Chapter 2

"Bangun, Je," kata Clarissa sambil menggoyang-goyangkan tubuh anaknya yang sedang tertidur.

"Apaan sih, Ma?" tanya Jea dengan suara serak khas orang baru bangun tidur. Matanya masih tertutup rapat.

"Bangun!" pinta Clarissa sambil membuka gorden berwarna hijau yang berada di kamar Jea, membuat gadis itu menutup wajahnya dengan bantal.

"Jea! Bangun! Masa cewek tidur kayak kebo?" ejek Clarissa.

"Jugaan sekarang liburan, Jea bisa tidur sampai siang," kata Jea.

"Kamu lupa, kalau sekarang kamu bakal ke rumah Tante Sarah?" tanya Clarissa membuat Jea membuka kedua matanya.

"Ma, please deh, aku nggak mau dijodohin," kata Jea sambil terbangun.

"Nggak ada protes, kalau kamu nggak mau, Mama bakal kirim kamu ke rumah nenek," ancam Clarissa membuat Jea terdiam.

"Iya deh," Jea bangkit, lalu bergegas masuk ke dalam kamar mandi.

Beberapa menit kemudian, Jea keluar dari kamar mandi dan langsung memilih pakaian yang akan ia kenakan.

Ia memutuskan memakai baju kaos polos berwarna hitam yang dipadupadakan dengan celana pendek dan kemeja kotak-kotak berwarna merah yang diikat dipinggang gadis itu.

Gadis itu pun mengikat asal rambutnya. Ia berjalan menuju lemari dan mengambil koper berwarna hitam, lalu memasukkan asal pakaiannya.

"Ini kaos perlu, ini celana perlu, ini perlu, ini perlu," Jea bergumam pelan sambil melempar baju-bajunya kekoper hitam miliknya.

"Ah, kayaknya udah cukup nih," gumam Jea sambil menutup lemari lalu menarik kopernya keluar kamar.

"Jea! Udah siap?" tanya Clarissa.

"Udah, Ma," kata Jea sambil menuruni tangga.

"Ini alamatnya, Mama nggak ikut," kata Clarissa sambil mengambil secarik kertas yang berisi alamat rumah seseorang.

"Iya," Jea mulai berjalan namun beberapa detik dia kembali berbalik.

"Apa? Mau salim?" tanya Clarissa.

"Nggak, aku mau minta uang," kata Jea.

"Yee ..., anak jaman sekarang itu ya!" Clarissa mengeluarkan amplop berwarna coklat dan memberikan kepada Jea.

"Ya udah, Jea pergi dulu!" Jea keluar dan menyetop taksi yang lewat di depan rumahnya.

"Pak, saya mau pergi ke ... kemana ya? Nggak tau deh, pokoknya ini alamatnya," Jea memberikan secarik kertas putih lalu masuk ke dalam taksi.

Di dalamnya taksi, Jea mendengarkan lagu menggunakan headseth yang menyambung keponselnya. Ia pun mulai menutup matanya perlahan-lahan.

◇◇◇◇◇

"Louis, bangun woy! Udah pagi! Molor ae kerjaannya," kata Caca sambil menendang-nendang kaki Louis yang sedang tidur di lantai.

"Lo tuh aneh ya, masa udah ada kasur, malah tidur di lantai," gumam Caca.

"Hoam ...," Louis merentangkan tangannya lalu kembali menutup matanya.

"Bangun! Kalau bukan nyokap lo yang nyuruh, gue ogah banget bangunin lo!" kata Caca sambil menendang kaki Louis tetapi lelaki itu sama sekali tidak terbangun, membuat gadis itu kesal.

Caca berjalan masuk ke kamar mandi yang berada di kamar Louis. Ia mengambil air menggunakan gayung lalu menyiram Louis, membuat lelaki itu seketika terbangun.

"Kenapa lo nyiram gue?" tanya Louis tak terima.

"Abis lo susah banget dibangunin," kata Caca tak merasa bersalah sedikit pun.

"Ganggu orang tidur aja," cibir Louis sambil berjalan menuju kamar mandi.

Sedangkan dilain tempat, seorang gadis turun dari taksi. Ia terlihat seperti orang bingung, sampai akhirnya ia memutuskan untuk masuk ke rumah bercat putih.

"Hallo! Ada orang?" tanya Jea sambil celingak-celinguk.

"Ada apa?" tanya seorang pria tampan yang sedang mencuci mobil.

"Ini rumahnya Tante Sarah kan?" tanya Jea memastikan.

"Iya," jawab Louis sambil menoleh ke arah Jea.

"Kenalin, gue Jea," kata Jea sambil mengulurkan tangan.

"Gue Bastian," kata lelaki yang bernama Bastian itu, lalu menyambut uluran tangan Jea.

"Tante Sarah mana ya?" tanya Jea.

"Nyokap gue lagi keluar kota," kata Bastian.

"Oh, ngomong-ngomong, lo yang mau dijodohin sama gue?" tanya Jea.

"Nggak, yang mau dijodohin sama lo itu adek gue," jelas Bastian.

"Oh."

"Ya udah, lo masuk aja!" kata Bastian, Jea pun berjalan menuju pintu masuk.

Jea membuka pelan pintu berwarna coklat itu. Ia duduk disofa yang ada di sana.

"Hai!" sapa Caca sambil duduk di samping Jea. Jea hanya menjawabnya dengan senyum pelan.

"Lo yang mau dijodohin sama Louis itu kan?" tanya Caca.

"Mungkin," jawab Jea singkat.

"Nama gue Caca, lo siapa?" tanya Caca.

"Jea," jawab Jea.

"Louis!" panggil Caca saat melihat Louis.

"Apa?" tanya Louis sambil mendekati Caca.

"Louis ini Jea, dan Jea, ini Louis," kata Caca membuat kedua orang itu saling tatap-tatapan.

"Ca, kita jadi pergi kan?" tanya Louis yang dijawab anggukkan oleh Caca.

"Kita pergi dulu ya, Jea," kata Caca. Louis merangkul pundak Caca, lalu mereka pun pergi.

"Mereka pacaran?" gumam Jea pelan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!