Adam berpesan kepada Sarah untuk menyuruh Mira ke ruangannya saat di sudah kembali dari makan siang.
Jam makan siang sudah lewat, tapi mira belum juga ke ruangannya. Adam makin gusar.
"Apakah dia terlalu asyik bersama Marvin sampai sampai tidak sadar jam makan siang sudah habis. Memangnya apa yang mereka bahas.?" Adam berkata dalam hati
Tiba tiba terdengar suara ketukan pintu.
"Masuk, darimana saja kau , apa tidak tau kalau jam makan siang sudah habis dari 30 menit yang lalu" Tegur Adam
"Saya daritadi di meja saya pak" Jawab Sarah, dia bingung kenapa Adam menegurnya, padahal dari tadi dia ada di meja kerjanya , dia bahkan belum keluar untuk makan siang.
Adam terkejut mendengar suara Sarah, Dia mengira Mira yang masuk ke ruangannya.
"Maaf aku pikir tadi Mira yang masuk."
"Ibu Mira belum kembali pak. Oh iya diluar ada pak Reno, katanya dia mau bertemu dengan Bapak."
"Suruh dia masuk"
"Baik Pak" Sarah mempersilakan Reno masuk ke ruangan Adam.
Reno adalah direktur dikantor cabang, dia memberikan laporan tentang kantor cabang. Reno menjelaskan sedikit perkembangan kantor cabang yang dipegangnya. Bukannya mendengarkan Reno, Adam malah sibuk memikirkan Mira.
"Kemana saja mereka? kenapa belum balik juga." batin Adam.
Reno pamit undur diri setelah menyelesaikan laporannya.
Adam segera mengambil ponselnya begitu Reno keluar. dia menekan no Mira.
"Nomor yang anda hubungi, sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan"
"Shit, kenapa ponselnya tidak aktif, sedang dimana mereka?"
Mira berlari ke ruangannya, dia tau kalau dia sudah sangat terlambat. Apalagi ponselnya mati karena kehabisan batery, dia takut Adam mencoba mencoba menghubunginya.
Sebelum Mira membuka pintu ruangannya, Sarah memanggilnya.
"Mbak Mira, kenapa baru datang? dari tadi Pak Adam menunggumu di ruangannya" kata Sarah.
"Benarkah?"
"Hem, cepatlah ke ruangannya. Pak Adam sangat menakutkan kalau marah."
Mendengar kata kata Sarah, Mira menjadi takut.
Dia mengetuk pintu dengan ragu ragu.
Tampak sekali rona kecemasan di wajahnya. dia bisa menebak kalau Adam pasti marah padanya.
"Masuk" terdengar suara Adam dari dalam ruangan.
"Maaf Pak Saya terlambat , tadi mobil teman saya mengalami pecah ban saat kami mau kembali ke kantor" Mira menjelaskan sebab dia terlambat kembali ke kantor.
"Apa tidak ada taksi, kenapa kau tidak kembali dengan taksi?" Mira sama sekali tidak terpikirkan tentang itu. Dia malah menunggu Marvin yang sibuk mengganti ban.
"Maaf Pak." Mira tersenyum pelik.
"Dan ponselmu, kenapa mati? "
"Ponsel saya kehabisan batery" Mira merasa bersalah.
"Jangan pernah berpikir kerena kau sepupu istriku, kau bisa seenaknya saja. Ada aturan disini, dan kau harus mematuhinya." Adam berkata dengan suara lantang.
Mira hanya diam saja mendengarkan Adam memarahinya.
"Walaupun kau dekat dengan Marvin, tolong jaga sikapmu saat dikantor" tegur Adam.
Mira merasa bingung, dia tidak merasa melakukan apa apa di kantor bersama Marvin.
"Kerjakan semuanya, jangan pulang sebelum kau menyelesaikannya?" titah Adam.
Adam memberi setumpuk pekerjaan pada Mira. Dia masih merasa kesal karena Mira pergi bersama Marvin dan kembali ke kantor terlambat. Adam melarang Mira pulang sebelum pekerjaannya selesai. itu adalah hukuman untuknya karena terlambat kembali ke kantor.
"Saat marah pun, dia masih terlihat tampan. Oh tidak.... kenapa aku masih saja mengaguminya. Move on Mir, Move on." Mira bergumam dalam hati.
Kantor sudah sepi, semua staf sudah pulang, tapi Mira masih sibuk dengan pekerjaanya. Adam merasa kasihan, dia membawakan Mira secangkir kopi ke ruangan Mira.
"Apa masih lama?" Adam bertanya sambil meletakkan secangkir kopi di meja Mira.
Mira diam saja tak menjawab, dia merasa kesal. Bisa bisanya Adam bertanya seperti itu, padahal dia sendiri yang memberi setumpuk pekerjaan padanya.
Adam duduk dikursi depan meja Mira, dia menatap Mira yang sedang sibuk bekerja. Mira yang merasa diperhatikan langsung mengarahkan pandangannya pada Adam.
Mata mereka saling bertatapan. Adam salah tingkah karena ketahuan menatap Mira.
Dia mengambil kopi dimeja dan langsung meminumnya.
"Bukankah itu kopi untuk saya?" Mira terkejut melihat Adam meminum kopinya.
"Kata siapa? aku membuatnya untuk diriku sendiri."
"Benarkah?" Mira memutar kedua bola matanya.
"Aku pikir dia membuatku kopi Karena menyesal sudah membuatku lembur Hingga malam. Ternyata di bikin untuk dirinya sendiri" batin Mira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
aryuu
semoga Mira ga jadi pelacor
2025-01-04
0
fifid dwi ariani
trus bahagia
2023-01-28
0
Yara_Army
haii thoorr
aku datang buat bacaa dan bomb like💓💓
semangat thoor buat karyanyaa🙆🙆
salam dari The Truth Untold😉😉
2021-02-27
1