Bagi Akira menyusun puzzle sudah seperti makanan sehari-hari untuk otaknya, karena selama dirinya tinggal di panti tidak ada permainan lain lagi di sana yang bisa dia temui untuk menutupi kebosanannya selain permainan-permainan sederhana seperti ini.
"Biasanya sebelum memulai misi akan selalu ada panel persetujuan terlebih dulu, tapi sekarang misi dimulai begitu saja...apa di setiap lantai akan berbeda peraturannya… " gumam Akira begitu mengetahui ada yang berbeda dengan misinya yang sekarang.
"Dan juga kenapa sistem masih belum memberiku petunjuk bagaimana caranya agar aku bisa menggerakan puzzle ini?"
Waktu terus berkurang tetapi Sistem masih belum memberitahukan bagaimana caranya agar Akira bisa menggerakan puzzle yang sedangkan masih dalam keadaan ditutupi oleh kaca.
Karena tidak mau menunggu, Akira berinisiatif memanggil sistem lebih dulu dan bertanya, "Sistem, bagaimana caranya aku menggerakan kepingan puzzle ini sedangkan aku sendiri tidak bisa menyentuhnya?"
[Tidak tahu, pikir saja sendiri]
Akira sampai terbatuk-batuk ketika mendengar gaya bicara serta jawaban dari Sistem yang bersikap seolah tidak peduli. Dia benar-benar terkejut sekaligus tidak percaya dengan apa yang dia dengar barusan. Apa dia tidak salah dengar?
"Ada apa denganmu Sistem, kau tidak seperti biasanya. Apa aku ada membuatmu marah?" Akira tidak tahu alasan mengapa Sistem bersikap seperti itu padanya, bahkan dia terkejut karena baru mengetahuinya.
[Tidak. Hanya saja di lantai ini Anda harus memecahkan masalah Anda sendiri.]
"Oi, oi, oi, bukannya kau bilang akan selalu membantuku disetiap aku ada masalah..." ejeknya sambil melipat kedua tangan di dada.
[Jangan terlalu manja, cepat tuntaskan misimu sebelum waktumu habis]
Akira kembali terkejut mendengarnya namun masih bisa tersenyum tipis sambil menggeleng pelan. Kini dia teringat kembali pada kejadian sebelumnya disaat dirinya kebanyakan mengeluh dan saat itu sistem mengkritiknya.
Berbagai pertanyaan muncul di benak Akira,
'Apa itu karena suasana hatinya sedang tidak baik? Tidak, tidak mungkin...Lagian memangnya sistem mempunyai emosi? Setahuku dia hanyalah sebuah program bukan?' pikir Akira yang semakin dibuat keheranan dengan tingkah Sistem yang baru dia kenali.
'Ah, bodo amatlah!' Akira menggaruk kepalanya yang tidak gatal mencoba tidak lagi memperdulikannya.
"Baik-baik..."
Tidak ingin memikirkannya lebih jauh, Akira mulai berfokus pada meja bundar di depannya yang tingginya hanya sampai sedada tubuh kecilnya dan mulai meneliti bagaimana caranya agar bisa menggerakan puzzle yang masih terbungkus oleh kaca yang sangat keras ini.
Lamanya meneliti membuat Akira kehabisan akal karena dia sama sekali tidak menemukan celah untuk membuka kaca itu, hanya ada satu cara yang terpikirkan sejak tadi olehnya, yaitu dengan cara menghancurkannya!
"Ya, tidak ada cara lain, mungkin aku harus menghancurkannya."
Akira memantapkan diri pada pilihannya. Dia kemudian mengepal tangan kecil yang terbalut Sarung Tangan Penghancurnya erat-erat sambil mengambil ancang-ancang sebelum sesaat berikutnya dia lalu melepaskan sebuah pukulan penuh untuk memecahkan kaca itu sekalian ingin mengetes seberapa kuatkah kekuatan pukulan penuhnya sekarang.
"Ahhh!!"
Begitu pukulan Akira mendarat pada kaca itu, alih-alih membuatnya hancur, kaca itu malah menyerang balik Akira sampai membuat tubuh kecilnya terpental mundur dan terjatuh ke tempat awal sebelumnya tadi berdiri.
"Ugh!" Yang Akira rasakan saat memukul kaca itu seperti seolah-olah pukulan yang dia hempaskan malah balik menyerang dirinya sendiri.
[HP: 200/550] —> (-250)
Untuk pertama kalinya HP yang selama ini selalu terjaga utuh kini berkurang sampai setengahnya karena dampak dari serangan yang tidak pernah Akira sangka tersebut.
"Sial! Apa-apaan barusan itu..." Akira mengerang kesakitan sambil mencoba kembali berdiri.
Dia benar-benar tidak menyangka dengan apa yang baru saja terjadi sekaligus menganggap dirinya terlalu ceroboh! Jika saja tadi dia menggunakan salah satu skill tangan kosongnya untuk menghancurkan kaca itu, mungkin HP yang dia miliki akan berkurang lebih banyak atau bahkan akan terkuras sampai habis. Beruntung Akira tidak melakukannya dan dapat menghindari segala hal buruk yang mungkin terjadi.
"Aku harus lebih berhati-hati lagi…" Akira menghela nafas beberapa kali lalu menggeleng keras mencoba membuat fokusnya stabil sebelum kembali melangkahkan kakinya menaiki tangga ke tempat sebelumnya.
Karena tidak ingin melakukan kesalahan seperti yang sebelumnya, Akira meningkatkan kewaspadaannya dan mencoba berpikir lebih jauh lagi sebelum mulai mengambil tindakan.
"Akan terlihat konyol andaikan aku mati dengan cara seperti tadi."
Beberapa saat kemudian berpikir sambil meneliti bagaimana caranya menggerakan puzzle yang dilapisi kaca itu tanpa harus menyentuhnya membuat Akira teringat pada salah satu skillnya yang memungkinkan dirinya bisa mengendalikan benda dari jarak tertentu.
Dan itu benar-benar berhasil setelah Akira mencobanya.
"Bodoh! Kenapa aku baru mengingatnya!" Akira memaki dirinya sendiri.
Dikarenakan sudah tahu bagaimana cara menggerakan kepingan puzzle tersebut, Akira mulai menggunakan skill Infinity Touch-nya untuk menggerakan kepingan demi kepingannya.
Sayangnya disetiap menggerakan kepingan itu harus menggunakan skill dan tentu skill memerlukan yang namanya Mana Point (MP) di setiap penggunaannya, sementara Mana Point yang dimiliki Akira terukur masih sedikit.
[MP:116/120]
Akira berspekulasi, "Ketika menggunakan skill ini aku memerlukan dua mana di setiap penggunaannya...Jika dihitung setidaknya aku harus bisa menggerakan lima puluh kepingan puzzle ini agar membentuk sempurna sebanyak enam puluh kali sebelum MP yang kumiliki habis…" pikir Akira berdasar perhitungannya.
Dia kemudian berdecak kesal saat mengetahuinya. Tidak dapat dipercaya, misi yang awalnya menurutnya mudah kini malah berbalik menjadi sangat sulit. Misi kali ini memaksa Akira untuk ekstra hati-hati dalam setiap gerakan yang akan dia ambil.
Beruntungnya sebelum menaiki lantai enam ini Akira sudah menyiapkan beberapa stok potion pemulih MP meskipun sebenarnya jika memungkinkan dia tidak ingin menggunakannya karena menganggap misi ini seharusnya mudah. Namun mau bagaimana lagi, keadaan memaksa dirinya harus bertindak demikian.
Tidak mau terlalu memikirkannya Akira mulai fokus meneliti setiap kepingan puzzle tersebut.
——
Pertualang Akira akan terus berlanjut di dalam Menara Agung sampai dirinya menjadi kuat! Sampai dirinya berhasil menaklukan semua lantai di dalam Menara Agung!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 252 Episodes
Comments
Ardianovich
sistem galak euy
2023-07-02
0
Semau Gue
..oooO..............
...(....).....Oooo...
....\..(.......(...)....
.....\_).......)../.....
...............(_/......
2023-03-15
1
Xiaomi Pocong
kayak bertele tele sengaja panjangin ya Thor?
2021-08-11
0