Pendengaran Zhang Xiuhan memang tepat. Ketika Kim Ju sampai di depan pintu, sekitar 10 meter dari tempatnya berdiri, tampak ada tiga orang rekannya yang sedang berjalan dan tengah melambaikan tangan padanya.
Kim Ju terpaksa tersenyum untuk membalas senyum lebar dari ketiga rekannya, meski perasaan dan pikirannya sedang kacau. Ia tengah pusing memikirkan alasan yang pas untuk menolak kehadiran mereka.
"Apa semuanya sudah selesai? Kami sudah tidak sabar untuk melakukan pengamatan pada gadis itu," ujar salah seorang peneliti yang kini berdiri di depan Kim Ju dengan sangat semangat.
"Maafkan aku kawan, tapi kali ini tidak ada yang diizinkan masuk ke dalam ruangan ini," jawab Kim Ju dengan suara dibuat-buat supaya menunjukkan kekecewaan.
"Kenapa? Apa hal buruk sudah terjadi?" sergap salah seorang rekannya.
"Benar. Sangat buruk. Semua terjadi begitu saja di luar dugaan. Kalian bisa mati jika masuk ke dalam ruangan ini," kata Kim Ju jujur. Tapi tentu saja apa yang ada dalam pikirannya tidak sama dengan yang dipikirkan rekan-rekannya.
"Benarkah? Tidak bisakah kau membiarkan kami melihatnya sebentar saja?"
Kim Ju mengumpat dalam batin karena jawabannya ternyata tidak membuat teman-temannya takut, tapi malah semakin penasaran ingin melihat keadaan Zhillin.
"Ya Ju'er, kami berjanji tidak akan membuat masalah. Hanya melihat saja."
"Tidak! Sudah aku katakan ini sangat berbahaya. Kalian bisa mati bahkan sejak kaki kalian baru berpijak di tanah."
Kim Ju berteriak dengan ucapan yang berlebihan karena kesal. Ia memaksa teman-temannya untuk percaya.
"Baiklah. Tapi katakan dulu pada kami bagaimana kalian bisa bertahan di dalam sana?"
Kim Ju menghela napas panjang, melapangkan dadanya sekaligus mencari inspirasi ide untuk mengarang jawaban.
"Kami sudah berdamai dengan keadaan. Sebelumnya hal buruk juga hampir terjadi padaku. Tapi sekarang sudah terkondisikan. Kami meminum pil khusus yang dibuat sendiri oleh Patriark Bao Li untuk berjaga-jaga jika hal buruk terjadi.
Maafkan aku. Ini semua demi keselamatan kalian. Datanglah lagi jika semuanya sudah membaik. Aku akan mengabari kalian lagi nanti."
Kim Ju bisa bernapas lega ketika rekan-rekannya membalikkan badan dan berjalan meninggalkan dirinya.
Ia bersyukur karena pada akhirnya mereka mau mendengar penjelasannya tanpa membantah lagi. Jika tidak, Kim Ju sudah bertekad akan bertarung dengan rekan-rekannya itu kalau masih memaksa untuk masuk juga. Biarlah dirinya atau teman-temannya babak belur daripada mati tertancap di dinding bertombak.
Saat hendak masuk kembali ke dalam ruangan, Kim Ju menelan ludahnya sendiri mengingat dirinya akan bertemu dengan Zhang Xiuhan lagi.
Selama berada di sekitar Zhang Xiuhan, Kim Ju selalu merasa tidak bisa bernapas dengan leluasa. Dan itu memicu rasa sesak di dadanya atas situasi menegangkan yang sepertinya akan berlangsung lama.
***
Kim Ju dan peneliti lainnya yang ada di ruangan itu akhirnya bisa tersenyum lega manakala didapati denyut nadi Zhillin yang sudah mulai normal. Juga suhu badan gadis itu yang sudah tidak sedingin es batu.
"Setelah ini dia pasti akan segera membaik. Masa-masa kritisnya sudah berlalu. Semoga Zhillin lekas siuman," ujar Kim Ju tulus.
Pada dasarnya Kim Ju lebih suka jika ia berperilaku baik kepada Zhillin ketimbang terus mencekoki gadis itu dengan aneka ramuan berbahaya.
Terhitung sudah lebih dari seratus cawan ramuan ia racik untuk Zhillin. Dan hampir semuanya, menimbulkam efek samping yang berbeda-beda. Kadang menimbulkan ruam-ruam di kulit, gatal-gatal, kepala pening, napas sesak, demam, tubuh kaku, jantung berdebar kencang, perut sakit, dan sebagainya yang intinya mendatangkan penderitaan bagi gadis itu.
"Aku minta maaf Tuan, selama ini telah bersikap sangat buruk pada kekasihmu."
Zhang Xiuhan menoleh dan menatap Kim Ju juga rekannya tanpa mengatakan apapun. Jauh di dasar hatinya, lelaki itu telah menyalahkan dirinya sendiri karena bertindak sangat ceroboh hingga membahayakan nyawa Zhillin. Semestinya ia memastikan semua telah siap jika hal buruk terjadi saat ia meminumkan ramuan setan pada Zhillin.
Zhang Xiuhan kembali menatap Zhillin dan mengusap kening gadis itu. Dalam diamnya ia menyampaikan maaf yang tulus pada Zhillin muda.
"Tapi jika boleh aku tahu, mengapa Tuan memaksa Zhillin untuk meminum ramuan setan meski ia sudah memohon agar Tuan tidak melakukan hal itu?" tanya Kim Ju memberanikan diri.
Kim Ju sungguh ingin tahu alasan Zhang Xiuhan bertindak demikian. Ia sempat menduga jika Zhang Xiuhan merupakan salah satu anggota organisasi hitam lainnya di Haidong yang secara kebetulan mengetahui proyek tentang Zhillin.
Namun, Kim Ju menjadi ragu pada dugaannya sendiri setelah melihat kemarahan dan kekhawatiran Zhang Xiuhan saat Zhillin sekarat.
Terlebih, laki-laki yang menurut Kim Ju sangat rupawan bila dibandingkan dengan para lelaki di Haidongitu, begitu misterius. Sama sekali tidak diketahui asal muasalnya. Tiba-tiba saja ada dan merusak sistem yang telah bertahun-tahun dibangun oleh Fengbao.
"Katakan padaku ada berapa banyak orang yang dijadikan sebagai kelinci percobaan di Jin Quo? Apa semuanya ditahan di dalam sel penjara?" kata Zhang Xiuhan yang teringat kembali pada orang-orang yang tersiksa di laboratorium.
Zhang Xiuhan membiarkan pertanyaan Kim Ju menguap tanpa jawab. Sebaliknya, ia malah menyampaikan pertanyaan yang membuat leher Kim Ju terasa tercekik.
Kim Ju menjadi ingat pada orang-orang yang telah ia bunuh demi kepentingan Fengbao. Ia merasa gelisah menyadari bahwa dirinya pantas untuk mati atas semua perbuatannya yang mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan.
"Maafkan aku Tuan. Setahuku semua orang yang menjadi objek penelitian di Jin Quo memang dimasukkan ke dalam penjara. Namun, ada pula yang ditahan di ruangan khusus seperti Zhillin."
"Apa yang akan terjadi jika aku membebaskan mereka semua?"
Kim Ju melihat rekannya. Keduanya tampak sama-sama menelan ludah, merasa akan terpaksa terlibat dalam hal berbahaya.
"Sepertinya, nyawa kita akan terancam lagi." ujar rekan Kim Ju dalam hati saja. Tapi Kim Ju mengangguk seolah bisa mendengar kata batin temannya.
"Bisa dipastikan, Tuan akan menjadi buronan orang-orang Fengbao."
"Patriark Bao Li tidak akan membiarkan Tuan bebas begitu saja."
"Bagaimana jika aku membunuh Patriark Bao Li?"
Kim Ju kembali melihat temannya. Kali ini mereka seperti kehabisan kata-kata, sehingga tidak ada kalimat apapun yang mereka lontarkan meski mulut keduanya sudah menganga. Hanya mata mereka yang sempat melotot beberapa detik yang menunjukkan bahwa mereka sangat terkejut dengan pertanyaan Zhang Xiuhan.
"Aku rasa, itu bukan keputusan yang bijak Tuan. Akan ada lebih banyak orang yang memburu Tuan, jika hal itu sampai terjadi."
"Benar, ada banyak orang-orang penting yang bergantung pada Patriark Bao Li. Para penguasa, pejabat, dan masih banyak lagi orang yang tidak akan rela jika Tuan bebas setelah membunuh Patriark Bao Li."
Zhang Xiuhan diam. Ia merenungkan ucapan para peneliti Jin Quo itu. Sepertinya membunuh Patriark Bao Li untuk saat ini memang bukanlah keputusan yang tepat.
"Apa yang terjadi jika kejahatan Patriark Bao Li kepada Zhillin dan yang lainnya terbongkar? Apa dia akan mendapat hukuman yang berat?"
"Itulah masalahnya Tuan, kejahatan ini sudah menjadi rahasia umum. Seluruh masyarakat Haidong tahu soal Jin Quo dan kebobrokan di dalamnya. Tapi mereka bertingkah seolah tidak ada sesuatu yang salah, sebab mereka tidak ingin mencari masalah dan menyusahkan diri sendiri."
"Apa yang bisa dilakukan para warga jika walikota saja duduk manis bahkan mendukung semua penelitian yang dilakukan di Jin Quo?"
"Bagaimana dengan pemerintah pusat?"
"Soal itu kami tidak tahu banyak, Tuan. Tapi menurut kabar yang beredar, pemimpin pemerintah pusat adalah orang yang sangat jujur dan adil. Tapi sanyangnya bukan hal mudah untuk bisa membuktikan kejahatan Patriark Bao Li, sebab pekerjaannya sungguh sangat rapi."
Zhang Xiuhan kembali diam mengingat hasil pendengarannya beberapa waktu yang lalu soal Patriark Bao Li yang mendapatkan sejumlah penghargaan.
Zhang Xiuhan mulai berpikir kembali. Apapun kondisi dan situasinya, beberapa hal memang harus segera dikerjakan saat Zhillin telah pulih.
Hal pertama yang akan Zhang Xiuhan lakukan pastinya, membebaskan orang-orang yang selama ini disiksa oleh para peneliti Jin Quo.
Selanjutnya, ia harus mencari tahu perihal sosok pemerintah pusat yang dimaksud. Jika memang orang tersebut adalah orang yang bisa diandalkan, maka ia akan mencari segenap bukti yang bisa menguak kekejian Patriark Bao Li, untuk selanjutnya disampaikan kepada snah pemimpin pemerintah pusat.
Namun, jika sang pemimpin tersebut ternyata sama culasnya dengan walikota, Zhang Xiuhan berjanji walau apapun yang terjadi, ia akan menjadikan Patriark Bao Li sebagai target pembunuhan, juga walikota. Mereka pantas mati dengan cara yang paling menyakitkan.
\=\=\=\=\=\=
Untuk mendukung karya baru ini, kalian bisa sumbangkan like, komen, dan tekan tombol hatinya 🥰 maaf jika masih belum bisa kasih jadwal pasti terkait waktu publish chapter, karena sekali lagi saya sebutkan bahwa pekerjaan saya bukanlah pekerjaan yang memiliki jadwal tetap...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Omang Q
👍👍
2023-10-30
0
Ismet Chaniago
lanjooooooot
2022-03-18
1
tarjun
kotos kotossssss
2022-02-07
0