"Hahaha, sombong sekali kau rupanya. Baiklah, mari kita berduel. Pesanku, jaga wajahmu yang rupawan itu. Aku takut gadis kecilmu itu tidak akan bisa mengenalinya lagi. Atau, kemungkinan yang lebih buruk lagi, bisa saja gadis ini mati duluan sebelum kemudian kau juga menyusulnya. Ha ha ha!"
Penjaga berotot tertawa lantang sambil mengambil posisi siaga. Hal tersebut membuat para pembawa ramuan keluar dari dalam sel untuk mengamankan diri mereka dari amukan si penjaga berotot. Sedangkan Zhillin, ia sedang dilanda ketakutan karena mengkhawatirkan keselamatan Zhang Xiuhan berikut juga keselamatannya sendiri.
Melihat tubuh penjaga berotot yang kekar serta mengingat bahwa lelaki itu bukan manusia biasa, ancamannya pada sang paman tentu membuat Zhillin khawatir. Belum lagi jika melihat mata tombak yang mengelilingi seluruh tembok dan juga atap sel tahanan, bulu kuduk Zhillin menjadi berdiri karena membayangkan dirinya atau sang paman tertancap di ujung tombak itu.
Banyaknya tombak yang terpasang di dalam sel, juga jebakan yang mungkin akan memunculkan anak panah atau semacamnya, sebenarnya bukanlah masalah bagi Zhang Xiuhan. Sebab, lelaki itu memiliki jurus Raga Abadi yang membuatnya kebal dari sejata tajam. Tetapi Zhillin? Gadis itu bisa mati kapan saja jika tertusuk tombak besi.
"Berpeganganlah yang kuat!"
Zhang Xiuhan menarik tubuh Zhillin dengan sigap, ia memutuskan untuk menggendong Zhillin selama pertarungan. Hal tersebut ia lakukan agar ia tetap bisa menjaga keselamatan gadis tersebut.
Zhillin sempat kaget karena tindakan Zhang Xiuhan yang amat tiba-tiba tersebut. Tapi, demi keselamatan dirinya ia pun mempererat pegangannya ke leher Zhang Xiuhan. Gadis itu bisa merasakan detak jantung Zhang Xiuhan yang begitu cepat. Meski sedang merasa takut dan khawatir, ada sebuah kegembiraan yang tiba-tiba muncul di kepala Zhillin. Bukankah jika degup jantung berdetak cepat itu pertanda seseorang sedang gugup atau khawatir? Apakah paman ini sedang mengkhawatirkanku? Setidaknya, begitulah pikiran-pikiran yang muncul di kepala Zhillin muda.
“Heh, kau pikir dengan begitu gadismu akan aman? Jangan terlalu percaya diri, anak muda!”
Penjaga berotot memperpendek jarak untuk melayangkan tinjunya. Zhillin memejamkan mata sebab tangan yang ototnya begitu kekar itu nyaris mengenai wajahnya. Seandainya Zhang Xiuhan tidak lekas menghindar, tentulah kini pipinya sudah membiru, bahkan mungkin hingga tulangnya retak.
Akan tetapi, Zhillin yang baru saja bisa bernapas lega kembali memejamkan mata saat puluhan pisau tiba-tiba terjatuh dari atas sel. Rupa-rupanya lantai sel yang tertutup jerami itu memang menyimpan sejumlah jebakan. Tidak hanya satu saja. Sesaat setelah puluhan pisau menyerbu, empat buah tombak yang semula anteng saja di dinding, mendadak melesat sendiri kala Zhang Xiuhan mengubah pijakannya.
"Hahaha, berhati-hatilah anak muda. Jangan sampai kau salah langkah."
Penjaga berotot terbahak melihat rentetan jebakan membuat Zhang Xiuhan dan Zhillin tampak terkejut. Ia yang telah sangat mengenal sel itu, tahu benar titik mana yang akan membuat perangkap yang dipasang akan keluar.
Penjaga berotot yang telah mundur beberapa langkah untuk menghindari pisau dan tombak, kini kembali maju dan mengangkat kaki kanannya untuk menghantam kepala Zhang Xiuhan.
Dengan keadaan kedua tangan menyangga tubuh Zhillin, serangan yang bisa diluncurkan Zhang Xiuhan menjadi sedikit terbatas. Tapi nyatanya ia justru tersenyum saat melihat kaki penjaga otot semakin dekat.
Zhillin yang melihat senyum mencurigakan dari sang paman menjadi semakin panik. Apalagi Zhang Xiuhan tiidak menunjukkan tanda-tanda hendak menghindar.
"Paman, jangan diam saja!"
"Lemaskan badanmu dan bersiaplah untuk kembali berpegangan."
"Apa?"
Zhang Xiuhan memang sama sekali tidak menggeser kakinya. Ia tidak ingin membuat perangkap di dalam sel itu kembali mencuat.
Zhang Xiuhan membuat Zhillin yang semula ia gendong di depan, berpindah ke belakang.
"Paman!" teriak Zhillin yang punggungnya hampir menyambar mata tombak.
Tidak hanya itu, jerit ketakutan Zhillin terus terdengar karena Zhang Xiuhan tidak lagi menggunakan tangannya untuk menahan tubuh Zhillin. Ia membiarkan Zhillin bergelantungan dan hanya memasrahkan keselamatannya pada seberapa kuat gadis itu berpegangan di pundaknya.
Zhillin tidak bisa membiarkan dirinya turun dari gendongan sang paman, karena ada mata tombak yang siap menyambut kakinya jika sampai turun.
Setiap tombak yang terpasang di dalam sel memang tidak sama panjangnya. Ada yang mencuat panjang, ada pula yang lebih menjorok ke dalam.
"Tutup mulutmu dan tetaplah berpegangan," kata Zhang Xiuhan sambil menahan kaki penjaga berotot dengan tangan kanannya.
"Iih, iih!"
Penjaga berotot berusaha untuk melepaskan kakinya dari cengkeraman Zhang Xiuhan. Tapi tidak bisa.
Senyum Zhang Xiuhan semakin lebar. Ia memperkuat cengkeramannya hingga membuat penjaga berotot meringis kesakitan.
"Perkuat peganganmu!"
"Apa? Apa yang akan paman lakukan? Paman, tombak-tombak itu sudah mau. . ."
Bleeeng!
Zhillin tidak sempat menyelesaikan kalimatnya. Segala kepanikannya digantikan dengan senyum lebar karena Zhang Xiuhan membuat penjaga berotot terbanting ke lantai.
Jlep, jlep, jlep !!!
Segera sesudahnya, puluhan anak panah keluar dari atap sel dan langsung meluncur ke bawah. Dengan cepat Zhang Xiuhan mematahkan beberapa tombak di belakang Zhillin. Lantas mundur untuk menghindari hujan anak panah.
Zhillin kembali merapatkan kedua kelopak matanya. Tidak cukup kuat untuk melihat puluhan anak panah mengenai penjaga berotot yang masih terlentang di lantai usai dibanting Zhang Xiuhan dengan begitu kuatnya.
"Buka matamu dan saksikanlah bagaimana lelaki itu akan menemui ajalnya!"
"Tidak paman. Aku tidak mau!" sahut Zhillin sambil menggeleng.
Zhang Xiuhan menahan tawa mendengar jawaban dari Zhillin muda. Itu sungguh berbeda dari guru Zhillin yang begitu bahagia melihat lawannya mati dengan cara sadis.
"Lihatlah! Dia masih hidup."
Zhillin membuka matanya perlahan. Tapi kemudian menjerit melihat keadaan penjaga berotot yang mengerikan.
Lelaki itu memang masih hidup. Tapi puluhan anak panah tertancap di sekujur tubuhnya. Hal yang paling membuat Zhillin merasa ngeri adalah kala melihat anak panah yang menancap di mata penjaga otot.
"Paman!" kata Zhillin yang kembali berpegangan erat pada Zhang Xiuhan yang membungkuk untuk meraih kaki penjaga berotot.
Zhang Xiuhan memang merasa apa yang dialami penjaga berotot masih belum setimpal dengan apa yang telah dilakukan pada Zhillin. Sehingga ia masih merasa perlu untuk menghajar lelaki itu lagi.
Kini Zhang Xiuhan menarik kaki penjaga otot yang sekujur tubuhnya telah dipenuhi darah segar yang keluar akibat tusukan panah. Lalu melemparkan lelaki itu ke dinding sel yang dipenuhi tombak.
"Satu, dua, tiga, empat. Ada empat tombak yang menancap di tubuhnya. Tidakkah kau ingin melihat mayat penjaga berotot ini? Matanya melotot, lidahnya. . ."
"Sudah paman. Hentikan!"
Zhang Xiuhan tertawa kecil melihat Zhillin melekatkan wajah ke pundaknya. Lantas ia meletakkan kedua tangannya ke belakang untuk menahan tubuh Zhillin. Dalam kengerian yang menguasainya, Zhillin tersenyum.
Sementara itu para pembawa ramuan yang melihat lelaki yang jelas lebih kuat dari mereka, mati dengan sangat sadisnya, membuat bulu kuduk mereka berdiri.
Para pembawa ramuan itu berjalan mundur saat Zhang Xiuhan mulai mendekat. Kemudian mereka berlari untuk meninggalkan ruangan. Tapi tidak bisa.
Zhang Xiuhan meniupkan energi es yang kuat ke arah pintu ruangan hingga membuat pintu tersebut membeku dan sangat sulit untuk dibuka.
Tiga anggota Fengbao dari divisi penelitian itu mengguncang-guncangkan gagang pintu yang telah diselimuti es. Namun, jangankan terbuka, bergerak pun tidak.
Wajah mereka menjadi semakin pucat ketika Zhang Xiuhan hanya berjarak satu meter dari mereka.
"Ampun, ampuni kami, Tuan."
"Serahkan ramuan itu padaku!"
Zhang Xiuhan mengulurkan tangannya dan menengadah. Seorang peneliti yang membawa ramuan setan menyerahkannya dengan tangan bergetar. Zhang Xiuhan menerima cawan berisi ramuan racun yang dibawakan oleh para peneliti dari markas Jin Quo tersebut.
“Aku pura-pura tidur hanya demi menghindari kemungkinan ini terjadi! Ah, si*lan!!!” Zhang Xiuhan mendengus kesal di dalam hatinya. Apalagi ketika melihat Zhillin yang kini sedang tersenyum bahagia setelah ia selamatkan.
“Hai, bocah! Kuharap kau akan memaafkanku setelah aku melakukan ini!” Zhang Xiuhan mendekati Zhillin. Zhillin melotot sambil mundur beberapa langkah. Ia kaget dan ketakutan setengah mati, bibirnya bergetar tak percaya.
\=\=\=\=\=
Ya, tentu saja Zhang Xiuhan memiliki alasan khusus mengapa ia memilih untuk menyerahkan diri pada anggota Fengbao untuk dimasukkan ke dalam sel tahanan. Ia juga memiliki alasan yang menurutnya benar, ketika ia pura-pura tertidur saat Zhillin didatangi para anggota Fengbao dari divisi penelitian. Sebenarnya, Zhang Xiuhan ingin tetap bertahan tanpa membantu Zhillin, tapi ternyata tak tahan juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Kancellotti Unholy Mbachoter
janGan ksh LoLos semua...buaT berdaRah daRah ya ntuh kLan hitam
2022-01-29
0
zamal78901
👍👍👍👍👍👍👍
2021-12-22
0
zamal78901
mantabs Thor⚡🔨
2021-12-22
0