"Hei, bangunlah! Bocah kecil! Buka matamu! Gu. . ." kata Zhang Xiuhan menepuk pelan pipi Zhillin ketika gadis itu tidak sadarkan diri. Zhang Xiuhan mengulang-ulang kalimatnya sambil menggoyang pundak Zhillin yang terbujur kaku.
“T…Tuan, percuma saja, dia tidak akan bisa menjawab apa-apa meski tuan berteriak,” ujar seseorang yang duduk bersimpuh ketakutan, ia tidak sendiri melainkan bertiga bersama dua pria lain yang merupakan anggota divisi penelitian markas Jin Quo. Awalnya, mereka mendatangi sel tahanan Zhillin hanya untuk mengantarkan cawan berisi ramuan setan. Mereka sama sekali tak menyangka jika keadaan akan berubah begitu mendadak.
“Kapan gadis ini akan sadarkan diri?” tanya Zhang Xiuhan yang juga baru tersadar jika ternyata ia tidak sedang berdua saja dengan guru mudanya. Ia pun berjalan mendekati tiga orang peneliti yang kini masih menggigil ketakutan. Mereka tak menyangka jika ramuan terakhir yang ditelan Zhillin ternyata bisa mengalirkan hawa dingin yang cukup mengganggu bahkan ketika tubuh gadis itu sedang tak sadarkan diri.
“Kami juga tak tahu, Tuan. Sebelum kita semua mati membeku di ruangan ini, saya harap Tuan segera mengambil tindakan. Saya kira kecil kemungkinan gadis itu akan selamat, lebih baik Tuan mulai memikirkan keselamatan Tuan juga,” salah seorang lagi menimpali. Ia sebenarnya berkata jujur, tetapi ia tak tahu jika kejujurannya akan membawa petaka.
“Tutup mulut bus*kmu itu! Kep*rat!” bentak Zhang Xiuhan sambil melayangkan tendangan keras kepada pria tersebut hingga ia terlempar beberapa meter ke belakang dan terjatuh usai menabrak sisi dinding yang tak bertombak. Jika saja ia kebetulan menabrak ke bagian dinding yang bertombak, tentu saat ini punggungnya sudah penuh dengan lubang tusukan.
"Ampun Tuan, kami mengatakan yang sebenarnya. Biasanya gadis itu memang akan mengalami kesakitan yang seperti itu setelah meminum ramuan setan. Hingga akhirnya ia menjadi tidak sadarkan diri seperti orang mati. Hanya saja, biasanya tubuhnya tak mengalirkan hawa dingin seperti ini,” jawab salah seorang lagi berusaha memberi pembelaan kepada rekannya yang barusan dihajar oleh Zhang Xiuhan.
“Lalu, apa yang harus aku lakukan untuk membuat keadaannya membaik?” Zhang Xiuhan bertanya dengan tatapan mata tajam. Tangannya telah siap memukul siapa saja yang memberi jawaban tak menyenangkan.
Ketiga pria dari divisi penelitian tersebut taka da yang berani memberi jawaban atas pertanyaan Zhang Xiuhan. Mereka menunduk dalam. Berharap sikap diam mereka akan membuat keadaan lebih baik. Nyatanya tidak juga. Zhang Xiuhan bertanya untuk kedua kalinya, bahkan pertanyaannya yang kedua ia suarakan dengan nada membentak.
Karena ia tak juga mendapat jawaban, Zhang Xiuhan menarik kaki salah seorang peneliti. Dengan kesal ia melemparkan tubuh peneliti itu tepat di sisi tembok yang dipenuhi dengan tombak. Pria pemilik tubuh tersebut berteriak meminta tolong, tetapi bahkan ia tak bisa menyelesaikan kata-katanya karena maut sudah mendahuluinya.
Tubuh penjaga itu menancap di tembok. Darah mengalir dengan sangat deras pada awalnya, tetapi kemudian darah-darah yang mengucur itu tiba-tiba bergerak melamban sebelum akhirnya diam tak bergerak. Darah-darah itu menggantung pada ujung-ujung tombak sebagaimana stalagtid dari dalam goa. Kejadian aneh tersebut terjadi lantaran suhu ruangan di dalam sel tahanan tersebut telah mencapai titik yang cukup dingin.
Melihat apa kengerian yang telah menimpa rekannya, dua orang peneliti dari Jin Quo yang tersisa itu kini saling mendekap ketakutan. Mereka sangat menyesal karena telah salah mengambil keputusan. Sebenarnya, bukan kali itu saja mereka melihat mayat, atau melihat adegan pembunuhan. Setiap hari sebenarnya mereka tengah menyaksikan kematian orang lain, yaitu kematian-kematian para kelinci percobaan.
Dua pria itu pun mendadak teringat, biasanya, mereka bahkan menganggap kematian seseorang sebagai sebuah lelucon. Pernah suatu ketika, mereka berdua bahkan membuat taruhan seseorang yang tengah menggeliat karena sekarat. Mereka saling bertaruh tentang berapa lama lagi si kelinci percobaan itu akan mati, kemudian tawa mereka pun pecah menggelegar ketika si kelinci percobaan telah berhenti menggeliat karena tubuhnya tak lagi mampu menanggung beban kesakitan yang melampaui batas kemampuan tubuhnya.
“Apa yang kalian lamunkan? Apakah kalian juga ingin segera menyusul rekan kalian itu?” tanya Zhang Xiuhan bengis sembari mengacungkan jari telunjuknya pada tubuh penuh dengan darah yang membeku yang menancap di tombak.
Mereka berdua tak pernah menyangka jika dihantui sebuah kematian ternyata sangat menyengsarakan. Karena itulah, secara refleks salah seorang peneliti itu menyambar kaki Zhang Xiuhan untuk bersujud.
“Ampuni kami, Tuan. Kami bisa melakukan apapun untuk Tuan. Asal, jangan siksa kami seperti mereka!” pinta peneliti tersebut.
“Apa yang bisa kalian lakukan untuk membuat keadaannya membaik?”
Zhang Xiuhan jelas panik. Ia tahu benar jika denyut nadi Zhillin semakin lama semakin lemah. Jika gadis itu tak lekas mendapat penanganan, sangat mungkin jika hal yang lebih buruk akan terjadi.
Dua peneliti Jin Quo itu pun segera memeriksa Zhillin. Mereka tidak ingin kematian yang menyakitkan terjadi pada mereka juga. Keduanya sangat yakin jika keselamatan Zhillin akan menjadi keselamatan bagi mereka juga. Demikian pula sebaliknya, jika Zhillin sampai mati, bisa dipastikan mereka pun akan kehilangan nyawa.
"Aku harus mengambil peralatanku, juga beberapa ramuan." ucap salah seorang peneliti.
Entah sungguhan ataupun hanya alibi agar bisa melarikan diri, Zhang Xiuhan tidak bisa percaya begitu saja.
Zhang Xiuhan menghampiri mayat peneliti yang masih menempel di tembok. Kedua orang peneliti yang masih hidup merasa ngeri saat Zhang Xiuhan menarik paksa mayat yang masih tertancap tombak di tubuhnya. Lalu melepaskan seragam yang dipakai sang peneliti.
Benar, Zhang Xiuhan dengan cepat mengenakan seragam itu. Ia memang berniat untuk menyamar sebagai salah satu bagian dari peneliti Jin Quo agar bisa dengan leluasa masuk ke dalam laboratorium mereka.
"Cepat, aku akan mengantarmu untuk mengambilnya."
Peneliti yang bernama Kim Ju itupun meninggalkan ruangan dengan masih terus membawa rasa was-was di batinnya. Beberapa kali ia menoleh ke arah Zhang Xiuhan yang berjalan di sampingnya. Namun saat Zhang Xiuhan membalas tatapannya, Kim Ju bergegas mengalihkan pandangannya dan menelan ludah.
"Lewat sini," kata Kim Ju berbelok ke kiri, diikuti Zhang Xiuhan.
Langkah mereka terhenti pada sebuah ruangan yang sangat tertutup, tanpa ada jendela satu pun. Hanya ada sedikit celah di dinding yang sengaja dibuat sebagai tempat keluar dan masuknya udara.
Selain itu, ada setidaknya 20 orang penjaga berotot yang berdiri berhadapan, di samping kanan dan kiri jalan, dengan mata melotot. Mereka hanya diam mematung tanpa mengatakan apapun. Tapi pandangan mereka melekat pada setiap orang yang hendak masuk ataupun keluar laboratorium.
Zhang Xiuhan berusaha sebiasa mungkin agar tidak ada penjaga yang mencurigainya. Tidak dipungkiri, detak jantungnya terasa lebih cepat. Bukan karena Zhang Xiuhan takut pada para penjaga berotot, melainkan ia tidak ingin terlibat dalam pertarungan yang akan membuat penanganan untuk Zhillin tertunda, sehingga membahayakan nyawa gadis itu.
"Tunggu!" salah seorang penjaga berotot membuat Kim Ju dan Zhang Xiuhan menghentikan langkah mereka.
\=\=\=\=\=\=\=
Telat update soalnya hari ini full.... Pagi banget sampe siang lagi ngisi acara pelatihan kewirausahaan untuk UMKM lokal. Sore perjalanan luar kota, malam ini baru sampe di Surabaya di hotel Swiss untuk briefing upacara sumpah pemuda besok (hehe, masih keitung muda). Hamdalah besok mau menerima penghargaan dari gubernur Jatim untuk kategori pemuda pelopor bidang pendidikan, makasih lho ya, dulu waktu seleksi sudah banyak didoakan.
Kalau chapter ini ada kurang kurangnya, harap dimaafkan...
Oh ya, sempet kaget ternyata Petualangan Zhang Xiuhan (PZ) hari ini masuk rangking 5 di Karya Baru 😍😍😍
Big thanks, big hug 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Adhy comel
hebat dalam segalanya
2022-03-04
1
Indah Hidayat
salut pada Thor yg rendah hati
2022-02-14
0
Kancellotti Unholy Mbachoter
biasa aja kakaKz Jgn kebanyakan minTa maaP...aku mendukubgnya....
2022-01-29
0