Mendengar prediksi dokter entah kenapa hati Leon begitu bahagia.
Tentu saja, bagaimana mungkin tidak ada orang di dunia ini. Yang tidak bahagia,
Bisa memiliki buah hati Dari pasangan yang sangat di cintai.
Pasti semua orang akan sangat bahagia.
(Hanya orang yang tidak siap saja yang tidak bahagia. Entahlah)
"Baik...baik dok... Saya akan lakukan saran dokter setelah dia bangun. "
"Semoga positif hamil. Selamat ya tuan. Jaga baik-baik istri anda."
"Baik...saya pasti jaga istri saya."
"Kalau begitu saya permisi."
Dokter pergi meninggalkan Leon.
Sejenak Leon merasa tak nyaman dengan perkataan Dokter terakhir kali.
"Istri ?? hah...? Apakah dia mau menjadi istri laki-laki kejam seperti ku"
Nura mulai sadar ketika Leon masih melamun.
"Emhhhhh....."
Perlahan membuka mata dan melihat ke arah langit-langit. Tempat itu terasa asing baginya.
"Aku dimana ?"
Mendengar suara Nura.
Leon bangun dari lamunannya dan bergegas menghampiri nya.
"Nura... Nura bagaimana keadaan mu. Mana yang sakit. Ada yang tidak nyaman? Bagian mana..? ha...? Aku panggilan Dokter ya...?"
Leon begitu khawatir bercampur senang melihat Nura sadar.
"Le... Leon...."
Nura mencoba mengingat kembali. Terakhir kali dirinya di tarik paksa oleh Clara.
Dan datang Leon menolong nya.
"Ya.... ya Nura kamu butuh apa katakan!"
Leon yang hampir menekan tombol. Mengurungkan niatnya dan mengutamakan Nura.
"Apa Leon menghawatirkan aku?"
"ma... maaf... tu ... tuan muda.. Ini rumah sakit ? Saya mau pulang bisa ?"
Nura tak ingin merepotkan Leon lagi.
Mendengar perkataan Nura. Leon menjauh dari tubuh Nura cepat.
Ada rasa kesal disana.
Satu sisi, rasa cinta nya tidak bisa berbohong. dan melupakan egonya.
Sisi lain. Ia sadar akan egonya. Yang selalu ingin menyiksa Nura.
Secepat kilat Leon berubah sikap.
"Nura.....jangan kamu pikir. Sikap ku barusan. Bentuk perhatian atau bentuk kekhawatiran ku pada mu."
"Aku tau itu... makannya aku tidak berharap banyak"
Batin Nura sedih dan menundukkan kepalanya. Matanya mulai berkaca-kaca. Leon masih saja Leon kejam dan Arogan.
"Kalau kau ingin pulang. Itu harus seijin dokter. Tidak ada urusannya dengan ku. Tapi satu hal yang harus kamu ingat. Tidak ada yang gratis di dunia ini"
"Apa yang dia katakan. Dia ingin aku melayani nya lagi. Lagi dan lagi. Leon benar-benar keterlaluan"
Ya, selama satu bulan ini. Setiap Leon kecewa . Leon akan meminta Nura melayaninya. Dan itu terjadi 3-4 kali selama satu bulan ini.
Banyak hal yang menjadi alasan Leon.
Tapi dalam lubuk hati Leon yang paling dalam. Hubungan itu ia ekspresi kan sebagai bentuk cinta. Sesekali Ia tidak melakukan nya dengan kasar.
Tapi bagi Nura, tetap saja itu sebuah pelecehan baginya. Tidak ada ikatan apapun. Tapi seenak hati Leon melakukan nya. Nura merasa dirinya seperti wanita malam pelepas nafsu.
Jika Nura menolak. Leon selalu menggunakan Bi Tutik sebagai ancaman.
Dan Nura tidak mau hubungan nya sampai menyeret orang lain lagi.
"Kenapa...? "
Leon melihat Nura yang meremas sprei rumah sakit kuat.
Ia melihat raut wajah Nura yang ketakutan.
Sesungguhnya Leon tidak tega. Tapi ya, Leon selalu kalah dengan egonya.
"Tenang saja ... Aku tidak meminta itu."
Mendengar ucapan Leon Nura sedikit lega.
"Aku hanya meminta kamu tetap bekerja seperti biasa. Dan jika kamu berani kabur. Aku bisa mengurung mu sesuka hati"
Pernah suatu kali Nura mencoba kabur. Namun itu semua sia-sia. Tetap saja Leon bisa menemukannya.
Leon membalikkan badannya. Dan melihat arah jendela kamar pasien.
"Nura....aku mau tanya..."
"uggghhhhh........"
Tiba - tiba Nura merasa perutnya tidak nyaman. Serasa semua isi perut nya teraduk-aduk dan ingin keluar.
Ia memegang perut dan menutup mulutnya.
Ia merasa bau rumah sakit begitu menyengat dan membuatnya tak nyaman.
Leon masih belum menyadari.
Dengan cepat Nura berlari menuju kamar mandi. Karena memang ia tidak di infus.
"Oek.......ugh...oekkkkk...."
Nura memuntahkan isi perutnya di wastafel.
Leon langsung berlari menuju suara.
"Nura...Nura kamu kenapa?"
Dia mendekati Nura dan memegang kedua bahu Nura dari belakang. Sambil menatap wajah nya.
"Entahlah tuan.... Aku tidak tau....Perutku serasa tidak nyaman. Mungkin masuk angin"
Jawabnya sembari membersihkan mulutnya.
"Nura...."
Panggil Leon dan menghadap kan tubuhnya agar berhadapan dengannya.
"Aku mau tanya. Kapan terakhir kali kamu datang bulan?"
Pertanyaan inilah yang hendak Leon tanyakan.
"Da...Datang bulan...? itu... bulan lalu..."
"Bulan lalu..?"
Nura mulai sadar atas pertanyaan Leon.
Nura memegang perutnya.
"Apa....apa.... aku... hamil ?"
Dengan cepat ia melihat wajah Leon.
Terlihat Leon tersenyum mendengar Ucapan nya.
Leon mengangguk sambil tersenyum melihat Nura.
Melihat wajah Leon. Nura teringat bagaimana perlakuan demi perlakuan padanya. Nura berfikir pasti Leon tidak menginginkan punya anak darinya.
Dan di sisi lain. Ia bahkan tidak memiliki hubungan apapun dengan Leon.
Nura melangkah mundur menjauhi Leon.
"Gak.....kenapa aku bisa hamil. Ini pasti salah... Gak mungkin. Kenapa aku bisa ceroboh. Aku sudah meminum pil kontrasepsi. Kenapa masih bisa hamil ?"
"Apa kamu bilang....kau minum pil kontrasepsi ?"
Teriak Leon.
"Nura..... apa kau gila. ? Kau tidak mau punya anak dari ku?"
Amarah Leon semakin memuncak dan teriak dengan menggoncang kan tubuh Nura.
Leon memegang kedua bahu Nura dan sedikit mendekat kan wajahnya. Mata Nura sudah nampak berkaca-kaca.
"Nura.... tanpa sepengetahuan ku kamu berani minum pil kontrasepsi.? "
"Besok aku akan memastikan kehamilan mu. Aku akan membawa mu ke dokter kandungan. Ingat Nura....Jika kamu benar-benar hamil. Kamu harus melahirkan anak ini. Sampai terjadi apa-apa pada anak ku. Aku akan menyiksa kamu lebih dari yang lalu."
Dengan kasar Leon menghempaskan tubuh Nura.
Namun tidak sampai terjatuh.
Leon pergi meninggalkan Nura sendiri.
Nura menyandarkan tubuhnya di tembok. Dan perlahan menyentuh perutnya dengan tangan yang masih gemetar tak percaya.
"Sayang.....apa kau benar-benar ada di sana? Maafkan mama! Hiks.....hiks..."
Nura menyentuh perutnya dengan lembut. Serasa benar-benar sedang berbicara dengan isi perut nya. Air matanya mulai menetes. Membasahi pipi lembutnya.
"Mama.....mama tidak pernah membenci kamu...Mama... mama hanya takut. Takut, kamu akan di benci ayahmu. Takut ayahmu tidak menginginkan kamu. Takut kamu akan hidup seperti mama. Takut kita tidak bisa bersama. Takut akan segala hal buruk menimpa kamu nak"
Tangisnya semakin terisak. Ia merosot kan tubuhnya hingga terduduk di atas lantai kamar mandi.
Ruangan itu VIP, Sehingga kamar mandi pun nampak luas dan bersih.
Sesungguhnya, Bi Tutik lah yang menukar obat yang di minum Nura.
Suatu kali Bi Tutik melihat Nura pulang membawa bungkusan dan Bi Tutik mengikuti langkah Nura.
Sampai di kamar, saat Nura hendak meminumnya. Bi Tutik mencari alasan dengan memanggil nya. Mencari cara agar Nura turun kebawah dengan menyuruhnya memanaskan makanan.
Dan disaat itulah Bi Tutik tau bahwa obat itu adalah obat kontrasepsi. Dengan cepat Bi Tutik membawa dan membuangnya.
Dan di hari berikutnya, Bi Tutik tukar dengan penyubur kandungan tanpa sepengetahuan Nura.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
itttti ajahh 🆘❀⃟⃟✵
keren ni Tutik👍👍👍😘
2020-11-13
0
ptr_25
semangattt up thor💪💪
- My Teacher Is Mine -
2020-10-19
0