Ngidam

"Nura.... Nura bagaimana keadaan mu ?"

Ucap Angga panik. Dia Langsung berlari mendekati Nura.

"Angga.... kenapa kau disini?"

"Tentu saja melihat keadaan mu?"

"Kau kenapa ? Bagian mana yang sakit?"

Sesekali Angga menyentuh lembut pipi Nura. Dan mengecek keningnya apakah panas.

Ia tau Nura di rumah sakit dari Bi Tutik.

"Angga"

Panggil lembut Nura.

"Ya...Nura"

"Aku tidak apa-apa, Kata dokter kelelahan saja."

Angga menghela nafas lega.

"Nura... aku selalu ingin membantu mu . Tapi kamu selalu menolak. Kamu yang mengerti tubuhmu. Kamu harus tau waktu yang tepat saat istirahat dan bekerja. Jangan kamu forsir tubuh kamu"

Angga selalu mengingatkan Nura untuk istirahat dan selalu ingin membantu, saat Nura bekerja. Tapi Nura selalu menolak.

"Siap tuan muda Angga.....he... he....."

Angga gemas sambil mencubit hidung mancung Nura.

"Kau ini!"

"Aw......."

Teriak refleks Nura dan langsung mengusap hidungnya.

"Aku keluar dulu mencari makan. Kamu tunggu ya.. ! Kamu mau apa..?"

"Aku ingin bubur ketan hitam dan Buah salak"

"Bubur hitam dan buah salak? Makanan mu aneh sekali.."

Angga yang belum tau jika Nura hamil. Merasa aneh dengan permintaannya.

"Kau ini yang menawarkan ya sesuka aku dong. wekkkkkk... hik... hikkkk"

Jawab Nura menggoda.

"Baiklah.... kalau sampai aku dapat kamu harus cepat sembuh.!"

"Oke bos...."

Dijawab dengan hormat canda oleh Nura.

Tinggallah Nura sendiri di dalam ruangan.

"Apakah aku ngidam ya... secepat itu kah ?"

Tak lama datanglah seorang dokter wanita dengan satu perawat berdiri di belakang nya.

"Selamat siang Nona Nura....Saya dokter spesialis kandungan. "

"Se... selamat siang dokter"

"Kami akan melakukan pemeriksaan USG pada Nona"

"USG....? Tapi Le.. Leon bilang besok. Kenapa cepat sekali ?"

"Kami baru saja menerima panggilan. Suami Nona meminta pihak rumah sakit segera memeriksanya."

"o...."

"Begitu terburu-buru . Apa yang ada dalam pikiran Leon. Suami ??? Ha ha... mimpi siang bolong. "

Dokter kemudian memeriksa bagian bawah perut Nura. Mengoleskan gel dingin di area sana.

Dengan profesional dokter memeriksa nya.

"Selamat ya Bu. Seperti nya saya sudah bisa memanggil anda ibu. Usia kandungan sudah mencapai 5 Minggu. Masih kecil seperti kacang. Tapi janin nya sehat."

"Saya akan memberikan vitamin untuk ibu dan perkembangan calon bayi. Tolong banyak istirahat dan jangan terlalu stress. Itu bisa mempengaruhi perkembangan janin. Usahakan teratur minum obatnya dan aturlah dengan baik pola makan ibu"

"Kalau begitu saya permisi. !"

"Baik... baik terimakasih dok."

Nura mulai berkaca-kaca. Bukan karena sedih. Tapi bahagia, ada kehidupan dalam perutnya.

Nura membelai lembut perutnya yang masih datar itu. Membelai dengan penuh cinta dan kasih.

"Hai sayang......"

Ucap Nura dengan janinnya. Seakan menyapa seseorang.

"Mama.... mama sayang sama kamu .... Mama janji... mama akan rawat kamu. Mama pastikan kamu akan lahir dengan sehat. ya....."

Air matanya sudah membasahi pipi. Nura begitu bahagia. Tapi tunggu, entah apa harus bahagia atau harus sedih.

Mungkinkah Anak ini akan bahagia. Ia tidak memiliki keluarga yang sah.

Bahkan Nura dan Leon belum menjadi suami istri.

Apakah Leon mengijinkan Nura merawat bayinya bersama. Apakah Leon bersedia melihat tumbuh dan kembang bayinya bersama dengan dirinya.

Bagaimana jika selamanya Leon tidak memperbolehkan dirinya.

Apa yang harus ia lakukan.

"Nura......"

Suara yang tak asing memanggil namanya.

Dengan cepat Nura menghapus air mata nya.

"Eh... tu... tuan Leon..."

"Aku sudah tau dari dokter. Aku harap kamu merawat nya dengan baik. Buang pikiran mu pagi tadi. Singkirkan pikiran tidak menginginkan bayi itu. Lahir kan dia, setelah lahir serahkan padaku."

Ucap nya menatap gedung-gedung yang menjulang melalui jendela tanpa memandang ke arah Nura.

Setelah Leon menerima panggilan dokter dan keputusan final dari dokter. Leon meminta Paman Joni mengantarkannya menemui Nura. Ia takut Nura berbuat yang tidak-tidak.

Dalam benak Leon, Leon takut Nura akan mencelakai bayinya. Setelah ucapan pagi tadi dari mulut Nura. Leon takut jika Nura berfikiran untuk mencelakai bayinya.

"Serahkan padanya... apa yang dia katakan? Dia benar-benar tidak mengijinkan aku merawat nya hingga besar? Dia tidak mau merawat nya bersama ku ?"

Nura memegang perutnya kuat. Serasa tak ingin berpisah dengan calon bayinya.

Air matanya mulai menyudut. Tapi Nura berusaha kuat dan menyembunyikan agar tidak tertumpah.

Dia tau dirinya juga salah karena mengatakan ucapan yang bodoh pagi tadi.

"Aku....aku akan merawat bayi ini. Aku ... aku janji"

Leon tersenyum senang mendengar jawaban Nura.

Ia berbalik dan menatap Nura.

"Baguslah... sekarang istirahat lah. Mulai besok kau tidak usah bekerja. Aku akan menambah pembantu lagi seperti dulu. Selama kamu hamil. Aku tidak mau melihat mu lelah. Aku masih ada urusan penting di kantor. Aku pergi dulu."

"Ba...baik..baik tuan!"

Baru selangkah Leon menginjakkan kaki. Tiba-tiba ada saja halangan.

"Nura.... huht...huht....huht..."

Angga datang mengatur nafasnya. Ia baru saja mendapatkan makanan yang di pesan oleh Nura. Ia membungkuk sambil mengangkat kantung plastik yang berisi bubur ketan hitam dan buah salak.

Karena tidak mudah Angga mendapatkan nya. Ia juga takut Nura menunggu terlalu lama. Jadi dalam perjalanan dia berlari-lari kecil.

"Aku mendapat...kan.... nya..!"

Angga bicara terbata melihat Leon berdiri disamping Luna. Dan menatap tajam dirinya.

Nura menggelengkan kepala. Mengisyaratkan, nanti saja.

"Oh.... kak.. kau disini ?"

Ucap Angga memecahkan keheningan.

Leon berjalan mendekati Angga. Tatapan yang begitu menakut kan.

"Berikan padaku!"

Ucap Leon sembari menengadah kan tangannya.

"Tu...tuan Leon... itu Angga hanya menjenguk ku saja"

Nura berusaha menstabilkan keadaan. Agar tidak membuat Leon marah.

Namun ucapan Nura tidak dianggap oleh Leon.

"Aku bilang berikan pada ku !"

Leon semakin teriak keras hingga menggema di ruangan.

Amarahnya mulai memuncak. Melihat Angga sulit sekali di atur. Masih saja selalu mengganggu Nura.

Membuat Leon tidak suka melihatnya. Apakah ini cemburu buta?. Entahlah.

Angga menyerahkan makanan itu pada Leon.Karena Angga beranggapan kantung plastik itu akan di berikan pada Nura.

"Pranggggg........."

Leon membanting kasar makanan yang Angga berikan.

"Kak......kau ini apa-apa an?"

Semua buah salak berserakan dan bubur tercecer di lantai karena kotak mika nya pecah.

Nura bangkit dari ranjangnya dan berlari mengambil 1 buah salak. Ia kupas secepat mungkin. Ia sangat ingin buah itu.

Tak terasa matanya berkaca-kaca hingga menyudut.

"Nura hentikan! Aku akan membelikan yang baru."

Angga langsung berjongkok menghadap Nura. Berusaha menghentikan aktivitas nya.

Leon semakin kesal dengan apa yang ia lihat.

Dengan kasar ia menyingkirkan Angga agar menjauh dari Nura. Membuat Angga jatuh terduduk di lantai.

Dan dirinya berjongkok menghadap Nura.

"Jangan makan itu. ! Hentikan!"

Dia meneriaki Nura yang terus sibuk mengupas kulit salak.

Jarinya sedikit berdarah karena tertancap kulit buah yang tajam, Tak sampai dihiraukannya.

"Nura... hentikan...begitu berharganya makanan dari dia ?"

Leon semakin teriak menggoncang kan tubuh Nura.

Air matanya pecah karena goncangan dari Leon.

"Nura apa kau tuli ? Kau tidak mendengar ku?"

Nura menghentikan aktivitas nya dan melihat ke arah Leon.

"Tapi....Tapi....bukan aku... bukan aku yang mau. Dia yang mau..."

Ucap Nura sambil memegang perutnya. Dengan memandang perut datarnya.

Leon lantas terdiam tertegun mendengar ucapan Nura. Dan tak percaya apa yang baru saja ia dengar.

Nura melanjutkan aktivitas nya mengupas buah salak.

Mata Leon mulai berkaca-kaca.

Leon merebut buah itu dari tangan Nura.

Dan dengan cepat Leon mengupasnya dan membersihkan kulit tipis pada buah salak itu. Lalu memberikan nya pada Nura.

"Makanlah...."

Nura lantas merebut nya. Dan mengunyah dengan lahap seperti makanan yang amat Favorit.

Nura tampak bahagia dengan makanan itu.

"Kak..... Nura ..... Nura hamil ?"

Tanya Angga.

Hai readers, jangan lupa like dan vote novel ini ya. Siapa author semangat up up nya. Terimakasih

Terpopuler

Comments

Valerie Grachia

Valerie Grachia

Waalaikumsalam baik bu

2020-10-19

0

Valerie Grachia

Valerie Grachia

semangat kak

2020-10-19

0

ptr_25

ptr_25

semangattt up kk💪💪

- My Teacher Is Mine -

2020-10-19

0

lihat semua
Episodes
1 Kenyataan pahit
2 Kebahagiaan itu sudah menjadi kebencian
3 Kepulangan Angga
4 Dia melecehkan ku
5 Tak ada lagi rasa percaya
6 Racun yang mematikan
7 Meminta tolong
8 Melepaskan Angga
9 Mabuk berat
10 Benarkah Hamil ?
11 Tidak bisa menerima kenyataan
12 Ngidam
13 Bisakah menjaga keduanya
14 Kedatangan Stefy
15 Terjebak
16 Permainan Stefy 1
17 Permainan Stefy 2
18 Menangis di depan nisan
19 Apakah keguguran ?
20 Kenyataan Pahit 2
21 Mengusir Stefy
22 Pulang dari Rumah sakit
23 Penjelasan penabrak
24 Mengetahui semuanya
25 Pengumuman
26 Akhir yang ditunggu
27 Tak ingin jauh
28 Mengungkap perlahan
29 Pulang
30 Pergi meninggalkan mu
31 Flash back
32 Merindukan mu
33 Menemui
34 Apakah kamu tidak mencintai ku
35 Menawarkan pekerjaan
36 Melihat perusahaan
37 Pergi keluar kota
38 Dalam satu ruangan
39 Terjebak
40 Kembali
41 Terungkap 1
42 Bercerita
43 Keterpurukan Angga
44 Visual Tokoh
45 Jangan tinggalkan aku
46 Menikah
47 Tugas istri
48 Mengunjungi Clara
49 Bertemu
50 Hari ini datang juga
51 Kerjasama
52 Tidak ingin bertemu
53 Salah mengerti
54 Mempertemukan
55 Mencari penjelasan
56 Membawa paksa
57 Kebodohan
58 Pembalasan
59 Malaikat Penolong
60 Pelik
61 Menekankan pilihan hati
62 Ketahuan
63 Bolehkah menyembunyikan kamu
64 Pergi ke pantai
65 Periksa
66 Sakit tak berdarah
67 Flashback 2
68 memberi obat tidur
69 Penghianatan malaikat pelindung
70 Berhasil melindungi mu
71 Tidak apa
72 Flash back 3
73 Season 2
74 Malam Pernikahan
75 Ingin mengunjungi
76 Malam romantis
77 Berkunjung
78 Memohon
79 Mencoba
80 Apa yang terjadi?
81 Bertanya Paman Joni
82 Mendadak
83 Penjahat
84 Maafkan aku Nura
85 kenapa malah aku
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Kenyataan pahit
2
Kebahagiaan itu sudah menjadi kebencian
3
Kepulangan Angga
4
Dia melecehkan ku
5
Tak ada lagi rasa percaya
6
Racun yang mematikan
7
Meminta tolong
8
Melepaskan Angga
9
Mabuk berat
10
Benarkah Hamil ?
11
Tidak bisa menerima kenyataan
12
Ngidam
13
Bisakah menjaga keduanya
14
Kedatangan Stefy
15
Terjebak
16
Permainan Stefy 1
17
Permainan Stefy 2
18
Menangis di depan nisan
19
Apakah keguguran ?
20
Kenyataan Pahit 2
21
Mengusir Stefy
22
Pulang dari Rumah sakit
23
Penjelasan penabrak
24
Mengetahui semuanya
25
Pengumuman
26
Akhir yang ditunggu
27
Tak ingin jauh
28
Mengungkap perlahan
29
Pulang
30
Pergi meninggalkan mu
31
Flash back
32
Merindukan mu
33
Menemui
34
Apakah kamu tidak mencintai ku
35
Menawarkan pekerjaan
36
Melihat perusahaan
37
Pergi keluar kota
38
Dalam satu ruangan
39
Terjebak
40
Kembali
41
Terungkap 1
42
Bercerita
43
Keterpurukan Angga
44
Visual Tokoh
45
Jangan tinggalkan aku
46
Menikah
47
Tugas istri
48
Mengunjungi Clara
49
Bertemu
50
Hari ini datang juga
51
Kerjasama
52
Tidak ingin bertemu
53
Salah mengerti
54
Mempertemukan
55
Mencari penjelasan
56
Membawa paksa
57
Kebodohan
58
Pembalasan
59
Malaikat Penolong
60
Pelik
61
Menekankan pilihan hati
62
Ketahuan
63
Bolehkah menyembunyikan kamu
64
Pergi ke pantai
65
Periksa
66
Sakit tak berdarah
67
Flashback 2
68
memberi obat tidur
69
Penghianatan malaikat pelindung
70
Berhasil melindungi mu
71
Tidak apa
72
Flash back 3
73
Season 2
74
Malam Pernikahan
75
Ingin mengunjungi
76
Malam romantis
77
Berkunjung
78
Memohon
79
Mencoba
80
Apa yang terjadi?
81
Bertanya Paman Joni
82
Mendadak
83
Penjahat
84
Maafkan aku Nura
85
kenapa malah aku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!