Sudah hampir setengah tahun aku tinggal di rumah mbah, aku juga mulai mempunyai teman, dia anak tetanggaku namanya Kinno aku biasa memanggilnya Kin, dia teman pertamaku saat aku baru beberapa hari tinggal di rumah mbah. Selama aku tinggal di rumah mbah keanehan-keanehan di rumah mulai sering terjadi, tapi aku sudah mulai terbiasa dengan situasi tersebut karena aku selalu mengalihkan pikiran ku agar rasa takut itu tidak menguasai pikiranku.
Hari penerimaan murid baru akhirnya tiba, setelah 6 bulan aku menunggu akhirnya aku bisa mendaftar masuk ke SMP yang baru tidak jauh dari rumahku, kebetulan Kinno juga akan mendaftar ke sekolah yang sama dengan aku, kami berdua akhirnya mendaftar di sekolah yang kami pilih, aku dan Kinno pergi mendaftar dengan berjalan kaki karena jarak dari rumah dan sekolah itu cukup dekat hanya butuh waktu 5 menit berjalan kaki. Sebenarnya aku tidak terlalu akrab dengannya karena aku anak yang pendiam dan pemalu jadi aku tidak terlalu banyak bicara dengannya tapi, dia yang selalu banyak bicara kepada ku entah dia bercerita sendiri masalah kegiatannya sehari-hari tanpa aku harus bertanya.
Sepanjang jalan Kin selau bercerita tentang hari-harinya hingga akhirnya aku tidak sadar kalau sudah sampai di sekolah yang kami tuju, aku melihat ada banyak yang ingin mendaftar dan mereka semua ditemani oleh orang tuanya hanya aku dan Kinno saja yang mendaftar sendirian tanpa ditemani orang tua atau pun wali, ada rasa iri melihat mereka yang didampingi oleh orang tuanya baru kali ini aku mendaftar sekolah sendirian biasanya ayah yang selalu mendaftarkanku ke sekolah pilihannya tanpa aku harus ikut pergi bersamanya. Aku dan Kinno mulai mendaftar, kami diberi formulir oleh panitia dan kami harus segera mengisinya, aku dan Kinno mulai mengisi formulir.
“Lan, pinjam pulpen dong” ucap Kino
“Kamu gak bawa pulpen Kin? aku cuma bawa satu nih” ucapku.
“Aku lupa bawa Lan, bentar aku pinjem sama orang dulu” ucap Kinno sambil berjalan kearah pengawas.
Tak lama Kinno pun datang membawa pulpen beserta kotaknya.
“Nih dapet Lan”
“Kamu minjam sama siapa? trus ini kenapa kotaknya juga dibawa?”
“Aku pinjam sama pak guru yang itu tuh yang lagi duduk di depan, di kasih sama tempat nya sekalian aja aku bawa kesini”
“ya udah ayo isi formulirnya biar kita cepat pulang”
Aku dan Kinno pun akhirnya selesai mengisi formulir pendaftaran sekolah, dan kami pun mengumpulkannya ke pengawas beserta persyaratan lainnya, usai melakukan pendaftara aku dan Kinno pun pulang kerumah dan akan kembali lagi saat hari pengumuman tiba.
Beberapa minggu telah berlalu, akhirnya hari pengumuman penerimaan murid baru di sekolah yang aku pilih pun tiba, pagi sekitar pukul 08.00 aku dan Kin menuju sekolah pilihan kami, dan lagi-lagi sepanjang jalan Kin selalu bercerita tentang hari hari yang dilaluinya, sesampainya di sekolah itu aku dan Kin langsung menuju papan pengumuman dan melihat apakah nama kami ada dalam daftar, ternyata nama kami ada dalam daftar dan kami berada di kelas yang sama yaitu kelas 7C. Aku dan Kin pun pulang ke rumah dalam keadaan hati yang senang karena kami akhirnya diterima dan mulai masuk sekolah pada hari senin.
Hari pertama masuk sekolah pun tiba, aku sedang bersiap untuk pergi kesekolah tidak lama Kin menghampiri ku di rumah untuk berangkat bersama.
"Lan, Ayo cepetan nanti telat nih!" kata Kino.
"Iya bentar" sahutku sambil memasang sepatu di depan teras rumah.
Kami pun mulai berjalan menuju sekolah di perjalanan menuju sekolah bukan cuma kami saja yang berjalan kaki kesekolah, ada banyak siswa lain menuju sekolah yang sama, bukan hanya murid baru saja tetapi juga kakak-kakak kelas banyak yang berjalan kaki menuju sekolah karena, di lingkunganku banyak yang bersekolah di sana rasanya seru sekali berjalan kaki beramai-ramai walaupun kami tidak saling mengenal satu sama lain.
Aku pun memasuki ruangan kelas 7C, saat pertama kali aku masuk kelas, aku hanya bisa diam, padahal ada banyak teman sekelasku yang mengajak aku bicara tetapi aku hanya terdiam tidak menjawab karna aku tidak mengerti apa yang mereka katakan, terkadang aku bingung harus menjawab dan membalas percakapan mereka karena aku belum terlalu bisa dan mengerti bahasa mereka, karena ketika mereka berbicara sesama teman atau pun kepada guru mereka selalu menggunakan Bahasa Daerah, mereka jarang menggunakan Bahasa Indonesia.
Bell berbunyi, pertanda kalo kami akan memulai pelajaran, seorang guru pun masuk ke kelas kami.
"Selamat pagi, selamat datang di sekolah kami, semoga kalian semua dapat belajar dengan tekun dan meraih prestasi di sekolah ini dan yang paling penting adalah mematuhi peraturan yang ada di sekolah ini ingat dan paham semuanya?"
"Iyaa paham bu" sahut murid murid serentak.
"Baik perkenalkan nama ibu Rosdiana, kalian bisa panggil saya Ibu Diana, Ibu akan manjadi wali kelas kalian sekaligus menjadi guru Bahasa Indonesia kalian, sekarang biar kita bisa kenal satu sama lain Ibu akan absen kalian satu persatu yang ibu sebut namanya bisa berdiri dan perkenalkan diri ya!"
Satu persatu murid-murid diabsen dan memperkenalkan diri tiba lah namaku yang di sebut oleh Ibu Diana.
"Selanjutnya yang Ibu sebut namanya bisa berdiri dan perkenalkan dirinya ya, Wulandari Oktaria?”
Aku pun mulai berdiri dengan rasa kurang percaya diri dan sedikit gugup aku mulai memperkenalkan diri ku.
"Perkenalkan nama saya Wulandari Oktaria, bisa panggil saya Wulan, saya dari SDN Tunas Jakarta, saya baru pindah kesini 6 bulan lalu, terimakasih."
Saat aku berdiri dan memperkenalkan diri semua teman teman sekelasku melihat kearahku karena aku satu satunya siswi yang berbicara dengan Bahasa Indonesia. Karena aku sempat bersekolah di SMP yang ada di Jakarta, aku agak sedikit kaget dengan proses pembelajarannya yang menurutku jauh lebih mudah dimengerti dan juga guru-guru di sini memulai pelajaran dengan penjelasan materi terlebih dahulu dan jika tidak mengerti kita bisa bertanya, berbanding terbalik dengan sekolahku dulu.
Aku memilih tempat duduk yang ada dibelakang, karena aku lebih suka menyendiri dan agak malas bersosialisasi karena terkendala sifatku yang pemalu dan juga dalam berbahasa, entah kenapa sekarang aku lebih suka sendiri di rumah maupun di sekolah hal itu membuatku merasa tenang dan damai kalau aku sendiri di sekolah aku menghabiskan waktu sendiri duduk sendiri di bangku paling belakang di rumah aku menghabiskan waktu sendiri di kamar atau di dapur itu tempat-tempat favoritku untuk menghabiskan waktu.
Hingga suatu malam aku bermimpi aneh, aku bermimpi seperti ada benda bercahaya seperti bintang jatuh yang mengarah kepada ku, seketika itu aku terbangun dan keesokan harinya setelah mengalami mimpi itu aku jatuh sakit dan tidak masuk sekolah selama tiga hari, aku merasa aneh tapi aku tetap berpikir positif.
Hari mulai siang dan matahari mulai naik, tiba-tiba ada tetangga yang berkunjung ke rumahku aku biasa memanggilnya mbak Lis, dia terkadang suka main ke rumah sambil curhat masalah kekasihnya dan percintaannya.
di saat dia bercerita tentang pacarnya aku pun dengan tidak sengaja bertanya kepada mbak Lis.
"Mbak pacarnya Siapa namanya?” saat mendengar pertanyaan ku mbak Lis pun menjawab.
"Namanya Agus Lan."
Dengan spontan aku pun menjawab
"Orangnya baik itu mbak, dia tegas dan serius sama mbak nggak main-main Orangnya. Perawakannya tinggi, bersih, putih rambutnya cepak orangnya pintar mbak" sontak saja mbak Lis pun terlihat kaget dan melihat kearahku.
"Kamu tahu dari mana? Aku belum ada cerita sama kamu Lan."
"Nggak tau kayak tiba-tiba ada terlihat aja di pikiran ku seperti itu mbak."
Mbak Lis masih tidak percaya dengan apa yang aku ucapkan lalu aku pun bertanya kepada mbak Lis.
"Memang kenapa mbak?"
"Ya.. semua yang kamu bilang itu benar Lan, nggak ada yang meleset satu pun!"
"Ah masa? kebetulan aja mungkin" sahutku.
"Nggak beneran, benar semua itu benar." sahut mbak Lis dengan sangat meyakinkan.
Aku pun merasakan keanehan yang ada di dalam diriku.
Hingga suatu hari saat aku bersantai di jendela dapur menatap ke arah kuburan entah kenapa aku merasa aneh dengan yang kulihat bukan melihat kuburan tapi aku malah melihat sebuah perkampungan disana sangat ramai dan banyak orang, aku melihat ada banyak rumah penduduk, lalu aku mulai menatap kearah pohon randu (pohon kapuk) besar yang ada di kuburan itu, di penglihatan ku pohon itu berubah menjadi sebuah rumah yang sangat besar dan mewah seperti layaknya istana dan aku melihat ada banyak orang-orang berpakaian seperti prajurit yang menjaga rumah itu.
Cukup lama aku menatap ke arah kuburan itu tapi ada yang aneh penduduk-penduduk yang ada di sana mereka seperti sadar aku sedang memperhatikan mereka akhirnya, semua penduduk di sana menatap ke arahku seakan-akan mereka sadar dan mengetahui aku sedang memperhatika mereka.
Penampilan mereka seperti layaknya manusia tapi ada perbedaan di wajah mereka yang terlihat pucat aku pun mulai merasa tidak nyaman dan akhirnya aku memutuskan untuk beranjak dari sana lalu kembali ke kamar setelah berada di kamar, aku merasa tenang dan karena badanku masih tidak enak aku memutuskan untuk tidur.
Saat aku terbangun ternyata hari sudah sore, aku pun akhirnya memutuskan untuk mandi agar badan ku merasa segar.
"Ulan kalau kamu selsai mandi langsung makan nduk!”
"Iya mbah" sahutku.
Setelah selesai mandi akhirnya aku pun ke dapur untuk mengambil makanan.
"Gimana Lan sudah enakan badan mu nduk?"
"Lumayan mbah udah agak enakan". Sahutku.
"Habiskan makanan mu Lan, mbah mau ke dapur dulu."
"Iyaa mbah."
Mbah pun pergi ke dapur meninggalkan aku sendirian di meja maka setelah selesai makan aku pun kembali beristirahat di kamar hingga tertidur, tak terasa hari sudah mulai magrib mbah pun mulai membangunkan ku.
"Lan bangun nduk magrib, nggak boleh tidur magrib-magrib!"
"Iya mbah aku bangun."
Akhirnya aku bangun dan bersandar ke dinding yang ada di kamar tiba-tiba Ibu Pun pulang dari kerja.
"Gimana nak udah mendingan ini Ibu bawakan obat buat kamu!"
"Iya bu lumayan makasih ya bu obatnya" sahutku.
" Diminum obatnya Lan."
"Iyaa bu."
Aku beranjak dari tempat tidur untuk mengambil air menuju dapur untuk tiba-tiba aku mendengar suara yang suara orang sedang menangis sedih sekali suara tersebut berada di luar jendela dapur, karena jendelanya terbuat dari kayu dan tidak ada kacanya aku harus membukanya dulu agar bisa melihat keluar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
fitri rahayu
biasanya anak yg tomboy identik dg keberanian dan jauh dari kata pemalu,, tpi wulan beda ya tomboy tapi pemalu
2023-01-01
0
Abu Alfin
dukungan datang dari keluarga arsgaf
🙏🙏🙏
2022-04-06
0
Adinda
tetangganya horor 👻👻
2021-11-20
0