Ch 11_ Penyamaran

"Hei, bangunlah! Bocah kecil! Buka matamu! Gu. . ." kata Zhang Xiuhan menepuk pelan pipi Zhillin ketika gadis itu tidak sadarkan diri. Zhang Xiuhan mengulang-ulang kalimatnya sambil menggoyang pundak Zhillin yang terbujur kaku.

“T…Tuan, percuma saja, dia tidak akan bisa menjawab apa-apa meski tuan berteriak,” ujar seseorang yang duduk bersimpuh ketakutan, ia tidak sendiri melainkan bertiga bersama dua pria lain yang merupakan anggota divisi penelitian markas Jin Quo. Awalnya, mereka mendatangi sel tahanan Zhillin hanya untuk mengantarkan cawan berisi ramuan setan. Mereka sama sekali tak menyangka jika keadaan akan berubah begitu mendadak.

“Kapan gadis ini akan sadarkan diri?” tanya Zhang Xiuhan yang juga baru tersadar jika ternyata ia tidak sedang berdua saja dengan guru mudanya. Ia pun berjalan mendekati tiga orang peneliti yang kini masih menggigil ketakutan. Mereka tak menyangka jika ramuan terakhir yang ditelan Zhillin ternyata bisa mengalirkan hawa dingin yang cukup mengganggu bahkan ketika tubuh gadis itu sedang tak sadarkan diri.

“Kami juga tak tahu, Tuan. Sebelum kita semua mati membeku di ruangan ini, saya harap Tuan segera mengambil tindakan. Saya kira kecil kemungkinan gadis itu akan selamat, lebih baik Tuan mulai memikirkan keselamatan Tuan juga,” salah seorang lagi menimpali. Ia sebenarnya berkata jujur, tetapi ia tak tahu jika kejujurannya akan membawa petaka.

“Tutup mulut bus*kmu itu! Kep*rat!” bentak Zhang Xiuhan sambil melayangkan tendangan keras kepada pria tersebut hingga ia terlempar beberapa meter ke belakang dan terjatuh usai menabrak sisi dinding yang tak bertombak. Jika saja ia kebetulan menabrak ke bagian dinding yang bertombak, tentu saat ini punggungnya sudah penuh dengan lubang tusukan.

"Ampun Tuan, kami mengatakan yang sebenarnya. Biasanya gadis itu memang akan mengalami kesakitan yang seperti itu setelah meminum ramuan setan. Hingga akhirnya ia menjadi tidak sadarkan diri seperti orang mati. Hanya saja, biasanya tubuhnya tak mengalirkan hawa dingin seperti ini,” jawab salah seorang lagi berusaha memberi pembelaan kepada rekannya yang barusan dihajar oleh Zhang Xiuhan.

 

“Lalu, apa yang harus aku lakukan untuk membuat keadaannya membaik?” Zhang Xiuhan bertanya dengan tatapan mata tajam. Tangannya telah siap memukul siapa saja yang memberi jawaban tak menyenangkan.

 

Ketiga pria dari divisi penelitian tersebut taka da yang berani memberi jawaban atas pertanyaan Zhang Xiuhan. Mereka menunduk dalam. Berharap sikap diam mereka akan membuat keadaan lebih baik. Nyatanya tidak juga. Zhang Xiuhan bertanya untuk kedua kalinya, bahkan pertanyaannya yang kedua ia suarakan dengan nada membentak.

Karena ia tak juga mendapat jawaban, Zhang Xiuhan menarik kaki salah seorang peneliti. Dengan kesal ia melemparkan tubuh peneliti itu tepat di sisi tembok yang dipenuhi dengan tombak. Pria pemilik tubuh tersebut berteriak meminta tolong, tetapi bahkan ia tak bisa menyelesaikan kata-katanya karena maut sudah mendahuluinya.

Tubuh penjaga itu menancap di tembok. Darah mengalir dengan sangat deras pada awalnya, tetapi kemudian darah-darah yang mengucur itu tiba-tiba bergerak melamban sebelum akhirnya diam tak bergerak. Darah-darah itu menggantung pada ujung-ujung tombak sebagaimana stalagtid dari dalam goa. Kejadian aneh tersebut terjadi lantaran suhu ruangan di dalam sel tahanan tersebut telah mencapai titik yang cukup dingin.

 

Melihat apa kengerian yang telah menimpa rekannya, dua orang peneliti dari Jin Quo yang tersisa itu kini saling mendekap ketakutan. Mereka sangat menyesal karena telah salah mengambil keputusan. Sebenarnya, bukan kali itu saja mereka melihat mayat, atau melihat adegan pembunuhan. Setiap hari sebenarnya mereka tengah menyaksikan kematian orang lain, yaitu kematian-kematian para kelinci percobaan.

Dua pria itu pun mendadak teringat, biasanya, mereka bahkan menganggap kematian seseorang sebagai sebuah lelucon. Pernah suatu ketika, mereka berdua bahkan membuat taruhan seseorang yang tengah menggeliat karena sekarat. Mereka saling bertaruh tentang berapa lama lagi si kelinci percobaan itu akan mati, kemudian tawa mereka pun pecah menggelegar ketika si kelinci percobaan telah berhenti menggeliat karena tubuhnya tak lagi mampu menanggung beban kesakitan yang melampaui batas kemampuan tubuhnya.

“Apa yang kalian lamunkan? Apakah kalian juga ingin segera menyusul rekan kalian itu?” tanya Zhang Xiuhan bengis sembari mengacungkan jari telunjuknya pada tubuh penuh dengan darah yang membeku yang menancap di tombak.

Mereka berdua tak pernah menyangka jika dihantui sebuah kematian ternyata sangat menyengsarakan. Karena itulah, secara refleks salah seorang peneliti itu menyambar kaki Zhang Xiuhan untuk bersujud.

“Ampuni kami, Tuan. Kami bisa melakukan apapun untuk Tuan. Asal, jangan siksa kami seperti mereka!” pinta peneliti tersebut.

 

“Apa yang bisa kalian lakukan untuk membuat keadaannya membaik?”

Zhang Xiuhan jelas panik. Ia tahu benar jika denyut nadi Zhillin semakin lama semakin lemah. Jika gadis itu tak lekas mendapat penanganan, sangat mungkin jika hal yang lebih buruk akan terjadi.

Dua peneliti Jin Quo itu pun segera memeriksa Zhillin. Mereka tidak ingin kematian yang menyakitkan terjadi pada mereka juga. Keduanya sangat yakin jika keselamatan Zhillin akan menjadi keselamatan bagi mereka juga. Demikian pula sebaliknya, jika Zhillin sampai mati, bisa dipastikan mereka pun akan kehilangan nyawa.

 

"Aku harus mengambil peralatanku, juga beberapa ramuan." ucap salah seorang peneliti.

Entah sungguhan ataupun hanya alibi agar bisa melarikan diri, Zhang Xiuhan tidak bisa percaya begitu saja.

Zhang Xiuhan menghampiri mayat peneliti yang masih menempel di tembok. Kedua orang peneliti yang masih hidup merasa ngeri saat Zhang Xiuhan menarik paksa mayat yang masih tertancap tombak di tubuhnya. Lalu melepaskan seragam yang dipakai sang peneliti.

Benar, Zhang Xiuhan dengan cepat mengenakan seragam itu. Ia memang berniat untuk menyamar sebagai salah satu bagian dari peneliti Jin Quo agar bisa dengan leluasa masuk ke dalam laboratorium mereka.

"Cepat, aku akan mengantarmu untuk mengambilnya."

Peneliti yang bernama Kim Ju itupun meninggalkan ruangan dengan masih terus membawa rasa was-was di batinnya. Beberapa kali ia menoleh ke arah Zhang Xiuhan yang berjalan di sampingnya. Namun saat Zhang Xiuhan membalas tatapannya, Kim Ju bergegas mengalihkan pandangannya dan menelan ludah.

"Lewat sini," kata Kim Ju berbelok ke kiri, diikuti Zhang Xiuhan.

Langkah mereka terhenti pada sebuah ruangan yang sangat tertutup, tanpa ada jendela satu pun. Hanya ada sedikit celah di dinding yang sengaja dibuat sebagai tempat keluar dan masuknya udara.

Selain itu, ada setidaknya 20 orang penjaga berotot yang berdiri berhadapan, di samping kanan dan kiri jalan, dengan mata melotot. Mereka hanya diam mematung tanpa mengatakan apapun. Tapi pandangan mereka melekat pada setiap orang yang hendak masuk ataupun keluar laboratorium.

Zhang Xiuhan berusaha sebiasa mungkin agar tidak ada penjaga yang mencurigainya. Tidak dipungkiri, detak jantungnya terasa lebih cepat. Bukan karena Zhang Xiuhan takut pada para penjaga berotot, melainkan ia tidak ingin terlibat dalam pertarungan yang akan membuat penanganan untuk Zhillin tertunda, sehingga membahayakan nyawa gadis itu.

"Tunggu!" salah seorang penjaga berotot membuat Kim Ju dan Zhang Xiuhan menghentikan langkah mereka.

\=\=\=\=\=\=\=

Telat update soalnya hari ini full.... Pagi banget sampe siang lagi ngisi acara pelatihan kewirausahaan untuk UMKM lokal. Sore perjalanan luar kota, malam ini baru sampe di Surabaya di hotel Swiss untuk briefing upacara sumpah pemuda besok (hehe, masih keitung muda). Hamdalah besok mau menerima penghargaan dari gubernur Jatim untuk kategori pemuda pelopor bidang pendidikan, makasih lho ya, dulu waktu seleksi sudah banyak didoakan.

Kalau chapter ini ada kurang kurangnya, harap dimaafkan...

Oh ya, sempet kaget ternyata Petualangan Zhang Xiuhan (PZ) hari ini masuk rangking 5 di Karya Baru 😍😍😍

Big thanks, big hug 😘😘😘

Terpopuler

Comments

Adhy comel

Adhy comel

hebat dalam segalanya

2022-03-04

1

Indah Hidayat

Indah Hidayat

salut pada Thor yg rendah hati

2022-02-14

0

Kancellotti Unholy Mbachoter

Kancellotti Unholy Mbachoter

biasa aja kakaKz Jgn kebanyakan minTa maaP...aku mendukubgnya....

2022-01-29

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1_ Gadis Kelinci Percobaan
2 Ch 2_ Sebuah Nama untuk Pahlawan
3 Ch 3_ Maksud dari Sun Jihai
4 Ch 4_ Rencana Patriark Bao Li
5 Ch 5_ Markas Penelitian Organisasi Fengbao
6 Ch 6_ Kakek Huang
7 Ch 7_ Perjalanan Menuju Jin Quo
8 Ch 8_ Kemarahan Zhang Xiuhan
9 Sekilas Info
10 Ch 9_ Kekagetan Zhillin
11 Ch 10_ Seorang Monster yang Menjadi Pahlawan
12 Ch 11_ Penyamaran
13 Ch 12_ Membuat Tabung Hangat
14 Ch 13_ Target Pembunuhan
15 Ch 14_ Kunjungan Patriark Bao Li
16 Ch 15_ Kunjungan Patriark Bao Li II
17 Ch 16_ Tahanan Jin Quo
18 Ch 17_ Keganasan Zhillin
19 Ch 18_ Menyelamatkan Para Tahanan
20 Ch 19_ Menyelamatkan Para Tahanan II
21 Ch 20_ Hadiah untuk Patriark Bao Li
22 Ch 21_ Duka Abadi
23 Ch 22_ Sebuah Jamuan
24 Ch 23_ Jamuan Darah
25 Ch 24_ Kunjungan Zhang Xiuhan
26 Ch 25_ Pertemuan Pertama
27 Ch 26_ Sandiwara Zhang Xiuhan
28 Ch 27_ Serangan Fengbao
29 Ch 28_ Sebuah Kecemasan
30 Ch 29_ Menjadi Tabib
31 Ch 30_ Luka yang Menyembuhkan
32 Ch 31_ Ketakutan di Markas Fengbao
33 Ch 32_ Kemerdekaan Haidong
34 Ch 33_ Sesuatu yang Tiba-Tiba Muncul
35 Ch 34_ Meninggalkan Haidong
36 Ch 35_ Percakapan di Kedai
37 Ch 36_ Latihan Mental
38 Ch 37_ Sebuah Nama yang Mengejutkan
39 Ch - 38 Bibi Wu'an
40 Ch 39_ Bertemu Ketua Dong
41 Ch 40_ Lukisan Tuan Zhang Xiuhan
42 Ch 41_ Pedang yang Hilang
43 Ch 42_ Bertaruh dengan Nyonya Ying
44 Ch 43_ Bertemu Tuan Zhang Xiuhan
45 Ch 44_ Perpisahan
46 Ch 45_ Sebuah Titik Terang
47 Ch 46_ Sebuah Rahasia
48 Ch 47_ Sesuatu yang Sulit Diutarakan
49 Ch 48_ Pesona Masaki Mamoru
50 Ch 49_ Bertemu Sun Jihai Muda
51 Ch 50_ Tantangan dari Sun Jihai
52 Ch 51_ Dua Api yang Beradu
53 Ch 52_
54 Ch 53_ Harapan Zhillin
55 Ch 54_ Lukisan Batu
56 Ch 55_ Kebohongan Masaki Mamoru
57 Ch 56_ Secarik Kertas
58 Ch 57_ Kamar Putih
59 Ch 58_ Memadamkan Api
60 Ch 59_ Pendekar Penangkap Nyamuk
61 Ch 60_ Keluarga Kecil Sun Jihai
62 Ch 61_ Keluarga Kecil Sun Jihai II
63 Ch 62_ Permintaan Ayah
64 Ch 63_ Peluru Es
65 Ch 64_ Terpaksa Percaya
66 Ch 65_ Maaf untuk Masaki Mamoru
67 Ch 66_ Permintaan Seorang Gadis
68 Ch 67_ Mencari Jalan Pulang
69 Ch 68_ Tamu Pagi Hari
70 Ch 69_ Sandiwara yang Menjijikan
71 Ch 70_ Awan Hitam di Atas Markas Naga Emas
72 Ch 71_ Keputusan yang Tertolak
73 Ch 72_ Suara yang Menakutkan
74 Ch 73_ Pelukan Hangat
75 Ch 74_ Hadiah Berharga
76 Ch 75_ Menohok
77 Ch 76_ Kecantikan yang Berkurang
78 Ch 77_ Tekad
79 Ch 78_ Sup Lezat untuk Zhillin
80 Ch 79_ Pembalasan yang Salah
81 Ch 80_ Delapan Jam Berharga
82 Ch 81_ Obat Beracun
83 Ch 82_ Sumpah
84 Ch 83_ Uluran Tangan
85 Ch 84_ Perahu yang Terangkat
86 Ch 85_ Pengujung Maut
87 Ch 86_ Roh yang Tercabut
88 Ch 87_ Roh dalam Pedang
89 Ch 88_ Hutan Sanmenxia
90 Ch 89_ Jawaban yang Tepat
91 Ch 90_ Perjanjian dengan Iblis
92 Ch 91_ Gundukan Batu
93 Ch 92_ Melewati Lorong Waktu
94 Ch 93_ Sambutan Istimewa
95 Ch 94_ Ahli dalam Membungkam
96 Ch 95_ Pemanggil Iblis
97 Ch 96_ Senyum Ketua Besar Kin
98 Ch 97_ Pemimpin yang Cemerlang
99 Ch 98_ Lolongan Pemanggil Iblis
100 Ch 99_ Murid Keras Kepala
101 Ch 100_ Guru Keras Kepala
102 Ch 101_ Kematian yang Tidak Diinginkan Lagi
103 Ch 102_ Perasaan yang Tidak Terdefinisikan
104 Ch 103_ Pengakuan Zhang Xiuhan
105 Ch 104_ Obat Paling Mujarab
106 Ch 105_ Kebahagiaan Hakiki
107 Ch 106_ EPISODE TERAKHIR!!!
108 TERBIT NOVEL BARU "Pendekar Benua Timur"
109 TERBIT NOVEL SERU
110 Info Super Penting
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Ch. 1_ Gadis Kelinci Percobaan
2
Ch 2_ Sebuah Nama untuk Pahlawan
3
Ch 3_ Maksud dari Sun Jihai
4
Ch 4_ Rencana Patriark Bao Li
5
Ch 5_ Markas Penelitian Organisasi Fengbao
6
Ch 6_ Kakek Huang
7
Ch 7_ Perjalanan Menuju Jin Quo
8
Ch 8_ Kemarahan Zhang Xiuhan
9
Sekilas Info
10
Ch 9_ Kekagetan Zhillin
11
Ch 10_ Seorang Monster yang Menjadi Pahlawan
12
Ch 11_ Penyamaran
13
Ch 12_ Membuat Tabung Hangat
14
Ch 13_ Target Pembunuhan
15
Ch 14_ Kunjungan Patriark Bao Li
16
Ch 15_ Kunjungan Patriark Bao Li II
17
Ch 16_ Tahanan Jin Quo
18
Ch 17_ Keganasan Zhillin
19
Ch 18_ Menyelamatkan Para Tahanan
20
Ch 19_ Menyelamatkan Para Tahanan II
21
Ch 20_ Hadiah untuk Patriark Bao Li
22
Ch 21_ Duka Abadi
23
Ch 22_ Sebuah Jamuan
24
Ch 23_ Jamuan Darah
25
Ch 24_ Kunjungan Zhang Xiuhan
26
Ch 25_ Pertemuan Pertama
27
Ch 26_ Sandiwara Zhang Xiuhan
28
Ch 27_ Serangan Fengbao
29
Ch 28_ Sebuah Kecemasan
30
Ch 29_ Menjadi Tabib
31
Ch 30_ Luka yang Menyembuhkan
32
Ch 31_ Ketakutan di Markas Fengbao
33
Ch 32_ Kemerdekaan Haidong
34
Ch 33_ Sesuatu yang Tiba-Tiba Muncul
35
Ch 34_ Meninggalkan Haidong
36
Ch 35_ Percakapan di Kedai
37
Ch 36_ Latihan Mental
38
Ch 37_ Sebuah Nama yang Mengejutkan
39
Ch - 38 Bibi Wu'an
40
Ch 39_ Bertemu Ketua Dong
41
Ch 40_ Lukisan Tuan Zhang Xiuhan
42
Ch 41_ Pedang yang Hilang
43
Ch 42_ Bertaruh dengan Nyonya Ying
44
Ch 43_ Bertemu Tuan Zhang Xiuhan
45
Ch 44_ Perpisahan
46
Ch 45_ Sebuah Titik Terang
47
Ch 46_ Sebuah Rahasia
48
Ch 47_ Sesuatu yang Sulit Diutarakan
49
Ch 48_ Pesona Masaki Mamoru
50
Ch 49_ Bertemu Sun Jihai Muda
51
Ch 50_ Tantangan dari Sun Jihai
52
Ch 51_ Dua Api yang Beradu
53
Ch 52_
54
Ch 53_ Harapan Zhillin
55
Ch 54_ Lukisan Batu
56
Ch 55_ Kebohongan Masaki Mamoru
57
Ch 56_ Secarik Kertas
58
Ch 57_ Kamar Putih
59
Ch 58_ Memadamkan Api
60
Ch 59_ Pendekar Penangkap Nyamuk
61
Ch 60_ Keluarga Kecil Sun Jihai
62
Ch 61_ Keluarga Kecil Sun Jihai II
63
Ch 62_ Permintaan Ayah
64
Ch 63_ Peluru Es
65
Ch 64_ Terpaksa Percaya
66
Ch 65_ Maaf untuk Masaki Mamoru
67
Ch 66_ Permintaan Seorang Gadis
68
Ch 67_ Mencari Jalan Pulang
69
Ch 68_ Tamu Pagi Hari
70
Ch 69_ Sandiwara yang Menjijikan
71
Ch 70_ Awan Hitam di Atas Markas Naga Emas
72
Ch 71_ Keputusan yang Tertolak
73
Ch 72_ Suara yang Menakutkan
74
Ch 73_ Pelukan Hangat
75
Ch 74_ Hadiah Berharga
76
Ch 75_ Menohok
77
Ch 76_ Kecantikan yang Berkurang
78
Ch 77_ Tekad
79
Ch 78_ Sup Lezat untuk Zhillin
80
Ch 79_ Pembalasan yang Salah
81
Ch 80_ Delapan Jam Berharga
82
Ch 81_ Obat Beracun
83
Ch 82_ Sumpah
84
Ch 83_ Uluran Tangan
85
Ch 84_ Perahu yang Terangkat
86
Ch 85_ Pengujung Maut
87
Ch 86_ Roh yang Tercabut
88
Ch 87_ Roh dalam Pedang
89
Ch 88_ Hutan Sanmenxia
90
Ch 89_ Jawaban yang Tepat
91
Ch 90_ Perjanjian dengan Iblis
92
Ch 91_ Gundukan Batu
93
Ch 92_ Melewati Lorong Waktu
94
Ch 93_ Sambutan Istimewa
95
Ch 94_ Ahli dalam Membungkam
96
Ch 95_ Pemanggil Iblis
97
Ch 96_ Senyum Ketua Besar Kin
98
Ch 97_ Pemimpin yang Cemerlang
99
Ch 98_ Lolongan Pemanggil Iblis
100
Ch 99_ Murid Keras Kepala
101
Ch 100_ Guru Keras Kepala
102
Ch 101_ Kematian yang Tidak Diinginkan Lagi
103
Ch 102_ Perasaan yang Tidak Terdefinisikan
104
Ch 103_ Pengakuan Zhang Xiuhan
105
Ch 104_ Obat Paling Mujarab
106
Ch 105_ Kebahagiaan Hakiki
107
Ch 106_ EPISODE TERAKHIR!!!
108
TERBIT NOVEL BARU "Pendekar Benua Timur"
109
TERBIT NOVEL SERU
110
Info Super Penting

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!