♡♡♡♡
.
.
.
Hari semakin gelap saat keduanya masih berada di dalam mobil menuju perjalanan pulang.
"kau tak kelelahan haru ini?"
"tidak aku sudah terbiasa" jelas erland.
"bagaimana dengan pekerjaanmu"
"seperti biasa berjalan baik"
"hmmmm"
Gianna tampak salut kepada Erland pasalnya dia masih muda namun sudah berhasil merajai berbagai bidang bisnis namun faktanya Anna belum tahu dimana Erland bekerja, karna memang keduanya berteman baru-baru ini.
"bagaimana dengan karirmu?"
"lancarrr"
Sepanjang perjalanan mereka lebih banyak diam, focus pada kegiatan masing-masing padahal ini bukan kali pertama mereka satu mobil namun mereka masih suka canggung di buatnya.
mobil yang mereka tumpangi sedang berhenti pada pesimpangan lampu merah, tak kala Erland ingat pada satu hal, dia segera merogoh kantongnya dan menemukan benda yang dia cari.
"ini untukmu" Erland memberikan satu bungkus permen yang di berikan oleh Tania sore tadi, Tania bilang Anna menyukai permen maka dari itu Tania memberika bungkus permen kepada Erland untuk di berikan kepada Anna.
"apa ini, permen strowberry? kamu mendapatkan dari mana?" ucap Anna menerima pemberian itu. faktanya sejak kecil Anna memang menyukai permen rasa strowberry.
"Dari Tania, dia menyuruhku memberikan padamu"
"benarkah, Ya tuhan manis sekali anak itu."
"kau menyukainya?"
"yaa, dia Anak yang baik dan pintar"
"Aku tau"
Tak terasa waktu berjalan begitu cepet seiring berputarnya roda mobil, kini mereka sudah berada di halaman depan Appartement.
"aku antar" Tawar Erland saat hendak membuka pintu.
"gak usahh sampai sini aja, makasi ya udah di anteri pulang, aku ga enak soalnya ini udah malem kamu juga harus pulang cepat bukan?" elak Anna sebenarnya dia hanya takut nantinya akan menjadi kesalah pahaman lagi untuk kesekian kali.
"ohh okee"
"iya" jawab ana sembari membuka handle pintu.
" hmm Anna".
"yaa??" menoleh ke sumper suara.
"eemmm, terimakasi untuk hari ini"
"heheh tidak perlu sungkan.. aku yang seharusnya terimakasi." Jawab Anna merasa kikuk.
Akhrinya Anna telah berada di luar mobil dan berdiri di samping guna melepas kepergian Erland, melihat perlahan mobil melaju Anna spontan melambaikan tangan kepada sang pemilih mobil. tanpa menunggu lama Anna membalikan badan dan melangkah menuju kedalam.
♡♡♡♡
setelah selesai memberisihkan badan, Anna menuju ke atas ranjangnya dan mengambil ponsel yang berada di nakas. Dia melihat satu notifikasi yang masuk dari nomor yang tak di kenal.
"kau meninggal kan lipstik milikmu" tulisnya.
"hah nomor siapa ini?" guma Anna
"maaf ini siapa ya?"
"Erland Hernandez" balas pesan itu. Saat menbacanya Anna merasa kaget hingga menutup tangannya keatah mulut.
"oh God, bagaimana bisa dia mendapatkan nomorku" guma Anna. Namun dia enggan memikirkan itu.
"Oh maaf Erland aku tidak tahu, tolong kau simpan saja, nanti kalau ada waktu akan aku ambil." hanya terlihat centang biru, namun Anna menunggu persekian menit tidak mendapatkan jawaban.
Anna pun tak mau ambil pusing dia segera keluar dari kamarnya menuju ke mini dapur mengambil segelas Air putih dan menenggaknya.
"banyak yang menggosipkan lu." suara ambar menggema dari arah samping yang membuat Anna perlahan menegakan badan
"menggosipkan apa?"
"gua dengar lu lagi dekat dengan pemilik appartement ini? gila gila selera lu sadis juga." mendengar penuturan Ambar membuatnya kaget dan menumpahkan air yang ada di mulutnya.
"iyuhhh...heh lu kaget sih kaget tapi biasa aja dong."
"mana adaa, gua cuman kenal dia doang"
"halah masa, mana ada sih maling teriak maling, tapi menurut gua sih lu okeh juga, gapapa pepet aja. gua aja blom pernah loh ketemu sama petinggi disini" ucap Ambar mengejak, ini alasan mengapa Anna tidak pernah cerita tantang Erland bahkan jika dia sering di antar pulang oleh Erland.
"udah lah Na kalo emang orangnya baik gak papa, lagian keren lagi seorang Gianna Tahalea Mega super super mega bintang yang terkenal kalem dan ga kenal yang namanya pacaran, sekali gandeng langsung sama orang elitttt wuhhh keren bangettt bakal jadi trending topik"
"Apa sih luhh ngaco, gausah yang aneh aneh lah" tegas Anna mulai emosi dan memilih menghindar.
"gua sih ga masalah , gua dukung apapun asalkan dia baik buat lu dan yang pasti bukan Om Om hahahah" Ejek Ambar setengah berteriak.
"tapi kalo om om nya ganteng kaya kim soo-hyun, sikatt naa gakusah pake lama." guma Ambar merasa senang.
♡♡♡♡♡
Disebuah Club malam Erland tengah duduk seorang diri sembari meminum wine di tangannya dan sesekali menyesap rokok. Dengan germelapnya lampu-lampu yang bersinar dia asik menikamati kehidupan nya ini.
Saat ini dia masih setengah sadar pandangannya masih terus melihat ke arah depan yang menampilkan beberapa Wanita cantik yang tengah berjoged di atas tiang dengan baju yang setengah telanj*ng.
"bolehkan aku bergabung tuan?" manik perempuan itu berada di sampingnya.Erland lebih memilih dia.
"kau masih ingat denganku?"
Erland mencoba menoleh dan memperhatikan wajahnya namun tidak begitu jelas karna terhalang cahaya redup.
"tidak"
"kau tidak ingat denganku? setelah kita melewatkan malam panas bersama?"
"aku suka dengan cara kau bermain" Tuturan sang wanita itu membuat Erland menyeringai samar.
Sebenarnya Erland malam ini sedang malas bermain dia hanya datang ketempat ini karna ingin menjernihkan pikiran terhadap apa yang dia rasakan sesekali dia datang kesini bersama satu sahabatnya namun karna kini sahabatnya sedang berada di luar negri, karna urusan bisnis tak ayal membuatnya harus menikmati wine dan pemandangan penari se*si sendirian.
"Apa yang kau mau" tanya Erland pada sang wanita yang mencoba menggodanya.
"kita akan melakukan lagi?"
"tidak aku sedang malas."
"benarkah?"
Tak disangka sang wanita perlahan menyelusuri perut bidangnya dan arah tangannya semakin kebawah hingga berada di atas aset berharganya. membuatnya tak bisa menahan hafa nafsu yang terpendamkan.
"baik lah stop, kita keatas sekarang." tak menunggu lama Erland menarik sang wanita ke lantai atas menuju kamar yang sudah menjadi milik Erland pribadi.
♡♡♡♡♡♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments