Cinta Yang Terpendam Sekaligus Luka Yang Terpendam

Jasmine mengakhiri Shalat Maghrib nya yang penuh khusyu, menandai senja telah berlalu berganti dengan pekatnya malam.

Matanya kembali terpejam dengan alunan dzikir yang mengelupas puing-puing kepedihan jiwanya.

Tok! Tok! Tok!

"Jasmine! Jasmine!" teriak Riko, pintu kamar digedor nya dengan terus-menerus, keras sekali suaranya membuat gaduh dan memekakkan telinga seluruh penghuni rumah.

"Riko! Apa-apaan ini?" bentak Pak Burhan, ayahnya Riko.

"Kamu mabuk, Riko? " tanya Bu Salma, ibunya Riko.

"Jasmine! Jasmine!" Riko masih saja berteriak sambil menggedor pintu kamarnya.

"Iya Mas, sebentar!" sahut Jasmine.

Alangkah terkejutnya Jasmine ketika membukakan pintu karena Riko pulang dalam keadaan mabuk, tubuhnya sempoyongan masuk ke kamar. Sedangkan Jasmine melihat mertuanya berada didekat pintu kamarnya.

"Ibu, Ayah!" Sapa Jasmine, mencairkan suasana.

"Jasmine, Ikut Ibu sekarang juga!" gertak Bu Salma.

"Ada apa ya Bu?" tanya Jasmine.

"Pokoknya ikut saja, Ayah dan Ibu tunggu kamu diruang keluarga!" tukas Bu Salma.

"B-baik, Bu!" Jasmine menurut.

Jasmine segera mengikuti langkah kedua mertuanya dengan hati yang masih bergetar, namun berusaha ia netral kan. Mencoba tenang dikala jantungnya berdegup kencang ketika duduk berhadapan dengan orang tua suaminya.

Sejenak suasana hening, Jasmine yang dari tadi banjir keringat dingin, menghirup nafas panjang, berharap pembicaraannya dengan mertuanya ini tidak akan melahirkan masalah baru.

"Jasmine, tak usah tegang begitu, duduklah disini!" ajak Bu Salma.

Bahasa Bu Salma yang sopan, membuat Jasmine lebih bisa mengendalikan perasaannya yang berkali-kali kehilangan penyangganya.

"I- iya, Bu!" Jasmine menurut walaupun sedikit gugup.

"Jasmine kamu itu disini sudah menjadi bagian keluarga kami! Sebetulnya ada apa dengan Riko? Dia sudah lama meninggalkan kebiasaan mabuknya, tetapi tadi kok dia. bisa mabuk-mabukan seperti itu?" Ungkap Bu Salma.

Jasmine benar-benar kebingungan, kehilangan seluruh kepercayaan dirinya.

"Jasmine? Kamu mendengar kata-kata Ibu kan?" sambung Bu Salma.

"I-Iya Bu, tetapi Jasmine tidak tahu bu, kenapa tiba-tiba Mas Riko mabuk-mabukan begitu tadi? Bolehkah Jasmine tanyakan dulu baik-baik kepada Mas Riko, tetapi nanti bila ia sudah sadar dari mabuknya! " Jawab Jasmine.

Jasmine sedikit bernafas lega setelah bisa menjawab pertanyaan Bu Salma.

"Benar Kau tidak tahu dengan yang terjadi dengan Riko?" Pak Burhan ikut bertanya, penuh selidik.

"Rumah tanggamu, tidak ada masalah kan?" lanjutnya.

"Tidak ada apa-apa Ayah, Ibu! Kami baik-baik saja, kok! " sanggah Jasmine.

"Baiklah, kalau memang kalian tidak ada apa-apa, mungkin kalian perlu beradaptasi untuk memulai kehidupan baru, jadi nanti rumah kami yang satu lagi akan menjadi rumah kalian! Iya kan yah?"

"Iya, supaya Riko dan Jasmine juga bisa sekalian berbulan madu!" tukas Ayah.

hati Jasmine bagai disambar halilintar, ketika mertuanya menyebut kata "Bulan Madu".Hal yang gak mungkin terjadi antara Riko dan dirinya adalah hubungan fisik.

"Bagaimana mungkin Riko mau tinggal sama dia satu rumah tanpa orang tuanya? Dan Bagaimana mungkin Riko setuju dengan ide orang tua nya untuk berbulan madu?" bisik batinnya.

"Jasmine?" panggil Bu Salma, membuyarkan semua lamunannya.

"Iya Bu, nanti saya sampaikan pada Mas Riko, keputusan semuanya ada di Mas Riko!" Jasmine sigap menjawab, tanpa meninggalkan kecurigaan mertuanya.

"Baiklah, nanti soal Riko biar ibu yang bicara padanya!"

"J-jangan, Bu! Aku kan istrinya, jadi biar aku saja ya yang bicara baik-baik pada Mas Riko!"

"Kenapa kau Jasmine seperti ada yang kau rahasiakan dari kami?" Sindir Pak Burhan.

"Tidak ayah, maksud Jasmine hanya ingin mendekatkan diri pada suami Jasmine sendiri, bicara dari hati ke hati, tentu akan lebih nyaman nantinya! " Jasmine berkelit.

"Oh begitu!"

"Ayah, mereka kan sudah dewasa, jadi biarkan Jasmine yang urus semuanya, Oke! " Bu Salma berusaha meyakinkan suaminya.

Jasmine berpamitan kepada mertuanya, dan bergegas ke kamarnya. Sebenarnya Jasmine khawatir juga dengan keadaan suaminya yang pulang dalam keadaan mabuk.

Pemandangan yang tak biasa kini terlihat di kamarnya, seorang lelaki yang tiga hari yang lalu telah menghalalkannya dan selama berbulan-bulan menunggunya untuk menjadi suaminya kini hidupnya terkatung-katung, menderita menahan perih batinnya.

Riko memang tidak menceraikan Jasmine karena aibnya ia ungkap tepat di malam setelah ijab kabul. Tetapi Dia telah memisahkan dirinya dengan Jasmine sejak mendengar kejujuran pahit itu dari mulut Jasmine.

"Mas!" bisik nya.

Jasmine terisak, batinnya tersiksa melihat suami yang dicintainya kini menjadi rapuh dan lemah gara-gara dirinya yang telah mengecewakannya.

"Mas! Maafin Aku, tolonglah buka hati Mas untuk Aku!" Jasmine merintih sambil mengelus rambut Riko yang tengah tertidur pulas, walaupun bau alkohol masih menyengat dari mulutnya.

Jasmine terus saja terisak, kali ini tangisannya semakin deras, karena tak sanggup melihat orang yang dicintainya, seperti tidak semangat lagi untuk hidup.

"Ya Tuhan!" desis Jasmine.

Jasmine menyelimuti tubuh Riko suaminya, mencoba membalikan badan suaminya dengan susah payah yang tertidur tengkurap.

"Mas, Aku mencintaimu!" ucap Jasmine, lirih.

Seandainya Riko tidak sedang mabuk dan tertidur pulas, tidak mungkin dia mau diperlakukan seperti itu oleh Jasmine, yang ada malah akan menghina dan memaki istrinya habis-habisan.

***

"Suara klakson mobil siapa itu sih, rese banget jadi orang!" ketus Citra yang mendengar suara klakson terus bersautan dibelakang mobilnya.

"Hey, lu berisik tahu, lu jalan duluan sono biar gue yang nyetir mobil dibelakang mobil lu! " teriak Citra.

sambil membukakan kaca jendela mobilnya bermaksud mempersilahkan pada orang yang nyetir mobil dibelakangnya untuk mendahuluinya, karena sejak tadi seperti ingin mendahului mobilnya.

"Silahkan duluan!" keluh Citra.

"Wah! Ngajak ribut ini orang!" Emosi Citra meninggi, ketika mobil yang dibelakangnya terus saja membunyikan klakson tapi tidak mau mendahului mobilnya.

Citra memarkirkan mobilnya ke pinggir dan turun dari mobil.

"lu mau ngajak ribut sama gua? Buka kaca jendelanya!" teriak Citra.

"lu itu bener-bener ..!"

"Apa Nona Citra? Aku ini apa?" Riko membuka kaca jendela mobilnya dan memotong kata-kata Citra.

Citra kaget karena bisa bertemu kembali dengan Riko kekasih pujaannya namun sayang telah meninggalkannya demi wanita lain, yang tidak lain adalah Jasmine.

"Mas Riko? Ini bener Mas Riko?" tanya Citra.

Binar wajah Citra yang tadinya marah menjadi bahagia penuh Cinta. Ya Cinta yang terpendam, sekaligus luka yang terpendam.

"Ah sialan! Kupikir siapa, tadi aku jadi bentak-bentak kamu." tandas Citra.

"Sekarang biar aku yang menyetir mobilmu yang Citra? Mobilku biar nanti aku suruh sopirku untuk membawanya ke kantor! " tukas Riko.

"Tapi, Mas?"

"Sudahlah, jangan banyak bicara lagi, satu tahun tidak bertemu, kau tetap saja menjadi perempuan yang cerewet, ingat umur dong, sekarang kan sudah nenek-nenek!" ledek Riko.

"Ye! Enak saja, Aku masih muda tahu, bukan nenek-nenek!" sanggah Citra.

Riko mengendarai mobil Citra, keduanya pergi entah kemana. Citra sesekali mencubit kulitnya, memastikan dirinya tidak sedang bermimpi telah bertemu kembali dengan Riko cinta pertamanya.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!