Menantimu... Haruskah?
Pagi yang indah dan tenang di sebuah rumah sederhana di kota Bandarlampung, sebelum terdengar suara seorang wanita yg kira-kira umurnya 40 tahunan.
Namun masih terlihat sangat cantik, walaupun hanya pake daster.
"ALIA" teriak Asmi ibunya Alia.
Karena sudah terbiasa dengan suara merdu ibunya, Alia hanya menjawab santai.
" Apasih Bu, Masih pagi dah konser. Nggak inget kemaren tetangga kita Nek Imah hampir kena serangan jantung" sahut Alia sambil mengucek-ngucek matanya.
Sambil memegang gagang sapu Asmi pun memasuki kamar, melihat menyeluruh kamar Alia, dan ia pun tersenyum.
" Gini dong seharusnya kamar anak gadis, bersih, rapi, wangi" ucap Asmi sambil mendekati Alia dan duduk ditepi kasurnya.
" Gak kerasa anak ibu dah gede aja, bentar lagi ibu mantu " ucap ibu dan mengusap lembut kepala anaknya itu.
Alia pun beringsut ke pelukan ibunya.
" Ibu ngomong apasih, pengen banget ya Alia cepet- cepet ninggalin rumah ini" rengek Alia
Asmi pun terlihat agak sedih.
" Mau gimana lagi kak, kamu sih pake pacaran sama om-om, jadi gini kan. Tau- tau dilamar aja " keluh Asmi
Mendengar kata om-om tawa Alia pun pecah
" Hahaha.... ibu bilang mas Dimas om-om" ledek Alia lalu turun dari kasurnya menuju lemari baju
Asmi justru lebih terkekeh lagi.
" kalo bukan om-om apa dong, kamu masih muda Alia, masih 19 tahun, kuliah aja baru semester 3, nah si Dimas hampir sama umurnya sama ibu" tegas Asmi
Sambil berlalu ke kamar mandi Alia hanya menjawab dengan nada mengejek.
" Duh, ibuku pengen banget ya dibilang muda. Sama darimana nya? ibu sama mas Dimas itu beda sepuluh tahun" seru Alia sambil geleng-geleng sebelum menutup pintu kamar mandi.
Asmi hanya bisa tersenyum mendengar ucapan Alia. Sambil terus memandangi fhoto-fhoto Alia di dinding. Asmi sesungguhnya merasa sangat bahagia karena Alia sudah menemukan orang yang sangat baik. Yah, Dimas adalah sosok lelaki dewasa yang sangat baik, sopan dan sabar menurut Asmi. Dan lagi Dimas dan Alia sudah pacaran selama 3 tahun, sejak Alia SMA.
Sementara diruang makan Adi ( ayah Alia) sedang menunggu kedatangan istrinya untuk menyiapkan sarapan.
Sambil menarik kursi dia melirik Asmi yang baru datang.
" Konser pagi lagi Bu?" sindirnya.
" Ist, Ayah sama anak sama aja" keluh Asmi sembari menyiapkan makanan.
" Senyum dong Bu, jangan cemberut gitu. Teh ayah jadi hambar nih" bujuk Adi
Dan tak butuh waktu lama, Asmi akhirnya tersenyum, Adi sangat pintar membujuk Asmi.
Setelah keluar dari kamar nya, Alia memperhatikan tingkah ayah dan ibunya, mulutnya sudah gatal ingin menggoda kedua orangtuanya itu. Setelah menarik kursinya Alia duduk sambil terkekeh
" Astaga Ibu, senyuman nya maut banget sih, tapi jangan tebar pesona terus dong bu, ntar ayah diabetes lho!" goda Alia sambil mengedipkan sebelah matanya pada Adi dan di balas Adi dengan mengacungkan jari jempolnya di depan Alia.
Asmi yang melihat kelakuan suami dan putri nya itu hanya menggelengkan kepalanya. Dia sudah hafal betul dengan ayah dan anak yang sama- sama jail itu.
Setelah selesai sarapan, Alia membantu ibunya membereskan meja makan dan perlengkapan makan tadi.
Sementara Adi berangkat bekerja.
Dia bekerja di sebuah PT, sebagai mandor lapangan.
Sudah lebih dari 25 tahun Adi bekerja di Perusahaan itu, dari awalnya hanya operator mesin potong hingga ke jabatan nya yang sekarang.
Bahkan Adi bertemu dengan Asmi juga ditempat kerja nya itu, saat itu Asmi adalah anak pemilik kantin tempat biasa Adi makan siang, karena sering bertemu dan sering melihat senyum Asmi, Adi pun jatuh hati dan mereka pun menikah.
Pendidikan kedua orang tua Alia memang tidak tinggi, mereka hanya lulusan SMA, karena itu sebenarnya selagi bisa dan mampu, Adi ingin Alia mengejar cita-citanya menjadi seorang dokter.
Meskipun biaya untuk sekolah kedokteran memang tidak sedikit tapi Adi tetap berusaha. Selain itu Alia juga dibantu oleh kakak nya yang bernama Aldo. Dia saat ini bekerja di luar negeri.
Sedikit banyak, juga karena kerja keras dari Aldo lah, Alia bisa melanjutkan kuliah hingga ke perguruan tinggi.
Beberapa menit setelah ayah berangkat, terdengar suara klakson mobil.
Alia pun tahu siapa itu, pasti Dimas. Pacar nya yang dewasa dan sabar, meskipun begitu hubungan mereka juga seperti kebanyakan orang yang di bumbui dengan sedikit pertengkaran dan saling cemburu
Alia memeluk ibunya dan mencium punggung tangan ibunya.
" Bu, Alia berangkat kuliah dulu ya. Nanti Alia pulang sore, mau kerumah Fitri dulu. "
Asmi menahan tangan anaknya.
" Sudah minta ijin ayah? " tanya Asmi.
" Sudah dong Bu, kalau belum mana berani hayati " jawab Alia
Ibunya hanya tersenyum melihat kelakuan anaknya itu, dia justru senang karena anak nya tak sungkan pada nya.
Setelah Alia keluar rumah, Dimas segera membuka pintu mobilnya untuk Alia.
" Silahkan masuk nyonya Dimas" ucapnya dengan lembut.
Alya tersipu, wajahnya menggembung menahan tawa karena ucapan pacar nya itu
" Mas Dimas sarapan apa sih, pagi- pagi dah nge gombal " seru Alia sambil memasang save belt nya sendiri.
Dimas memutari mobilnya lalu duduk di kursi kemudi.
" Sarapannya seperti biasa, makanya kamu cepet- cepet dong jadi nyonya dimas, biar aku bisa sarapan yang spesial buatan kamu " goda Dimas sambil mengedipkan sebelah matanya.
" Mulai lagi deh " protes Alia
" Kenapa sayang, kamu gak suka ya " tanya Dimas
" Suka sih, asal kedipan nya jangan buat orang lain aja " ucap Alia mulai mulai membuat Dimas mengangkat alis nya
" Cuma sama kamu sayang, kita berangkat sekarang ya " potong Dimas lalu menyalakan mesin mobil dan melajukan mobilnya menuju kampus Alia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 338 Episodes
Comments
Cicih Sophiana
mampir ya thor
2022-08-31
1
Kim Såra
dimas anjay dimas😅
2022-08-14
1
Kim Såra
semangat thor
2022-08-11
2