03. DIKASIH TAS MAHAL

APARTEMEN RENZO, ALVERIO LUX RESIDENCE

Suasana di apartemen mewah Renzo itu sunyi, hanya diisi oleh desis mesin pembuat kopi premium. Dari lantai tinggi ini, gemerlap lampu kota tampak seperti hamparan permata yang dingin, mencerminkan suasana hati Renzo.

Alaric, dengan mudahnya memasuki unit adik sepupunya ini, seolah itu adalah rumahnya sendiri. Dia berdiri di balik pulau dapur, serius menyeduh dua gelas kopi. Renzo duduk di bar stool, menatapnya dengan perasaan campur aduk.

“Lo nggak harus selalu datang setiap malam, Bang,” ucap Renzo, memecah kesunyian. Suaranya datar, tapi ada getar luka di dalamnya. “Lo udah punya istri, punya keluarga. Gue nggak mau jadi orang ketiga yang mengganggu.”

Alaric tidak langsung menjawab. Tangannya yang biasanya mantap memegang pena kontrak miliaran, kini terlihat menegang. Dia meletakkan kedua gelas kopi dengan agak keras hingga suaranya memecah kesunyian.

“Kenapa tiba-tiba?” ujar Alaric rendah, berbahaya. “Setelah semua ini? Kenapa sekarang lo memutuskan untuk ‘merelakan’ gue?”

Renzo menunduk, menatap pola marmer di meja dapur. Dia tidak bisa menjawab.

Tiba-tiba, Alaric beringsut mendekat. Gerakannya cepat dan penuh intensitas. Tangannya yang kokoh meraih kerah bathrobe putih yang dikenakan Renzo, menariknya hingga wajah mereka hampir bertemu. Nafasnya hangat menyentuh kulit Renzo.

“Ini karena Nadhifa, ya?” desis Alaric, matanya menyala dengan emosi yang tertahan lama. “Karena sekarang lo tahu ada ‘keluarga’ lain yang bisa lo jadikan tempat berlari? Karena lo merasa nggak sendirian lagi?”

Sekali lagi, Renzo diam. Diamnya seperti pengakuan.

Merasa diabaikan, amarah Alaric meledak. Tangannya yang lain meraih gelas kopi panas yang baru saja dia buat untuk Renzo. Dengan gerakan kasar, dia meremas gelas keramik itu di tangannya.

Crack!

Gelas itu pecah berantakan. Cairan kopi panas bercampur dengan pecahan keramik dan darah, mengalir deras dari telapak tangan Alaric. Luka lama di tangannya yang mungkin dari insiden sebelumnya, kini terbuka kembali, diperparah oleh tusukan pecahan gelas.

“Alaric!” teriak Renzo, melompat dari kursinya. Panik dan rasa bersalah menghantamnya bertubi-tubi. Dia buru-buru mengambil kotak P3K.

Dia mencoba meraih tangan Alaric yang berlumuran darah, tapi dengan kasar ditepis.

“Jangan sentuh gue!” geram Alaric, mendorong tangan Renzo. 

Wajahnya yang biasanya dingin dan terkendali, kini memerah oleh rasa sakit dan kemarahan yang tak tertahankan. Dia memandang Renzo dengan tatapan yang menghakimi dan penuh luka.

“Lo yang memutuskan, Ren. Tapi jangan berlagak korban seolah gue yang ninggalin lo. Gue yang terikat, gue yang harus hidup dalam kebohongan, dan sekarang ... lo yang mundur.”

Dengan langkah goyah, dia berbalik dan meninggalkan apartemen Renzo, meninggalkan pintu terbuka lebar dan jejak tetesan darah di lantai yang mengkilap.

Renzo terjatuh berlutut di tengah kekacauan itu. Tangannya yang bersih secara fisik, merasa kotor. Dia yang seharusnya merasa kecewa karena ditinggalkan, justru merasa seperti pendosa yang telah menyakiti orang yang paling dia sayangi. 

Dengan tangan gemetar, dia mulai membersihkan genangan kopi dan kaca yang pecah, sementara rasanya luka di hatinya jauh lebih dalam dan lebih perih dari luka di tangan Alaric.

***

Renzo berjalan santai di mal eksklusif, menikmati hari liburnya yang jarang didapat. Matanya tertarik pada sebuah tas kulit putih dengan gagang perak dengan desain elegan yang dipajak di etalase toko brand ternama. Saat ia hendak mendekat, dari sudut matanya, ia melihat sosok yang familiar.

Nadhifa Azzahra.

Dia berdiri persis di depan toko yang sama, terpana menatap tas yang sama, dengan ekspresi takjub bercampur ngeri. Mungkin sudah melirik label harganya.

“Nadhifa?” sapa Renzo, membuat gadis itu menoleh kaget.

“Mas Renzo! Selamat siang,” sahutnya cepat, sedikit kikuk.

“Siang. Lagi lihat-lihat?” tanya Renzo ramah.

“I-iya. Cuma lihat aja,” jawab Nadhifa malu-malu.

“Kebetulan, gue lagi bingung mau cari hadiah buat Mommy. Mau bantu pilih?” tawar Renzo, mencoba mencairkan suasana. “Gue butuh second opinion.”

Nadhifa ragu sejenak, tapi akhirnya mengangguk. Dia mengikuti Renzo masuk ke dalam toko yang lantainya dari marmer mengilap dan berbau leather mewah itu. Nadhifa sendiri hampir tercekat melihat bandrol harga yang terpajang. Angka-angkanya membuatnya pusing.

Renzo dengan santai langsung menuju koleksi tas wanita. 

“Jadi, kamu sebut ‘Mama’ untuk ibu kandungmu, ya, Mas? Aku denger dari teman kerja soalnya," ujar Nadhifa penasaran, mencoba memahami dinamika keluarga Renzo.

Renzo mengangguk sambil mengamati sebuah tas. “Iya. ‘Mama’ itu Vivianne, ibu kandung. Kalo ‘Mommy’ itu Adelina, ibu tiri yang udah anggap gue kaya anak kandungnya sendiri. Gue lebih dekat sama Mommy.”

Penjelasannya sederhana, tapi Nadhifa bisa merasakan kompleksitas di baliknya.

Matanya kemudian tertuju pada sebuah tas berwarna coklat tua dengan jahitan rapi. “Itu bagus, Mas. Klasik, elegan. Cocok buat ... ‘Mommy’,” ucap Nadhifa, sudah bisa menebak mana yang lebih disayangi Renzo.

Renzo tersenyum. “Deal.” Dia langsung meminta sales untuk mengambilkannya.

Sambil menunggu, Renzo berjalan ke sisi lain. Pandangannya tertumbuk pada sepasang sepatu Brogue yang sangar. Rasanya sangat cocok untuk Alaric. Tapi dia menghela napas, mengusik pikiran itu, dan memalingkan muka. Dia harus menjaga jarak.

Di dekat kaca, sebuah tas berwarna putih dengan gagang perak menarik perhatiannya. Simple, cantik, dan terlihat kuat. Tanpa pikir panjang, dia mengambilnya.

Setelah membayar semua barang—tas coklat untuk Adelina, tas coklat model lain untuk Vivianne atas saran Nadhifa, dan tas putih itu—mereka pun keluar dari toko.

Nadhifa masih terlihat agak pucat. “Mas Renzo, tadi ... tadi kamu nggak lihat harganya dulu?” gumamnya merasa bersalah karena dia memilihkan dan Renzo langsung mengambil.

Renzo hanya tersenyum. “Hadiah itu soal niat, bukan angka, Dhifa. Yang penting tulus.”

Lalu, dengan gerakan tak terduga, dia menyodorkan tas mewah berisi tas putih itu kepada Nadhifa. “Ini buat lo.”

Nadhifa membelalak. “A-Apa? Nggak, Mas! Aku nggak bisa menerima ini!” tolaknya hampir panik. Dia bahkan sempat melihat harga tas itu, 55 juta rupiah. Lebih mahal dari tas yang dibeli untuk ibunya!

“Kenapa nggak? Ini hadiah karena lo udah bantu milih.”

“Tapi … itu terlalu mahal! Aku nggak pantas!”

Renzo tidak mendengarkan. Dengan lembut tapi pasti, dia mengambil tas itu dan mengalungkan tali tas itu ke pundak Nadhifa yang kaku.

“Cocok,” katanya, dengan senyum manisnya yang khas, mata yang berbinar. 

Sebelum Nadhifa bisa protes lebih lanjut, Renzo sudah berbalik dan berjalan menyusuri koridor mal, meninggalkannya begitu saja.

“Mas Renzo! Tunggu!” teriak Nadhifa, tapi pria itu hanya melambai tanpa menoleh, senyumnya masih tergambar jelas. 

Nadhifa berdiri terpaku, dengan tas seharga mobil bekas tergantung di pundaknya, merasa seperti dalam mimpi yang sama sekali tidak nyata. 

Degup jantungnya berdebar kencang, campur aduk antara rasa bersalah, kaget, dan sebuah kehangatan aneh yang mulai merayap di hatinya.

“Ingat Nadhifa, dia itu punya darah Alverio juga kaya kamu,” gumam Nadhifa yang tadinya senang jadi sesak.

Terpopuler

Comments

kalea rizuky

kalea rizuky

najis bgt tau mual q thor/Puke/ kok bs alarik suka ma cwok pdhl dia bersistri apakah dia lavender marrige

2025-10-21

0

Wina Yuliani

Wina Yuliani

ternyata ada kisah cinta terlarang yg nambahin kerumitan hidup nih

2025-10-16

1

lihat semua
Episodes
1 01. MEREKA BERCIUMAN
2 02. ANAK HARAM SANG KAKEK
3 03. DIKASIH TAS MAHAL
4 04. KERUDUNGNYA MAU COPOT
5 05. DITINGGAL SI ALIM
6 06. RENZO MABUK
7 07. DIAJAK DINNER MAS RENZO
8 08. DITINGGAL RENZO
9 09. TERJEBAK DI HALTE
10 10. DANA GELAP UNTUK NADHIFA
11 11. DIAJAK NIKAH RENZO
12 12. NASI GORENG NADHIFA DIREBUT
13 13. MENCARI CARA MENIKAHINYA
14 14. RESMI DILAMAR
15 15. BULAN MADU MANIS
16 16. SETELAH HALAL
17 17. ANAK ADOPSI NADHIFA
18 18. UNIT APARTEMEN SEBERANG
19 19. MASIH GUGUP
20 20. RENZO SUKA GOMBAL
21 21. MENJADI BUNDA DAN ISTRI
22 22. MALU TAPI MAU
23 23. BELUM DIKASIH ANAK
24 24. SUAMI IDAMAN BANGET
25 25. TERJEBAK KATA ‘GAY’
26 26. PIJATAN SUAMI
27 27. DI TANGAN YANG TEPAT
28 28. DIKEJAR PASUKAN KUCING
29 29. SETELAH PUASA WAKTUNYA UNBOX
30 30. GAYA ALA BIKSU
31 31. GADIS GILANYA
32 32. PINTUNYA TERBUKA DIKIT
33 33. KENANGAN SUSU STROBERI
34 34. AYAH IDAMAN
35 35. KECUP PELUK DI TAMAN HARAM GAK?
36 36. MALAM SETELAH AMARAH
37 37. KECUPAN ALA KANTOR
38 38. INSIDEN KUCING KAWIN
39 39. TANDA-TANDA KEHAMILAN
40 40. NADHIFA PINGSAN
41 41. MALU, ADUH MELOROT
42 42. JEALOUS DIKASIH ADIK
43 43. NYICIP SUSU
44 44. ADIK YANG POLOS
45 45. DIBENTAK, PINGSAN!
46 46. TERBUAI WANITA LAIN
47 47. PULANG KE ISTRI
48 48. KEUSILAN RENZO
49 49. YUDA X ARSHEN. ROMANTIS SIAPA?
50 50. MERAWAT BABY SALMA
51 51. BABY SITTER UNTUK SALMA
52 52. NADHIFA CEMBURU SAMA NANDINI
53 53. OM YANG POSESIF
54 54. SALMA BONEKA HIDUP
55 55. DIGIGIT SALMA
56 56. MANIS DAN GILA
57 57. BUTUH CHARGE
58 58. AYAH IDAMAN
59 59. ROMANTIS PAGI YANG TERGANGGU
60 60. PACAR IDAMAN
61 61. CALON MENANTU
62 62. SATU APARTEMEN, MASIH PACAR
63 63. TERLLAU INTIM DI DEPAN UMUM
64 64. MANDI SUCI
65 65. SALMA BISA JALAN
66 66. ABANG POSESIF
67 67. SOSIS JUMBO
68 68. JANJI DILAMAR
69 69. DISAAT SUAMI NAGIH
70 70. SI KECIL LIHAT OMNYA CIUMAN
Episodes

Updated 70 Episodes

1
01. MEREKA BERCIUMAN
2
02. ANAK HARAM SANG KAKEK
3
03. DIKASIH TAS MAHAL
4
04. KERUDUNGNYA MAU COPOT
5
05. DITINGGAL SI ALIM
6
06. RENZO MABUK
7
07. DIAJAK DINNER MAS RENZO
8
08. DITINGGAL RENZO
9
09. TERJEBAK DI HALTE
10
10. DANA GELAP UNTUK NADHIFA
11
11. DIAJAK NIKAH RENZO
12
12. NASI GORENG NADHIFA DIREBUT
13
13. MENCARI CARA MENIKAHINYA
14
14. RESMI DILAMAR
15
15. BULAN MADU MANIS
16
16. SETELAH HALAL
17
17. ANAK ADOPSI NADHIFA
18
18. UNIT APARTEMEN SEBERANG
19
19. MASIH GUGUP
20
20. RENZO SUKA GOMBAL
21
21. MENJADI BUNDA DAN ISTRI
22
22. MALU TAPI MAU
23
23. BELUM DIKASIH ANAK
24
24. SUAMI IDAMAN BANGET
25
25. TERJEBAK KATA ‘GAY’
26
26. PIJATAN SUAMI
27
27. DI TANGAN YANG TEPAT
28
28. DIKEJAR PASUKAN KUCING
29
29. SETELAH PUASA WAKTUNYA UNBOX
30
30. GAYA ALA BIKSU
31
31. GADIS GILANYA
32
32. PINTUNYA TERBUKA DIKIT
33
33. KENANGAN SUSU STROBERI
34
34. AYAH IDAMAN
35
35. KECUP PELUK DI TAMAN HARAM GAK?
36
36. MALAM SETELAH AMARAH
37
37. KECUPAN ALA KANTOR
38
38. INSIDEN KUCING KAWIN
39
39. TANDA-TANDA KEHAMILAN
40
40. NADHIFA PINGSAN
41
41. MALU, ADUH MELOROT
42
42. JEALOUS DIKASIH ADIK
43
43. NYICIP SUSU
44
44. ADIK YANG POLOS
45
45. DIBENTAK, PINGSAN!
46
46. TERBUAI WANITA LAIN
47
47. PULANG KE ISTRI
48
48. KEUSILAN RENZO
49
49. YUDA X ARSHEN. ROMANTIS SIAPA?
50
50. MERAWAT BABY SALMA
51
51. BABY SITTER UNTUK SALMA
52
52. NADHIFA CEMBURU SAMA NANDINI
53
53. OM YANG POSESIF
54
54. SALMA BONEKA HIDUP
55
55. DIGIGIT SALMA
56
56. MANIS DAN GILA
57
57. BUTUH CHARGE
58
58. AYAH IDAMAN
59
59. ROMANTIS PAGI YANG TERGANGGU
60
60. PACAR IDAMAN
61
61. CALON MENANTU
62
62. SATU APARTEMEN, MASIH PACAR
63
63. TERLLAU INTIM DI DEPAN UMUM
64
64. MANDI SUCI
65
65. SALMA BISA JALAN
66
66. ABANG POSESIF
67
67. SOSIS JUMBO
68
68. JANJI DILAMAR
69
69. DISAAT SUAMI NAGIH
70
70. SI KECIL LIHAT OMNYA CIUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!