"Apa kamu bisa mewujudkan satu keinginanku?" Sekar bertanya
"Apapun untuk kamu sayang!" Tak tahan, Adrian mengecup sekilas bibir ranum wanitanya itu
"Bagaimana jika aku meminta kamu untuk menikah lagi?" Ucapan itu seketika membuat Adrian melepas pelukannya dari tubuh istrinya
"Apa maksud kamu Sekar?" Tanya Adrian tak percaya
"Mas aku hanya..."
"Apa ibu yang sudah menyuruh kamu untuk mengatakan ini?" Adrian curiga, terlebih sang ibu juga pernah mengatakan hal ini sebelumnya
"Namanya Widia, dia wanita yang cantik"
"Siapapun dia aku tidak peduli! Aku tidak pernah berpikir untuk menduakan kamu dengan alasan apapun!" Tegasnya, bahkan Sekar tak dapat berkata-kata lagi
Tersanjung? Jelas Sekar tersanjung, dicintai sebegitu besarnya oleh pria yang merupakan suaminya adalah sesuatu yang begitu diinginkan oleh setiap wanita dan dirinya mendapatkan itu dari Adrian
"Sudahlah, kamu bersih-bersih sana! Sepertinya kamu bau asem" ujar Adrian
"Masa sih?" Sekar bahkan reflek mengendusi tubuhnya sendiri, takut sang suami tidak nyaman
Adrian tertawa, istri tercintanya ini memang sangat menggemaskan terlebih wajahnya yang ditekuk dengan bibir yang mengerucut
"Kamu ngerjain aku ya?"
"Maaf, maaf! Lagian sejak kapan sih kamu bau?" Adrian kembali memeluk tubuh wanita itu
"Awas mas! Aku mau mandi!"
"Sebentar lagi sayang!" Pria itu kian mempererat pelukannya
"Hey Sekar!" Adrian tertawa saat istrinya bisa lepas dan sekarang telah berada dikamar mandi
"Aku mencintai kamu Sekar, jika dengan memiliki anak artinya aku harus kehilangan kamu maka aku tidak akan melakukan itu!" Lirih Adrian menatap nanar pintu kamar mandi yang telah tertutup
Sekar adalah cinta pertama bagi Adrian, dirinya telah jatuh cinta pada wanita itu sejak pertama kali melihatnya
Sekar adalah anak yatim-piatu yang tinggal disebuah panti asuhan, saat itu perusaahan tempat Adrian bekerja mengadakan acara amal dipanti tersebut
Disanalah Adrian melihat Sekar yang menjadi salah satu pengurus dipanti tersebut, Sekar juga menjalankan toko bunga milik ibu panti dan hal itu menjadi alasan untuk Adrian mencintai wanita itu
Bagi Adrian kebahagiaan Sekar adalah yang utama, dan ia tidak akan menggadaikan hal itu untuk kehadiran seorang anak
***
Seperti pagi sebelumnya, Sekar akan disibukan dengan suaminya yang akan berangkat kerja. Memasangkan dasi, jas serta menyiapkan tas kerja milik pria itu
"Kenapa kamu diem aja?" Adrian bertanya, karena jika tengah mengikatkan dasi seperti ini Sekar pasti selalu mengoceh
"Aku cuma kepikiran ibu mas"
"Ada apa sama ibu?" Adrian bertanya lagi, entah apa yang Sekar tahu dan dirinya tidak tahu
"Mas, aku takut jika kita tidak sempat untuk membahagiakan ibu, jangan sampai karena keegoisan kita, membuat kita menyesal mas" Sekar menatap lekat suaminya, kegiatannya kini beralih memasangkan jas pada tubuh kekar suaminya itu
"Apa yang kamu tahu, Sekar?"
"Ibu sakit keras mas" Jawaban Sekar jelas membuat Adrian terkejut, terlebih ia tidak mengetahui hal ini
"Sakit keras?"
Sekar mengangguk "Cepatlah ambil keputusan mas! Aku tidak ingin kamu menyesalinya nanti!"
"Tapi aku tidak ingin kehilangan kamu sayang" Adrian menarik pinggang sang istri hingga membuat tubuh keduanya kian menempel
"Kamu tidak akan kehilangan aku mas, aku berjanji" ucap Sekar dengan sangat yakin
"Jika kamu pergi, aku tidak tahu dapat bertahan hidup atau tidak Sekar!" Adrian bersungguh-sungguh, apa jadinya ia tanpa Sekar disisinya
"Aku akan tetap disini mas! Aku janji" Sekar menggenggam tangan suaminya
"Aku akan pikirkan hal ini lagi!" Adrian putus asa, terlebih mengetahui jika sang ibu tengah menderita sakit yang Sekar pun tidak memberi tahukan dengan jelas
"Terima kasih mas!" Sekar tersenyum, entah itu senyum bahagia atau senyuman yang menyimpan banyak luka
Keduanya keluar kamar serta melakukan sarapan, keluarga kecil itu begitu bahagia terlepas dari besarnya cobaan yang tengah menghimpit keduanya
"Lilis suka iri liat mas sama mbak!" Pekerja dirumah mereka memang sangat dekat mengingat Adrian serta Sekar yang memperlakukan pekerja dengan sangat baik
"Kamu aja yang nggak mau Lis!" Sekar berucap pada Lilis, wanita yang usianya lebih muda setahun itu
"Memangnya ada yang mau sama Lilis, mbak?" Tanya Wanita itu sembari menata beberapa menu lagi diatas meja
"Bagaimana dengan Fasco? Dia lumayan!"
"Namanya Faisal mbak, ngapain mbak Sekar ngikutin gilanya Faisal yang mau dipanggil Fasco!" Lilis mendengus mendengar ucapan majikannya itu
"Ya sama aja! Gimana?"
"Nggak ah mbak! Si Faisal juga suka godain Ningsih si penjual jamu itu!" Lilis dan Faisal adalah asisten rumah tangga dikediaman Adrian, keduanya memang masih muda, berbeda dengan beberapa pekerja yang biasanya telah berusia lanjut
Setelah sarapan Adrian akan meninggalkan rumah dengan mobil miliknya, suami Sekar itu bekerja disebuah perusahaan besar di kota ini dengan jabatan sebagai Manager
***
Di perusahaan ini Adrian dikenal sangat berkompeten, pekerjaannya selalu selesai dengan sangat baik, itulah mengapa ia begitu dihormati
"Ada apa Yan? Kamu terlihat banyak pikiran?" Seorang teman bertanya
"Istriku Gas, istriku memintaku untuk menikah lagi" jawab Adrian, keduanya tengah menikmati makan siang di kantin perusahaan
"Terus apa yang bikin kamu berpikir? Semua suami menunggu istrinya meminta hal itu" sahabatnya bernama Bagas itu sedikit bercanda
"Aku begitu mencintai Sekar, rasanya nggak mungkin untuk aku menduakan dia" Adrian tertunduk lesu, permintaan Sekar jelas begitu mempengaruhinya
"Aku salut padamu Adrian, rasanya nggak mungkin ada suami seperti kamu ini!" Bagas memuji cinta yang dimiliki Adrian pada istrinya
"Aku ada saran, gimana kalau kamu dan Sekar melakukan program bayi tabung?" Bagas memberikan saran, Adrian mengangkat wajahnya menatap sahabatnya itu
"Bayi tabung?"
"Iya, kalian belum pernah coba kan?" Adrian mengangguk
Selama ini memang keduanya tidak mencoba metode apapun, bagi Adrian Sekar adalah segalanya sehingga dengan adanya Sekar saja, dirinya sudah sangat bersyukur dan selama ini juga tak ada pembicaraan mengenai anak dan sebagainya
***
Adrian pulang kantor saat hari masih sore, seperti biasa, Sekar akan berdiri didepan rumah untuk menyambutnya. Hal itu membuat rasa lelah seharian bekerja seperti menguap hilang entah kemana
"Assalamualaikum!"
"Waalaikumsalam!" Sekar mencium punggung tangan suaminya lalu Adrian menghadiahkan satu kecupan mesra di keningnya
Sekar mengambil alih tas milik sang suami lalu keduanya berjalan beriringan masuk kedalam rumah. Sesampainya di kamar, Sekar bergegas membantu sang suami melepas pakaian lalu Adrian kekamar mandi untuk membersihkan diri
Setelah makan malam, seperti biasa, sepasang suami istri ini akan memilih untuk beristirahat dikamar mereka sembari berpelukan
"Mau aku pijit mas?" Sekar menawarkan diri saat melihat pria tampan itu tengah memijat tengkuknya yang mungkin terasa sakit
"Nggak usah sayang, mending kamu peluk aja!" Adrian menepuk sisi tempat tidur karena sang istri baru saja selesai dengan ritual malamnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments