Rumah sakit kamar pasien Nura
"Ceklekkk......."
Suara pintu kamar pasien terbuka. Dan Leon berjalan mendekati Nura.
"Aku akan menyuapi mu.!"
Kejadian barusan membuat suasana serasa canggung.
"Itu... itu tidak perlu tuan. Aku bisa melakukan nya sendiri"
Nura ingat sebelumnya Leon bilang akan kembali ke kantor karena masih ada urusan.
Leon tidak menghiraukan ucapan Nura dan terus menyiapkan makanan.
"Apa mau makan buburnya dulu ?"
Nura mengangguk kan kepalanya.
Leon membantu Nura untuk bangun dan menyiapkan kan bantal untuk mengganjal punggung Nura agar lebih nyaman.
"Dia baik sekali.. Aku ingin Leon yang seperti ini. Walau pun sikapnya masih dingin tapi ia berbicara dengan lembut."
"Buka mulut mu.... ! aaa....."
Leon mengarahkan sendok yang sudah terisi bubur permintaan Nura.
Nura mengunyahnya dengan senyum. Dengan lahap Nura menyantap hingga habis tak tersisa.
"Rasa buburnya enak sekali. Apa karena Leon menyuapi ku. Pasti dia (memegang perut)senang karena dekat dan diperhatikan oleh ayahnya"
Batin Nura.
Sesekali Leon dan Nura tersenyum canggung.
"Kita begitu dekat. Tapi terasa begitu jauh dan asing."
"Tu....tuan Leon. Maaf... maaf sudah merepotkan anda. Terimakasih makanannya. Bayinya sangat senang"
Ucap Nura sambil memegang perut datarnya.
"Benarkah ? Baguslah... aku akan kupaskan buahnya."
"Kamu tunggu ya sayang...."
Ucap Leon sambil memegang perut Nura. Seakan berbicara dengan calon bayinya.
Dan melanjutkan kembali aktivitas nya mengupas kulit salak.
Betapa bahagianya jika tidak ada kejadian yang membuat Leon membenci dirinya. Pasti akan menjadi keluarga yang manis dan bahagia.
Nura pasti akan menjadi wanita beruntung di dunia ini.
"Permisi.....!"
"Apakah ini ruangan Nona Nura"
"Ya..."
Jawab Leon.
"Stefy.... kenapa kamu kemari?"
Stefy tiba-tiba muncul diantara mereka. Dia datang setelah Clara mengadu padanya. Mencari info dan menemukan di mana Nura dirawat. Tentu juga ingin mendapatkan kesan baik dari Leon.
"Selamat sore tuan.. ! Di kantor saya mencari anda. Tapi anda tidak ada. Jadi saya bertanya pada Boy dia membantu saya memberi tau jika anda di sini."
"Saya membawakan buah untuk......"
"A.... pembantu .....saya..... saya pem... pembantu tuan Leon"
Ucap Nura karena Stefy menghentikan ucapannya.
Kalau bukan pembantu. Disebut apa dirinya. Apakah harus Istri ?
Maka Nura hanya bisa menggunakan alasan ini. Toh Leon juga memperlakukan dirinya seperti pembantu.
Leon tertegun mendengar ucapan Nura. Sejenak menatap Nura.
Sadar Leon melihat dirinya lantas Nura menunduk kan kepalanya.
Apa yang bisa Leon perbuat, karena memang dirinya sendiri yang meminta Nura memanggil nya tuan. Jadi tidak salah kan jika Nura menjawab demikian. Tapi kenapa hatinya terasa sakit mendengar kata pembantu dari mulut Nura.
Stefy pun ikut tertegun mendengar jawaban Nura.
Tapi itu memang yang diharapkan olehnya. Wanita yang harusnya sadar akan posisi.
Senyum licik kecil nampak di wajahnya.
"Oh.... tuan Leon memang direktur yang bertanggung jawab. Bahkan menjaga setiap karyawan nya dengan baik."
Ucap Stefy memecah suasana dingin.
"Perkenalkan saya Stefy Sekertaris pribadi tuan Leon."
Stefy berjalan mendekati Nura dan menengadahkan tangannya. Ingin berjabat dengan Nura. Tentu saja tujuan utamanya adalah memperlihatkan kesan positif dirinya untuk Leon.
"Oh.....Sa.. saya Nura... Pembantu tuan Leon"
Dibalas baik dengan Nura. Dalam kepura-puraan nya Stefy senyum sopan.
"Aku membawakan buah untuk anda. Saya akan letakkan disini ya Nona Nura..?"
Stefy meletakkan parcel buahnya di atas meja pasien.
"Baik.... Terimakasih Nona..."
"Sama-sama...."
"Nona.....nona kau... kau baik sekali.."
Leon yang lelah dengan tingkah Nura mulai tak nyaman dan ingin meninggalkan nya.
"Ada yang ingin kau sampaikan ? Kita bisa bicara di luar!"
Ucap Leon pada Stefy.
"Nona Nura.... kalau begitu saya permisi... Cepat sembuh ya.. bye "
Stefy pergi berpamitan dengan Nura dengan melambaikan tangan dan dibalas hangat oleh Nura.
Nura terus menatap mereka pergi. Sampai akhir nya tak terlihat.
Dan ia mulai memegang perutnya lembut.
"*Nona Stefy itu cantik sekali ya Nak.... Kalau dia pilihan ayahmu. Mama hanya bisa mendukung yang terbaik. Semoga dia bisa merawat mu dengan baik. Mama yakin... pasti kamu akan baik-baik saja dengan ayah dan ibu baru mu. Dia sepertinya wanita yang baik"
"Mama.... mama juga tidak seperti dia. Dia wanita karir yang hebat. Lembut dan berpendidikan. Cantik dan sopan. Tidak seperti mama mu ini. Bertolak jauh dengan nya*."
Nura terus berbicara dengan calon bayinya.
"ahhh...... "
Nura merasakan kram kecil di perutnya.
"Apa kau marah sayang atau senang."
Kram itu seakan-akan memberi tau Nura agar dia tau dia tidak sendiri.
"Untuk apa kau kemari ?"
Tanya Leon yang diikuti Nura berdiri di belakangnya.
"Tuan Leon... Malam ini tuan Howard meminta bertemu membicarakan kontrak kita dengan nya. Beliau bicara jika besok dirinya akan kembali ke luar negri. Jadi hanya punya waktu malam ini"
"Kenapa kau tidak telpon saja..? Tidak perlu datang kesini !"
"Maaf tuan Leon. Saya sudah menelpon anda. Tapi telpon anda sibuk."
Leon melihat ponselnya dan ternyata Hpnya mati karena Batre lowbat.
"Sial..."
"Ya sudah... jam berapa dia minta bertemu.?"
"Pukul 20.00 tuan..."
"Kalau begitu kau pulanglah.! Nanti aku akan datang dengan mu. Jangan lupa bawa kontrak digitalnya. Aku akan menjemputmu jam 19.00 malam nanti."
"Baik tuan. Kalau begitu saya permisi.!"
Dibalas anggukan oleh Leon.
"Berhasil...."
Batin Stefy pergi dengan bahagia.
Leon berjalan masuk menemui Nura. Saat melihat dari luar dia mengintip dari potongan pintu kaca. Jadi nampak dari luar, pasien yang ada di dalam.
Leon melihat Nura memegang perutnya dengan lembut. Ia tersenyum Nura bisa menerima anaknya.
"Sore ini kau sudah boleh pulang."
Ucapnya yang sudah masuk mendekati Nura.
Dan sibuk membereskan barang-barang Nura. Menyiapkan untuk pulang.
"Baik... baik tuan muda..."
"No...nona tadi.... dia...."
"Sekertaris... apa kau tidak dengar."
"Kenapa ?"
Leon menghentikan aktivitas nya.
Dia berjalan mendekati Nura. Dan mendekatkan wajahnya agar lebih dekat dengan wajah Nura.
"Kamu cemburu ?"
"Dia juga bukan wanita yang buruk untuk merawat anak ku. ya kan... ? Setidaknya dia punya naluri keibuan dan tidak punya pikiran untuk membunuh bayi! Dan terpenting... Dia bukan seorang pembunuh!"
Mendengar ucapan Leon. Mata Nura mulai berkaca-kaca. Hatinya sakit mendengar Leon berkata demikian.
"Cepat ganti pakaian mu. Kita pulang sekarang. Aku masih banyak urusan!"
Dengan patuh Nura mengiyakan perintah Leon. Berjalan ke kamar mandi dan menggenggam pakaian gantinya.
Setelah Nura menghilang dari pandangan nya. Leon memukul meja keras.
"Brakkkkkk......."
Nura yang mendengar suara gebrakan meja. Terkejut hingga tubuhnya terangkat.
Ia sudah tidak bisa menyembunyikan kesedihannya.
Di kamar mandi saksi kesedihan nya.
Ia merosot kan tubuhnya di lantai dan menangis terisak agar bisa melegakan hatinya yang sakit.
"Sialan....."
Ucap Leon.
Dia kesal dengan keadaan. Dia marah dengan keadaan.
Dan benci dengan keadaan.
Dia benci semuanya.
Teman-teman bantu dukung dong. plisss.. 😂😂😂 Beri vote dan LIKENYA ya. Biar author tu semangat nulis novelnya.😭😭 Kalian yang sudah kasi suport makasih banyak ya.🙇🙇🙇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
@icha_31
semangat terus thorr
2020-10-20
1
ptr_25
like💙💙💙
lanjut kk💪💪🥰
- My Teacher Is Mine -
2020-10-20
0
Uwupedia
3 like kakk
semangat terus
2020-10-20
0