"Paman Joni.... Bisakah paman menolong saya... tuan Leon sepertinya pingsan."
Ucap Stefy panik(dalam kepura-puraan)
"Pingsan ? Kenapa bisa pingsan Non ?"
Dengan panik paman Joni berlari mengikuti Stefy.
"Entahlah paman.. tiba-tiba dia pingsan."
Sampai di lokasi, Paman Joni dengan cepat menggendong tubuh Leon diatas punggung nya. Ya walau pun paman Joni sudah berumur , tapi dengan sekuat tenaga ia mengangkat tubuh Leon. Karena begitu paniknya.
Dengan cepat Paman Joni membawa Leon.
Dan di ikuti dengan Stefy.
"Apa kita perlu membawanya ke rumah sakit Nona?"
"Rumah sakit? Kalau rumah sakit bisa ketauan, dia aku kasi obat tidur."
"Eh... aku cek seperti nya suhu badannya normal. Mungkin tuan Leon kelelahan. Bagaimana kalau istirahat kan saja di rumah, Paman...?"
"Kelelahan ? Ya mungkin saja. Seharian juga dia mengurus Nona Nura. Kalau begitu saya antar Nona pulang dulu. Ini juga hampir jam 21.00."
Paman Joni yang selalu positif thinking.
"Bagaimana kalau saya bantu tuan Leon dulu. Baru setelah itu saya pulang. Tuan Leon juga pergi dengan saya. Jadi saya juga bertanggung jawab atas dia."
"Apa Nona yakin ?"
"Tidak apa Paman"
"Baiklah kalau begitu"
Stefy meletakkan kepala Leon di atas pahanya.
Sesekali mengingat rencana yang begitu amat mudah.
satu butir obat tidur yang di masukkan ke dalam anggur yang Leon minum. Bisa sampai dia tidak menyadarinya.
Betapa bahagianya rencana ini bisa berjalan dengan sempurna.
Semua pesan yang Stefy ungkapkan pada Leon adalah karangan belaka.
Dia mengatakan bahwa tuan Howard akan kembali ke luar negri itu hanya karangan dirinya.
Semuanya palsu dan dengan mudahnya Leon terjebak.
"Apa pertemuannya batal Nona ?"
Tanya Paman Joni heran. Kenapa tidak ada siapapun saat paman Joni masuk kedalam resto tadi.
"Entahlah paman. Tiba-tiba klien kita membatalkan jadwal."
"O ... jadi begitu "
Tak lama sampai lah mereka di kediaman Alex.
"Nona tunggu di sini. Saya mau minta bantuan Tuan Angga saja"
Paman Joni sudah lelah membawa tubuh Leon tadi saat di restoran. Apalagi sekarang kamar Leon ada di lantai atas.
Jadi dia berinisiatif memanggil Angga.
"Baik pak."
Mendengar ada suara mobil datang. Dengan cepat Nura turun. Entah kenapa rasanya ingin sekali melihat Leon. Semoga saja Leon pulang. Tapi cepat sekali. Ah, tidak apa. Baguslah kalau Leon pulang lebih awal.
"Paman Joni... kau sudah pulang? Dimana Leon?"
Tanya Nura menghadang Paman Joni.
"Itu tuan Leon... tuan Leon..."
Paman Joni yang takut jika Nura keluar dan melihat Leon dipangkuan Stefy. Ia takut akan menyakiti Nura. Apalagi dia tau Nura sedang hamil.
"Kenapa Paman.?"
Nura bingung karena paman Joni berhenti bicara.
"Eh...saya mencari tuan Angga Nona. Tuan Leon masih di kantor"
"Benarkah ..?"
"Iya...iya benar"
Ditengah perdebatan mereka. Clara keluar dan ikut masuk dalam perdebatan itu.
"Ada apa sih Joni ?"
Clara mendapat pesan dari Stefy.
"Bawa wanita itu keluar dan biarkan dia melihat ku di dalam mobil."
Pesan singkat dari Stefy membuat Clara bingung awalnya. Tapi mendengar ada perdebatan ia keluar dan tau mungkin ada pertunjukan bagus yang harus ia tonton.
"Tidak ada apa-apa Nyonya. Bisakah saya menemui tuan Angga ?"
"Eh... silahkan. Dia sepertinya sudah tidur. Tapi bangun kan saja"
Jawab Clara dan meninggalkan senyum licik.
Dengan cepat Paman Joni mencari Angga.
Nura merasa aneh dengan situasi ini. Kenapa Paman terlihat panik dan tidak tenang.
"seperti ada orang ya di dalam mobil. Apa Joni lupa mematikan mesin. Pintu juga masih terbuka."
Ucap Clara memancing Nura.
Karena memang dengan sengaja Stefy membuka pintu mobil. Agar saat Nura datang ia bisa melihat langsung apa yang terjadi.
Clara berjalan keluar mendekati mobil.
"Nona Nura... Nona disini saja."
Ucap Bi Tutik yang sudah tau apa yang terjadi di dalam mobil Leon. Karena saat itu bi Tutik ada dihalaman sedang membuang sampah.
Ia melihat wanita cantik dan tuan Leon yang tertidur diatas pangkuannya.
"Enggak mau bi. Nura mau lihat "
Nura penasaran sekali.
"Nona Nura..."
Teriak Bi Tutik.
Sampai akhirnya Nura berjalan cepat mendahului Clara yang sengaja berjalan lambat.
Dengan cepat Stefy mencium bibir Leon yang masih tertidur. (Author: Sakit banget ya Ampun. Kenapa musti di bibir coba😅)
"Hah........"
Nura menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang ada di hadapannya.
"Eh... Nona Nura... ma...maaf... Aku tadi mengantuk dan tidak sengaja malah mencium tuan Leon."
Ucap Stefy beralasan.
Nura diam tak bisa berbuat apa-apa.
Tiba-tiba hatinya sakit. Sakit teramat sakit. Ia memegang dadanya. Entah kenapa begitu sakit disana. Tubuh serasa lemas tak bertenaga. Air mata yang berkaca. Sudah pecah tak tertahan.
Kenapa dengan Leon. Ada apa dengan Leon.
Apakah benar-benar tidak ada kesempatan dirinya untuk Leon lagi.
Apakah hati Leon benar-benar telah terisi wanita yang bernama Stefy itu.
Walaupun Leon dalam keadaan tidak sadar.
Tapi sakit yang Nura rasakan benar-benar nyata.
"Nura... Nura kenapa menangis."
Tanya Angga yang baru saja datang. Malah khawatir dengan Nura.
Nura hanya menunduk dan menggeleng kan kepalanya.
Dengan cepat Nura menghapus air matanya.
Angga mengarahkan pandangannya kedalam mobil.
"Apa karena kak Leon bersama wanita ini"
"Kamu keluarlah dulu. Letakkan kepalanya pelan"
Ucap ketus Angga pada Stefy.
"Baik tuan."
Setelah Stefy keluar. Angga langsung menggendong tubuh Leon yang Lebih besar darinya. Dengan sekuat tenaga Angga mengangkat nya.
"Terimakasih sudah membantu Kakak ku"
Ucap Angga dingin.
"Sama-sama tuan Angga"
Jawab Stefy sopan.
"Dingin dan kaku sekali anak wanita tua ini. Tapi gak kalah dari kakaknya juga ya. Ha..ha..."
Angga sudah mendapat cerita singkat dari paman Joni. Jadi tidak bertanya-tanya mengenai apa yang terjadi pada Leon.
Nura pergi mengikuti Angga masuk kedalam.
Stefy hanya menyeringai bahagia pada Clara yang melihat drama itu.
Disambut pula senyuman Stefy olehnya.
Merasa puas dengan kerja nya.
Dalam kamar Leon
Nura hanya berdiri di depan pintu. Tak ingin masuk mendekati Leon, yang sudah Angga baringkan di atas tempat tidur.
"Nura... sepertinya badan kak Leon demam"
Ucap Angga setelah memegang kening Leon.
"a... de... demam..?"
"Cobalah kamu cek..!"
Nura berjalan masuk dan memegang kening Leon.
"Iya Angga... dia ... dia demam."
"minta tolonglah Bi Tutik membuat kompres. "
"Aku... aku saja yang menyiapkan.. "
"Nura... kau masih hamil... Jangan terlalu capek."
"Tidak... aku tidak capek."
Nura langsung berlari menyiapkan kompres.
"Biar aku yang mengompres !"
Ucap Angga.
Dan diletakkan nya handuk hangat di atas kening Leon. Ia hendak mengganti jas Leon dengan baju yang lebih nyaman.
"Nura... tolong bantu aku mencari baju yang nyaman untuk kak Leon.!"
"Baik Angga.. tunggu ya"
Dengan cepat Nura mencari baju di dalam lemari Leon.
Baju couple.? Nura melihat baju couple miliknya dengan Leon semasa remaja. Yang mereka beli saat di taman hiburan.
"Ternyata Leon masih menyimpan nya"
"Nura...sudah dapat kah?"
Teriak Angga.
"Oh sudah...ini..."
Ucapnya sembari menyerahkan satu set sweter tipis.
"Eh....?'"
Dengan cepat Nura mengalihkan pandangannya dari Leon dan Angga. Pasalnya Angga membuka seluruh baju Leon.
Angga hanya tersenyum kecil.
"Aku... aku pergi dulu. Jika kau butuh sesuatu. Bilang saja..."
Saat Nura hendak pergi. Tiba-tiba Leon mengigau memanggil namanya.
"Nura....."
Teman-teman readers. Bantu like dan vote novel ini ya😭😭 supaya author semangat. Terimakasih banyak kalian yang terus dukung🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Resti Sulsia
bagus ceritanya.
salam dari introverted Husband.
2020-10-28
0
Lenkzher Thea
semangat thor, 8 like ku sudah mendarat dengan selamat.
ditunggu ya.
2020-10-22
0
ptr_25
like💙💙💙
lanjut kk💪💪🥰
- My Teacher Is Mine -
2020-10-20
0