Tring!
[Permintaan untuk tetap hidup telah selesai dikonfirmasi ]
[Selamat Anda kini diberi kesempatan untuk tetap hidup dan akan direinkarnasikan kembali sebagai seorang Player karena telah memenuhi beberapa syarat ]
Tring!
[-Amal baik yang telah dikumpulkan semasa hidup terpenuhi √]
[-Selalu sabar di setiap keadaan terpenuhi √ ]
[-Menjalani kesialan bertubi-tubi terpenuhi √ ]
[-Menjadi orang paling menderita terpenuhi √]
[-Ketidakadilan dari sang Dewa terpenuhi√]
[-Pengkhianatan dari orang-orang terkasih terpenuhi √ ]
[Semua persyaratan telah terpenuhi. Sekarang Anda akan direinkarnasikan kembali]
[Pembuatan karakter baru akan mulai diproses setelah beberapa saat]
[Pembuatan karakter mulai diproses]
{1/100%}
*~*
"Di mana aku? " Saat ini Akira tengah berada di suatu tempat yang diselimuti oleh kegelapan dan terjatuh di dasar palung yang tak berujung, meninggalkan secercah cahaya yang mulai redup.
"Suara apa tadi itu? " Sebelum kesadarannya diambil, Akira sempat mendengar suara aneh berdering di otaknya. Dia tidak tahu siapa itu.
"Apa aku sudah mati… " Akira mulai teringat pada kejadian sebelum dirinya berakhir seperti ini dan menerima kenyataan kalau dirinya kini sudah mati.
"Ah… sekuat apapun aku berusaha, pada akhirnya aku tidak bisa melawan takdir, ya… " Akira terkekeh prihatin di ujung kalimatnya. Dia masih tidak menyangka nasibnya akan seburuk ini terlepas dari apa yang telah dia lakukan selama ini yang menurutnya tidak setimpal dengan apa yang terjadi padanya saat ini.
"Maafkan aku kek, aku tidak bisa menepati janjiku…tetapi setidaknya aku masih bisa menemanimu disana…" Akira teringat kembali ke masa-masa yang paling membahagiakan dalam hidupnya, yaitu di masa dimana kakeknya masih hidup.
Bagi Akira, kakeknya merupakan sosok yang paling penting dan berharga. Alasan mengapa dia selalu bisa bersabar di setiap keadaan semua itu karena ajaran dan nasihat dari kakeknya. Kakeknya selalu mengajarkan arti kebaikan pada Akira, dia selalu berusaha menuntun Akira ke jalan yang benar meskipun hasil dari kebaikan itu sama sekali tidak berbuah manis dan malah menuntun Akira ke jalan yang dipenuhi dengan kesialan.
"Padahal selama ini aku selalu percaya pada kata-katamu, Kek. Kau pernah bilang jika seseorang menanam suatu kebaikan, maka suatu saat benih yang ditanam juga akan berbuah baik bukan? Namun...apa yang terjadi padaku selama ini sungguh tidak sesuai dengan apa yang aku percayakan…sungguh ironis...kenapa ini terjadi padaku..."
Sampai mati pun Akira masih belum bisa menerima ketidakadilan yang dia alami di kehidupannya yang penuh akan kesialan, terlebih kesialannya itu membawa dirinya pada kematian yang tidak pernah dia harapkan.
[Sistem on: Proses pembuatan karakter baru kini berada di persentase 90%. 10% sebelum memulai tahap penstabilan karakter. ]
Suara aneh yang tadi sempat berdering di otaknya kembali terdengar, tetapi Akira masih belum menyadarinya karena masih asik mengoceh sendiri.
"Apa kebaikanku selama ini masih belum cukup? "
[Syarat kebaikan yang anda kumpulkan sudah terpenuhi]
"Tapi kenapa Dewa seperti sangat membenciku? "
[Syarat ketidakadilan dari sang Dewa sudah terpenuhi ]
"Kenapa dia selalu menimpaku banyak kesialan?"
[Syarat menjalani kesialan bertubi-tubi sudah terpenuhi]
[Syarat menjadi orang paling menderita terpenuhi ]
"Kenapa…" Saat itulah Akira baru sadar setelah mendengar semua pertanyaannya tidak lagi terabaikan, melainkan dijawab oleh seorang wanita dengan logat yang terdengar kaku.
"Tunggu-tunggu… siapa yang baru saja menjawab pertanyaanku? " gumamnya menilik.
"Hei! siapa di sana? " Akira berteriak memastikan sosok yang menjawab pertanyaannya itu namun tidak lagi terdengar ada yang menjawab.
"Arghh!!! Kenapa ini!! "
Sejurus kemudian tiba-tiba tubuh Akira diselimuti rasa sakit yang begitu hebat, padahal sebelumnya dia merasa tubuhnya seperti mati rasa.
Tring {100%}
[Proses pembuatan karakter baru telah selesai. Lanjut ke tahap penstabilan karakter]
{1/100%}
Akira yang semula merasa dirinya terjatuh ke dasar palung yang sangat dalam menjauhi seberkas cahaya yang mulai meredup kini malah tertarik ke dasar cahaya itu berasal dengan kecepatan yang begitu mencengangkan.
"Ahh!!!! "
*~*
[Karakter baru telah selesai distabilkan]
[Memulai tahap proses penstabilan karakter secara berkala]
{1/100%}
"Ahh!! " Akira baru berhenti berteriak setelah dirinya membuka mata.
"Apa-apaan tadi itu!" Nafasnya memburu diikuti detak jantungnya berdetak sangat cepat setelah merasakan apa yang baru saja terjadi.
"Dimana aku? " Akira mengatur nafasnya lalu mengedarkan pandangannya untuk memastikan ada dimana dia sekarang.
"Apa aku sudah berada di surga? Tapi kenapa di sini terasa gelap? " Akira cukup yakin seharusnya dia sekarang sudah berada di surga, tetapi begitu menyadari di sekitarnya sedikit gelap dan hanya dibantu oleh sedikit cahaya seperti lampu yang dihasilkan dari kristal berwarna-warni sebagai penerang, membuat Akira bertanya-tanya ada di mana dirinya saat ini.
"Tu-tunggu, k-kenapa kakiku tidak bisa digerakkan? " Akira kemudian melihat kakinya yang dirasa tidak mau bergerak itu—lebih tepatnya berdiri. Hal itu mulai membuatnya panik,
"Hahh! Sejak kapan kakiku menjadi kecil seperti ini? Tanganku juga! " Dia sangat terkejut sekaligus panik melihat perubahan yang terjadi pada tubuhnya.
"Apa yang sebenarnya terjadi padaku? " Akira kemudian mengedarkan kembali pandangannya ke segala arah sebelum pandangannya berhenti di sebuah kristal kaca di sampingnya yang tampak memantulkan gambaran keadaan dirinya sekarang.
"Siapa itu? Anak kecil? " Dalam pantulan kristal itu Akira melihat sesosok balita mungil dengan beberapa helai rambut tipis di kepala dan hanya terbalut ****** putih saja yang menutupi barang berharganya.
"Tunggu-tunggu…jangan bilang kalau itu aku..." Akira mencoba memastikan dengan cara mengikuti gerakan dan eskpresi yang dihasilkan anak kecil dari pantulan itu, sebelum sesaat kemudian matanya melebar tidak percaya.
"HAH!!!
Jangan bercanda!
Apa-apaan ini!
Bagaimana bisa aku dibangkitkan kembali dalam bentuk seorang balita? Apalagi belum bisa berjalan seperti ini?!!
Sialan!!! "
Tring{100%}
Ditengah keterkejutannya, sejenak tubuh Akira tiba-tiba mengeluarkan cahaya putih kehijauan pertanda penstabilan tubuhnya telah selesai.
"E-eh, kenapa ini? " Akira keheranan menyaksikan hal tersebut.
[Semua tahap yang dibutuhkan dalam proses pembentukan karakter telah selesai]
[Selamat datang Player]
"Siapa di sana! " Belum sempat Akira selesai terkejut oleh berbagai hal yang begitu ganjil, kini lagi-lagi dia dikejutkan oleh suara seorang wanita yang rasanya tidak asing didengar.
[Perkenalkan, saya Sistem yang akan memandu pertualangan Anda kali ini ]
"Hah? Sistem? Lelucon apalagi ini! Jangan bercanda! "
[Saya tidak bercanda, tetapi jika Anda ingin saya bercanda saya bisa melakukannya. Ayam apa yang kakinya dua? ]
"Berhenti! sudah kubilang jangan bercanda!"
[Saya tidak bercanda, tetapi jika Anda ingin saya bercanda saya bisa melakukannya. Gajah apa yang bisa terbang?]
"Sekali lagi kubilang jangan bercanda!"
[Saya tidak bercanda namun—]
"AHH!! Stop!!! Baik-baik kau tidak sedang bercanda!" Akira menggaruk kepalanya keras menyerah untuk berdebat dan lebih memilih untuk memikirkan keadaannya sekarang yang benar-benar tidak masuk akal.
'Apa yang sebenarnya terjadi?'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 252 Episodes
Comments
Angel Woso
hahaha
2023-08-01
2
Renn.
🗿
2023-07-03
0
Ardianovich
hahahaha
2023-07-02
0