Karena khawatir dengan keadaan rumah. Bi Tutik mendatangi Nura di kamarnya.
"Nona... "
Panggil Bi Tutik dan mulai mendekap tubuh Nura yang masih meringkuk di atas ranjang menangis. Ia tak tega melihat Nura menangis terisak.
"Bi..bibi....bibi maafkan Nura. Nura tidak malas lagi. Nura bangun sekarang. Nura bantu bibi bersih-bersih ya."
Dengan sigap Nura bangun dan hendak pergi namun di tahan oleh Bi Tutik.
"Nona... sudah selesai... Bibi sudah selesai beres-beres di dapur. ini aja bibi lagi istirahat"
Ucap Bi Tutik yang berbohong, Agar Nura bisa istirahat.
"Benarkah ? Bibi gak bohong kan ?"
"Iya...."
"Sini Bibi peluk dulu. "
Hanya ini yang bisa Bi Tutik lakukan. Menenangkan dan memberikan rasa nyaman. Disaat tak ada yang memberi.
"Bi......."
"Hem ....?"
"Bibi baik sekali sama Nura ?"
Bi Tutik hanya tersenyum kecil.
"Bibi sih baik sama semua orang..."
Jawab Bibi berusaha menghibur Nura.
Nura tersenyum bahagia dan semakin mendekap erat tubuh Bibi.
"Terimakasih ya Bi...!"
"Kenapa Terimakasih... Bibi gak lakuin apa-apa lho"
"Bibi lakuin apa-apa kok sama Nura"
Dibalas senyum bahagia oleh Nura. Dan mereka sama-sama tersenyum.
Nura bahagia sekali, Ditengah semua yang ia alami. masih ada orang yang peduli pada dirinya.
Dalam hati kecil Bi Tutik. Ada yang salah dengan semua ini. Serasa ingin membantu Nura agar tidak terus-menerus di tuduh bersalah. Dalam batinnya, Tidak mungkin Nura membunuh majikannya. Bi Tutik tau betul sikap Nura. Karena melihat Nura bertumbuh sejak kecil.
"Bi.... Nura ingin ke makam ayah sama ibu"
Ungkap Nura.
"Pergi saja, Mumpung Nyonya dan tuan Leon tidak di rumah !"
"Tante Clara pergi ? Lalu Angga ? Angga di mana ?"
"E..... itu... bibi gak tau Non. Mungkin masih tidur di kamarnya"
Bibi berusaha menyembunyikan keberadaan Angga agar tak terjadi hal yang tak di inginkan. Ia tau sikap Nura, Tak tega melihat orang lain disiksa.
Alih-alih memberitahu Nura malah nanti Angga berusaha di keluarkan Nura.
"Bibi bohong.... Bibi pasti tau dimana Angga. "
"Aku akan ke kamar Angga sekarang !"
Dengan cepat Bibi menahan Nura agar tak melanjutkan keinginan nya itu.
"Eh.. eh... Nona Nura. Nona istirahat saja. Nona mau bilang apa ke tuan Angga. Biar Bibi yang sampaikan. Soalnya, tuan Angga sedang sakit."
Ucap Bibi terpaksa berbohong lagi karena terdesak.
"Apa ??? Angga sakit ? Aku sampai melupakannya. Pantas aku tidak melihatnya setelah dia menemui aku kemarin. Aku harus menemuinya.!"
Dengan cepat Nura berlari meninggalkan bibi.
"Aduh.... bagaimana ini.. Gawat ..gawat..."
Batin Bibi panik.
"Dok...dok...dok"
"Angga....Angga....Angga apa kamu di dalam?"
Teriak Nura khawatir.
"Buka pintunya!"
"Nura... Nura...."
Dengan cepat Angga bangkit dari tidurnya. Dan mendekati pintu.
"Nura...Nura bagaimana keadaan kamu sekarang?"
"Aku baik-baik saja. Buka pintunya.!"
Sejenak Nura sadar. Ia melihat pintu itu terkunci dari luar. Ada gembok yang terkunci dari luar.
"Angga....Angga apa kamu di kurung.?"
"Nura... yang penting kamu baik-baik saja."
Nura kesal melihat semua ini.
Malam Hari
Demi menyelamatkan Angga. Nura memberanikan diri menemui Leon yang masih di ruang kerja
Dengan berani ia mulai mengetuk pintu.
"dok...dok...dok..."
"Siapa ?"
Teriak Leon yang masih serius melihat dokumen perjanjian kerjasama.
"A...aku"
Mendengar suara Nura. Leon menghentikan aktivitas nya.
"Masuk..!"
Leon penasaran bagaimana sampai berani Nura menghadap dirinya. Permainan apalagi ini.
Dengan berani Nura membuka pintu pelan. Berjalan mendekati Leon yang berpura-pura serius membaca.
Leon terlihat tampan saat serius. Walaupun dalam kepura-puraan. Sesekali Leon melirik Nura.
"Astaga dia cantik sekali malam ini. "
Tak dipungkiri kecantikan Nura membuat Leon seakan tak ingin memalingkan wajah. Gaun merah muda yang Nura kenakan, sangat pas dan cocok ditubuhnya. Kulitnya yang putih. Selalu cocok dengan warna pakaian apapun. Rambut panjang nya kini sudah rapi. Dengan hiasan sedikit pita kecil yang mengikat rambutnya setengah. Namun ego dan rasa dilema masih kokoh dalam hatinya.
"Tu...tuan muda.. aku datang mau meminta tolong.!"
"Tolong....?"
Ucap Leon mengejek.
"Coba aku dengar permainan apa lagi yang kamu mainkan?"
"Pe..Per... Permainan...? aku tidak.... "
"Sudah sudah... jangan basa-basi. Untuk apa kamu kemari?"
"Aku... aku...aku mohon lepaskan Angga"
Dengan keberanian Nura berucap. Langsung menunduk dan menggenggam kedua tangannya kuat.
Leon terkejut mendengar ucapan Nura
"Aku tidak percaya.Dia masih mencari Angga."
"Baiklah.....!"
Nura senang mendengar jawaban Leon. Ia yakin Leon tidak akan selamanya jahat.
Dengan cepat ia melihat ke arah Leon
"Benarkah ....?"
Leon mengangguk kan kepalanya.
"Terimakasih tuan.. Terimakasih...."
Nura terus berterima kasih pada Leon sembari membungkuk kan badannya.
"Sebahagia ini dia... Padahal hanya baru mendengar. Ada hubungan apa kamu dengan Angga?"
Batin Leon semakin tak karuan. Tapi rasa benci akan kematian ayahnya. Masih saja tertancap. Dan perasan cemburu menyelimuti pikirannya.
"Tapi ada syaratnya...Semua tidak gratis."
"Sya... syarat...?"
Leon lantas berdiri dan menghampiri pintu. Kemudian mengunci pintu itu.
Nura mulai ketakutan. Apa yang sebenarnya Leon rencanakan. Tangannya menggenggam dress-nya kuat dan berusaha tetap tenang. Nura hanya menunduk tak berani melihat ke arah Leon.
"Apa... apa... syarat yang tuan maksud ?"
Dengan cepat Leon memeluk tubuh Nura dari belakang.
"Tu...tuan lepaskan....aku mohon"
Nura berusaha memberontak. Ia tak mau mengulang kejadian buruk itu lagi.
"Puaskan aku..."
Bisik Leon ditelinga Nura.
"hah....."
Nura terkejut mendengar ucapan Leon. Ia benar-benar bodoh. Bagaimana mungkin syarat itu mudah. Bagaimana bisa ia tetap percaya Leon akan berubah.
Nura mulai berkaca-kaca, Tak percaya.. kenapa Leon yang ia kenal benar-benar sudah tidak ada.
"Bagaimana ?"
"Aku...aku akan berusaha memenuhi syarat tuan. Tapi...tapi tidak dengan itu"
Air mata Nura sudah menetes. Merasa dirinya sangat menjijikkan. perlakuan Leon pada dirinya. Benar-benar membuat nya seperti seorang p*****r yang memuaskan dahaga laki-laki hidung belang.
"Tapi syarat ku hanya ini"
Leon melepas pelukan nya dan duduk diatas kursi kerjanya lagi.
Apakah demi melepas Angga. Ia harus memenuhi permintaan Leon.
"Tu...tuan.... ini tempat kerja Paman Alex...."
Mendengar ucapan Nura. Leon kesal dan menarik tubuhnya menuju kamar miliknya.
Mengunci kembali kamar itu. Dan berdiri menatap Nura.
"Disini ? Kamu mau disini?"
"Lakukan!"
"Jika aku tidak puas aku tidak akan melepaskan pujaan hatimu itu."
"Le...Leon"
"Kamu keterlaluan...!"
Teriak Nura dan berusaha membuka kunci agar ia bisa keluar.
Leon lantas lemas dan menjatuhkan dirinya di ranjang. Menutup matanya dengan tangan. Sesekali memegang kepala yang pusing dan terasa lelah.
"Ayah.... apa yang harus aku lakukan. Apa yang harus aku lakukan pada Nura .."
Nura tertidur di atas ranjangnya dan mulai terisak.
Kenapa Leon menjadi seperti ini? Dimana Leon yang dulu ia kenal? kemana perginya Leon yang selalu ingin melindungi nya ?.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Soffy Kitu
rumah org kaya kok gak ada cctv nya
2020-10-26
5
Lenkzher Thea
kak saya mampir nih dan bom like sampai
sini dulu.
semangat.
Ditunggu ya feedback nya. klik aja
2020-10-20
0