Permainan Stefy 2

Suara Leon membuat langkah Nura terhenti. Ia tertegun mendengar Leon memanggil namanya.

Ini sama seperti saat dirinya mabuk kala itu. Pada akhirnya dia akan di usir keluar.

Jika Nura tetap tinggal, Itu hanya akan menambah sakit dan menciptakan luka baru.

Nura segera pergi meninggalkan kamar Leon.

Dan membiarkan Angga membantu Leon.

"Nura......"

Batin Angga tak tega.

Sampai kapan kakaknya tidak bisa memaafkan Nura. Sampai kapan hanya Nura yang menerima luka.

Sebenarnya, apa benar-benar Nura yang meracuni ayah ?.

Tapi Angga tidak pernah percaya akan hal itu. Ia percaya pasti ada yang salah dalam hal ini.

Tapi bagaimana cara membuktikan nya. Bukti yang bisa membuat Leon berhenti menyakiti Nura.

Selesai mengganti baju Leon. Angga menghampiri Nura.

Ternyata pintunya tak terkunci.

Ia melihat Nura yang menangis terisak merebahkan tubuhnya diatas ranjang sambil memeluk guling.

"Nura....."

Panggil Angga.

Mendengar suara memanggil namanya. Dengan cepat Nura menghapus air matanya.

Dan melihat siapa yang datang.

"A...Angga .. kenapa kamu kemari ? tuan... eh Leon...dia...dia sakit. Harus ada yang menemani nya"

"Aku rasa yang lebih sakit dan yang butuh di temani adalah dirimu."

Mendengar ucapan Angga. Nura dengan cepat menghampiri nya dan memeluknya.

Angga sontak terkejut dengan perlakuan Nura.

Hanya untuk menenangkan diri dan membuat Nura nyaman.

Tidak apakan ?

Nura semakin menangis histeris di pelukan Angga.

Angga menerima pelukan Nura, Karena ia sadar, Nura sangat membutuhkan orang disisinya saat ini.

Lama Nura memeluk Angga. Hingga lelah ia menangis dan melepaskan pelukannya.

"Ma... maaf maafkan aku, aku sudah lancang"

Angga membalas dengan senyuman.

"Nura..."

Ucap Lembut Angga sambil sesekali menghapus air mata yang beberapa masih membasahi pipi Nura.

"Aku tidak keberatan. Sama sekali tidak"

Angga semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Nura. Ia mencoba memberanikan diri meluapkan isi hatinya.

"Jika Nura butuh seseorang dalam hal apapun. Aku siap, sebisa mungkin aku akan ada untuk Nura"

Nura tersenyum mendengar ucapan Angga.

"Terimakasih Angga... terimakasih banyak"

"Nura... aku ingin bertanya..apakah kamu mencintai kak Leon.?"

Mendengar ucapan Angga. Nura diam sejenak dan malah menunduk menangis.

Melihat bahasa tubuh Nura. Angga tau jawabannya. Terlihat jelas dia sangat mencintai Leon.

Ia memeluk Nura lagi dan meletakkan kepalanya pada dada bidang miliknya.

Membiarkan Nura melegakan perasaan nya.

Sampai suara tangis tak terdengar, Angga mencoba berbicara lagi.

"Nura..."

(Nura masih dalam pelukan Angga)

"Aku tau kau sangat mencintai kak Leon. Tapi aku merasa, Kak Leon selalu menyakiti mu. Dan aku tak tega melihat kamu diperlakukan kasar olehnya, Walaupun dia kakak ku sendiri."

Nura melepas pelukannya dan melihat ke arah Angga. Sembari mengusap air matanya.

"Dia tidak menyakiti ku. Saat ini dia hanya salah paham padaku. Aku yakin pasti semua ini akan segera berakhir. Dia masih mengira aku yang membunuh Paman Alex. Tapi Angga.... Angga percayalah, aku tidak pernah membunuhnya. Aku tidak pernah Angga, percayalah padaku.... hiks... hiks...."

Dengan cepat Angga memeluk tubuh Nura.

Melihat kondisi Nura. Hati Angga semakin sakit. Entah kenapa begitu sakit.

Ia melihat mata polos itu benar-benar berbicara. Mata itu dengan nyata menjelaskan bahwa memang bukan dia yang melakukan nya.

"Angga ... a... Angga percayalah padaku....hiks...hiks..."

Nura berbicara hingga sesegukan. Karena terlalu lama menangis.

"Iya Nura... aku percaya... Aku percaya "

Angga membelai lembut kepala Nura agar membuat nya lebih tenang. Seperti nya ini bukan waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya.

Pagi Hari

Leon perlahan membuka matanya dan memegang kepala yang terasa berat.

Dia melihat Angga tertidur di samping nya.

"Kenapa dia tidur disini ?"

Semalam setelah memenangkan Nura. Angga Kembali ke kamar Leon untuk menjaganya.

Ya karena itu permintaan Nura melalui perdebatan.

Leon tak ingat apapun kejadian semalam. Ia nampak bingung. Ingin bertanya pada Angga tapi ia tak tega membangunkan tidurnya yang nampak pulas.

Bagaimana ia bisa sampai ?

Apa yang terjadi pada dirinya ?

Dan kenapa Angga sampai tidur di kamarnya.

Sesekali mencoba mengingat, Semalam hendak bertemu dengan tuan Howard. Tapi dia ingat sekilas, sepertinya dirinya pingsan.

"Nanti saja tanyakan pada Stefy apa yang terjadi."

Batinnya.

Sembari menunggu Angga bangun. Leon menjalankan ritualnya untuk mandi.

Selesai membersihkan tubuhnya. Ia merapikan diri untuk segera ke kantor. Angga masih nampak pulas dalam mimpinya. Sehingga Leon mengurungkan niatnya untuk bertanya.

Setelah membuka pintu, ia mendengar suara di balik kamar Nura.

"Uweeeekkkk.... uweek...oekghhhhhh......"

Dengan cepat Leon masuk. Ternyata kamarnya tidak di kunci.

"Nura....."

Leon nampak panik. Di atas westafel kamar mandi, Nura sedang memuntahkan isi perutnya.

Dengan lembut Leon memijat leher Nura agar membuat nya lebih nyaman.

Sesekali memegang perut Nura.

"Nura... kau baik-baik saja...? Dia membuat mu muntah ?"

Ucap Leon sembari memegang perut Nura.

Dengan cepat Nura menghindar. Dan menundukkan kepalanya.

"Aku... aku baik-baik saja tuan. Ini... ini adalah hal biasa bagi ibu hamil."

"Tapi aku gak tega lihat kamu seperti tadi. Bagaimana kalau aku antar kamu ke dokter ...? ya...? Kita minta obat supaya kamu tidak terlalu sering mual."

Nura hanya menggeleng kan kepalanya. Melihat Leon, Ia teringat akan kejadian semalam. Masih teringat dan belum sepenuhnya hilang.

Leon kemudian meletakkan siku kakinya di atas lantai.

Dan mengarahkan wajahnya dekat dengan perut datar Nura.

"Sayang... jangan buat mama susah dong. Kamu gak kasian sama mama?"

Berbicara dengan calon bayinya, seperti ayah yang sedang menasehati anaknya.

Nura menjadi salah tingkah dan tak tau apa yang harus dilakukan. Hanya diam dan tak berani berkomentar.

"Papa pergi dulu... ingat... jangan buat susah mama mu lagi ya..?"

Ritual yang mulai menjadi aktivitas rutin. Leon mencium perut Nura.

Puas bicara dengan calon bayinya. Leon berdiri menghadap Nura.

"Aku ke kantor dulu..."

Dibalas anggukan oleh nya.

Leon menghilang dari pandangan nya. Nura memegang perutnya lembut. Dan tersenyum kecil.

Entah kenapa terasa begitu nyaman menerima perlakuan Leon. Mungkin karena dia ayahnya. Jadi bayinya senang.

"kamu senang di perhatikan ayahmu ya sayang...."

Batin kecil Nura bicara dengan calon bayinya. Sejenak kejadian semalam terlupakan karena perlakuan yang baru saja Leon tunjukkan.

Di dalam mobil

"Paman Joni, sebenarnya apa yang terjadi dengan ku semalam"

Paman Joni menjelaskan semuanya.

Leon mencoba mengingat.

"Apakah gara-gara anggur itu..?"

Batinnya.

Clara datang ke kamar Nura dengan membawa segelas bubur kacang hijau hangat.

"Nura..... Tante buatkan bubur kacang hijau untukmu..."

Dalam senyum palsu.

Nura menerima dengan senang hati.

"Terimakasih Tante..."

"Eh ....sama-sama..."

"Oh iya... apa kamu masih mual ?"

"Biasanya hanya pagi Tante. "

"Dulu saat hamil Angga. Tante itu jarang sekali mual. Malah hampir tidak pernah.

Maaf atas sikap Tante kemaren-kemaren ya. Soalnya Tante itu lagi pusing waktu itu"

Cerita hangat palsu dari Clara membuat Nura hanya tersenyum mendengar nya.

Nura tak berani berkomentar, Beberapa hari yang lalu. Sikap Clara juga buruk padanya. Jadi, Nura tidak ingin percaya lagi dengan Clara.

"eh .. kalau begitu kamu minumlah buburnya. Tante pergi dulu"

" Terimakasih Tante "

Dengan sengaja Clara menjatuhkan amplop di kamar Nura. Nura memanggilnya, Namun tidak dihiraukan oleh Clara.

Nura mengambil dan hendak ia berikan pada Clara.

Nura melihat ada satu foto keluar dari dalam amplop itu.

Nampak wajah Stefy yang tertidur dengan gaun merah yang nampak berantakan. Bahunya terlihat terbuka bahkan hampir menunjukkan payudara nya.

Nampak juga paha mulus miliknya.

Karena penasaran, Nura melanjutkan melihat sisa fotonya.

Dan betapa terkejutnya. Ternyata....

Episodes
1 Kenyataan pahit
2 Kebahagiaan itu sudah menjadi kebencian
3 Kepulangan Angga
4 Dia melecehkan ku
5 Tak ada lagi rasa percaya
6 Racun yang mematikan
7 Meminta tolong
8 Melepaskan Angga
9 Mabuk berat
10 Benarkah Hamil ?
11 Tidak bisa menerima kenyataan
12 Ngidam
13 Bisakah menjaga keduanya
14 Kedatangan Stefy
15 Terjebak
16 Permainan Stefy 1
17 Permainan Stefy 2
18 Menangis di depan nisan
19 Apakah keguguran ?
20 Kenyataan Pahit 2
21 Mengusir Stefy
22 Pulang dari Rumah sakit
23 Penjelasan penabrak
24 Mengetahui semuanya
25 Pengumuman
26 Akhir yang ditunggu
27 Tak ingin jauh
28 Mengungkap perlahan
29 Pulang
30 Pergi meninggalkan mu
31 Flash back
32 Merindukan mu
33 Menemui
34 Apakah kamu tidak mencintai ku
35 Menawarkan pekerjaan
36 Melihat perusahaan
37 Pergi keluar kota
38 Dalam satu ruangan
39 Terjebak
40 Kembali
41 Terungkap 1
42 Bercerita
43 Keterpurukan Angga
44 Visual Tokoh
45 Jangan tinggalkan aku
46 Menikah
47 Tugas istri
48 Mengunjungi Clara
49 Bertemu
50 Hari ini datang juga
51 Kerjasama
52 Tidak ingin bertemu
53 Salah mengerti
54 Mempertemukan
55 Mencari penjelasan
56 Membawa paksa
57 Kebodohan
58 Pembalasan
59 Malaikat Penolong
60 Pelik
61 Menekankan pilihan hati
62 Ketahuan
63 Bolehkah menyembunyikan kamu
64 Pergi ke pantai
65 Periksa
66 Sakit tak berdarah
67 Flashback 2
68 memberi obat tidur
69 Penghianatan malaikat pelindung
70 Berhasil melindungi mu
71 Tidak apa
72 Flash back 3
73 Season 2
74 Malam Pernikahan
75 Ingin mengunjungi
76 Malam romantis
77 Berkunjung
78 Memohon
79 Mencoba
80 Apa yang terjadi?
81 Bertanya Paman Joni
82 Mendadak
83 Penjahat
84 Maafkan aku Nura
85 kenapa malah aku
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Kenyataan pahit
2
Kebahagiaan itu sudah menjadi kebencian
3
Kepulangan Angga
4
Dia melecehkan ku
5
Tak ada lagi rasa percaya
6
Racun yang mematikan
7
Meminta tolong
8
Melepaskan Angga
9
Mabuk berat
10
Benarkah Hamil ?
11
Tidak bisa menerima kenyataan
12
Ngidam
13
Bisakah menjaga keduanya
14
Kedatangan Stefy
15
Terjebak
16
Permainan Stefy 1
17
Permainan Stefy 2
18
Menangis di depan nisan
19
Apakah keguguran ?
20
Kenyataan Pahit 2
21
Mengusir Stefy
22
Pulang dari Rumah sakit
23
Penjelasan penabrak
24
Mengetahui semuanya
25
Pengumuman
26
Akhir yang ditunggu
27
Tak ingin jauh
28
Mengungkap perlahan
29
Pulang
30
Pergi meninggalkan mu
31
Flash back
32
Merindukan mu
33
Menemui
34
Apakah kamu tidak mencintai ku
35
Menawarkan pekerjaan
36
Melihat perusahaan
37
Pergi keluar kota
38
Dalam satu ruangan
39
Terjebak
40
Kembali
41
Terungkap 1
42
Bercerita
43
Keterpurukan Angga
44
Visual Tokoh
45
Jangan tinggalkan aku
46
Menikah
47
Tugas istri
48
Mengunjungi Clara
49
Bertemu
50
Hari ini datang juga
51
Kerjasama
52
Tidak ingin bertemu
53
Salah mengerti
54
Mempertemukan
55
Mencari penjelasan
56
Membawa paksa
57
Kebodohan
58
Pembalasan
59
Malaikat Penolong
60
Pelik
61
Menekankan pilihan hati
62
Ketahuan
63
Bolehkah menyembunyikan kamu
64
Pergi ke pantai
65
Periksa
66
Sakit tak berdarah
67
Flashback 2
68
memberi obat tidur
69
Penghianatan malaikat pelindung
70
Berhasil melindungi mu
71
Tidak apa
72
Flash back 3
73
Season 2
74
Malam Pernikahan
75
Ingin mengunjungi
76
Malam romantis
77
Berkunjung
78
Memohon
79
Mencoba
80
Apa yang terjadi?
81
Bertanya Paman Joni
82
Mendadak
83
Penjahat
84
Maafkan aku Nura
85
kenapa malah aku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!