Naima 4

Naima Adisty Rahardian, 24 tahun. Anak pertama dari pasangan Hamdan Rahardian dan Hani Lestari. Naima memiliki adik laki-laki yang berusia 12tahun dan masih sekolah di bangku sekolah menengah pertama bernama Andika Rahardian.

Naima tiba di depan rumahnya. Tapi dia tak langsung masuk, melainkan duduk di kursi yang ada di teras depan rumah. Naima melihat Arga yang berada di dalam mobil bersama dengan Gisel. Bahkan Arga terlihat sangat mesra dan memperlakukan Gisel dengan manis. Sedangkan padanya, selama dua tahun bahkan hanya di awal saja Arga perhatian padanya. Selebihnya pria itu terkesan cuek. Dan hanya dia yang perhatian kepada Arga.

"Ternyata selama ini aku memang sangat bo-doh! Padahal Mas Arga menunjukkan jika dia tak menyukai aku dengan sikapnya. Tapi aku malah dengan percaya diri jika Mas Arga juga memiliki perasaan yang sama denganku. Terima kasih ya Allah, sudah menunjukkan kepadaku pria seperti apa dia. Dan keluarganya juga,"ujar Naima yang kembali mengingat bagaimana hubungannya dengan Arga selama dua tahun ini.

Naima masuk ke dalam rumahnya di sambut oleh senyum dari keluarganya yang menunggu dia di ruang tamu. Ada perasaan bersalah dan juga merasa takut, jika apa yang akan dia sampaikan sekarang akan melukai hati dan menghilangkan senyum mereka.

"Kmau dari mana saja nak? Apa Kamu habis dari rumah Nak Arga? Dia pasti sangat senang mendapatkan kejutan dari kamu kan?"ujar Bu Hanifa menyambut anak perempuannya.

Tapi berbeda dengan Pak Hamdan, dia melihat ada yang berbeda dengan anak perempuannya.

"Apa yang terjadi nak? Katakan saja sejujurnya kepada kami, jangan sembunyikan sendirian. Ayah akan selalu ada bersama dengan kamu,"tanya Ayah Hamdan.

Ucapan suaminya, membuat Bu Hani kebingungan dan melihat ke arah anaknya untuk memastikan. Ternyata matanya sembab, apa yang terjadi dengan anak perempuannya?

"Katakan nak, benar apa yang di katakan ayahmu,"kali ini Bu Hanifa yang berbicara lembut sambil menggenggam erat tangan anaknya yang terasa begitu dingin.

Naima tak banyak bicara tapi dia mengeluarkan ponsel dan memperlihatkan rekaman adegan Arga dan Gisel sedang berciu-man di dalam ruangan Arga. Setelahnya mereka menertawakan kebodohan Naima. Bukan hanya itu, Naima juga memperdengarkan rekaman suara yang dia dapat saat di depan rumah Arga tadi.

Bu Hanifa tak percaya dengan apa yang dia lihat dan dengar. Bahkan dia menutup mulutnya menahan rasa sesak dan juga marah dalam hatinya. Dia tak mengira jika Arga dan keluarganya seperti itu. Karena selama ini mereka juga mengenal Arga dan keluarganya adalah orang yang baik. Walau keadaan ekonomi mereka berbeda. Karena Ayah Hamdan hanya petani sayuran dan padi biasa. Sedangkan Ayah dari Arga memiliki usaha tambal ban dan juga pencucian motor yang sudah punya tiga cabang.

"Astaghfirullahaladzim, kenapa Arga dan keluarganya seperti ini ya Allah? Padahal pernikahan kalian tidak lebih dari satu Minggu lagi. Semua persiapan hampir selesai,"ujar Bu Hani tak kuasa menahan rasa kecewanya dan memeluk Naima.

Tangis kedua wanita itu pecah. Sedangkan Ayah Hamdan handan hanya bisa mengepalkan tangannya menahan amarah. Andika yang ada di sana hanya bisa menatap kesedihan Kakak dan kedua orang tuanya. Dia juga mengerti apa yang mereka bicarakan. Tapi dia juga tak bisa berbuat apa-apa karena dia masih kecil.

Sebenarnya Andika tidak terlalu suka kepada Arga. Karena menurut Andika, Arga terlalu cuek kepada kakaknya untuk ukuran orang yang pacaran dan bahkan merencanakan pernikahan. Tapi karena dia masih kecil, sehingga dia memendam pendapatnya.

"Maaf ayah, ibu ... Seharusnya Nay tidak buru-buru meminta Mas Arga untuk menikah dengan Nay. Karena ternyata Mas Arga tidak pernah mencintai Nay,"ujar Naima sambil terisak.

"Alhamdulillah, ternyata Allah subhanahu wa' ta'ala sudah memperlihatkan sifat buruk pria itu dan keluarganya sebelum kamu terlanjur menikah nak. Karena jika tidak, maka kamu akan menderita seumur hidupmu bersama dengan Arga,"ucap Ayah Hamdan.

"Tapi bagaimana dengan resepsi pernikahan kalian? Bahkan kamu sudah menghabiskan semua tabunganmu nak?"tanya Bu Hani yang merasa tak tega kepada anaknya yang sudah banyak berkorban.

"Kita fikirkan nanti, sekarang kamu istirahat saja Nak, adukan semuanya kepada Yang Maha Kuasa. Mintalah petunjuk pada-Nya. Karena sebaik-baiknya tempat meminta dan mengadu adalah kepada-Nya. insyaallah akan ada sesuatu yang sudah Dia siapkan untukmu. Karena ayah yakin, jika Yang Maha Kuasa menunjukkan keburukan, maka dia akan menyiapkan sesuatu yang baik untukmu,"ujar Ayah Hamdan mengusap kepala anak perempuannya dengan lembut saat Naima menangis dalam pelukan sang Ayah.

Orang tua mana yang tidak kecewa dan sakit hati dengan apa yang terjadi kepada anaknya. Apalagi segala sesuatunya sudah mereka persiapkan. Tapi ternyata Takdir Tuhan berkata lain. Sepertinya mereka memang tidak berjodoh, semoga saja ada hal indah yang sudah di siapkan Yang Maha Kuasa untuk anaknya.

"Bukan ayah tak bisa marah dan mendatangi mereka. Tapi semua itu percuma, karena walau di paksakan kalian menikah, hati Arga sudah bukan untukmu. Apa kamu mau menikah dan hidup bersama dengan pria yang bahkan tak mencintaimu dan malah mencintai wanita lain yang sudah sangat jelas?"tanya Ayah Hamdan. Naima menggeleng.

"Tidak ayah, lagi pula wanita itu punya segalanya. Naima tidak cinta buta kepada Arga. Sehingga bisa memutuskan hal bodoh dengan memilih menderita bersama dia. Cukup selama dua tahun ini mereka berpura-pura menerima dan menyayangi Naima ayah,"jawab Naima sambil terisak.

Ayah Hadi mengangguk sedangkan Bu Hani tak bisa menahan air matanya dan terus menangis di samping mereka.

"Istirahatlah nak,"ucap Ayah Hamdan.

Naima menurut dan masuk ke dalam kamarnya, begitupun Andika yang mengikuti Naima dan memberikan pelukan sebagai penguat kepada kakaknya. Hanya pelukan yang bisa Andika berikan kepada kakaknya.

"Terima kasih dek,"ucap Naima dan mengusap kepala adiknya.

Naima masuk ke dalam kamarnya. Dia tak bisa lagi menahan segala rasa yang ada dalam hatinya. Naima membenamkan kepalanya di bantal dan menangis sejadi-jadinya. Dia tak ingin orang tuanya mendengar tangisan pilu nya. Karena akan semakin membuat mereka bersedih.

Ponsel Naima terus berbunyi dan terlihat Nama Arga terus menghubungi dan mengirim dia pesan. Tapi Naima mengabaikannya dan mematikan ponselnya. Dia tak ingin goyah dengan mendengar suara Arga yang pastinya akan berbicara manis kepadanya. Sekarang dia hanya ingin menangis dan menenangkan diri dengan mengadukan semuanya kepada Yang Maha Kuasa.

Meminta petunjuk kepada Yang Maha Kuasa dengan keputusan yang sudah dia berusaha bulatkan dalam hatinya. Untuk berpisah dengan Arga, uang yang di keluarkan untuk persiapan pernikahan akan dia relakan. Dia akan membatalkan semuanya. Biarlah mereka akan menjadi gunjingan semua orang, dari pada harus menderita seumur hidup bersama dengan Arga yang tak setia padanya.

Terpopuler

Comments

nely_48

nely_48

untung pak hamdan bijak, naima pun sadar diri ga bulol lg

2025-10-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!