Ch 6_ Kakek Huang

Sepanjang perjalanan menuju tempat tinggal Kakek Huang,  Zhillin menceritakan pengalamannya ketika bersembunyi dari kejaran para anggota Fengbao. Zhillin mengenal dengan sangat baik setiap detail bagian dari Haidong yang cukup luas karena sudah terbiasa melarikan diri kesana kemari. Ia bercerita panjang lebar tanpa diminta.

Meski terkesan tak begitu memerhatikan, Zhang Xiuhan mengingat setiap detail-detail cerita yang disampaikan oleh guru kecilnya itu. Informasi dalam cerita Zhillin tersebut akan menjadi penting jika sewaktu-waktu  ia mendapat kesempatan untuk menyerang organisasi hitam yang menjadi benalu di kawasan Haidong.

“Paman, ketika Kau melarikan diri dari kejaran mereka, satu hal yang harus selalu Kau lakukan. Diamlah dan bergerak dalam kesunyian,” Zhillin berujar dengan merendahkan nada suaranya seraya menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri.

“Jadi, siapa yang sedari tadi terus berbicara? Apa Kau lupa jika kita juga sedang dalam pengejaran mereka, bocah kecil?” Zhang Xiuhan meluruskan kepala Zhillin yang sedang menoleh ke kanan dan ke kiri untuk dihadapkan ke wajahnya agar Zhillin setidaknya menyadari jika ia telah terlalu berisik sepanjang perjalanan, “Aku sebenarnya mendengar suara langkah kaki sekitar 20 orang tak jauh dari sini. Tetapi suara berisikmu membuatku kesulitan menentukan titik pasti di mana langkah itu berasal.”

 

Zhillin kaget sambil menutup mulutnya yang ternganga. Ia memang lupa jika ia masih berada dalam pengejaran organisasi Fengbao.

 

“Ssssssst!!!” Zhang Xiuhan memberi isyarat agar Zhillin tak mengucapkan sepatah kata pun, ia juga dengan sigap menarik pinggang gadis itu untuk kemudian ia ajak melompat ke dahan-dahan pohon, “mereka ada di dekat sini. Sebaiknya Kau jangan bertingkah ceroboh, mengerti?”

 

Zhillin mengangguk dengan mulut tertutup rapat. Ia merasakan pria yang menggendongnya itu sedang memancarkan sebuah kekuatan yang tak kasat mata. Gadis itu tak begitu mengerti apa yang sudah Zhang Xiuhan lakukan, yang jelas ia merasakan sebuah suasana yang tidak begitu menyenangkan, ada hawa yang mendadak mencekam yang Zhillin rasakan manakala Zhang Xiuhan sedang memfokuskan pandangannya untuk menyusuri hutan.

 

Mulut Zhillin yang awalnya tertutup rapat, terpaksa menganga kembali begitu ia melihat dari arah jam dua, dengan jarak kisaran 30 meter dari mereka bersembunyi, telah terjadi hal ganjil yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Ia melihat satu demi satu orang-orang yang sepertinya adalah anggota kelompok Fengbao tengah tersungkur ke tanah tanpa sempat berteriak atau melawan.

“Paman, apakah Paman yang melakukan itu semua?” Zhillin berbisik dengan suara yang hampir tak bisa di dengar oleh telinga.

 

“Kau sebut mereka itu kelompok berbahaya, Kau harus banyak belajar dari pamanmu ini, Bocah kecil!” Zhang Xiuhan berkata pada Zhillin dengan nada setengah meledek.

 

“Baiklah, aku bersedia menjadi murid paman jika paman bisa mengalahkanku, setidaknya dua hari lagi mari kita berduel, bagaimana?” Zhillin melepaskan tangan Zhang Xiuhan yang melingkar di pinggangnya, “Paman belum pernah memegang pinggang wanita ya? Kaku sekali!”

 

“Tutup mulutmu yang cerewet itu, sudah kubilang aku tidak boleh berlama-lama di sini!” Meski merasa sedikit canggung akibat celetukan Zhillin, Zhang Xiuhan kembali melingkarkan tangannya ke pinggang gadis itu. Untuk mempercepat langkah, ia sengaja menempuh jalan udara ketimbang darat.

 

***

Sebuah gubuk kecil yang terisolir dari pemukiman sudah nampak di depan mata. Menurut penuturan Zhillin, di gubuk itulah seseorang bernama kakek Huang berdiam diri. Zhang Xiuhan pun menurunkan Zhillin dari gendongannya begitu mereka berdua sudah berada dalam jarak yang cukup dekat dengan gubuk kakek Huang.

"Akhirnya kita sampai juga, ah, sudah lama sekali aku tak kabur ke arah sini, semoga saja Kakek Huang masih hidup," kata Zhillin dengan kedua tangan berkacak di pinggang. Gadis itu akhirnya tersenyum lebar karena berhasil mengantar sang paman ke tempat yang dituju tanpa ada hambatan yang berarti.

"Apa kau yakin Kakek Huang tinggal di sini?" tanya Zhang Xiuhan sembari mengamati bangunan kecil itu. Gubuk kecil setidaknya kurang begitu pantas jika ditempati sebagai rumah. Penampakannya hanya seperti gubuk sementara yang biasa dibangun oleh suku-suku pedalaman yang bersifat nomaden. Luasnya pun hanya sekitar 2 x 2 meter persegi dengan atap dan dinding berbahan dedaunan kering.

"Patriark Bao Li."

Zhillin membaca tulisan yang terukir pada sebuah batu kali besar. Ada banyak batu di sekeliling rumah Kakek Huang. Tapi hanya batu itu yang menarik perhatiannya karena paling besar dari bebatuan lainnya. Zhillin penasaran, mengapa ada sebuah batu nama, yang mirip seperti batu nisan bertuliskan nama orang yang ia benci.

"Masuklah!"

Sebuah suara serak terdengar dari dalam rumah. Zhillin melihat ke arah Zhang Xiuhan yang juga melihatnya.

Zhillin menelan ludah. Sementara Zhang Xiuhan mengangguk, kemudian bergerak hendak membuka pintu yang terbuat dari karung goni yang terpasang pada kayu di setiap tepinya.

Tapi rupa-rupanya pintu itu telah terbuka karena ada orang yang menariknya dari dalam. Seorang lelaki tua berdiri di balik pintu dengan wajah menakutkan.

"Kakek Huang," panggil Zhillin yang berdiri di belakang Zhang Xiuhan.

"Cepat masuk!"

Kakek Huang meninggalkan pintu dan duduk di atas tanah. Diikuti Zhillin dan Zhang Xiuhan yang masih melangkah ragu.

Itu adalah tempat tinggal yang kelewatan sederhananya. Tidak ada perabot rumah apapun di dalamnya. Kosong.

"Akhirnya kalian datang juga. Aku tidak keluar rumah sama sekali karena khawatir kalian akan kemari saat aku tidak sedang di rumah," ucap Kakek Huang lagi-lagi membuat Zhillin dan Zhang Xiuhan saling menatap.

Biasanya lelaki tua itu memang tidak pernah berdiam diri di rumah. Ia selalu menyusuri jalan untuk mencari sesuatu. Kadang mencari batu, daun, ranting pohon, dan benda-benda lainnya yang menurut orang lain tidak berharga.

"Jadi, apa yang kalian inginkan?" tanya Kakek Huang kemudian karena baik Zhillin maupun Zhang Xiuhan tidak kunjung bicara, hanya diam saja.

"Begini Kakek Huang, kami datang untuk meminta petunjuk," jawab Zhillin.

"Meminta petunjuk? Ha. . ha. . ha. . ! Apa kau bercanda, Gadis Es?" ujar Kakek Huang dengan wajah lebih ramah dan tawa yang lantang.

Zhillin masih kaget atas sebutan yang dilontarkan Kakek Huang untuknya. Tapi ia tidak menanyakan perihal itu dan hanya menggeleng sambil melambaikan tangannya sebagai tanda bahwa ia bersungguh-sungguh atas ucapannya.

Sementara itu, wajah yang tampak jauh lebih terkejut ditunjukkan oleh Zhang Xiuhan. Ia yang tahu pasti bahwa Zhillin di masa depan memiliki energi es yang luar biasa dahsyat, menjadi semakin yakin akan kemampuan Kakek Huang.

"Bukankah kau berpikir kalau aku ini gila? Untuk apa kau meminta petunjuk pada lelaki tua yang sint*ng ini?"

Zhillin merasa sedikit kikuk dan tak enak hati untuk melihat wajah kakek tua itu. Bagaimanapun, ia memang pernah mengatai kakek itu gila, sebab ia memang selalu berbicara ngelantur dan tak masuk akal. Tapi toh, ada ucapan kakek Huang yang memang menjadi kenyataan, yang mana hal tersebut membuat Zhillin sedikit ragu untuk menilai keakuratan omongan kakek itu. Zhillin ingat jika kakek itu memang pernah membicarakan tentang kematian orangtuanya, bahkan ketika orangtuanya masih hidup.

"Maafkan bocah kecil ini, Kakek. Dia berpikir begitu karena memang masih terlalu bodoh. Kuharap ke depannya kebodohannya akan sedikit berkurang.  Tapi yang jelas, aku percaya sepenuhnya padamu," ujar Zhang Xiuhan membuat pembelaan untuk Zhillin. Dan hal itu membuat Zhillin mengangguk berulangkali membenarkan. Tak mengapa dijuluki sebagai si bodoh, yang penting Kakek Huang bersedia membantu Paman Li Jie, setidaknya itu yang ada di hati Zhillin. Meski ia memang belum bisa menaruh kepercayaan penuh pada Zhang Xiuhan, ia toh tetap harus membayar hutang budi karena telah diselamatkan.

"Ha. . ha. . ha. . ! Tenanglah. Aku sudah biasa dianggap gila. Dan itu sama sekali tidak berpengaruh pada hidupku. Orang-orang hanya menilai apa yang mereka lihat dan apa yang mereka dengar. Mereka lupa, jika kentut bahkan merupakan suatu wujud yang ada meski tak kasat mata. Oh, entahlah, manusia memang makhluk yang plin-plan. Baiklah, katakanlah apa yang ingin kau tanyakan padaku, murid bodoh?"

Zhang Xiuhan lagi-lagi dibuat kaget atas ucapan Kakek Huang. Ia mengamati raut wajah sang kakek dengan saksama ketika meyebutnya 'murid bodoh'. Sebutan itu adalah khas pemberian guru Zhillin.

"Kakek Huang, mungkin Kakek paham dari mana aku berasal. Dan saat ini aku menjadi khawatir untuk melakukan suatu hal karena takut akan berakibat buruk di kemudian hari."

Zhang Xiuhan mengambil jeda. Ia segera teringat jika Zhillin muda ada di sampingnya, sehingga sebisa mungkin ia menjaga mulut agar tak sampai kebablasan untuk bercerita tentang Zhillin yang sudah menjadi gurunya.

"Jadi?"

"Begini, bisakah Kau usir gadis ini untuk sementara waktu?" kata Zhang Xiuhan sambil mendekatkan wajahnya ke telinga si kakek.

“Mengusir gadis ini keluar? Ha ha ha, tak perlu seserius itu, anak muda. Lagipula, aku cukup mengerti kegelisahanmu. Baiklah, begini saja, jika kau ingin segalanya berjalan sebagaimana mestinya, kau cukup memastikan keselamatan gadis cerewet di sampingmu itu.”

Zhillin melotot ke arah Zhang Xiuhan tetapi Zhang Xiuhan sama sekali tak peduli. Ia masih ingin mengejar jawaban dari Kakek Huang.

 

“Tapi, Kau tahu sendiri kan, ada dua gadis yang harus aku lindungi saat ini. Jika boleh memilih, tentu aku lebih ingin menemui gadis yang satunya, dan memastikan keselamatannya. Dan pertanyaannya adalah…

 

Kakek Huang melambai-lambaikan telapak tangannya seraya beranjak dari duduknya, “Sayangnya, aku hanya bisa memberi satu jawaban. Tidak bisa lebih. Tidak boleh lebih. Kuharap Kau cukup mengerti jawaban yang sudah kuberikan, selebihnya, kupercayakan semuanya padamu,” kakek Huang membuat gerakan mendorong kedua tangannya pada tubuh Zhang Xiuhan dan Zhillin, pertanda bahwa ia ingin kedua tamunya segera pergi dari gubuknya tersebut.

 

\=\=\=\=\=\=

Kapan Zhang Xiuhan kembali ke Jiangxi, bagaimana keadaan peperangan di sana? Harap bersabar menanti ya, author sedang menggambar reng reng cerita untuk meminimalisir error. Author juga berharap agar novel ini segera khatam agar tak ada tanda tanya lagi yang mungkin mengganggu pikiran kalian. Oh ya, doain ya semoga novel ini nantinya juga masuk rangking karya baru, sebagaimana dulu PPN juga masuk rangking karya baru. Thanks...

 

Terpopuler

Comments

Kancellotti Unholy Mbachoter

Kancellotti Unholy Mbachoter

ahhh memastikan keseLamaTan zhiLin ya....cinLok dong akhirnya...ahh Jgn sad ending ya...

2022-01-29

0

NickCarter

NickCarter

Nin aku juga telah baca ulang PPN sambil kasih like yang terlewat. Memang sih aku jarang kasih komentar tapi aku masih penggemar mu dari dulu

2022-01-13

1

zamal78901

zamal78901

😎😎😎😎🤩🤩🤩

2021-12-22

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1_ Gadis Kelinci Percobaan
2 Ch 2_ Sebuah Nama untuk Pahlawan
3 Ch 3_ Maksud dari Sun Jihai
4 Ch 4_ Rencana Patriark Bao Li
5 Ch 5_ Markas Penelitian Organisasi Fengbao
6 Ch 6_ Kakek Huang
7 Ch 7_ Perjalanan Menuju Jin Quo
8 Ch 8_ Kemarahan Zhang Xiuhan
9 Sekilas Info
10 Ch 9_ Kekagetan Zhillin
11 Ch 10_ Seorang Monster yang Menjadi Pahlawan
12 Ch 11_ Penyamaran
13 Ch 12_ Membuat Tabung Hangat
14 Ch 13_ Target Pembunuhan
15 Ch 14_ Kunjungan Patriark Bao Li
16 Ch 15_ Kunjungan Patriark Bao Li II
17 Ch 16_ Tahanan Jin Quo
18 Ch 17_ Keganasan Zhillin
19 Ch 18_ Menyelamatkan Para Tahanan
20 Ch 19_ Menyelamatkan Para Tahanan II
21 Ch 20_ Hadiah untuk Patriark Bao Li
22 Ch 21_ Duka Abadi
23 Ch 22_ Sebuah Jamuan
24 Ch 23_ Jamuan Darah
25 Ch 24_ Kunjungan Zhang Xiuhan
26 Ch 25_ Pertemuan Pertama
27 Ch 26_ Sandiwara Zhang Xiuhan
28 Ch 27_ Serangan Fengbao
29 Ch 28_ Sebuah Kecemasan
30 Ch 29_ Menjadi Tabib
31 Ch 30_ Luka yang Menyembuhkan
32 Ch 31_ Ketakutan di Markas Fengbao
33 Ch 32_ Kemerdekaan Haidong
34 Ch 33_ Sesuatu yang Tiba-Tiba Muncul
35 Ch 34_ Meninggalkan Haidong
36 Ch 35_ Percakapan di Kedai
37 Ch 36_ Latihan Mental
38 Ch 37_ Sebuah Nama yang Mengejutkan
39 Ch - 38 Bibi Wu'an
40 Ch 39_ Bertemu Ketua Dong
41 Ch 40_ Lukisan Tuan Zhang Xiuhan
42 Ch 41_ Pedang yang Hilang
43 Ch 42_ Bertaruh dengan Nyonya Ying
44 Ch 43_ Bertemu Tuan Zhang Xiuhan
45 Ch 44_ Perpisahan
46 Ch 45_ Sebuah Titik Terang
47 Ch 46_ Sebuah Rahasia
48 Ch 47_ Sesuatu yang Sulit Diutarakan
49 Ch 48_ Pesona Masaki Mamoru
50 Ch 49_ Bertemu Sun Jihai Muda
51 Ch 50_ Tantangan dari Sun Jihai
52 Ch 51_ Dua Api yang Beradu
53 Ch 52_
54 Ch 53_ Harapan Zhillin
55 Ch 54_ Lukisan Batu
56 Ch 55_ Kebohongan Masaki Mamoru
57 Ch 56_ Secarik Kertas
58 Ch 57_ Kamar Putih
59 Ch 58_ Memadamkan Api
60 Ch 59_ Pendekar Penangkap Nyamuk
61 Ch 60_ Keluarga Kecil Sun Jihai
62 Ch 61_ Keluarga Kecil Sun Jihai II
63 Ch 62_ Permintaan Ayah
64 Ch 63_ Peluru Es
65 Ch 64_ Terpaksa Percaya
66 Ch 65_ Maaf untuk Masaki Mamoru
67 Ch 66_ Permintaan Seorang Gadis
68 Ch 67_ Mencari Jalan Pulang
69 Ch 68_ Tamu Pagi Hari
70 Ch 69_ Sandiwara yang Menjijikan
71 Ch 70_ Awan Hitam di Atas Markas Naga Emas
72 Ch 71_ Keputusan yang Tertolak
73 Ch 72_ Suara yang Menakutkan
74 Ch 73_ Pelukan Hangat
75 Ch 74_ Hadiah Berharga
76 Ch 75_ Menohok
77 Ch 76_ Kecantikan yang Berkurang
78 Ch 77_ Tekad
79 Ch 78_ Sup Lezat untuk Zhillin
80 Ch 79_ Pembalasan yang Salah
81 Ch 80_ Delapan Jam Berharga
82 Ch 81_ Obat Beracun
83 Ch 82_ Sumpah
84 Ch 83_ Uluran Tangan
85 Ch 84_ Perahu yang Terangkat
86 Ch 85_ Pengujung Maut
87 Ch 86_ Roh yang Tercabut
88 Ch 87_ Roh dalam Pedang
89 Ch 88_ Hutan Sanmenxia
90 Ch 89_ Jawaban yang Tepat
91 Ch 90_ Perjanjian dengan Iblis
92 Ch 91_ Gundukan Batu
93 Ch 92_ Melewati Lorong Waktu
94 Ch 93_ Sambutan Istimewa
95 Ch 94_ Ahli dalam Membungkam
96 Ch 95_ Pemanggil Iblis
97 Ch 96_ Senyum Ketua Besar Kin
98 Ch 97_ Pemimpin yang Cemerlang
99 Ch 98_ Lolongan Pemanggil Iblis
100 Ch 99_ Murid Keras Kepala
101 Ch 100_ Guru Keras Kepala
102 Ch 101_ Kematian yang Tidak Diinginkan Lagi
103 Ch 102_ Perasaan yang Tidak Terdefinisikan
104 Ch 103_ Pengakuan Zhang Xiuhan
105 Ch 104_ Obat Paling Mujarab
106 Ch 105_ Kebahagiaan Hakiki
107 Ch 106_ EPISODE TERAKHIR!!!
108 TERBIT NOVEL BARU "Pendekar Benua Timur"
109 TERBIT NOVEL SERU
110 Info Super Penting
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Ch. 1_ Gadis Kelinci Percobaan
2
Ch 2_ Sebuah Nama untuk Pahlawan
3
Ch 3_ Maksud dari Sun Jihai
4
Ch 4_ Rencana Patriark Bao Li
5
Ch 5_ Markas Penelitian Organisasi Fengbao
6
Ch 6_ Kakek Huang
7
Ch 7_ Perjalanan Menuju Jin Quo
8
Ch 8_ Kemarahan Zhang Xiuhan
9
Sekilas Info
10
Ch 9_ Kekagetan Zhillin
11
Ch 10_ Seorang Monster yang Menjadi Pahlawan
12
Ch 11_ Penyamaran
13
Ch 12_ Membuat Tabung Hangat
14
Ch 13_ Target Pembunuhan
15
Ch 14_ Kunjungan Patriark Bao Li
16
Ch 15_ Kunjungan Patriark Bao Li II
17
Ch 16_ Tahanan Jin Quo
18
Ch 17_ Keganasan Zhillin
19
Ch 18_ Menyelamatkan Para Tahanan
20
Ch 19_ Menyelamatkan Para Tahanan II
21
Ch 20_ Hadiah untuk Patriark Bao Li
22
Ch 21_ Duka Abadi
23
Ch 22_ Sebuah Jamuan
24
Ch 23_ Jamuan Darah
25
Ch 24_ Kunjungan Zhang Xiuhan
26
Ch 25_ Pertemuan Pertama
27
Ch 26_ Sandiwara Zhang Xiuhan
28
Ch 27_ Serangan Fengbao
29
Ch 28_ Sebuah Kecemasan
30
Ch 29_ Menjadi Tabib
31
Ch 30_ Luka yang Menyembuhkan
32
Ch 31_ Ketakutan di Markas Fengbao
33
Ch 32_ Kemerdekaan Haidong
34
Ch 33_ Sesuatu yang Tiba-Tiba Muncul
35
Ch 34_ Meninggalkan Haidong
36
Ch 35_ Percakapan di Kedai
37
Ch 36_ Latihan Mental
38
Ch 37_ Sebuah Nama yang Mengejutkan
39
Ch - 38 Bibi Wu'an
40
Ch 39_ Bertemu Ketua Dong
41
Ch 40_ Lukisan Tuan Zhang Xiuhan
42
Ch 41_ Pedang yang Hilang
43
Ch 42_ Bertaruh dengan Nyonya Ying
44
Ch 43_ Bertemu Tuan Zhang Xiuhan
45
Ch 44_ Perpisahan
46
Ch 45_ Sebuah Titik Terang
47
Ch 46_ Sebuah Rahasia
48
Ch 47_ Sesuatu yang Sulit Diutarakan
49
Ch 48_ Pesona Masaki Mamoru
50
Ch 49_ Bertemu Sun Jihai Muda
51
Ch 50_ Tantangan dari Sun Jihai
52
Ch 51_ Dua Api yang Beradu
53
Ch 52_
54
Ch 53_ Harapan Zhillin
55
Ch 54_ Lukisan Batu
56
Ch 55_ Kebohongan Masaki Mamoru
57
Ch 56_ Secarik Kertas
58
Ch 57_ Kamar Putih
59
Ch 58_ Memadamkan Api
60
Ch 59_ Pendekar Penangkap Nyamuk
61
Ch 60_ Keluarga Kecil Sun Jihai
62
Ch 61_ Keluarga Kecil Sun Jihai II
63
Ch 62_ Permintaan Ayah
64
Ch 63_ Peluru Es
65
Ch 64_ Terpaksa Percaya
66
Ch 65_ Maaf untuk Masaki Mamoru
67
Ch 66_ Permintaan Seorang Gadis
68
Ch 67_ Mencari Jalan Pulang
69
Ch 68_ Tamu Pagi Hari
70
Ch 69_ Sandiwara yang Menjijikan
71
Ch 70_ Awan Hitam di Atas Markas Naga Emas
72
Ch 71_ Keputusan yang Tertolak
73
Ch 72_ Suara yang Menakutkan
74
Ch 73_ Pelukan Hangat
75
Ch 74_ Hadiah Berharga
76
Ch 75_ Menohok
77
Ch 76_ Kecantikan yang Berkurang
78
Ch 77_ Tekad
79
Ch 78_ Sup Lezat untuk Zhillin
80
Ch 79_ Pembalasan yang Salah
81
Ch 80_ Delapan Jam Berharga
82
Ch 81_ Obat Beracun
83
Ch 82_ Sumpah
84
Ch 83_ Uluran Tangan
85
Ch 84_ Perahu yang Terangkat
86
Ch 85_ Pengujung Maut
87
Ch 86_ Roh yang Tercabut
88
Ch 87_ Roh dalam Pedang
89
Ch 88_ Hutan Sanmenxia
90
Ch 89_ Jawaban yang Tepat
91
Ch 90_ Perjanjian dengan Iblis
92
Ch 91_ Gundukan Batu
93
Ch 92_ Melewati Lorong Waktu
94
Ch 93_ Sambutan Istimewa
95
Ch 94_ Ahli dalam Membungkam
96
Ch 95_ Pemanggil Iblis
97
Ch 96_ Senyum Ketua Besar Kin
98
Ch 97_ Pemimpin yang Cemerlang
99
Ch 98_ Lolongan Pemanggil Iblis
100
Ch 99_ Murid Keras Kepala
101
Ch 100_ Guru Keras Kepala
102
Ch 101_ Kematian yang Tidak Diinginkan Lagi
103
Ch 102_ Perasaan yang Tidak Terdefinisikan
104
Ch 103_ Pengakuan Zhang Xiuhan
105
Ch 104_ Obat Paling Mujarab
106
Ch 105_ Kebahagiaan Hakiki
107
Ch 106_ EPISODE TERAKHIR!!!
108
TERBIT NOVEL BARU "Pendekar Benua Timur"
109
TERBIT NOVEL SERU
110
Info Super Penting

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!