MALAM PERTAMA YANG TERNODA
"Kurang ajar!" teriak suami Jasmine.
Plak!
Tamparan keras dilayangkannya pada pipi istrinya sendiri. Kali ini Riko benar-benar dipenuhi emosi ketika Jasmine mengutarakan hal yang tak bisa dipercaya menurut akal sehatnya.
Jasmine yang sudah menodai malam pertamanya, membuat Riko yang awalnya adalah pria yang sangat penyayang berubah menjadi monster yang menakutkan.
"Mas, maafkan aku bila aku kini sudah ternoda, lelaki itu telah mendahului mu! "
Jasmine merintih, isak tangisnya tak dapat ia tahan, ketika harus jujur di malam pertama yang harusnya menjadi awal kebahagiaan sepasang suami istri.
Diingatnya kembali semua kejujuran dari bibir manis wanita yang kini telah sah menjadi istrinya. Manis bibir Jasmine tapi tak semanis pengakuannya.
"Kamu itu munafik kelas teri!" hina Riko.
"Kamu itu menutup tubuhmu dengan hijab dan menjadi guru mengaji hanya untuk mengelabui orang-orang dan menutup kebusukan mu!"
Dengan penuh amarah, kata-kata itu ia lontarkan pada Jasmine yang hanya bisa pasrah dengan semua caci maki suaminya.
Bagaikan buah simalakama, Jasmine jujur tentang dirinya malah menjadikan suaminya berperangai tidak baik, bahkan bisa disebut manusia sadis.
Di malam pertama yang terkutuk itu, Jasmine dipaksa memilih untuk meneruskan pernikahannya dengan memotong jari manisnya sendiri, atau keluar dari rumah megah suaminya dengan cacian dan makian seluruh keluarga besar Riko.
Jari manis Jasmine yang telah Riko pakaikan cincin pernikahan lah yang harus menjadi korbannya.
Isak tangis yang menderu dan jeritan yang kuat di batin Jasmine saat memutus jarinya sendiri didepan suaminya. Tak dihiraukan Riko, karena menurutnya sakit hati yang merasa tertipu oleh keluguan Jasmine telah menghunus lebih dahulu bagaikan pedang yang mencabik perasaan Riko.
Darah yang bercecer di antara permadani cantik yang terhias dikamar sepasang pengantin itu menjadi saksi kebengisan pertama suami Jasmine.
"Mas, maafkan aku!"
"Mas, ampuni aku!"
"Siapa Jasmine yang telah mendahului aku? Harusnya kau ceritakan semuanya sebelum kita menikah? Atau kau termasuk wanita yang gila harta dan kekayaan? Sehingga kau sangat tamak dan ingin menjadi istri ku demi hartaku?"
ucap Riko, nada suaranya meninggi.
"Mas, ampuni aku!" Jasmine merintih dan bersujud di kaki suaminya.
"Jasmine, jawab aku! Siapa laki-laki itu?"
Pertanyaan beruntun terus dilontarkan Riko yang tiada jua mendapat jawaban dari istrinya.
"Dasar wanita tak tahu diri!"
Buk!
Tubuh Jasmine diterjang kaki Riko, hingga terpental ke arah dekat meja rias yang tak jauh letaknya dari ranjang pengantin.
Riko menghampiri tubuh Jasmine yang hampir tengkurap karena terjangan kakinya tadi. Kali ini tangannya menjambak rambut yang tertutup jilbab pengantin yang masih dihiasi bunga melati.
Wajah Jasmine otomatis mendongak ke arah wajah suaminya.
"Kau telah membohongiku, sekarang jari manis yang telah ku pasangi cincin ini, harus kau potong sendiri!" teriaknya.
"Jika kau ingin meneruskan pernikahan ini? lakukan itu sekarang juga didepan mataku!"
Wajah merah padam Riko segera membawa pisau pengantin yang tergelatak di meja rias. Pisau itu harusnya digunakan untuk makan bersama sepasang pengantin yang menikmati malam pertama.Tetapi, kali ini Jasmine akan menggunakannya untuk memotong jari manisnya, sebagaimana yang diperintahkan oleh Riko, sebagai penebus dosa.
"Karena kau dari tadi tidak mau menjawab siapa yang telah menodai mu sebelum aku, sekarang kau pilih saja, menerima sebagai menantu di rumah ini dengan syarat memotong jari manis mu, atau keluar sekarang juga dari rumah ini dengan tidak hormat dan aib mu akan tersebar kemana-mana!" Papar Riko.
"Ingat Jasmine, orang tuamu memiliki riwayat penyakit jantung, bisa saja ibumu langsung mati ketika mendengar kau diusir dari sini!"
Bentakan, hinaan, cacian dan makian terus meluncur dari mulut Riko yang telah dikuasai emosi karena kejujuran Jasmine.
Pria itu kini membabi buta, karena hasrat ingin mencumbui pengantin wanitanya telah sirna berganti dengan rasa jijik.
"Pilih Jasmine, jangan diam saja!" teriak Riko.
"Baiklah Mas, aku akan memotong jari manis ku ini didepan mu sekarang juga. Berjanjilah untuk menutup aib ku selalu dan jangan sampai orang tua ku malu karena hal ini! " pinta Jasmine.
"Ok, aku setuju!" tegas Riko.
Tubuh lemah Jasmine yang telah diterjang kaki Riko, sedikit demi sedikit bangun dan berdirilah wanita itu dengan rasa pilu yang tiada terperi.
Diambil nya pisau yang tadi diberikan suaminya dan dipegangnya erat-erat. Ia. mulai melingkari jari manisnya dengan benang berkali-kali. Setelah cukup kuat tangannya dilingkari benang, kini pisau yang tajam itu diarahkan ke jari manisnya.
Jasmine mulai memejamkan matanya, wajahnya tertunduk, melepaskan semua rasa takut yang pasti kesakitan luar biasa akan ia rasakan dimenit berikutnya.
Darah berceceran, jari manis itu telah putus, Jasmine tak mampu berteriak karena takut. keluarga yang lain akan mendengar teriakannya.
Dinding kamar yang tinggi, ranjang yang dihiasi bunga-bunga melati serta semua yang ada di kamarnya lah yang menjadi saksi pahit getir jiwa seorang Jasmine.
Isak tangis Jasmine, sama sekali tak dihiraukan Riko.
***
"Tidak!" teriak Riko.
Rupanya ia telah bangun dari mimpinya, mimpi yang selalu mengganggunya semenjak kejadian nahas itu.
Kejujuran Jasmine dimalam pertama sungguh telah merobek hati Riko dan mengiris perasaannya.
Tubuh Riko yang setengah duduk di ranjang, memperhatikan semua sisi kamar yang sekarang telah bersih dari bunga-bunga melati.
"Sial! Mimpi itu selalu mengganggu ku! "
"Jasmine! Jasmine!" teriak Riko.
"Iya Mas!" jawab Jasmine, yang berlari ke arah suara yang memanggilnya.
"Ada apa?" tanyanya.
"Siapkan air hangat, saya mau mandi!
"Baik, Mas!" Jasmine menurut.
Lelaki anak sulung dari pasangan keluarga terpandang di seluruh desa itu, beranjak dari ranjang, menuju ke kamar mandi.
"Jasmine, mana airnya?" tanya Riko sedikit berteriak.
Entahlah, semenjak malam itu Riko menjadi orang yang senang berteriak bila berbicara pada Jasmine istrinya sendiri.
"Sebentar, Mas!" jawab Jasmine.
"Lama sekali kerjamu, apa sih yang bisa kamu lakukan? kerjamu sangat lelet! " ejek Riko.
"Ini Mas, air hangatnya sudah siap!" tukas. Jasmine.
Bruk!
Tiba-tiba, air panas yang hendak ia masukan ke tempat mandi suaminya, tumpah, karena jari manisnya yang masih diperban tiba-tiba sakit lagi.
"Dasar wanita kampung, tidak becus mengurus suamimu sendiri! Kerja begitu saja kau tidak bisa!" hina Riko.
Riko yang telah siap untuk mandi pun keluar kamar memanggil pembantunya.
"Mbok! Mbok!" teriaknya.
"Iya Den!" jawab Mbok Ijah, salah satu pembantunya.
"Tolong panggilkan tukang servis keran air hangat. Kerannya dikamar mandi ku, sudah dua hari tidak berfungsi. Aku mau mandi jadi harus memanaskan air dulu!" jelas Riko.
"Baik, Den!" jawab Mbok Ijah.
"Kau kenapa berdiri terus di sana, Jasmine!" gertak Riko.
"Siapkan kopi dan sarapan untukku!" titah Riko.
"B-Baik,Mas!"
Suara Jasmine terbata-bata karena ia masih terisak telah gagal menyiapkan air hangat untuk suaminya, gara-gara jari manisnya yang terasa perih kembali.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Aroy Mey
kata kata temen ku dia di o"o
2024-02-20
0
💖Chia~Q®F💖
kejam amat
2021-08-09
0
Darmah Darmah
harus gitu jari manis di potong 😭😭😭😭
2021-05-17
0