? berani beraninya masuk ke dalam ruanganku? Andini calon istriku!" Soni masih saja menginginkanku menjadi istrinya.

"Aku?? Aku suami Andini Putri, Dama Sakti" Soni begitu kaget mendengar ucapan Dama.

"Apa?? Bagaimana bisa? Andini? kau?" Soni menatapku. Aku mengangguk.

"Tidakkk!!!...kau milikku Andini. Sejak SMA kau selalu saja menolakku!!" Soni meremas bahuku.

Bug Bug Bug

Dama langsung menarik lengan Soni dan langsung meninju wajah dan perut Soni.

"Ahhhh...Jangan! Jangan mas!" aku berteriak dan memeluk punggung Dama, agar berhenti memukuli Soni.

"Brengsek!! berani beraninya kau menyentuh istriku!"

Bug Bug Bug

"Cukup!! jangan diteruskan mas" Aku terus memohon agar Dama menyudahinya.

"Jangan sampai aku melihatmu disekitar istriku Andini!!" Dama melepas kerah Soni dan menarikku keluar ruangan itu. Didepan pintu Rania sudah berdiri dan ikut berjalan dibelakangku dan Dama menuju parkiran.

"Masuk!" Dama terlihat masih emosi. Aku masuk duduk di kursi belakang.

Aku diam saja dan menatap keluar jendela sambil mengusap pergelanganku yang merah.

"Aw.." aku meringis kesakitan. Aku melihat Dama sedang menatapku dari kaca depan.

Mobil masuk ke basement gedung perkantoran.

"Turun!" Dama membuka pintu mobil untukku, baru kali ini dia melakukannya.

"Kenapa kesini mas?" aku bertanya pada Dama, saat turun dari mobil sudah berada di parkiran khusus direktur perusahaannya.

"Ikuti saja perintahku!" Dama menggandengku tanpa menghiraukan Rania yang sejak tadi diam dan berjalan dibelakang kami.

Maafkan aku mba Rania.

Semua mata tertuju padaku dan Dama. karena mereka belum mengetahui bahwa kami sudah menikah. Hanya orang orang penting saja yang menjadi tamu undangan saat itu. Mereka terus berbisik dan bergosip.

"Tolong semuanya jangan bergosip!! Wanita disamping saya ini adalah Andini Putri, istri saya" ucap Dama lantang didepan semua orang.

Aku begitu kaget, kenapa harus diumumkan? bagaimana dengan mba Rania? pasti dia sangat kecewa dan sakit hati.

Aku menengok kebelakang melihat Rania, dia memasang wajah datarnya. Benar benar luar biasa hatinya.

Kami bertiga masuk ke dalam lift khusus direktur. Dama kini beralih merangkul pinggangku. Aku tak enak hati dengan Rania dibelakang kami.

"Mba Rania" tanganku meraih tangan Rania. Rania menatapku heran.

"Maafkan aku!" Justru kini Rania dan Dama yang kaget mendengarku berkata seperti itu.

"Tidak perlu meminta maaf pada saya bu" Rania melepas tanganku dan membungkuk. Dia berkata seperti itu karna kami ada dilingkungan perusahaan. Bersikap seperti bawahan dan bos.

tring

pintu lift terbuka. Dama masih merangkul pinggangku untuk masuk ke dalam ruangannya. Semua yang ada dilantai itu berdiri dan membungkukan badannya.

"Masuk!" Dama menyuruhku masuk.

"Rania, ambilkan kotak p3k!" Dama menutup pintu dan masuk ke ruangannya.

"Kenapa masih berdiri? duduk disini" Dama menepuk nepuk sofa disebelahnya. Aku langsung menghampirinya lalu mendaratkan bokongku disana.

tok tok tok

"Masuk!" Rania masuk ke dalam dengan membawa kotak p3k.

"Ini pak" Rania menyerahkan kotak itu lalu keluar ruangan.

Dama membuka kotak dan mencari salep untuk mengobati memar di pergelangan tanganku.

"Aw..pelan pelan mas" Dama mengoleskan salep itu lalu meniupnya perlahan.

"Ahh..." selesai mengoleskan salep, Dama menariku ke dalam dekapannya.

"Mas.." aku menggerak gerakan badanku ingin terlepas dari Dama. Dalam hati kecilku aku masih marah padanya.

"Diamlah..aku ingin sekali memelukmu" hembusan nafasnya mengenai atas kerudungku. Aroma tubuh Dama yang khas menusuk hidungku, aku memejamkan mata menikmati aromanya. Tanpa sadar aku membalas pelukan Dama. Aku sangat merindukannya walau sehari saja.

Bagaimana aku bisa jauh darinya nanti?

krucuk krucuk

Astaga cacing dalam perutku minta diberi makanan. Gara gara Soni, makan siangku terlewat. Huft..

"Kamu lapar sayang?" Dama tersenyum geli mendengar bunyi perutku. Aku malu dan menutup wajahku pada dada Dama.

"Aku akan suruh Rania pesankan makanan untukmu"

"Mas..jangan! biar aku pulang saja, aku bisa mampir ke warung untuk beli makanan" Aku tak enak hati pada Rania. Ingin rasanya cepat pergi.

"Aku antar ya?"

"Gak usah mas, aku bisa pulang sendiri" Aku langsung pergi meninggalkan Dama. Aku juga tidak berharap dia akan mengejarku.

*******

Aku memesan ojol, tujuanku tidak pulang kerumah. Aku pergi ke mall tidak jauh dari kantor Dama. Karena dirumah hanya sendiri, aku bosan dan takut.

"Halo, Rina. Kamu dimana?" tanyaku lewat telfon. Sewaktu di loby kantor, aku mengajak Rina bertemu di Mall. Sudah berapa hari tidak bertemu dengannya.

"Oke..aku tunggu di foodcourt" jawabku sembari mencari tempat duduk dan menunggu Rina datang.

"Andini?" aku menoleh saat seseorang memanggilku.

"Prof..mmm, mas Firman?" aku kaget melihatnya, tidak disangka akan bertemu dengannya disini.

"Boleh aku duduk?"

"Iya..silahkan mas" firman duduk dihadapanku lalu meletakkan tas belanjaannya. Sepertinya dia habis berbelanja sayuran dll.

"Kamu sendirian?" tanyanya padaku.

"Enggak mas, aku udah ada janji" aku meraih minuman boba dihadapanku dan meminumnya.

"Sama pacar ya?" firman meledekku.

"Bukan..bukan mas. Dia temanku, Rina. Dia kuliah dikampus kita juga. Mas pasti tau"

"Andini..." Rina akhirnya datang juga.

"Rina, ayok duduk" aku menarik tangan Rina yang masih berdiri mematung melihat Firman ada di satu meja denganku.

"e e iya..Prof? kok bisa disini? bareng Andini"

"Saya gak sengaja ketemu Andini, tadi saya habis belanja keperluan dapur" jawab Firman.

"Ooo gitu..." Rani menyenggol lenganku dan mengedipkan matanya, aku tau dia sangat senang bertemu dengan Firman.

"Mau pesan makanan?" Firman bertanya padaku dan Rina.

"Iya mas" seketika Rina membulatkan matanya saat aku memanggil Firman dengan sebutan mas.

"Mau pesan apa? biar saya yang pesankan" Aku dan Rina mengatakan apa saja pesanan kami, lalu Firman pergi untuk memesan dan membayarnya.

"Andini..sejak kapan kalian sangat akrab? panggil dia mas lagi. Kalian ada hubungan apa? Ingat Andini, kamu sudah menikah"

"Kamu gila Rina, aku gak ada hubungan apapun dengan Mas Firman. Dia yang menyuruhku memanggil nama kalau diluar kampus" saat aku menjelaskan pada Rina, Firman kembali ke meja kami.

"Tunggu pesanannya datang ya" kata Firman lalu menarik kursi dan duduk dihadapanku lagi. Aku dan Rina mengangguk.

*******

"Terimakasih prof untuk tumpangannya" Rina keluar dari mobil Firman. Setelah itu mengantarkanku pulang.

Dalam perjalanan kami masih sama sama terdiam. Aku bingung harus mengatakan apa. Begitu canggung hanya berdua didalam mobil.

"Andini..setelah aku antar waktu itu, kamu tidak kuliah. Apa kamu sakit?" tiba tiba Firman bertanya.

"Iya mas, aku demam"

"Pantas saja aku tidak melihatmu di kampus" Firman tetap fokus ke depan, sesekali melihat ke arahku.

15 menit kemudian mobil Firman telah sampai di depan rumah Dama.

"Terimakasih mas sudah mengantarku lagi" aku berpamitan pada Firman.

"Sama sama..tunggu Andini!" Firman turun dari mobilnya dan membukakan pintu untukku.

"Kenapa repot repot mas? aku bisa sendiri"

"Aku gak repot kok. Besok ada kuliah?"

"Ada mas"

"Jam berapa? aku jemput ya?"

"Jam 10..gak usah mas, aku berangkat sendiri saja"

"Oke, besok aku jemput" Firman tetap pada pendiriannya akan menjemputku besok. Firman langsung masuk ke mobilnya dan pergi.

Saat aku akan masuk ke dalam rumah, mobil Dama datang. Setauku dia malam ini menginap di apartemen Rania, tapi kenapa pulang kerumah?

"Mas...kenapa pulang?" Dama tak menjawabnya, ekspresi datar nampak diwajahnya. Sangat menyeramkan.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"

MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"

cemburu lgi... hbis lah kau bakal dibantai dats ranjang 🤭🤭🤣🤣

2023-04-09

0

🔵🎯Tati

🔵🎯Tati

Andini, harusnya kamu jujur ke Firman kalo sudah menikah. Dengan ketidakjujuran mu akan menambah masalah

2021-06-25

0

banyubiru

banyubiru

semangat

2021-06-13

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!