Ijab Qabul : SAH

Subuh tadi aku, ayah dan ibu dijemput oleh sopir keluarga om Tama menuju hotel. Sekarang aku sedang dirias, tanganku dilukis dengan henna warna putih senada dengan baju pengantin muslimahku untuk akad nikah.

"Ayu tenan calon manten" ibu perias tersenyum memujiku.

"Terimakasih bu" jawabku tersenyum atas pujiannya.

"Sekarang lanjut kerudungnya ya mba" ibu perias memulai memakaikanku kerudung berwarna putih dengan hiasan tiara diatasnya.

Butuh waktu 5 jam untuk persiapan dari rias, henna, pakaian dan kerudung. Semakin dekat dengan waktu akad nikah, rasa detak jantungku semakin terasa cepat. Seseorang mengetuk pintu kamar hotel tempat aku berhias.

tok tok tok

ceklek

"Nak, sudah siap? sudah waktunya. Ayo ibu antar kebawah?!" ternyata ibu yang mengetuk pintu. Mengantarkanku ke lantai bawah, ballroom tempat akad nikah dan resepsi sederhana.

Ini bukan sederhana untuk ukuran keluarga kami, ini sederhana untuk keluarga om Tama. Sebenarnya mereka dapat mengadakan acara yang sangat mewah, karna Dama anak laki laki satu satunya. Tapi mereka memilih acara yang sederhana, hanya keluarga besar dan teman akrab.

Aku dituntun oleh ibu berjalan menuju meja untuk ijab qabul yang sudah disiapkan. Aku melihat Dama sudah duduk didepan wali nikahku yaitu wali hakim dari KUA. Karna aku memang tidak mempunyai keluarga kandung.

Duduk disebelah Dama, aku tidak berani menatapnya. Tapi aku tau dia melihatku sedari tadi. Entah apa maksudnya.

Dengan lantang dan tarikan satu nafas, Dama mengucapkan ijab qabul. Serasa hati ini berdesir hebat, bahagia dan terharu mendengar laki laki ini mengikrarkan janji kepada Allah untukku.

Selesai ijab qabul, Dama mencium keningku, lagi lagi hati ini terasa hangat, aku menarik sudut bibirku ke atas. Lalu kucium punggung tangan Dama yang kini telah sah menjadi suamiku. Kebahagiaan ini aku rasakan nyata dan ingin hati terus berlanjut. Kuputuskan apapun itu, dia adalah suami sahku dihadapan Allah dan aku harus berbakti sebagai seorang istri.

"Selamat ya nak, sudah sah menjadi suami dan istri. Ayah dan Ibu berharap kalian berdua selalu bahagia" Ayah dan Ibu terlihat sangat bahagia, aku juga ikut bahagia. Ini salah satu bentuk balas budi untuk kalian, malaikatku. Walaupun nantinya aku harus bersakit sakit. Insya Allah aku bisa hadapi itu.

"Terimakasih ayah ibu" aku memeluk mereka dengan erat, tak terasa sudut mataku mulai mengeluarkan setitik air keharuan. Setelah 25 tahun bersama, kali ini kami benar benar akan berpisah. Terimakasih ayah ibu sudah merawat dan menerimaku sejak aku berumur satu bulan, disaat orangtuaku sendiri membuangku.

"Jangan menangis nak. Kamu sudah cantik, nanti make up kamu luntur" ibu menghapus air mata yang akan segera menetes ke pipiku. Aku hanya diam menatap ayah dan ibu.

"Selamat anakku, sekarang kalian sudah sah. Ayah dan Bunda sangat bahagia. Segera beri kami cucu ya" kali ini ayah Tama dan bunda Sindi memberikan selamat kepada kami. Dama hanya tersenyum sedari tadi tanpa membalas dengan kata kata.

"Insya Allah bun" aku menjawabnya dengan tulus.

Setelah acara akad nikah selesai, aku dan Dama masuk ke dalam kamar hotel untuk berganti pakaian acara berikutnya, resepsi pernikahan. Sebenarnya aku merasa canggung harus berganti pakaian didepan Dama tapi apa boleh buat. Saat aku akan berganti pakaian, Dama membalikkan badannya memunggungiku. Ada rasa bersyukur Dama tau diri karna mengingat isi perjanjian nikah itu.

"Manten baru masih malu malu ya" ibu perias tadi meledek Dama saat dia membalikkan badannya, tidak mau melihatku dalam keadaan setengah telanjang. Nyatanya bukan karna itu.

Selesai berganti pakaian dan touch up, kami berdua berjalan menuju lift untuk turun kebawah ke ballroom tadi. Dama terus menatapku dengan senyuman yang aku tidak tau maksudnya apa. Aku dapat melihat dari pantulan dinding lift yang hanya ada kami berdua di dalamnya.

Cup...

Seketika aku mematung saat bibir merah dan lembut itu mendarat dipipi kiriku.

"Cantik" suara Dama berbisik ditelingaku, pipiku mendadak panas dan blush on berubah semakin merah. Astaga apa ini? kenapa dia menciumku?

"Mas Dama, di perjanjian itu.." belum aku menyelesaikan ucapanku sudah terlebih dulu dipotongnya.

"Tidak ada isi yang menyatakan dilarang mencium kan. Lagi pula kamu sudah jadi istri sahku" Dama tersenyum tanpa merasa canggung.

"Ta-pi.." Dama kembali menciumku tapi kali ini tepat dibibirku. Walaupun hanya sebuah kecupan, lagi lagi membuat jantungku berdebar.

Kenapa serasa hari ini benar benar hari pernikahan yang bahagia, yang kami benar benar saling mencintai??

tting

pintu lift terbuka tepat didepan pintu ballroom.

"Ayo" Dama menarik tanganku, melingkarkan ke lengan kirinya. Berjalan masuk dan disambut meriah oleh keluarga besar dan teman teman.

Mereka semua menatap kami dengan senyuman yang tersungging. Tunggu, aku melihat wanita yang bersama Dama di coffee shop kemarin.

Kenapa dia datang? apa dia akan merusak acara ini? Wanita itu mendekati kami. Apa yang akan dia lakukan?

"Selamat pak"

apa?? dia memberi selamat? sandiwara apa ini?

Dengan tanpa merasa risih, wanita itu cipika cipiki didepan banyak orang.

Tidak tahu malu. Memakai gaun sexy seperti itu, seakan akan sedang menggoda suamiku.

"Terimakasih" Dama menjawabnya.

Tatapan macam apa itu? Aku melihatnya bermain mata dengan wanita itu. Sangat menjijikkan.

"Andini sayang, ini sekretarisku Rania"

Dama memanggilku dengan sebutan sayang? apa aku tidak salah dengar?

Aku membulatkan kedua bola mataku yang hitam. Ini benar benar skandal antara bos dan sekretarisnya. Mereka berdua memang pasangan yang serasi.

"Ooo sekretaris" Dama menatapku heran.

"Tenang mas, aku gak akan kasih tau siapapun kalau dia pacarmu" bisikku pada Dama. Dama hanya tersenyum. Sekretaris sexy itu sudah pergi menjauh ke meja yang penuh dengan makanan dan minuman.

Acara resepsi sederhana berjalan begitu cepat, hanya 3 jam saja acara tersebut selesai. Kami berdua kembali ke atas, ke kamar pengantin yang sudah dipersiapkan oleh ayah dan bunda. Mau tidak mau untuk malam ini saja, kami tidur dikamar yang sama.

Setelah membersihkan make up dan mandi, aku memakai setelan piyama panjang dan tetap memakai kerudungku. Bergantian dengan Dama, saat ini dia sedang mandi. Aku merebahkan badanku diatas kasur yang sangat empuk dan besar, dan terdapat banyak kelopak bunga mawar merah. Sangat lelah hari ini, menarik selimut dan perlahan menutup mataku.

*******

Dama POV

Aku sudah duduk dikursi didepan wali hakim. Menunggu calon istriku masuk ke dalam ballroom. Sesaat kemudian Andini masuk dengan pakaian pengantin muslimah serba putih. Sangat cantik, membuatku terpana melihatnya. Sungguh seperti bidadari dari surga. Kecantikannya lain dengan Rania. Reaksiku langsung menegakkan badanku, berdiri menyambut calon istriku. Dia mungkin malu, tidak mau menatapku. Tapi aku terus menatapnya.

Setelah ijab qabul kuucapkan, ada dorongan dalam tubuhku untuk mencium keningnya. Merasakan kehangatan sebagai suami istri yang sah secara hukum negara dan agama. Dia mencium punggung tanganku, benar benar istri sholehah. Kenapa mendadak aku menginginkan istri yang seperti ini, seperti andini?

Kami berdua menuju ruang rias dilantai atas. Berganti pakaian. Saat Andini akan mengganti pakaiannya, aku malu dan membalikkan badanku memunggunginya.

Saat berdua saja didalam lift dan melihat Andini yang begitu cantik membuatku hilang kendali. Aku mengecup pipinya. Dia terlihat kaget dan sedikit berargumen padaku, tapi lagi lagi aku semakin tak bisa menahan sesuatu dari dalam diriku. Kembali mengecup bibir pink mungil Andini.

Menarik tangannya dan meletakkannya dilenganku, berjalan menuju pelaminan. Hatiku sedang merasa bahagia dengan gadis mungil ini tapi seketika buyar saat melihat Rania dengan gaun sexy. Menyadarkanku bahwa hanya Rania yang aku cintai.

Resepsi telah usai, aku dan andini kembali ke atas hotel ini. Menuju ke kamar pengantin yang sudah disiapkan oleh ayah dan bunda. Yakinkan pada diriku sendiri, aku tak akan menyentuhnya, sesuai dengan isi surat perjanjian.

Aku keluar dari kamar mandi dan mendapati andini telah tertidur pulas lengkap dengan kerudungnya, kudekati dan kucium keningnya. Wajahnya sangat cantik dan polos tanpa make up.

Drt drt drt

📩 pesan masuk pada handphoneku. Kubuka dan itu pesan dari Rania.

Kamar 1102

Kamar tepat disebelah kamar pengantinku. Aku segera memakai pakaianku dan menghampiri Rania. Pintu kamar tidak terkunci, aku masuk ke dalam dan mendapati Rania memakai lingerie sexy. Membuatku menginginkannya. Kukunci pintu, lalu melepaskan hasrat yang menggebu, meninggalkan Andini sendirian di kamar pengantin.

Bersambung...

********

Dama Sakti

Andini Putri

Rania Hilma

Terpopuler

Comments

sri hasan basri, S.Pd.

sri hasan basri, S.Pd.

taukan kenapa dihari akhir neraka penuh, sebab banyak laki2 seperti dama dan perempuan seperti rania. dama bidohnya sampe tulang sumsum, yg halal di depan mata, malah cari yg haram, ibarat kata stik sapi di depan mata, eh malah makan sate babi dipasar, kebangetan nggak?

2022-12-03

1

Emiliana

Emiliana

duh hyun bin...

2022-06-23

2

Hendrinha

Hendrinha

Rania cntik dr pada Andini

2021-07-15

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!