Kenyataan Pahit 2

"Keguguran..?"

Angga tertegun mendengar ucapan dokter.

Leon masih menatap dengan tangis diatas kertas perjanjian itu.

Ia tak percaya akhirnya yang dikhawatirkan terjadi.

Tubuhnya serasa kaku tak bisa bergerak. Seakan waktu berhenti dan tak berpihak padanya.

"Dok..... kau pasti bercanda. Ini... ini ... bisakah dengan cara lain. Aku mohon selamatkan bayi kami dok"

Leon mengguncang tubuh dokter yang berdiri dihadapannya. Memohon agar tidak menggugurkan bayinya.

"Tuan cepatlah tanda tangan. Jika terlalu lama, Bisa membahayakan istri anda.!"

Leon masih terdiam sejenak. Air matanya terus dan terus mengalir.

"Tuan... tolong cepatlah !waktunya tidak banyak"

Dengan gemetar Leon mengangkat bolpoin dan terpaksa menandatangani surat keterangan persetujuan dilatasi dan Kuretase.

Selesai Leon tanda tangan, Dengan cepat dokter melaksanakan tugasnya.

Perlahan pintu tertutup dan lampu merah menyala kembali.

"Bughhhhh....."

Leon terjatuh lemas hingga lututnya membentur lantai keras.

Dia menangis sesegukan. Seakan tak bisa menerima kenyataan.

"Aaa................."

Teriaknya keras hingga menggema di depan ruangan operasi itu.

Beberapa orang sampai melihat histeris Leon.

Karena waktu itu masih siang dan banyak orang datang berobat.

"Tuan Leon... tuan tenang ya.... "

Ucap Bi Tutik menenangkan Leon.

"Bu... tolong tenangkan saudaranya.!"

Pinta perawat lain yang berjaga menasehati.

Angga berjalan keluar meninggalkan ruangan itu, Dirinya hendak mencari udara segar. Entah kenapa sangat pengap tempat dia berdiri.

Tak terasa matanya mulai berkaca-kaca.

Betapa besar cobaan yang Nura hadapi.

Kenapa rasanya sakit melihat pujaan hati mengalami penderita-an yang seakan tiada henti dan bertubi-tubi.

Rumah Alex

"Kenapa Angga tidak mengangkat telponnya sih...."

Clara yang tak sabar mendengar keadaan Nura, Cepat-cepat ingin mendengar berita buruk menimpa wanita yang ia benci itu.

Mencoba terus menghubungi Angga namun Angga mengabaikan setiap panggilannya.

"Nomor yang anda tuju sedang sibuk! Silahkan hubungi beberapa saat la...."

"Angga .... heh..... kenapa malah di matikan!"

"Oh, Stefy.."

Tak mendapat jawaban dari Angga, Clara menghubungi Stefy.

"Kamu tau dimana Leon ?"

Clara bertanya tanpa basa-basi.

"Aku tidak tau, Dia meninggalkan rapat. Sampai sekarang belum kembali. Emang kenapa sih ?"

"Heh... Ya sudah ya sudah... percuma tanya sama kamu"

Dengan kesal Clara menutup panggilannya.

"Dasar wanita gila"

Batin Stefy.

"Kenapa dia mencari Leon? Apa ada sesuatu yang terjadi?"

Stefy yang penasaran berusaha mencari info.

Beberapa Jam kemudian

"Nura ......"

"Nura.... "

Leon berjalan mengikuti brankar yang di dorong beberapa perawat.

Hendak dipindahkan ke ruang perawatan.

"Tolong sampaikan pada suaminya. Istrinya bisa pulang malam ini! Atau besok pagi. Dan silahkan selesaikan administrasi ! Untuk saat ini biarkan pasien istirahat"

Pinta perawat kepada Bi Tutik. Karena setelah Dilatasi bisa dilakukan rawat jalan.

"Baik.... baik sus.. Terimakasih"

Leon masih duduk melihat Nura yang terbaring di atas ranjang.

Ia terus menggenggamnya tangannya. Berharap Nura segera membuka mata.

Bi Tutik keluar mencari makan. Mengingat waktunya untuk makan siang.

"Tuan, aku akan pergi membeli makan siang."

Dibalas anggukan oleh Leon.

"Terimakasih banyak bi ..."

"Tunggu sebentar ya tuan!"

Bi Tutik pergi dengan meninggalkan senyuman.

Beberapa Jam Kemudian

Perlahan Nura membuka matanya.

Sampai pandangannya mulai jelas, ia melihat ke langit-langit.

Tempat yang asing baginya.

"Ini dimana...?"

"Ahhh......"

Nura merintih memegang kepalanya yang terasa berat.

Bi Tutik yang mendengar rintihan Nura lantas menghampirinya.

"Nona Nura anda sudah bangun..."

Ucap Bi Tutik bahagia.

Bi Tutik membangun kan Leon yang tertidur di samping ranjang.

"Tuan Leon...tuan... Nona Nura sudah sadar"

"em...emh..."

"Nura... Nura kau sudah bangun. Apa yang kau rasakan ? Kau butuh sesuatu ?"

Leon masih tetap menggenggam tangan Nura, Seakan tak akan pernah melepaskannya.

Nura mencoba mengingat apa yang terjadi. Tak menghiraukan perhatian Leon.

"Bayiku....?"

Perlahan dia mulai ingat. Dan menyentuh perutnya.

"Bayiku.... ? Bi.. Bagaimana dengan bayiku ?"

Bi Tutik malah melihat ke arah Leon. Tak tau bagaimana cara menjawab pertanyaan Nura.

Bahkan Leon bingung bagaimana menjelaskan agar tidak menyakiti hati.

Nura ikut-ikut melihat Leon yang diam.

Melihat Leon menunduk malah membuat Nura teringat kejadian terakhir kali yang ia lihat. Potongan foto Leon dengan Stefy.

Perlahan Nura melepaskan genggaman Leon.

"Nura....."

Panggil Leon terkejut genggaman nya terlepas.

"Kenapa semuanya diam... ?"

"Bagaimana dengan bayi ku ?"

Leon dan Bi Tutik masih saja bungkam.

"hiks....hiks.....huaaaaaaa........haaaaaa......"

Nura tau jawabannya. Dia telah kehilangan bayinya. Dia menangis sekencang-kencangnya.

"Nura... Nura aku mohon tenanglah"

Ucap Leon yang berurai air mata menenangkan Nura. Memeluk erat tubuh Nura agar lebih tenang.

"Kembalikan bayiku.....! kembalikan bayiku....! kembalikan .....! hiks.... hiks..."

Teriaknya dan berulang kali memukul dada Leon.

Lama ia menangis dan mulai bangun dari mimpi buruknya.

"Aku mau sendiri..."

"Nura... aku gak mungkin ninggalin kamu sendiri "

Ucap Leon.

"Aku bilang aku mau sendiri !"

Nura mengulang kata-kata nya dengan nada yang tinggi penuh tekanan.

"Tuan muda Leon!"

Tambahnya dengan menatap tajam mata Leon.

"Baik... aku akan memberimu waktu untuk sendiri. Tapi aku tidak akan pergi jauh. Aku akan menunggu mu di luar. Cepat panggil aku jika kamu membutuhkan bantuan ya...."

Nura mengalihkan pandangannya dari Leon.

Leon dan Bi Tutik berjalan keluar meninggalkan Nura sendiri.

"Bi .... kau pulanglah. ! Biar aku yang menjaga Nura"

Ucap Leon menghawatirkan Bi Tutik jika terlalu lelah.

"Aku akan pulang dan mengambilkan baju ganti untuk tuan dan Nona. Aku akan kembali kesini nanti malam. Pinta dokter, Nona sudah boleh pulang malam ini. Tapi menurut saya, baiknya besok saja. Biarkan Nona istirahat dulu semalam"

"Baik Bi Terimakasih banyak ya...."

"Ya tuan..."

Bi Tutik pergi dan Leon menyelesaikan administrasi.

Sepulangnya membayar tagihan rumah sakit.

Leon melihat Nura melalui kaca pintu. Memastikan Nura baik-baik saja.

Dugaannya benar, Nura berdiri di balkon rumah sakit dan melangkahkan kakinya satu persatu di atas besi balkon.

Dengan cepat Leon berlari dan menarik tubuh Nura dari belakang.

"Nura apa yang kamu lakukan...!"

Teriaknya setelah berhasil menghentikan Nura yang hendak membunuh dirinya.

***

Setelah Leon dan Bi Tutik pergi.

Nura melihat kearah jendela, Tirai yang mengayun terhembus angin seakan mengajaknya untuk melihat pemandangan dari atas.

Ia mulai turun dari ranjang dan berjalan perlahan. Mulai mendekati balkon dan sejenak melihat kebawah. Sangat tinggi, Ia berdiri di lantai 6 dari gedung rumah sakit.

Sejenak merentangkan tangannya menghirup udara sepoi-sepoi yang menyejukkan.

Puas menikmati angin ia melihat betapa indahnya kota yang ia tinggali.

"Indah sekali......"

Tak terasa matanya mulai berkaca-kaca

"Selama 23 tahun ini aku sudah puas melihat semua ini. Sekarang saatnya aku pergi, Bersama rasa sakit atas hidupku."

Perlahan Nura mengangkat kakinya diatas besi penyekat.

***

"Nura.... apa kau gila..?"

Teriak Leon.

Readers makasih ya. Semoga kalian suka.

Jangan lupa vote dan likenya.

Terpopuler

Comments

Julita

Julita

semangat ya Thor

aku udah 20 like mendarat. jangan lupa mampir balik👉cinta segitiga 👉love from instagram like dan vote nya ja

2020-12-06

0

Umi Yan

Umi Yan

Semangat thor..., ditunggu lagi up terbarunya😊

Salam dari "Cinta Sang Desainer" terimakasih🙏

2020-10-22

0

lihat semua
Episodes
1 Kenyataan pahit
2 Kebahagiaan itu sudah menjadi kebencian
3 Kepulangan Angga
4 Dia melecehkan ku
5 Tak ada lagi rasa percaya
6 Racun yang mematikan
7 Meminta tolong
8 Melepaskan Angga
9 Mabuk berat
10 Benarkah Hamil ?
11 Tidak bisa menerima kenyataan
12 Ngidam
13 Bisakah menjaga keduanya
14 Kedatangan Stefy
15 Terjebak
16 Permainan Stefy 1
17 Permainan Stefy 2
18 Menangis di depan nisan
19 Apakah keguguran ?
20 Kenyataan Pahit 2
21 Mengusir Stefy
22 Pulang dari Rumah sakit
23 Penjelasan penabrak
24 Mengetahui semuanya
25 Pengumuman
26 Akhir yang ditunggu
27 Tak ingin jauh
28 Mengungkap perlahan
29 Pulang
30 Pergi meninggalkan mu
31 Flash back
32 Merindukan mu
33 Menemui
34 Apakah kamu tidak mencintai ku
35 Menawarkan pekerjaan
36 Melihat perusahaan
37 Pergi keluar kota
38 Dalam satu ruangan
39 Terjebak
40 Kembali
41 Terungkap 1
42 Bercerita
43 Keterpurukan Angga
44 Visual Tokoh
45 Jangan tinggalkan aku
46 Menikah
47 Tugas istri
48 Mengunjungi Clara
49 Bertemu
50 Hari ini datang juga
51 Kerjasama
52 Tidak ingin bertemu
53 Salah mengerti
54 Mempertemukan
55 Mencari penjelasan
56 Membawa paksa
57 Kebodohan
58 Pembalasan
59 Malaikat Penolong
60 Pelik
61 Menekankan pilihan hati
62 Ketahuan
63 Bolehkah menyembunyikan kamu
64 Pergi ke pantai
65 Periksa
66 Sakit tak berdarah
67 Flashback 2
68 memberi obat tidur
69 Penghianatan malaikat pelindung
70 Berhasil melindungi mu
71 Tidak apa
72 Flash back 3
73 Season 2
74 Malam Pernikahan
75 Ingin mengunjungi
76 Malam romantis
77 Berkunjung
78 Memohon
79 Mencoba
80 Apa yang terjadi?
81 Bertanya Paman Joni
82 Mendadak
83 Penjahat
84 Maafkan aku Nura
85 kenapa malah aku
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Kenyataan pahit
2
Kebahagiaan itu sudah menjadi kebencian
3
Kepulangan Angga
4
Dia melecehkan ku
5
Tak ada lagi rasa percaya
6
Racun yang mematikan
7
Meminta tolong
8
Melepaskan Angga
9
Mabuk berat
10
Benarkah Hamil ?
11
Tidak bisa menerima kenyataan
12
Ngidam
13
Bisakah menjaga keduanya
14
Kedatangan Stefy
15
Terjebak
16
Permainan Stefy 1
17
Permainan Stefy 2
18
Menangis di depan nisan
19
Apakah keguguran ?
20
Kenyataan Pahit 2
21
Mengusir Stefy
22
Pulang dari Rumah sakit
23
Penjelasan penabrak
24
Mengetahui semuanya
25
Pengumuman
26
Akhir yang ditunggu
27
Tak ingin jauh
28
Mengungkap perlahan
29
Pulang
30
Pergi meninggalkan mu
31
Flash back
32
Merindukan mu
33
Menemui
34
Apakah kamu tidak mencintai ku
35
Menawarkan pekerjaan
36
Melihat perusahaan
37
Pergi keluar kota
38
Dalam satu ruangan
39
Terjebak
40
Kembali
41
Terungkap 1
42
Bercerita
43
Keterpurukan Angga
44
Visual Tokoh
45
Jangan tinggalkan aku
46
Menikah
47
Tugas istri
48
Mengunjungi Clara
49
Bertemu
50
Hari ini datang juga
51
Kerjasama
52
Tidak ingin bertemu
53
Salah mengerti
54
Mempertemukan
55
Mencari penjelasan
56
Membawa paksa
57
Kebodohan
58
Pembalasan
59
Malaikat Penolong
60
Pelik
61
Menekankan pilihan hati
62
Ketahuan
63
Bolehkah menyembunyikan kamu
64
Pergi ke pantai
65
Periksa
66
Sakit tak berdarah
67
Flashback 2
68
memberi obat tidur
69
Penghianatan malaikat pelindung
70
Berhasil melindungi mu
71
Tidak apa
72
Flash back 3
73
Season 2
74
Malam Pernikahan
75
Ingin mengunjungi
76
Malam romantis
77
Berkunjung
78
Memohon
79
Mencoba
80
Apa yang terjadi?
81
Bertanya Paman Joni
82
Mendadak
83
Penjahat
84
Maafkan aku Nura
85
kenapa malah aku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!