Sepanjang hari ini ia terus saja memasang wajah nya yang bertekuk , untunglah hari ini Alena tak masuk kuliah jika ia masuk kuliah hari ini maka akan menambah rasa muak Siska pada nya
Selesai pulang kuliah ia pun langsung berpapasan dengan Arya di parkiran , ingin sekali Arya menyapa nya karena ia sungguh merindukan senyuman manis dari perempuan itu , keberadaan Siska tak sengaja menjatuhkan buku nya
Dengan cepat Arya membantu
"Ini ambil "
"Terimakasih "
ucap Siska dengan melewati nya , Seperti biasa Siska selalu bersikap cuek pada setiap orang hanya orang-orang tertentu saja yang bisa jadi teman dekat nya ,tapi percayalah jika seseorang sudah tak lagi menyapa dan merespon itu artinya rasa sakit di hatinya sudah berada di ambang batas
Wajar Siska seperti itu mereka di paksa keadaan untuk tak lagi bisa seakrab dulu
Arya menelan kepahitan
"Sama-sama Siska "
Menatap Siska yang berlalu melewati nya
Kebetulan ternyata Dimas baru saja tiba mengantarkan Rima untuk bimbingan skripsi,
Arya langsung menyapa Dimas karena ia tak enak
"Astaga apa tadi Dimas Melihat ku menatap Siska ya "
Untuk menghilangkan rasa was-was nya ia pun langsung menyapa Dimas
"Waw apa kabar Dim, makin ganteng aja , Menteng ya sebentar lagi bakal melepas status lajang "
Dimas hanya tersenyum saja "Ah kamu bisa saja, aku titip Rima ya kalau ada apa-apa tolong bantu di urusin ,aku ada urusan sebentar "
"Oke sippp , hati-hati Dim"
Arya langsung mengelus dadanya berucap syukur
"Huh untung saja dia tidak memarahi ku "
Siska yang naik taksi untuk pulang kerumahnya ,di perjalanan tak sengaja ia melihat kakak nya Dimas sedang berbicara dengan seorang perempuan
"Pak ,agak lambat sebentar "
"Baik Nona "
Siska memasati keduanya dan benar saja Dimas sedang berbicara dengan seseorang perempuan
"Kak Dimas dengan siapa dia "
Tapi Siska kembali duduk karena dia tau bagaimana kakak nya
"Ah palingan juga itu temannya lagian Kak Dimas itu aku tau bagaimana setianya , dan juga ia akan menikah sebentar lagi setelah Rima wisuda "
Meski Siska Seperti tak asing dengan perempuan tersebut ,dari pakaian dan rambutnya
yang hanya kelihatan dari belakang , tapi ia tak terlalu ambil pusing ,sekarang ia lebih fokus dengan tujuan utamanya yaitu untuk segera pulang kerumah menemui Maminya
"Ini pak ,ambil saja kembaliannya "
"Terimakasih mbak "
"iya sama-sama "
Siska terkejut saat melihat ada sebuah mobil yang asing baginya sedang terparkir di depan rumah nya
"Siapa kerumah mami hari ini , tumben mami kedatangan tamu ,bukankah mami sudah tobat dari kumpulan arisan , ibu-ibu sosialita itu "
Siska langsung saja masuk kedalam rumah
baru beberapa langkah ia masuk kedalam rumah ia mendengar suara tangisan maminya
"Aku sudah tak tau lagi kemana mencari pinjaman ,jeng aku tak tau jika investasi itu bodong , kau tau kan aku sudah berencana menikah kan Dimas sebentar lagi , aku juga telah menggadai rumah ini , sebagai jaminan "
Jantung Siska mendadak berhenti , ia pucat dan syok dengan apa yang ia dengar barusan
maminya ,harta yang di miliki keluarga nya dan pernikahan Dimas pasti juga akan terancam tidak jadi
lalu ia kembali mendengar kan lagi
"Sabar jeng ini ujian tapi bersabar lah , oh ya bukankah suami Siska itu kaya , kenapa kau tak meminta bantuan nya saja untuk menutupi semua nya ,aku yakin uang segitu tak ada apa-apa nya baginya"
Siska menelan air liurnya ,awalnya ia hendak meminta uang pada ibunya, Tapi ia langsung kembali mengurungkan niatnya
Ia berdiri di samping dinding dan memejamkan matanya
"Aku tak bisa terus -menerus berdiam diri seperti ini , keadaan keluarga sedang di ujung tanduk , aku tak mungkin membiarkan semua nya ,Siska kau harus berubah , jika tidak semua nya akan sia-sia "
Siska pulang kerumah nya , meninggalkan rumah maminya
Sepanjang perjalanan ia menghapus air matanya, ya Siska pulang dengan naik angkutan umum yang sama sekali jarang ia naik , syukurlah dahulu Ana suka mengajak nya naek angkot untuk keliling kota jadi ia tau bagaimana harga nya dan cara memberhentikan nya , selama di dalam perjalanan menuju pulang kerumah ia nampak lesu dan sesekali menahan agar air mata nya tak tumpah , karena ia bukanlah Siska yang kaya seperti dahulu , sekarang ia mengerti mengapa maminya ngotot menjodohkan ia dengan Arjuna mungkin untuk berjaga-jaga jika usaha mami bangkrut dan jatuh seperti ini
"Siska kau harus berjuang sendiri "
Siska menarik nafasnya dalam-dalam ,karena ia bukanlah Ana yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata ,ia hanya jago memasak dan jago bela diri , selebihnya ia pemalas dan tidak tepat waktu , selalu bangun kesiangan dan tidak disiplin sama sekali
Naik angkutan umum yang sudah tua membutuhkan waktu yang lama untuk sampai di rumah nya apa lagi supir dan kernet sibuk mencari penumpang di tengah kecanggihan zaman , rasa menyesal karena ia suka menghamburkan uang pun kembali terngiang-ngiang ,dan sekarang mau tidak mau ia harus belajar mandiri dan serba bisa segalanya karena ia tak mungkin bisa bertahan sekuat Ana
"Yah aku ini Siska bukanlah Anastasya , aku tak akan mungkin mau menerima perlakuan Arjuna pada ku dengan semena-mena , tidak bisa , aku tau kemampuan otak ku memang di bawah rata-rata ,tapi aku harus membuktikan pada Arjuna bahwa aku mampu ,dan bisa melakukan segalanya tanpa bantuan nya"
Siska menarik nafas nya dalam-dalam , meski ia sendiri tak yakin pada kemampuan nya , meminu bantuan pada Ana ,.. mm Sayang nya Siska tak suka meminta-minta ,ia lebih suka membuktikan pada dunia jika ia bisa
"uh.. tapi aku butuh modal , hadeh.."
Angkot turun di depan simpang rumah elit miliknya , karena angkutan umum tak boleh masuk kedalam kawasan tersebut maka mau tidak mau Siska harus berjalan untuk sampai kerumah nya ,
jalanan sepi dan hari sudah mulai gelap karena terlalu lama menghabiskan waktu di perjalanan
"Huh..." nafas nya tersengal-sengal saat sampai di depan rumah
nampak mobil Arjuna sudah terparkir di depan rumah nya ,ia pun langsung membuka pintu
"Dari mana saja kamu ? jam segini baru pulang !"
Arjuna Melihat jam di tangannya
Siska yang kelelahan langsung menjawab
"Aku dari rumah mami "
"baiklah lain kali jika mau pulang selarut ini jangan lupa bawa kunci aku juga capek kerja seharian , jika harus menunggu mu pulang untuk membukakan pintu !"
Siska langsung naik darah "Maksudnya apa kalau tidak suka katakan saja , kau pikir aku suka di perlakukan seperti ini dengan mu ha ?!'
Arjuna terdiam lalu dengan melotot langsung memarahi Siska "Jika kau bisa menghargai orang lain maka orang lain akan menghargai dirimu juga , hmm tapi untuk mu aku tak perlu di hargai, aku hanya butuh kau menghargai dirimu sendiri saja dulu !.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 320 Episodes
Comments
Qiza Khumaeroh
nyeseg bget jd siska,,
2021-09-21
0
Intan Puspasari Sari
smoga kmu sdar Siska perjlnan hdup irng itu TDK sama beljrlh mnghargai apa yg sudh kmu dpatkn brubah untk lbih Baik lbih dewasa ridho suami adlh ridho Allah untukmu
2021-08-14
0
Marni Nurikhsan
sukurin karma dari author nih sungguh aku puas siska miskin biar menghargai orang lain
bagus Arjuna kau suami harus bisa membibing istri agar gak semena mena pada orang lain apalagi suami,, apapun alasanya
2021-08-04
0