Sesaat, Mata Mereka Bertatapan

Putri Daniella naik pelan, langkahnya percaya diri, sampai ke atas.

Dari sana, dia melihat perumahan dan bangunan di balik dinding, angin sejuk menyapu rambutnya, membuatnya tersenyum gembira.

Dia memotret beberapa foto, hati berbunga seperti gadis biasa yang bebas. Erik di bawah terus mengawasi, jantungnya berdegup kencang, siap menangkap jika sesuatu terjadi.

Setelah puas, Putri Daniella turun perlahan. Erik mendekat, naik tangga untuk memegang tangannya.

"Gak perlu bantuin aku turun dan pegangin tanganku. Aku bisa sendiri. Minggir gak?" katanya kesal.

Erik turun lagi, tapi saat Daniella di anak tangga ketiga terakhir, kakinya terpeleset di permukaan licin.

"Aaa!" jeritnya, tubuhnya hampir jatuh.

Erik sigap melompat, menangkapnya dalam pelukan kuatnya, tangannya merangkul pinggang gadis itu, menahan agar tak terjatuh ke tanah keras.

Jantung Erik berdegup kencang seperti genderang perang, nafasnya tersengal, aroma parfum Putri Daniella yang manis menyentuh hidungnya.

Sesaat, mata mereka bertatapan, mata hijau Daniella penuh kejutan dan malu, mata Erik penuh kekhawatiran dan sesuatu yang lebih dalam.

"Lepasin! Aku bisa jalan sendiri," teriak Daniella, mendorong tubuh Erik dengan kasar, wajahnya memerah karena malu dan marah.

Tapi saat melangkah, kakinya nyeri hebat.

"Aduh, sakit!" jeritnya, hampir jatuh lagi.

Erik langsung merangkul pundaknya, memapahnya pelan ke mobil.

"Maaf, Tuan Putri," katanya, suaranya lembut penuh penyesalan. Dia membuka pintu belakang, membiarkan Daniella duduk menghadap keluar, kakinya di luar.

Dari kotak P3K di dashboard, Erik jongkok di depannya, mengangkat kaki kiri gadis itu pelan, melepas heelsnya, dan meletakkan di lutut pahanya.

Dia mengoles olive oil dengan lembut, jarinya menyentuh kulit halus Daniella, hati berdegup antara tugas dan perasaan aneh yang mulai tumbuh.

Daniella tak protes, membiarkan saja, meski hatinya campur antara sakit dan malu.

"Sakit banget tahu, kakiku pasti terkilir. Ini semua gara-gara kamu. Dasar tolol, gak becus," katanya meringis, suaranya bergetar menahan nyeri.

"Maaf, Tuan Putri, bisa ditahan sedikit? Kaki Tuan Putri memang keseleo," kata Erik, suaranya penuh empati.

"Saya pernah belajar medis darurat serta terapi tulang, jadi tahu bagaimana mengatasi kondisi ini. Putri tak perlu khawatir. Tahan sedikit, agak sakit memang."

Dia memijat pergelangan kaki itu, menekan otot dengan ibu jari, membuat gerakan memutar kecil.

"Auu... aduh... sakit bodoh! Kamu mau nyakitin aku ya?" jerit Daniella, menahan sakit, kukunya mencengkram bahu Erik kuat-kuat, meninggalkan goresan merah di kulit pria itu.

Setelah selesai, Daniella menarik kakinya, menggeser tubuh ke jok. Erik menutup pintu, duduk di belakang kemudi, dan melajukan mobil kembali ke istana.

Putri Daniella masih merintih sepanjang jalan, mengeluh tanpa henti.

"Nanti setelah sampai di istana, Tuan Putri istirahat saja. Saya jamin, besok pagi sudah tidak sakit lagi. Pasti sembuh," sebut Erik, mencoba menenangkan.

"Seenaknya aja kamu ngomong gitu! Kakiku yang sakit. Kalau sampai minggu depan belum sembuh, bukan hanya aku pecat kamu jadi sopir, tapi kamu siap-siap mendekam di penjara karena telah membuatku terluka. Paham!" teriak Daniella, suaranya tinggi, hati panik memikirkan pertemuan dengan Pangeran Felix.

Erik melirik melalui kaca dashboard, matanya penuh kekhawatiran tulus.

"Gak usah lihat-lihat kamu! Dengar, ini hari pertamamu kerja, sekaligus hari terakhir. Aku pastikan kamu dipecat setelah ini, dan keluar dari istana. Aku gak mau lihat wajah kamu lagi," kesalnya, suaranya bergetar antara marah dan sakit.

Erik diam saja, hatinya berat tapi sabar.

"Bisa-bisanya Paman bilang sopir profesional, lulusan terbaik. Tapi baru tiga jam kerja sudah membuat aku celaka seperti ini. Tak bertanggung jawab banget," gerutu Daniella lagi.

Mereka tiba di istana saat matahari hampir terbenam, cahaya oranye menyinari gerbang megah. Daniella turun tanpa heels, nyeker, dipapah Erik yang hati-hati.

Beberapa staf perempuan berlari tergopoh-gopoh, mengambil alih, membawa Daniella ke kamarnya.

"Dengar semuanya, jangan sampai ada berita tersebar kakiku keseleo. Awas aja kalau sampai informasi ini keluar istana!" ancamnya, suaranya tegas meski wajahnya pucat.

Di kamarnya, Daniella berbaring, kakinya masih nyeri, tapi dia tolak tim medis. Dia langsung hubungi Pangeran Gustav, meminta pemecatan Erik.

Sementara itu, Erik kembali ke asrama staf di sayap istana, ruangan sederhana dengan aroma kayu dan mesin mobil.

Dia melepas kemeja dan dasi, mandi sore dengan air hangat yang tak bisa hilangkan lelah hatinya. Berdiri di depan cermin, tubuh tingginya 188 cm yang atletis terpantul, dia melihat goresan merah di bahu, bekas kuku Daniella.

Erik meraba goresan itu, lalu tersenyum penuh arti, mata teduhnya memancarkan ketenangan aneh.

Entah mengapa, meski terancam pemecatan atau penjara, hatinya tak gundah. Mungkin karena sentuhan itu, jeritan itu, membuatnya merasa lebih dekat dengan gadis keras kepala yang sudah lama menyentuh hatinya.

Di luar jendela, malam mulai turun, salju tipis mulai jatuh seperti harapan yang rapuh, tapi Erik tetap santai, siap menghadapi badai yang datang.

********

Terpopuler

Comments

Ryner

Ryner

Thor, jangan diam aja, kasih kabar kalo ada kendala, kami akan terus menunggu!

2025-10-10

1

lovebunny

lovebunny

maksudnya kendala apaan tuh..he..he

2025-10-10

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Pertemuan
2 Putri Cantik Arogan
3 Berani Kamu Menentang Perintahku???
4 Saya Khawatir Tuan Putri
5 Sesaat, Mata Mereka Bertatapan
6 Rumor Dating Sang Pangeran
7 Dia Tak Mungkin Kugapai
8 Cinta Lain Di Belakangku
9 Dia Seperti Malaikat
10 Aku Belum Bisa Memaafkanmu
11 Dia Merasa Sendirian
12 Mau Petik Berry Pesanan Pacarmu ya???
13 Hatinya Mulai Berbunga???
14 Jantungnya Berdegup Kencang
15 Dia Tersentak, Hatinya Meleleh
16 Merebahkan Kepala di Pangkuannya
17 Hatinya Hangat
18 Rumor Hubungan Putri dan Sopirnya
19 Pangeran Felix, Cinta Pertamanya
20 Melepaskan atau Melanjutkan Hubungan????
21 Menenangkan Hati Putri
22 Malam Berdua di Dermaga Tua
23 Foto Putri di Dompetnya
24 Skandal Merusak Citra Kerajaan
25 Ingin Berkemah di Tepi Danau Bersamamu
26 Apa Dia Pacarmu???
27 Naik Perahu Bersamamu
28 Peluk Aku Biar Hangat
29 Tersipu Malu
30 Ciuman Tak Terduga
31 Jangan Pernah Bahas Kejadian Malam Itu!
32 Pulang ke Rumahnya di Desa
33 Sudah Yakin, Kembali Bersamanya
34 Menjalani Takdirnya
35 Mereka Akhirnya Balikan
36 Makan Malam Romantis di Pinggir Pantai
37 Kenangan Bersamamu Terus Muncul
38 Merindukanmu
39 Hatinya Hampa
40 Kerinduan yang Membuncah
41 Kenangan Indah Bersamanya
42 Pertemuan yang Melankolis
43 Aku Rindu Pada Sopirku
44 Kembalilah ke Istana
45 Berboncengan Motor Butut
46 Tidur di Sisinya
47 Malam Panas Penuh Gelora
48 Cumbuan Itu Hanya Pelampiasan??
49 Keraguan yang Menyelinap
50 Maaf, Tuan Putri
51 Selamat Tinggal Tuan Putri
52 Jangan Mencarinya, Dia Sudah Pergi
53 Pamit Pergi Jauh
54 Diantara Dua Hati
55 Apa Dia Punya Rasa yang Sama??
56 Hatinya Seperti Lautan Gelap
57 Ungkap Perasaan
58 I Miss You So Much and I Love You
59 Mandi Bersama
60 Sebuah Keputusan
61 Bisakah Kamu Didekatku Terus?
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Awal Pertemuan
2
Putri Cantik Arogan
3
Berani Kamu Menentang Perintahku???
4
Saya Khawatir Tuan Putri
5
Sesaat, Mata Mereka Bertatapan
6
Rumor Dating Sang Pangeran
7
Dia Tak Mungkin Kugapai
8
Cinta Lain Di Belakangku
9
Dia Seperti Malaikat
10
Aku Belum Bisa Memaafkanmu
11
Dia Merasa Sendirian
12
Mau Petik Berry Pesanan Pacarmu ya???
13
Hatinya Mulai Berbunga???
14
Jantungnya Berdegup Kencang
15
Dia Tersentak, Hatinya Meleleh
16
Merebahkan Kepala di Pangkuannya
17
Hatinya Hangat
18
Rumor Hubungan Putri dan Sopirnya
19
Pangeran Felix, Cinta Pertamanya
20
Melepaskan atau Melanjutkan Hubungan????
21
Menenangkan Hati Putri
22
Malam Berdua di Dermaga Tua
23
Foto Putri di Dompetnya
24
Skandal Merusak Citra Kerajaan
25
Ingin Berkemah di Tepi Danau Bersamamu
26
Apa Dia Pacarmu???
27
Naik Perahu Bersamamu
28
Peluk Aku Biar Hangat
29
Tersipu Malu
30
Ciuman Tak Terduga
31
Jangan Pernah Bahas Kejadian Malam Itu!
32
Pulang ke Rumahnya di Desa
33
Sudah Yakin, Kembali Bersamanya
34
Menjalani Takdirnya
35
Mereka Akhirnya Balikan
36
Makan Malam Romantis di Pinggir Pantai
37
Kenangan Bersamamu Terus Muncul
38
Merindukanmu
39
Hatinya Hampa
40
Kerinduan yang Membuncah
41
Kenangan Indah Bersamanya
42
Pertemuan yang Melankolis
43
Aku Rindu Pada Sopirku
44
Kembalilah ke Istana
45
Berboncengan Motor Butut
46
Tidur di Sisinya
47
Malam Panas Penuh Gelora
48
Cumbuan Itu Hanya Pelampiasan??
49
Keraguan yang Menyelinap
50
Maaf, Tuan Putri
51
Selamat Tinggal Tuan Putri
52
Jangan Mencarinya, Dia Sudah Pergi
53
Pamit Pergi Jauh
54
Diantara Dua Hati
55
Apa Dia Punya Rasa yang Sama??
56
Hatinya Seperti Lautan Gelap
57
Ungkap Perasaan
58
I Miss You So Much and I Love You
59
Mandi Bersama
60
Sebuah Keputusan
61
Bisakah Kamu Didekatku Terus?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!