Tidak pernah terpikirkan oleh Kakek Ryu andai pukulan yang Akira lepaskan barusan berhasil mendarat ke bagian tersebut, mungkin rasa yang dirasakan akan jauh lebih menyakitkan daripada kematian.
Terbukti dari apa yang baru saja dia lihat ketika pukulan tersebut mampu menghancurkan sihir pelindung yang dia gunakan. Padahal setahunya sihir yang dia gunakan itu termasuk salah satu sihir yang cukup kuat untuk menahan serangan dengan beban sampai ratusan kilo, namun Akira dapat menghancurkannya hanya dengan satu pukulan?
'Serangan barusan jauh lebih kuat dibanding tendangan tadi. Apa hal itu ada kaitannya dengan sarung tangan yang dia gunakan.' pikir Kakek Ryu sambil meneliti sarung tangan berwarna kecoklatan yang melekat di tangan Akira.
Sama halnya dengan Kakek Ryu, Akira juga terkejut dengan dibaluri rasa kesal saat melihat serangannya lagi-lagi digagalkan. Tangannya pun kini terasa kebas serta sedikit sakit setelah mendaratkan salah satu skill tangan kosongnya dengan sekuat tenaga.
'Sial, ternyata dia juga bisa menggunakan skill pertahanan.' Akira mengumpat dalam hati. Dia sangat kesal karena menurut perkiraannya seharusnya pukulan barusan bisa membuatnya menang jika saja tidak berhasil tahan.
{Fatigue: 63}
Dampak dari skill yang Akira lepaskan juga membuat tingkat kelelahannya meningkat secara drastis. Hal itu bisa dirasakan sendiri olehnya yang kini mulai merasa letih dengan diikuti nafasnya memburu,
'Mungkin aku bisa menggunakan skill seperti tadi antara satu sampai dua kali lagi.' pikir Akira
"Nak Tora aku ingin tahu, sebelum kau mati dan berakhir di tempat ini, berapa usiamu yang sebenarnya? Aku tidak bisa percaya anak sepertimu bisa mempelajari teknik setinggi ini. Aku baru akan percaya kalau orang yang kulawan saat ini adalah orang yang sama sepertiku. Ya, Itupun lain halnya jika kau bukan manusia." Kakek Ryu melontarkan pertanyaan serta pernyataan sambil tersenyum pahit menandakan tidak percaya.
"Apa kau pikir hanya dengan usia aku bisa menguasai semua itu?" Akira terkekeh menanggapi ketidakpercayaan dari apa yang Kakek Ryu ucapkan, "Terserah mau kau mempercayainya atau tidak, tapi asal kau tahu saja, aku hanya membutuhkan waktu satu-dua hari untuk mempelajari semua itu, dan... mungkin satu sampai beberapa minggu lagi untuk benar-benar menguasainya."
Akira lalu merentangkan tangannya, bersikap sombong dengan senyuman melebar, "Manusia paling berbakat di dunia asalmu pun tidak mungkin bisa mencapai apa yang baru saja kau lihat bukan? Dan kau bertanya apa aku benar-benar manusia? Bukan, Aku adalah makhluk istimewa."
Senyuman di bibir Kakek Ryu memudar meski tidak sepenuhnya hilang. Dia memandang Akira dengan cara yang sulit diartikan seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja dia ucapkan. Karena menurutnya itu memanglah suatu hal yang mustahil untuk dicapai, bahkan untuk semua ras selain manusia sekalipun.
'Apa dia sedang membual?' Itu yang Kakek Ryu pikirkan.
Akira tertawa pelan,"Kau pasti berpikir aku sedang membual..." Seolah bisa membaca pikiran dari mimik wajah Kakek Ryu, Akira segera menyergah pikiran tersebut.
"Jawabanku hanya satu, Terserah!"
Tanpa peduli dengan status kelelahannya yang kini meningkat, Akira melesat kembali menyerang Kakek Ryu.
Tidak seperti sebelumnya, kali ini Kakek Ryu menyambut serangan Akira dengan serius tetapi masih tidak berniat untuk menyerang balik. Dia ingin mengenal lebih jauh lagi siapa sosok Akira yang sebenarnya. Sosok yang dia yakini akan membebaskannya dari tempat ini.
"Nak Tora, kau terlalu arogan sampai lupa melihat kekuranganmu sendiri. Meski teknik yang kau gunakan tinggi tapi sayangnya setiap gerakanmu masih terlihat kaku dan memiliki banyak celah." Kakek Ryu berkomentar sambil tersenyum selagi menerima setiap serangan dari Akira.
Akira sama sekali tidak menanggapi dan terus menyerang.
"Gerakanmu juga masih terlihat ragu-ragu. Kondisi tubuhmu saat ini pasti membuatmu tidak bisa memperagakan semua teknik yang kau punya dengan sempurna bukan?" Kakek Ryu terkekeh mengejek sambil terus mengomentari setiap serangan yang Akira tujukan padanya.
"Dilihat dari setiap serangan yang kau lepaskan, kau selalu memerlukan loncatan untuk bisa mendaratkannya ke bagian yang bisa mematikan lawan. Dari situ aku bisa melihat, sebelum kau meloncat untuk mendaratkan serangan tersebut, kau memerlukan jeda sepersekian detik terlebih dahulu. Meski bisa dibilang hanya sebentar namun hal itu membuatku bisa dengan cepat membaca gerakanmu sebelum seranganmu sampai...
Dengan kata lain, kondisi kakimu saat ini merupakan kelemahan terbesarmu mengapa sejak tadi kau sama sekali tidak bisa mendaratkan seranganmu dengan baik." Kakek Ryu menjelaskan analisanya.
"Berisik...tentu aku yang paling memahami kondisi tubuhku sekarang."
Seakan terprovokasi oleh komentar Kakek Ryu, serangan yang Akira kerahkan semakin cepat.
Semua komentar yang Kakek Ryu ucapkan memang sepenuhnya benar. Akira juga berpikiran seperti itu. Andai saja kondisi kakinya saat ini bisa lebih kuat, mungkin dia bisa mengalahkan Kakek Ryu dalam beberapa serangan.
Meski serangan yang Akira kerahkan semakin cepat, dengan kondisi serius Kakek Ryu masih bisa menahan serangan tersebut tanpa kesulitan berarti.
Kakek Ryu menggeleng pelan sambil tersenyum, merasa tersentuh dengan perjuangan Akira, "Padahal kau sudah tahu kalau kau tidak bisa mengalahkanku dengan cara seperti ini, tapi kau tetap terus menyerangku. Sepertinya kau memiliki tujuan yang kuat untuk bisa mengalahkanku."
"Ya. Aku tidak ingin berlama-lama meladenimu di sini. Banyak tugas di sana yang masih belum aku selesaikan."
[Warning! — Fatigue : 79]
'Cih, tingkat kelelahanku semakin tinggi. Aku harus cepat-cepat menyelesaikan pertarungan ini.'
Akira mulai panik begitu melihat tingkat kelelahannya sebentar lagi mencapai batas. Dia tidak ingin itu terjadi, oleh karena itu dia ingin menyelesaikan pertarungan ini dengan cepat. Masalahnya setiap serangan yang sejak tadi dia kerahkan sama sekali tidak berbekas pada Kakek Ryu.
Gerakan serta serangan yang Akira tujukan perlahan terlihat mulai melambat, hal itu disadari oleh Kakek Ryu. Dia berpikir Akira sudah kelelahan dan mungkin tinggal menunggu beberapa waktu lagi sampai akhirnya dia tumbang dengan sendirinya.
"Nak Tora, berapa usiamu sekarang?" Kakek Ryu bertanya.
Pertanyaan tersebut membuat Akira berdecak malas. Dia kemudian menjawab, "Hah? Dua tahun. Kenapa? Apa kau ingin membahas hal itu lagi?"
Kakek Ryu sedikit terkejut mendengarnya. Dia berpikir jika dilihat dari kondisi fisik Akira saat ini sekiranya dia terlihat seperti anak berusia empat tahunan. Akan tetapi begitu mendengar kalau usia Akira yang sebenarnya adalah dua tahun, jujur hal itu cukup membuat Kakek Ryu frustasi.
"Dua tahun ya…"Kakek Ryu terkekeh seolah itu adalah hal yang lucu.
"Aku tidak tahu bagaimana kau bisa mempelajari semua ini dengan cepat, dan jujur akan sangat memalukan jika aku kalah dengan orang seusiamu."
Tapi…
"Kau kelihatannya seperti sedang terburu-buru. Aku tidak akan bertanya apa alasannya. Kau bilang jika kau mengalahkanku semua ini akan selesai bukan?"
"Ya!"
{Warning!!—Fatigue: 90}
Menyadari tingkat kelelahannya tinggal sedikit lagi sampai mencapai batas, alih-alih membuat Akira kelelahan, dia malah semakin beringas menyerang Kakek Ryu.
"Baiklah…Kalau begitu aku menyerah..."
Dengan sengaja Kakek Ryu memberikan celah bagi Akira untuk menyerang. Dia menuntun Akira untuk mendaratkan pukulannya tepat ke bagian tepi perutnya yang merupakan bagian dimana titik lemahnya berada.
Biarpun tidak menggunakan skill namun pukulan Akira cukup keras untuk membuat Kakek Ryu terpukul mundur hingga mengenai tembok dan membuat rumah kecil tersebut bergetar.
Akira tidak tahu bagaimana harus menanggapi serangan barusan. Dia tahu jika serangan barusan tidak sepenuhnya murni hasil usahanya melainkan karena kesengajaan dari Kakek Ryu.
[Waning!!!—Fatigue: 95]
Walaupun demikian dia merasa lega karena akhirnya pukulan tersebut berhasil membuatnya menang biarpun dengan cara yang berbeda tepat sebelum tingkat kelelahannya mencapai batas.
Akira terjatuh lemas di lantai dalam posisi berlutut meliputi keringat yang bercucuran serta nafas yang berhamburan. Dia sudah tidak mempunyai tenaga lagi untuk menyerang bahkan untuk berdiri sekalipun.
Di samping itu, Kakek Ryu yang terkena serangan Akira meringis kesakitan sambil memegangi area tepi perutnya. Jujur Kakek Ryu masih tidak menyangka jika pukulan Akira akan benar-benar kuat.
Di bagian tepi perutnya terdapat cedera, dalam sekali pukulan yang Akira lepaskan dengan keras ke area itu membuat Kakek Ryu langsung tidak berdaya. Dia bersandar di tembok dengan sedikit darah keluar di tepian bibirnya.
"Kenapa? Bukankah kau bilang jika kau menang dariku semua ini akan selesai?" Kakek Ryu bertanya setelah beberapa saat mereka saling terdiam sambil menyeka darah di bibirnya.
"Aku juga tidak tahu. Dia hanya menyuruhku untuk mengalahkanmu. " Akira menjawab dengan nafas terputus-putus.
'Sistem Call: Aku sudah mengalahkannya tapi kenapa misi ini masih belum selesai? Jangan bilang kalau aku harus sampai membunuhnya!' tanya Akira pada Sistem dalam hati sambil berteriak.
Tidak ada tanggapan maupun jawaban dari Sistem.
'Oi, sialan! Jawab pertanyaanku!'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 252 Episodes
Comments
Semau Gue
..oooO..............
...(....).....Oooo...
....\..(.......(...)....
.....\_).......)../.....
...............(_/......
2023-03-16
1
Michael Pakasi
mc terlalu sombong...
2021-02-08
3
Moonchild
⠀⠀⣠⣶⡾⠏⠉⠙⠳⢦⡀⠀⠀⠀⢠⠞⠉⠙⠲⡀⠀ ⠀⠀⠀⣴⠿⠏⠀⠀⠀⠀⠀⠀⢳⡀⠀⡏⠀⠀⠀⠀ ⢷ ⠀⠀⢠⣟⣋⡀⢀⣀⣀⡀⠀⣀⡀⣧⠀⢸ ⠀ ⡇ ⠀⠀⢸⣯⡭⠁⠸⣛⣟⠆⡴⣻⡲⣿ ⣸ Jangan! ⡇ ⠀⠀⣟⣿⡭⠀⠀⠀⠀⠀⢱⠀⠀⣿ ⢹ lupa like! ⡇ ⠀⠀⠙⢿⣯⠄⠀⠀⠀⢀⡀⠀⠀⡿⠀⡇ woi! ⡼ ⠀⠀⠀⠀⠹⣶⠆⠀⠀⠀⠀⠀⡴⠃⠀⠀⠘.⠤⣄⣠ ⠞⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⢸⣷⡦⢤⡤⢤⣞⣁⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⢀⣤⣴⣿⣏⠁⠀⠀⠸⣏⢯⣷⣖⣦⡀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⢀⣾⣽⣿⣿⣿⣿⠛⢲⣶⣾⢉⡷⣿⣿⠵⣿⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⣼⣿⠍⠉⣿⡭⠉⠙⢺⣇⣼⡏⠀⠀⠀⣄⢸⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⣿⣿⣧⣀⣿.........⣀⣰⣏⣘⣆⣀⠀⠀⠀⠀⠀
2021-01-09
1