02. Aku ingin menjadi diriku sendiri

Sebelumnya....

Setelah Darren meninggalkan pesta pertunangan Darrel dan Nancy, Daniel secara tak sengaja melihat bayangan Darren dan berbisik pada Zeya. "Aku lihat Bang Ren, tapi sepertinya dia sudah pergi. Aku rasa kita harus mencarinya. Aku takut dia ada masalah."

Zeya mengangguk paham. "Ya sudah, ayo kita cari dia."

Mereka meminta izin pada Mami Mia untuk menitipkan anak-anak. "Mi, Kakak antar Zeya ke toilet ya, titip anak-anak dulu," pinta Daniel. Mami Mia tersenyum. "Ya sudah, sana. Biar mereka sama Mami saja."

Daniel pun pergi sambil menggandeng Zeya sang istri meninggalkan kemeriahan pesta yang belum selesai. Dengan mengendarai mobilnya, Daniel dan Zeya menyusuri jalanan sambil memperhatikan sekelilingnya berharap bisa menemukan kakaknya. Hingga akhirnya mereka melihat sosok Darren berjalan di trotoar sambil menundukkan kepala.

"Itu dia," seru Zeya sambil menunjuk ke arah Darren.

Daniel langsung menghentikan mobilnya dan menghadang langkah Darren. Dia keluar dari mobil lalu menarik tangan Darren meski kakaknya itu berusaha memberontak, tetapi dia tidak memberi kesempatan. Tubuhnya didorong masuk ke dalam mobil, hingga dengan terpaksa dia duduk di kursi belakang. Keheningan pekat menyelimuti ruang sempit dalam mobil. Sesaat ketiganya membisu, hanya deru mesin dan tarikan napas tertahan yang terdengar.

Darren memalingkan wajah, menatap jalanan dengan pandangan hampa. Hingga kemudian suaranya memecah kebisuan. "Apa kalian membawaku untuk menertawaiku, atau memakiku karena aku seperti seorang pecundang yang hanya bisa berdiri di balik bayang-bayang Darrel?" Wajahnya dingin, penuh kekecewaan juga kemarahan.

Daniel mencuri pandang lewat kaca spion, mengamati raut wajah sang kakak yang tampak penuh amarah yang terpendam.

"Seburuk itukah penilaianmu terhadapku, Ren?" Suara Daniel terdengar berat.

Di antara lima bersaudara, ikatan batin antara Darren dan Daniel memang terasa paling kuat dan istimewa. Dengan selisih usia hanya satu tahun, mereka tumbuh bersama dan saling melengkapi. Mereka bukan hanya sekedar saudara, melainkan sahabat karib yang tak terpisahkan, tempat pertama bagi satu sama lain untuk berbagi cerita, baik suka maupun duka. Memahami isyarat dan tatapan mata tanpa perlu banyak kata.

Meskipun begitu, hubungan mereka dengan ketiga saudara lainnya pun tetap hangat, tetapi dengan dinamika yang berbeda. Namun, mereka tetap saling menghargai dan saling peduli.

Darren kembali diam, matanya memerah. Ia menghela napas dalam-dalam, lalu menunduk sambil memejamkan mata, berusaha menahan emosinya.

"Inilah yang aku tidak suka darimu, Ren," celetuk Daniel. "Kamu selalu sok kuat dan berpura-pura bahagia, padahal sebenarnya sangat rapuh," katanya dengan nada lebih tegas, menyingkapkan kekesalannya.

"Menangislah, jika kamu memang tak sanggup menahannya. Lepaskan semua beban di hatimu." Suara Daniel terdengar lembut, tetapi menyentuh hati, membuat Darren semakin terpuruk dalam kesedihannya.

Dua puluh menit kemudian, Daniel menghentikan mobilnya di depan sebuah hunian mewah di kawasan elit. Darren melompat keluar tanpa sepatah kata pun, diikuti Daniel yang bergegas membukakan pintu sebelah untuk Zeya, istrinya.

Darren langsung menuju kamarnya, begitu pun dengan Daniel dan Zeya. Di dalam kamarnya, Darren mengeluarkan koper lalu diisi dengan beberapa pakaian dan keperluan lainnya.

Daniel masuk ke kamar Darren, dia tampak terkejut dengan apa yang dilakukan kakaknya itu.

"Apa-apaan ini, Ren? Kamu mau ke mana?" Daniel bertanya sambil mendekat ke arah Darren.

Namun, Darren tidak menanggapi dan terus mengemas barang-barangnya tanpa menjawab pertanyaan Daniel.

"Ren, sampai kapan kamu akan terus diam seperti ini? Apa kamu pikir dengan hanya diam bisa menyelesaikan masalah? Mana Darren abangku, yang aku kenal selama ini?" lanjutnya bertanya dengan penuh kekhawatiran. Dia mencoba menghentikan tangan Darren yang terus memasukkan pakaian ke dalam koper.

"Bang, tolong bicara padaku. Apa yang sebenarnya terjadi?" ulang Daniel, kali ini dengan nada yang lebih lembut dan penuh perhatian.

Akan tetapi, Darren masih tetap diam, seolah tidak ingin membahas apa pun. Lalu tanpa diduga Daniel langsung meninju lengan Darren dengan kuat, membuat abangnya itu jatuh terjengkang.

Darren menatap dingin ke arah Daniel yang terlihat menantangnya. "Pukul, Ren! Ayo, pukul aku, jika itu bisa membuatmu merasa lega dan bisa melepaskan bebanmu!"

Darren yang sejak tadi berusaha menahan dirinya pun, tanpa pikir panjang langsung menyerang Daniel dengan pukulannya yang bertubi-tubi. Hingga mereka bergulat di lantai.

"Stop...! Apa-apa sih, kalian ini!" Zeya datang memisahkan mereka. Namun, yang terjadi malah membuatnya tercengang. Darren dan Daniel justru berpelukan sambil tertawa bersama.

"Kalian kekanakan, nggak lucu!" Zeya langsung keluar begitu saja dari kamar dengan ekspresi kesal.

Setelahnya mereka berdua duduk di lantai, dengan tangan di belakang sebagai penyangga badan. Wajah mereka terangkat menatap ke atas.

"Sudah lega, kan? Sekarang ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa kamu tadi hanya berdiri di belakang dan tidak bergabung bersama kami?" Daniel menegakkan tubuhnya sambil menoleh ke arah Darren.

"Tanpa aku katakan, seharusnya kamu sudah paham apa yang terjadi denganku, Niel." Darren menoleh ke arah Daniel sambil tersenyum tipis.

"Lagipula, aku merasa tidak pantas berada di antara kalian dengan penampilanku yang berantakan dan pikiran kacau begini. Aku juga tidak ingin ia tahu siapa aku dan Darrel..."

"Meskipun hatimu tersakiti dan terluka? Sampai kapan kamu akan seperti ini, Ren? Sampai kapan kamu akan terus..."

"Entahlah..." potong Darren cepat seraya bangkit dari duduknya. "Sekarang antarkan aku ke stasiun. Sepertinya aku harus keluar dari rumah ini. Aku ingin menjadi diriku sendiri tanpa embel-embel nama besar keluarga kita."

"Kamu yakin?" tanya Daniel.

"Ya," jawab Darren singkat.

Daniel menatap kakaknya dengan tatapan serius, lalu mengangguk pelan. "Baiklah, aku akan mengantarmu." Dia pun membantu Darren menyelesaikan packing, lalu keduanya meninggalkan rumah.

"Sayang, kamu di rumah saja, ya. Nanti kalau mereka pulang, bilang aku mengantar Bang Ren." Daniel mencium kening istrinya dengan sayang. Zeya hanya mengangguk tanpa banyak bertanya.

Di mobil, Darren kembali diam, memandang keluar jendela sambil memikirkan langkah selanjutnya. Daniel sesekali meliriknya, tetapi tidak bertanya lebih lanjut. Setelah beberapa saat berkendara, mereka tiba di stasiun.

"Kamu hati-hati ya, Bang. Jaga dirimu baik-baik." Daniel memeluk Darren dengan erat. "Aku akan selalu ada untukmu. Jangan ragu untuk meminta bantuanku jika membutuhkan sesuatu."

Darren membalas pelukan adiknya, perasaanya sedikit lebih lega. "Terima kasih, Niel." Darren melepaskan pelukan, lalu naik ke dalam kereta dan melambaikan tangan pada Daniel yang masih berdiri di peron, menatap kereta yang membawa kakaknya pergi.

*

Mami Mia beserta rombongan akhirnya tiba di rumah. Sebelum memutuskan pulang ke rumah, ia meminta Papi Baim untuk mampir ke bengkel Darren. Akan tetapi, tidak ditemukan keberadaan putra keduanya itu di sana. Terpaksa ia pulang dengan membawa kekecewaan.

Zeya menyambut mertuanya dengan tersenyum hangat. Kedua anaknya pun langsung menghambur memeluknya. "Mama... Na, ngantuk," rengek Adzana sambil mengucek matanya.

"Loh, kamu sendiri di rumah? Kakak, mana?" tanya Mami Mia sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.

"Daniel mengantar Bang Ren ke stasiun, Mi. Bang Ren bilang...."

Semua mata tertuju pada Zeya dengan pandangan serius terutama Darrel.

.

.

.

Jangan lupa like nya ya...

Terpopuler

Comments

✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia

✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia

nah kalo ini aku ingat. anaknya Safira kan? 🤣

2025-10-10

2

ora

ora

Ini berarti Zana dan Zondo masih pada kecil-kecil, ya🤭

2025-10-10

1

✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia

✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia

wajah daren tidak mirip dengan darel kah

2025-10-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!