"Apa yang Paman lakukan? Ayo kita lari cepat sebelum mereka masuk dan menangkapku. Aku tahu ujung dari goa ini," ucap Zhillin dengan wajah panik melihat Zhang Xiuhan yang tidak lekas beranjak dari tempatnya.
Gadis itu akhirnya kembali lagi menghampiri Zhang Xiuhan yang berada dua meter di belakangnya.
Zhang Xiuhan tidak menyahut. Ia tampak mengulangi sebuah gerakan dan kembali komat-kamit mengucapkan sesuatu. Sebuah mantra.
"Ayolah Paman Li Jie. Langkah mereka sudah semakin dekat. Mereka akan memaksaku meminum ramuan setan itu lagi jika sampai tertangkap."
Zhillin menarik tangan Zhang Xiuhan dan membuat lelaki itu turut berlari mengikutinya. Tapi tentu saja Zhang Xiuhan tidak memiliki cukup tenaga untuk berlari sekencang dirinya.
"Tidak bisa. Mengapa aku tidak bisa?" kata Zhang Xiuhan dengan punggung membungkuk dan kedua tangan yang bertumpu pada lutut. Napasnya terdengar sangat cepat dan pendek.
"Ada apa Paman? Apa yang tidak bisa Paman lakukan? Apa Paman tidak kuat lagi berlari?" tanya Zhillin dalam satu tarikan napas, tanpa jeda.
"Aku hendak menggunakan jurus Pintasan Dewa agar bisa kembali ke tempat di mana seharusnya aku berada. Tapi tidak bisa."
"Itu mereka," teriak seorang lelaki yang muncul bersama beberapa orang lainnya.
Dari simbol tiga garis lengkung yang ada di ikat kepala mereka, Zhillin tahu jika mereka adalah anggota organisasi Fengbao.
Tersisa hanya sekitar tujuh meter jarak orang-orang keji itu dengan Zhillin dan Zhang Xiuhan.
Maka, lagi-lagi Zhillin menarik tangan Zhang Xiuhan dan kembali berlari. Ketika itu, Zhillin sangat mencemaskan sang paman, jauh melebihi kekhawatirannya pada nyawanya sendiri.
Ia yakin kalau orang-orang Fengbao tidak akan membiarkan Zhang Xiuhan hidup jika mereka sampai tertangkap.
Orang-orang Fengbao selalu membunuh siapa saja yang berusaha untuk menolong gadis tersebut. Oleh karena itu, warga desa kemudian menjadi tutup mata dan telinga ketika para anggota Fengbao bertindak sangat kejam kepada Zhillin.
Saat Zhillin menangis atau menjerit meminta pertolongan, para warga hanya berani mengunpat dalam batin atas kesewenang-wenangan anggota Fengbao.
"Seandainya langit-langit goa ini bisa runtuh dan menimpa mereka sampai mati. Atau setidaknya menutup jalan untuk mereka sehingga tidak lagi bisa mengejar kita," kata Zhillin dengan suara terputus-putus karena napasnya yang berburu.
"Kau benar,” tak ada waktu bagi Zhang Xiuhan untuk mempertanyakan jurus Pintasan Dewanya yang tidak berhasil digunakan. Ada hal yang lebih mendesak untuk saat itu, yaitu menyingkirkan kelompok Fengbao yang sedang mengincar gadis bernama Zhillin.
Zhang Xiuhan pun mulai melakukan sesuatu kepada tembok-tembok goa. Sebuah gerakan cepat yang tak sempat tertangkap oleh mata Zhillin tengah dilakukan oleh Zhang Xiuhan.
Brrreeek. . . !
Langit-langit goa runtuh. Orang-orang organisasi Fengbao yang tidak sempat melarikan diri, mengaduh tertimpa batu. Sementara beberapa yang lain terdengar mengumpat keras karena akses mereka tertutup sepenuhnya oleh bongkahan batu besar. Zhang Xiuhan tersenyum lebar, setidaknya, hal tersebut akan membuat para pengejar itu sibuk atau bahkan kembali pulang untuk menyelamatkan kawan mereka yang terluka.
Zhillin merasa takjub atas kekuatan Zhang Xiuhan yang di luar dugaannya, ia kemudian tersenyum lebar dan bertepuk tangan.
"Itu sungguh luar biasa Paman," ucap Zhillin masih dengan mata berbinar-binar senang.
"Bisakah kau membantuku untuk sampai di ujung goa? Energiku masih belum stabil. Apalagi setelah aku menggunakan tenaga dalamku," sebenarnya Zhang Xiuhan masih memiliki cukup energy untuk berjalan, atau bahkan berlari. Hanya saja, naluri laki-lakinya tak bisa membendung sebuah keinginan yang kuat berkaitan dengan gadis kecil yang membersamainya itu. Zhang Xiuhan merasa ada yang aneh dengan gadis tersebut, selain wajah gadis itu sangat mirip dengan guru Zhillin, Zhang Xiuhan juga merasakan sensasi yang sama menyenangkannya ketika melihat gadis tersebut, sama persis ketika ia bersama guru Zhillin.
Zhillin yang semula begitu berseri-seri wajahnya, kini terlihat panik kembali karena mengira jika lelaki di hadapannya itu benar-benar dalam keadaan tak mampu berdiri.
Gadis itu pun bergegas memapah Zhang Xiuhan dan membantunya untuk tetap berjalan. Dalam setiap langkahnya Zhillin berdoa agar Zhang Xiuhan baik-baik saja dan tetap sadarkan diri. Sementara itu, Zhang Xiuhan ternyata sedang menikmati kekhawatiran gadis manis yang memapahnya.
***
Ketika malam mulai tiba, Zhillin dan Zhang Xiuhan telah sampai di ujung goa yang sangat panjang dan mirip dengan terowongan itu.
Zhillin yang sepanjang perjalanan terus mengoceh dan bertanya untuk menjaga kesadaran Zhang Xiuhan, lantas menyandarkan tubuh lelaki itu pada sebuah pohon besar.
"Tunggu sebentar Paman. Aku akan membuatkan tempat tidur untukmu," ujar Zhillin setelah menegukkan ramuan yang telah ia racik tadi ke mulut Zhang Xiuhan.
Gadis itu kembali berlari entah kemana. Lalu tidak lama berselang, ia kembali membawa rumput ilalang. Kemudian, berlari lagi. Dan kembali lagi membawa sebongkok ilalang lainnya. Terus begitu hingga beberapa kali.
"Nah, sudah selesai. Maafkan aku karena tidak bisa membuat tempat tidur yang nyaman untuk Paman. Tapi, ini juga tidak terlalu buruk."
Zhillin membantu Zhang Xiuhan merebahkan badannya di atas kasur rumput yang ia buat. Sementara untuknya, gadis itu tidur bersandar pada pohon.
Zhillin sengaja tidak merebahkan badannya agar tidurnya tidak nyenyak. Sehingga ia bisa senantiasa memantau Keadaan Zhang Xiuhan.
"Selamat malam, Paman Li Jie. Semoga Paman memimpikanku," ujar Zhillin tersenyum, lantas memejamkan mata.
Sementara itu, Zhang Xiuhan justru kini membuka matanya. Ia duduk dan mengamati gadis yang ingin menjaganya meski dalam keadaan tidur itu.
Gadis itu, meski bisa dibilang manis, ia terlihat sangat kacau. Ada banyak luka memar juga bercak darah yang telah mengering di beberapa bagian tubuhnya.
Zhang Xiuhan kemudian merebahkan Zhillin di atas kasur rumput tempatnya tadi berbaring.
"Apa kau adalah guru Zhillin-ku?" tanya Zhang Xiuhan dalam batin saja, takut mengusik tidur gadis di hadapannya.
Zhang Xiuhan sebenarnya masih belum yakin sepenuhnya bahwa gadis di depannya itu memang Zhillin yang ia kenal.
Meski wajah dan cara berbicara keduanya sangat mirip, bahkan sama persis, Zhillin yang sekarang memiringkan badannya ke arah Zhang Xiuhan itu terlihat lebih muda dan sepertinya tidak memiliki kekuatan sehebat guru Zhillin yang ia kenal.
"Jika kau memang guru Zhillin, berarti aku sekarang berada di masa yang bukan masaku. Atau, apakah ini masa laluku? Atau, ah, bagaimana penjelasan dari semua ketidaknormalan ini?"
Zhang Xiuhan berpikir keras. Ia mengingat-ingat apa yang terjadi padanya di saat sebelum dirinya terlempar ke tempat tersebut.
Lantas Zhang Xiuhan teringat pada batu delima yang jatuh ke pangkuannya, yang dilemparkan Sun Jihai saat perang. Tapi batu itu telah lenyap karena memang merupakan pusaka satu kali pakai.
"Apakah ini yang dimaksud Sun Jihai bahwa hanya aku yang bisa menyampaikan maaf kepada keluarga dan gurunya?" begitulah benak Zhang Xiuhan berbicara menerka-nerka.
Zhang Xiuhan kemudian mengerti mengapa jurus Pintasan Dewa yang seharusnya mampu membuat orang yang menggunakannya berteleportasi ke tempat lain dalam waktu singkat, tidak bekerja di tempat itu.
Ada perbedaan waktu yang sangat lama. Bukan hanya setahun, dua tahun, atau puluhan tahun, melainkan hingga ribuan tahun.
"Jadi, kau benar-benar guru Zhillin-ku?" ujar Zhang Xiuhan lagi saat teringat bahwa sang guru memanggil kekasih di masa lalunya dengan sebutan Paman Li Jie. Persis dengan cara gadis yang terlelap nyenyak itu memanggil dirinya.
Perasaan lelaki itu menjadi bercampur aduk. Ia tidak tahu harus bersedih atau bergembira. Yang jelas, ia merasa iba pada gadis benrantakan yang kini tengah terlelap itu.
"Maafkan aku karena tak pernah tahu jika masa lalumu ternyata sesulit ini. Apa yang bisa kulakukan untuk membuat keadaanmu menjadi lebih baik?" Zhang Xiuhan memejamkan matanya beberapa saat, ada sebuah rasa ngilu yang mengganggu ketika matanya tak sengaja melihat bekas-bekas luka yang bertebaran di tubuh gadis itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Kancellotti Unholy Mbachoter
aku jg Tak Tau zhaNg, ini Ms LaLu atau Masa kini, soaLnya aku jg Bru membaCa noveL ini zhaNg :)
2022-01-28
1
zamal78901
teruuuuss kan Thor⚡🔨
2021-12-22
1
Zidan Alfarisy
keren thor klo di ppn kan zhilin malah sama mc dikasih ramuan ,jadi mati trs gua ga baca lagi disitu karna udh malas ,masa darj awal chap dia ama si zhilin di tega² ngasih ramuan ke si zilin ,emg di posisi lagi di kejar² dan ketangkap gangaerti lagi gua itu langsng gua skip ekwk
2021-10-25
1